Hari berikutnya,,,,
Rissa sudah bersiap siap menuju ke kampus, dia sengaja berangkat lebih pagi, agar bisa berjualan dulu sebelum masuk kuliah nanti.
Hari ini gadis itu membuat 20 porsi bubur ayam sehat dengan resep turun temurun dari nenek kemudian turun ke ibu dan turun kepadanya. Setelah semua beres, gadis cantik itu keluar dari kontrakan dengan wajah riang gembira.
"Bissmillah,,,, semangatt! semoga daganganku hari ini laris manis! Aamiin..." ucap Rissa lalu melangkah pergi meninggalkan kontrakan sempitnya.
Di tengah jalan, ada tetangga yang biasa membeli bubur Rissa ingin membeli bubur gadis itu. Setelah melayani pembeli bubur pertamanya, Rissa kembali berjalan menuju ke kampusnya.
Rissa menjajakan buburnya saat melintasi beberapa mahasiswa yang ada di taman kampus.
"Rissa,, aku mau beli bubur dong"
Rissa tersenyum lalu menghampiri calon pembelinya. Dengan sangat ramah gadis itu melayani mereka mereka yang mau membeli bubur ayamnya.
Sementara itu dari kejauhan, Dermawan yang saat itu sedang mengayuh sepeda ontelnya memasuki gerbang kampus. Pandanganya langsung tertuju di kerumunan mahasiswa dan pemuda itu yakin Rissa sedang berjualan disana.
Lalu Dermawan muda memarkirkan sepedanya dan berjalan cepat menghampiri Rissa yang saat itu baru selesai melayani pembeli buburnya
"Rissa"
Rissa menoleh dan terkejut saat pemuda yang bertemu dengannya kemarin datang menghampirinya.
"Iya, ada apa?" tanya Rissa dengan jantung berdebar debar. Bahkan banyak mahasiswi yang baru pertama kali melihat pemuda itu juga ikut terpana akan ketampanannya.
"Buburnya masih?" tanya Dermawan
"Masih 2 mas" jawab Rissa
Dermawan tersenyum, Ntah dia senang sekali di panggil 'Mas'. Padahal Rissa tidak tau siapa nama lengkap pemuda itu. Terlihat dia mungkin lebih tua dari dia, maka dari itu terlontar panggilan itu.
"Aku beli semua ya" jawab Dermawan
"Oh,, oke,, " ucap Rissa dengan tersenyum ceria. Akhirnya dagangannya laku semua, dan dia bisa menyisihkan uangnya untuk membayar kontrakan ibu Jubaedah.
"Ini uangnya, 20ribu kan?" ucap Dermawan dan Rissa mengangguk
"Iya mas,, ini buburnya" ucap Rissa memberikan bubur sambil menerima uang dari Dermawan
"Makasih ya" ucap Dermawan dengan tersenyum dan Rissa membalas senyumannya.
Lalu Dermawan pergi membawa bubur Rissa ke rumah sakit untuk ibunya.
"Ya ampunnnn Risssaa itu siapaaaa? kok ganteng bangettt sih?! baru lihat deh di kampus ini ada dia!" ucap teman Rissa
"Siapa ya namanya, aku,,, ingetnya cuma wan wan gitu,,, wan siapa ya namanya?!" Rissa terlihat sedang mengingat ingat tapi tidak ingat
" Sebentar!" Lalu Rissa berlari menyusul Dermawan yang saat itu sudah akan naik sepeda ontelnya
"Masss mass,, tunggu!" ucap Rissa berlarian menuju ke arah Dermawan
Dermawan muda berhenti lalu menunggu gadis cantik itu menghampirinya
"Ada apa Ris?" tanya Dermawan
"Mas siapa namanya?" tanya Rissa
Dermawan muda tersenyum, lalu mengulurkan tangannya
"Dermawan" ucap nya dengan tersenyum manis
"Ah iya,, Aku Marissa mas, biasa di panggil Rissa" jawab gadis itu dengan membalas uluran tangan Dermawan.
Hanya sebentar, lalu keduanya menarik tangan masing masing.
"Aku pergi dulu ya Ris,," ucap Dermawan
"Oh iya, silahkan" jawab Rissa lalu sedikit menyingkir dan memberi jalan
Kemudian Dermawan muda mengucap salam sebelum pergi dan Rissa menjawab salamnya.
"Ya ampunn,,, ademm bangett ya Allah liatnya,,, sederhana, ganteng lagi!" kekeh Rissa saat menatap kepergian Dermawan menggunakan sepeda ontelnya.
Rissa jadi senyum senyum sendiri, lalu gadis itu berjalan lagi menuju ke teman temannya. Banyak yang kepo siapa pemuda itu, tapi Rissa juga tidak tau banyak, yang dia tau namanya saja Dermawan. Kan memang dia tidak banyak bercerita dengan pemuda itu.
Kemudian Rissa pergi menuju ke kelas untuk mengikuti kuliah pagi bersama teman teman sekelasnya.
Sementara itu,,
Dermawan muda baru saja sampai di rumah sakit. Tidak terlalu jauh dari kampus, jadi dia langsung saja menuju ke ruang rawat ibunya. Saat pemuda itu masuk, ada seorang suster baru saja selesai menggantikan pakaian ibunya.
Suster itu pun menyapa ramah, karena dia tau pemuda itu adalah anak pemilik rumah sakit
"Sus, apa papa saya sudah kesini?" tanya Dermawan
"Belum ada, sejak tadi saya disini menemani ibu anda"
"Sudah lah Wan,,, mungkin papamu sibuk. Kamu bawa apa?" tanya Ibu Wina mengalihkan perhatian Putranya
"Awan bawa bubur nya Rissa bu, untung tadi Awan cepet dateng ke kampus, kalau gak pasti gak kebagian. Kita sarapan bersama yah" ucap Awan
"Boleh" jawab Ibu
Kemudian suster pamit karena tidak mau mengganggu mereka yang akan sarapan. Lalu Awan mengambil sendok dan menyuapi ibunya
"Gimana bu rasanya?" tanya Awan
"Enak,, gurih yah,, Rissa pinter masak" ucap Ibu Wina
"Kalau ibu suka, nanti awan akan belikan setiap pagi bubur ayamnya" ucap Awan
Ibu Wina mengangguk, lalu kembali menerima suapan bubur ayam dari putranya. Meski sebenarnya ibu Wina sudah tidak bisa lagi menikmati rasa, tapi dia tidak ingin melihat putranya sedih.
"Wan,, nanti kalau kamu ketemu Rissa, bilang ibu mau ketemu dia yah" ucap Ibu Wina
"Ibu jangan mikir lain lain dulu, yang penting itu kesehatan ibu dulu" jawab Awan
"Iya,, ibu tau,, tapi ibu pengennnn banget ketemu Rissa. Ibu mau tau gimana dia bisa buat bubur seenak ini" ucap ibu Wina memberi alasan.
"Hem,,, nanti Awan usahain ya bu. Tapi gak tau Rissa mau apa enggak, kan baru kenalan 2 hari" jawab Awan
"Iya,, yang penting kamu bilang dulu sama dia ya" ucap Ibu dan Dermawan muda mengangguk
Sementara itu,,,
Bapak Adikarsa Utama, baru keluar dari rumah miliknya yang lain. Dia tidak sendiri, tapi ada seorang wanita yang berada di sampingnya.
"Mas,, Besok Utomo pulang dari Jakarta, kita kumpul bareng ya mas? sekalian kita ngomong soal pernikahan kita"
"Aku belum bisa bicara soal pernikahan , Kamu tau sendiri, Wina masih hidup. Dan aku tidak mungkin meninggalkannya dalam kondisi seperti ini. Kamu sabar saja dulu" ucap pak Adi
"Iya mass aku paham. Kita hanya bertiga kok, gak ada ada yang tau selain kita. Dan aku yakin Utomo juga pasti ngerti dan gak akan cerita ke siapapun termasuk sama Awan"
" Tidak bisa, jika aku jarang terlihat bersama Wina, Awan akan curiga. Sudahlah, kamu sabar saja ya. Aku pergi dulu" Ucap pak Adikarsa lalu pergi meninggalkan Rita.
"Selama Wina masih hidup, aku tidak akan bisa mendapatkan mas Adi sepenuhnya! Aku harus segera bertindak, supaya aku segera menjadi Nyonya besar di keluarga Utama"
.
.
.
.
.
Terima kasih yang sudah mampir🤗Bantu like , komen nya yahh biar ceritanya naik 😅 terus hadiahnya jangan lupa😘
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 49 Episodes
Comments
guntur 1609
pantas utomo selalu iru sm dermawan. tapi gak nyadar kalau dia itu anak seora g oelakor
2024-06-18
0
guntur 1609
ohh brti certianya opa awan nyamar jadi org susah ya
2024-06-18
0
ATITUSMIATI
kasian ibu Wina
2024-06-02
0