Permintaan

Yoga segera mendekati sesuatu yang terjatuh dari tas Naira tersebut. Dan ternyata tanda pengenal Naira di kampusnya. Sontak Yoga berlari untuk mengembalikan tanda pengenal itu. Tapi ternyata, Naira sudah tidak berada lagi di sana. Yoga kehilangan jejak akan Naira.

Dia seorang mahasiswi kedokteran?

Yoga pun menyimpan tanda pengenal itu. Bersamaan dengan Tania yang baru saja keluar dari toilet supermarket.

"Hei, kenapa terdiam?" Tania menanyakannya kepada Yoga.

"Em, tak apa." Yoga pun berusaha bersikap biasa-biasa saja kepada Tania.

Malam harinya...

Malam hari yang cerah menjadi saksi Naira yang kehilangan tanda pengenalnya. Ia pun mengingat kejadian sebelumnya, di mana tanda pengenal itu bisa hilang. Namun, Naira tidak bisa mengingatnya. Ia sudah mencari di dalam tas, laci meja belajar, bahkan sampai di bawah kasurnya. Tapi ternyata tanda pengenalnya tidak juga ditemukan.

"Astaga, ke mana ya?"

Naira adalah sosok gadis cantik berkulit putih dengan tatapan mata yang meluluhkan hati. Ia memiliki senyum manis yang mampu menghipnotis siapa saja. Bibirnya tipis berwarna merah muda dengan bulu mata yang lentik. Ia juga bertubuh langsing dengan bentuk dada dan pinggul yang proporsional. Naira memiliki body goals di usia mudanya.

"Aduh, sudahlah. Aku buat lagi saja." Ia pun akhirnya pasrah mencarinya.

Lain Naira, lain juga dengan Yoga yang sedang memerhatikan tanda pengenal itu di tangannya. Ia perhatikan wajah Naira yang ada di sana. Dan entah mengapa hatinya seperti tersengat aliran listrik. Wajah Naira membuatnya terbayang-bayang dengan pertemuan mereka. Yoga pun tak tahu apa yang terjadi pada dirinya. Ia biarkan berjalan begitu saja. Sampai akhirnya dering telepon menyadarkannya.

"Halo?" Yoga segera mengangkatnya.

"Ada misi untukmu. Dua puluh juta untuk dua minggu," kata seseorang dari seberang.

"Baik. Aku ambil." Yoga pun segera mengiyakannya. Ia melupakan sejenak tentang Naira.

Dua minggu kemudian...

Kepadatan ibu kota menjadi saksi Yoga yang bertemu kakaknya di sebuah gedung perkantoran mewah. Ia tampak melaporkan kinerja selama dua minggu terakhir. Tampak Zeon yang mendengarkan setiap penuturan adiknya.

"Jadi mereka menyewa mata-mata untuk setiap lokasi dari kantor cabang kita?" tanya Zeon kepada adiknya.

"Benar, Kakak. Dan mereka ingin membuat salah satu kantor cabang menderita kerugian besar. Sehingga muncul polemik di dalamnya. Aku rasa hal ini tidak bisa dibiarkan begitu saja," tutur Yoga kepada kakaknya.

Yoga adalah seorang agen dari kakaknya sendiri. Ia bertugas mencari tahu penyebab masalah yang terjadi di perusahaan kakaknya. Yang mana akhir-akhir ini kantor cabang mengalami penurunan penjualan yang drastis, tidak seperti biasanya. Dan Yoga mendapatkan bukti jika ada sekelompok orang yang ingin menjatuhkan kantor cabang kakaknya. Ia juga segera mencari tahu data orang-orangnya. Katakanlah Yoga seorang ahli IT yang banyak terjun ke lapangan sebagai intel perusahaan.

"Baik. Aku terima laporanmu. Untuk sementara kau temani Tania di apartemenku. Jangan sampai ada yang mengganggunya. Aku akan bekerja sekarang." Zeon menuturkan.

"Baik, Kak." Yoga pun menyanggupinya.

Sore harinya...

Semburat merah menghiasi langit ibu kota. Saat ini pukul lima sore waktu ibu kota dan sekitarnya. Tampak Tania yang baru saja pulang dari aktivitas modelingnya. Dan Yoga pun menemaninya.

"Aku lelah sekali. Aku ingin pijat refleksi. Kau bisa memijatku, Yoga?" tanya Tania kepada Yoga.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!