Ternyata Enak

"Mas Awan mau kemana?" tanya Rissa kaget karena Dermawan mengikutinya masuk ke pasar tradisional

"Bantuin kamu belanja Ris" jawab Dermawan. Ini adalah pertama kalinya pemuda itu masuk ke pasar tradisional, seumur umur dia tidak pernah, jika di ajak belanja itu pun minimal ke minimarket

"Gak usah mas,, aku gak mau ngerepotin kamu" Jawab Rissa

"Aku gak repot kok, lagian hari ini aku masuk siang. Anggep aja ini balasan karena kamu mau nemenin ibu aku tadi" jawab Awan

"Ya ampun mass,, ya udah deh terserah mas saja" ucap Rissa dan Dermawan mengangguk

Lalu Rissa berjalan masuk kedalam pasar, begitu juga dengan Dermawan. Pemuda itu tidak ingin jauh jauh dari Rissa, selain ingin membantu gadis cantik itu, Dermawan juga takut kesasar karena baru pertama kali masuk pasar.

Cukup lama mereka muter muter sambil berbelanja, lalu Rissa mengajak Dermawan untuk pulang.

"Mas, kita minum es cendol dulu ya" ucap Rissa

"Oh iya" jawab Dermawan.

Pemuda itu mengira Rissa akan mengajaknya ke warung tapi ternyata mereka berdua menuju ke penjual es cendol di pinggir pasar. Sungguh Dermawan seperti orang kebingungan sekarang

"Minum disini?" tanya Dermawan

"Iya,, kenapa mas?" tanya Rissa. Gadis itu tidak kepikiran apapun, dia menganggap yah biasa saja minum es di pinggir jalan. Apa lagi orang orang bawah seperti mereka.

"Mau pesen berapa neng?" tanya penjual cendol

"2 ya pak, diminum sini" Jawab Rissa

"Oke"

"Ayo mas duduk" ucap Rissa sambil menepuk bangku di sebelah nya

Dermawan mengangguk ragu, tapi pemuda itu duduk juga di samping Rissa. Tak lama Es cendol mereka sudah siap di nikmati.

"Bismillah" Rissa menyeruput es cendolnya setelah mengaduknya sampai rata sedangkan Dermawan masih memperhatikan cara Rissa menikmati es cendolnya

"Kok diem aja mas?" tanya Rissa bingung

"Ah gak papa,, lihat kamu minum es cendol itu jadi kepengen " jawab Dermawan

"Ayo di minum mas,, enak loh, seger" ucap Rissa

Dermawan mengangguk, lalu mengaduk es cendolnya dan mulai menyeruput es seperti yang dilakukan Rissa tadi.

"Ternyata enak" ucap Dermawan setelah mencicipi es cendolnya

"Kannn udah aku bilang mas. Es nya memang enak, apalagi panas panas gini minum ginian" ucap Rissa

"Iya yah,, aku baru pertama kali" ucap Dermawan tanpa sadar

Uhuuukkkk uhuuukkkkk

Rissa tersedak saat mendengar penuturan Dermawan yang baru pertama kali minum es cendol

"Rissa? kamu gak papa?" tanya Dermawan

"Kaget aku mas! kamu bercanda ya? masak baru pertama minum es cendol?" tanya Rissa

"Iya,, baru pertama ini minum es cendol di pinggir jalan bareng gadis cantik" kekeh Dermawan

Tiba tiba wajah Rissa terlihat merona

"Tukang gombal!" sungut Rissa dan Dermawan terkekeh, sungguh pemuda itu senang sekali bisa melihat gadis itu jadi tersipu malu.

"Ini pak uangnya" ucap Rissa tidak ingin berlama lama karena takut ketahuan jika dirinya begitu senang di puji cantik. Tapi yahh meski kenyataannya begitu. Gadis itu cantik, dan sering di puji cantik oleh teman temannya, tapi rasa nya lain saja, ketika mendengar pujian itu dilontarkan oleh Dermawan. Rasanya ada sesuatu yang ingin meledak keluar dari dadaanya.

Dermawan di buat cepat cepat menghabiskan es cendolnya. Kemudian setelah itu mereka pulang ke kontrakan Rissa. Dermawan di buat tercengang lagi saat melihat kontrakan Rissa yang berada di gang sempit, tempatnya sedikit kumuh dan juga sangat sempit.

"Kamu ngontrak disini?" tanya Dermawan begitu mereka sampai di depan kontrakan

"Iya mas, disini paling murah sewa sebulannya. Dan juga deket dari kampus" Jawab Rissa

Dermawan merasa prihatin, sungguh berat perjuangan Rissa. Dia jadi tidak tega melihat gadis itu tinggal di tempat kumuh seperti itu.

"Apa kamu mau pindah dari sini Ris?" tanya Dermawan, meski dari depan terlihat berantakan, didalam kontrakan Rissa barang barang gadis itu tersusun sangat rapi.

"Pindah kemana mas? disini gak ada yang murah selain tempat ini. Aku gak akan kuat bayar bulannya kalau pindah ke tempat lain" jawab Rissa sambil menyusun bahan makanan di dapur, sedang Dermawan masih berdiri di depan sambil melihat lihat seisi kontrakan.

"Kalau kamu mau, aku carikan kontrakan yang lebih layak Ris,, lingkungan disini kumuh, kalau banyak nyamuk, kecoak, dan lain lain gimana?" tanya Dermawan

Rissa tersenyum, kok makin kesini pemuda itu terlihat sangat peduli

"Terus aku bayarnya pake apa mas? aku gak mau ngerepotin kamu, apalagi kita baru kenal" ucap Rissa

" Kamu bisa bayar ke aku sewanya, kapan saja. Nanti aku yang bayar di muka kontrakannya. Bagaimana?" tanya Dermawan saat menghampiri Rissa di dapur

"Emm,, nanti aku pikir pikir dulu ya mas,," Jawab Rissa

"Iya,," Jawab Dermawan.

Sementara itu, tak jauh dari kontrakan Rissa, Ibu Jubaedah dan Anton sedang mengintip kontrakan Rissa dari kejauhan. Keduanya sempat melihat Rissa pulang bersama seorang pria dengan menggunakan sepeda ontel. Sejak tadi keduanya belum keluar, meski pintu depan terbuka lebar.

"Ternyata dia nolak Anton cuma gara gara cowok pake sepeda ontel itu bu!!!" ucap Anton

"Kamu tidak perlu memikirkan Rissa lagi An!, malam ini kita usir saja dia, biar kamu tidak lagi memikirkan gadis itu!" ucap Ibu Jubaedah.

"Apa bagusnya dia di banding Anton?! Anton ganteng! kaya! punya kontrakan 10 pintu lagi! mungkin matanya Rissa katarak !" ucap Anton

"Bisa jadi!" sahut Ibu Jubaedah.

Tak lama kemudian Rissa dan Dermawan keluar dari kontrakan , lalu Dermawan terlihat pamit kepada Rissa dan setelah nya pemuda itu pergi meninggalkan Rissa. Kemudian Rissa masuk kedalam lagi dan menutup pintu kontrakan nya. Malam nanti, Anton dan Ibu Jubaedah akan mengusir Rissa dari kontrakannya!

.

.

.

.

.

Usir aja bu gak papa🤣

***Karya ini telah kontrak dengan NovelToon, dilarang membajak karya seperti mencetak ulang tanpa izin.***

***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***