PUASKAN AKU!

dorrr!!

Suara tembakan kembali Elouise dengar. Bahkan kali ini, Elouise bisa melihat peluru tersebut bersarang di salah satu batang pohon yang ia lewati.

“Ahhh!!!” Kini Elouise berteriak karena salah satu peluru itu menyerempet lengan bagian atasnya. Ia bisa merasakan perih di sana, tapi ia berusaha menahannya.

Elouise berlari semakin kencang. Taman belakang Mansion Keluarga King memang langsung berhubungan dengan sebuah hutan.

Tak banyak berpikir lagi apa yang ada di hadapannya, Elouise terus berlari menerjang apapun. Ia bahkan sudah tak mempedulikan kaki ataupun lengannya yang berkali-kali terkena sabetan ranting.

Dorrr!!!

“Elouiseeeee!!!” Sebuah suara memanggil namanya setelah sebuah tembakan dilesatkan. Elouise mengenal suara itu, suara yang sama dengan pria yang ada di layar televisi di ruang rahasia.

Elouise merasa saat ini dirinya sudah seperti hewan buruan yang dikejar oleh seorang pemburu dan beberapa anjing galak.

“Ya Tuhan, tolong aku,” gumam Elouise.

Sampai akhirnya ia tiba di sebuah pagar yang cukup tinggi. Elouise yakin itu adalah batas kepemilikan lahan. Ia tidak tahu itu milik siapa, yang pasti ia harus bergegas berpindah ke sana, untuk menyelamatkan dirinya.

Elouise melihat sebuah pohon yang tepat berada di sisi pagar tersebut, ia langsung memanjat dengan perlahan karena ia tak ingin jatuh dan justru membuat tenaganya akan semakin terkuras habis.

Mata Elouise bisa melihat ada sekitar sepuluh orang yang mengejarnya di belakang saat ia berhasil naik ke salah satu dahan yang cukup besar. Ia kembali naik agar sampai di tinggi yang pas untuknya berpindah.

“Tembak dia!!” perintah pria dengan penutup wajah itu. Elouise yang kaget langsung melompat ke seberang pagar. Perutnya sedikit terkena bagian atas pagar yang begitu tajam, hingga ia bisa merasakan darah mulai mengalir dan merembes mengenai kemejanya.

Elouise bangkit dan kembali berlari tanpa menghiraukan keberadaan mereka yang mengejarnya.

“Sialannn!!! Ia masuk ke area mafia ‘King Ace’. Kita tak mungkin menerobos, kecuali meminta bantuan langsung pada Mr. Ace,” ujar pria bertopeng itu.

“Ayo!” Ia pun memerintahkan anak buahnya untuk kembali dan mengatur rencana selanjutnya.

**

Nafas Elouise mulai tak beraturan, rasa sakit rasanya sudah meremukkan seluruh tubuhnya.

“Dad, Mom, Kak, aku bisa keluar dari sana. Kalian tentu bangga padaku kan?” gumam Elouise.

Elouise duduk sambil bersandar di salah satu pohon di sana. Ia melihat sebuah villa besar yang begitu tersembunyi. Villa itu berdiri di pinggir jurang yang langsung berbatasan dengan laut.

Aku harus meminta tolong pada seseorang di sini. Tapi, apakah mereka akan menolongku? - batin Elouise.

Ia mencoba berjalan meski kakinya juga terasa sakit. Ia tak tahu lagi berapa banyak memar dan luka yang ada di tubuhnya karena yang ada dalam pikirannya saat ini hanyalah menjauh.

Tak kuat berjalan lagi, Elouise berhenti untuk sekedar minum dan makan sesuatu yang tadi ia bawa. Ia memejamkan matanya sesaat, berharap esok hari segera datang agar tubuhnya lebih baik dari sekarang meski rasa perih tak dapat ia tahan terus. Saat ini, ia bisa mendengar suara deburan ombak yang sepertinya menghantam bebatuan dan begitu indah di telinganya.

Ia menghela nafas pelan sambil memejamkan matanya untuk sekedar beristirahat.

**

“Apa yang kamu dapatkan, Sam?” tanya Nathan yang sampai di Villa miliknya.

Sam memberikan sebuah surat yang berisikan ancaman pada Nathan. Ia langsung meremas surat tersebut dengan tatapan yang tajam.

“Aku yakin, siapa pun yang meletakkan ini, pasti masih ada di villa ini atau setidaknya ada di sekitar sini. Cari dengan teliti, dan tangkap semua orang yang mencurigakan!” perintah Nathan.

“Baiklah,” Sam pun keluar dari Villa untuk menemui beberapa anak buah kepercayaannya. Mereka langsung mendapat perintah untuk bekerja saat itu juga.

Haru sudah menjelang sore, matahari sudah mulai turun dan langit mulai sedikit gelap. Para anak buah yang dipecah oleh Sam menjadi beberapa regu pun sudah mulai bergerak. Mereka mencari hingga ke bagian belakang Villa, perbatasan dengan sebuah area yang ntah milik siapa.

Nathan duduk di balkon kamar tidurnya sambil melihat kembali surat yang dikirimkan padanya itu. Ia melihat tulisan tersebut beberapa kali dan mencoba mengerti apa maksudnya, tapi ia sama sekali tak mengerti.

Siapa yang melakukan ini untuk mempermainkanku? Tak mungkin sembarang orang karena hanya sedikit sekali yang tahu tentang ini. Apa mereka sengaja mempermainkanku agar membuatku lengah? Ya, pasti itu. - batin Nathan.

Sambil menunggu kabar dari Sam, Nathan mengambil ponselnya, kemudian menghubungi kembarannya.

“Ada apa, Nath?”

“Nix, pikirkan kembali apa yang akan kamu lakukan. Jangan sampai kamu menyesal. Kamu bisa bertanggung jawab padanya tanpa harus menikahinya,” kata Nathan.

“Aku tahu, tapi aku juga tak tega jika melihat masa depannya hancur karena aku. Tak mungkin ada yang mau dengannya, apalagi dia mengalami lumpuh pada kedua kakinya,” kata Nixon.

“Apakah itu lumpuh permanen?” tanya Nathan.

“Tidak. Dokter bilang dengan melakukan terapi maka akan bisa disembuhkan, asal teratur dan disiplin.”

“Kalau begitu sebaiknya jangan terjebak. Aku tak ingin kamu menyesal karena pernikahan bukanlah permainan.”

“Aku mengerti. Akan kupikirkan lagi.”

“Bagus! Masih ada waktu untukmu berpikir. Ingat! Jangan salah mengambil langkah.”

“Hmm …”

Sambungan ponsel itu pun terputus. Nathan kembali menatap langit di mana sudah semakin gelap. Pemandangan laut yang langsung terlihat dari balkon kamar tidurmya membuat perasaannya semakin campur aduk.

Je, jika ada dirimu di sini, tentu kita akan bahagia bersama. Kita pasti sudah memiliki anak-anak yang lucu, tampan dan cantik. - batin Nathan yang tak pernah bisa menghilangkan ingatannya pada Jenia.

**

“Tuan!”

Nathan yang awalnya sedang termenung seorang diri pun langsung bangkit saat mendengar suara asisten pribadinya, Sam.

“Ada apa, Sam?” tanya Nathan.

“Mereka menemukan seseorang,” jawab Sam.

Nathan pun langsunh keluar dari villa miliknya dan ingin cepat melihat siapa yang berhasil ditangkap oleh para anak buahnya.

Mata Nathan menangkap sosok seorang wanita yang belum pernah ia lihat.

“Siapa dia?” tanya Nathan.

“Ia tak menyebutkan namanya meski kamu tanya berkali-kali.”

“Lalu apa yang kamu temukan lagi?”

“Di dalam tas ransel miliknya tersimpan beberapa jenis senjata,” jawab Sam.

Mata Nathan menelisik wanita itu dan menatapnya dengan tajam, “senjata? Apa salah satunya ada senjata milik kita?”

“Ya, di sana ada salah satu jenis senjata yang kita miliki,” ungkap Sam.

“Tuan, aku tidak mencurinya,” kata Elouise.

“Lalu bagaimana bisa senjata-senjata itu ada di tanganmu? Bahkan kamu masuk ke dalam daerah yang merupakan daerah kekuasaanku,” kata Nathan.

Nathan meminta Sam untuk menjauhkan anak buah mereka dari sana, juga membawa tas ransel yang berisi senjata itu.

”Katakan padaku, apa yang kamu lakukan di sini?” tanya Nathan.

“Sembunyikan aku, maka aku akan mengabulkan apapun permintaanmu,” kata Elouise sambil memegang tangan Nathan dan berlutut memohon.

“Apapun?” Nathan menatap tajam ke arah manik mata Elouise.

“Ya, apapun.”

“Kalau begitu, puaskan aku!”

🌹🌹🌹

Terpopuler

Comments

s

s

meski kami tanya berkali kali

2024-11-16

0

s

s

oh ace panggilan di dunia mafianya ya

2024-11-16

0

Renireni Reni

Renireni Reni

lahhh

2023-07-21

2

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!