Tepat pukul 4 sore Erina sudah lebih dulu sampai di Cafe yang sama dengan kemarin.
" maaf ya saya telat jalannya sedikit macet" ujar Cakra datang menghampiri Erina
" tidak masalah, saya juga baru datang"
Sebelumnya Cakra dan Erina memesan minuman terlebih dahulu.
" oh iya ini helmnya, maaf ya saya tadi lupa" ujar Erina ia berusaha biasa saja menghilangkan kegugupannya.
" gapapa kok"
Tidak lama kemudian pesanan mereka datang, Erina langsung meminumnya sampai setengahnya karena gugup sama halnya dengan Cakra yang langsung menghabiskan minumannya.
" jadi mau ngomong apa?" ujar Cakra bertanya
" hmm, tentang lamaran Pak Cakra yang kemaren saya sudah berbicara dengan Bunda saya" ujar Erina terhenti karena gugup di tatap Cakra.
" dan Bunda saya bilang untuk Pak Cakra datang saja ke rumah namun bukan untuk melamar hanya perkenalan saja " ucap Erina
Cakra tersenyum, karena diberikan kesempatan setidaknya ia tidak langsung di tolak.
" baik kalo gitu, kapan saya boleh ke rumah bertemu Bunda mu"
" hari jumat Pak"
" iya Saya Siap apapun ituu " ujar Cakra optimis.
Erina sedikit menyunggingkan senyumnya, baru kali ia melihat Laki-laki yang semangat untuk bertemu dengan kedua orangtuanya.
Selesai berbincang-bincang sedikit Erina diantar Pulang Cakra ke rumahnya.
" Sudah Pak disini saja, Rumah saya yang pager hitam itu" ujar Erina karena terlalu takut jika turun di depan rumahnya
" Baiklah, kalo gitu sampai bertemu hari jumat yaa" ujar Cakra
Erina tersenyum lalu segera pergi meninggalkan Cakra yang masih belum pergi.
Setelah melihat Erina masuk Ke Rumah, Cakra lalu segera pulang,
Malam harinya Erina terus terbayang-bayang wajah Cakra yang tersenyum padanya.
" Aku cerita jangan ya ke sahabat- sahabt aku, tapi jangan deh mereka nanti malah neror dengan pertanyaan yang aneh-nahe lagi mending nanti aja deh" gumam Erina.
Sebenarnya hati Erina sangat nyaman jika dekat dengan Cakra tapi untuk langsung menikah hatinya sedikit ragu, ia masih kuliah dan lagi ia juga harus jadi istri apakah dia bisa menjadi istri yang baik itulah keraguan Erina.
\=\=\=
Walaupun belum tahu ia akan menikah atau tidak, sudah dua hari ini Erina sudah mulai membiasakan Diri bangun lebih pagi dari biasanya, beres-beres kamarnya dan membuat sarapan dan mengerjakan pekerjaan rumah yang lain. Erina juga mulai belajar masak walapun sebenarnya ia bisa masak tapi ia ingin belajar lebih lagi.
" Erina duduk sini sebentar Bunda mau bicara " ucap Bunda
" iya Bunda kenapa ?"
" kamu siap kalo nanti misalkan menikah ? " tanya Bunda karena melihat sikap Erina yang sedikt berbeda .
" Siap Bun, apapun keputusan Bunda nanti Erina bakal terima kok, Erina hanya membiasakan diri saja mandiri Bun kan jika suatu hari nanti Erina sudah menikah dan punya rumah rumah sendiri jadi Erina ga kaget bun dan bisa ngejain semuanya" ujar Erina tersenyum
" Yasudah mending sekarang Mandi sana, ikut Bunda kita belanja Ke pasar"
" iya Bun Siap"
Erina berlallu pergike kamarnya.
\=\=\=
Hari jumat Tiba, Erina sudah bersiap-siap.
" hari ini jadikan Dia datang kesini?" tanya Bunda
" Jadi Bun, tadi udah chat Erina lagi otw kesini " ujar Erina bersikap biasa saja
" yasudah tunggu di depan nanti malah nyasar lagi karena gugup "
Erina mengangguk lalu pergi keluar.
Selang beberapa menit kemudian Cakra sudah datang, ia membawa buah-buahan dan memberikannya pada Erina.
" Ayo masuk, Bunda sama Ayah ada di dalem" Ucap Erina mempersilahkan Cakra masuk
" Bunda Ayah itu udah dateng dan ini di bawain buah-buahan" ucap Erina berbicara pelan
" Iya kalo gitu sana siapin minuman sama makanannya "ucap Bunda lalu pergi
" jangan galak-galak Ayah Bunda" u8cap Erina
" Ayah ga galak ga tau kalo Bunda" ucap Ayah sedikit tersenyum
" segalak-galaknya Bunda, ga sampe ngegigit kali udaha sana cepet bikin minum "
Erina berlalu pergi ke dapur sedangkan Ayah dan Bundanya pergi menemui Cakra.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 121 Episodes
Comments
Baiq Dwi Yunita Ratmawa
alku senyum2 sendiri bacanya...kok jadi baper😊😊
2021-09-07
1