"Lebih keras sedikit," Perintah seorang perempuan pada Sania.
"Baik," jawab Sania memperkeras pijatannya pada punggung ibu mertuanya.
Drrriiingg.... Drrriiingg.... Drrriiingg....
Tiba-tiba ponsel yang diletakkan di samping nakas berbunyi sehingga ibu mertua Sania yang bernama Marsita langsung berkata, "ambilkan ponselku!"
Sania pun langsung mengambil ponsel tersebut dan melihat sekilas layar ponselnya sebelum ia memberikannya pada perempuan yang tengah ia pijat.
Setelah selesai memberikan ponsel, Sania hendak melanjutkan pijatannya ketika Mesita berkata, "Kau pergilah!"
"Baik Bu," jawab Sania sebelum dia berbalik pergi meninggalkan kamar Ibu mertuanya sambil menggigit bibir bawahnya karena dia penasaran apa yang akan dibicarakan oleh perempuan tersebut dengan orang yang menelponnya.
Meski begitu, Sania tetap menahan diri Lalu dia berbelok untuk pergi ke perpustakaan keluarga ketika tiba-tiba saja dia kembali dipanggil oleh seseorang.
"Hei kau!" Panggil seorang perempuan langsung membuat saya berbalik menatap perempuan yang merupakan adik iparnya.
"Ada apa adik ipar?" Tanya Sania sambil menatap adik iparnya dengan langkah yang tidak bergerak sedikitpun dari tempatnya.
"Kalau kau dipanggil mendekatlah kemari, Jangan malah berdiri di situ!" Tegas Sang Perempuan langsung membuat Sania berjalan dengan polos mendekati perempuan tersebut.
"Maaf," kata Sania dengan nada suara yang sangat polos.
"Hah,,, melihat wajahmu saja membuatku kesal, bisa-bisanya kakekku memilihmu untuk menjadi istri kakakku?! Sekarang juga ikuti aku!" Perintah adik ipar Sania yang bernama Vanya.
Maka, Sania langsung mengikuti Vanya hingga mereka tiba di sebuah taman di mana Di sana ada teman-teman Vanya yang terdiri dari 3 orang perempuan.
Hal itu membuat Sania mengerutkan keningnya, karena dia merasa bahwa akan ada sesuatu yang dilakukan oleh orang-orang tersebut padanya komat Tetapi dia tetap menjadi Sania yang bersikap polos terus mengikuti Vanya tanpa tahu apapun.
"Siapa yang kau bawa?" Tanya perempuan yang memakai topi warna hitam.
"Ah,, dia ini pembantu kami di rumah ini, dia yang akan melayani kita di sini," ucap Vanya sambil duduk di salah satu kursi kosong dengan tatapannya tertuju pada Vania yang langsung tertunduk dengan tangan terkepal kuat.
"Ah,, jadi dia pembantumu di sini, tapi kenapa dia tidak memakai seragam pelayan?" Ucap perempuan lain yang menggunakan topi berwarna biru safir.
Hal tersebut membuat Vanya menggaruk kepalanya yang tidak gatal, "benar sekali," Vanya menatap ke arah Sania yang masih tertunduk dengan tangan yang terkepal kuat, "pergi gunakan seragam pelayan dan kembali ke sini dalam waktu 5 menit!" Tegas Vanya.
Sania yang mendengarkan itu langsung menatap adik iparnya dengan tatapan enggannya, Sania kemudian berkata, "a,, adik ipar, kau tidak--"
"Apa katamu?!! Beraninya pelayan rendahan sepertimu memanggilku sebagai adik ipar?! Cepat pergi pakai pakaian pelayanmu atau kau akan mendapatkan hukuman dariku!!" Bentak Vanya yang merasa malu dipanggil sebagai adik ipar oleh seorang perempuan seperti Sania.
Mendengar ucapan adik iparnya, maka Sania hanya bisa berbalik Lalu dia pergi sambil meneteskan air matanya.
Dia terus menangis sambil berjalan ke arah belakang rumah di mana peralatan para pelayan diletakkan.
Ketika dia memasuki ruangan para pelayan, dilihatnya ada dua pelayan yang ada di sana sedang merapikan barang-barang.
"Apa yang kau lakukan di sini?!" Tanya seorang pelayan dengan ekspresi jijiknya menatap Sania.
Mereka merasa kesal pada Sania yang berasal dari desa tetapi berhasil menjadi menantu keluarga Akasia.
Lagi pula, Mereka melihat Sania diperlakukan dengan tidak baik di rumah tersebut, Jadi mereka tidak boleh tinggal diam saja dan harus meniru apa yang dilakukan oleh para pemilik rumah.
Sania yang mendengarkan ucapan para pelayan yang berdiri di dekatnya, ia tatapan lemasnya, "Aku disuruh kemarin menggunakan pakaian pelayan," jawab Sania dengan mata merah menatap kedua pelayan yang sangat menghinanya.
"Apa?! Ha ha ha...." Kedua pelayan tertawa terbahak-bahak mendengar ucapan Sania.
"Kasihan sekali menantu keluarga Akasia disuruh kemari menggunakan pakaian pelayan, ha ha ha,,, tapi kamu memang cocok menggunakan pakaian pelayan, Kau hanya berasal dari desa, sangat menjijikkan memelihara seorang gadis desa di keluarga besar seperti ini!!!" Ucap salah seorang pelayan yang ada di sana sembari mengambil pakaian pelayan yang terlalu lusuh dan memiliki bolong di beberapa sisinya.
"Ini pakaian yang cocok untuk mu, gunakanlah!" Kata pelayan tersebut sambil melemparkan pakaian pelayan pada Sania.
Sania yang mengambil pakaian itu langsung meramas pakaian itu dengan raut wajah yang sangat kacau sebelum dia memasuki ruang ganti yang terdapat di tempat tersebut.
Baru saja Sania masuk ke ruang ganti, seorang pelayan yang lain berkata, "Kenapa kau memberikan pakaian itu untuknya? Bagaimana kalau orang rumah memarahi kita karena dia menggunakan pakaian compang-camping?"
Pelayan yang ditanyai berdecak dengan kesal, "Ah,, tidak ada yang memarahi kita, nanti kalau ada yang keberatan, kita katakan saja bahwa dia sendiri yang datang mengambil pakaian dan kita tidak tahu apa-apa kenapa dia memilih pakaian tersebut!" Jawab pelayan yang lain.
"Tapi, pakaian itu adalah pakaian milik pelayan lama yang telah meninggal, Aku jadi khawatir."
"Tidak usah khawatir! Kalau dia pergi menyusul pelayan yang telah mati itu, maka itu jauh lebih bagus lagi supaya tempat ini menjadi bersih dari Perempuan menjijikkan seperti dia!"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Comments
Ranny
nanti kalian ada mendapatkan giliran dan Mega baru tau rasa ya
2024-03-11
0
Ranny
wauw kecemburuan sosial nih ceritanya
2024-03-11
0
Ranny
jangan takut Mega lawan mereka
2024-03-11
0