LIMA

Hancur sehancur-hancurnya ketika harus menerima sebuah kenyataan yang teramat sangat pahit di mana sang suami dinyatakan tidak selamat dalam sebuah kecelakaan pesawat. Bahkan sebagian dari penumpang jasadnya masih ada yang belum ditemukan termasuk juga dengan, Agash Tak hentinya Eliza menangis. Dia tidak terima jika Agash benar-benar akan meninggalkannya untuk selama-lamanya.

Bersama dengan keluarga besar Eliza langsung mendatangi tempat kejadian berlangsung. Di sana Eliza bisa melihat dengan jelas bagaimana puing-puing pesawat berhamburan. Bahkan dia juga membatu para relawan untuk mencari tubuh Agash yang sampai saat ini belum ditemukan.

"Za kita pulang ya. Ini sudah hampir malam. Kita serahkan semua ini kepada tim SAR. Mereka pasti akan menemukan Agash segera mungkin. Lihatlah wajahmu sudah pucat," kata Mouza—Mommy-nya Eliza.

"Tidak Momm! Eza harus menemukan Arshen. Eza mau memastikan jika Agash baik-baik saja, Momm." Eliza mengusap air matanya yang terus tumpah membasahi pipi.

"Za, kita pulang ya, Nak. Biarkan Daddy saja yang ikut mencari tubuh Agash," sambungan Azra.

"Tidak Momm. Eza masih mau mencari Arshen. Eza yakin jika Agash baik-baik saja. Dia sudah berjanji kepada Eza akan segera pulang dan akan liburan bersama. Dia enggak mungkin ingkar, Momm."

"Eza, sayang. Kamu kita pulang ya." Untuk kesekian kalinya Mouza membujuk Kenza pulang. Namun, nyatanya sang anak tetap pada pendiriannya yang akan terus mencari Arshen ditemukan. Baru berjalan beberapa langkah, tiba-tiba tubuh Eliza ambruk ke tanah. Dua orang Mommy-nya yang melihat Eliza terjatuh langsung segera berlari untuk menolongnya.

"Eza!" teriak Mouza. "Zra, panggil Abang Ke!" titahnya pada Azra.

Dengan patuh Azra mengiyakan dan segera mencari keberadaan Keanu beserta suaminya.

"Eza, bangun Nak. Kamu kenapa?" Mouza langsung memeriksa keadaan Eliza. Karena masih bernapas, Eliza segera meminta tolong kepada orang-orang yang melintasi sekitarnya. Beruntung saja di tempat itu ada dokter yang kebetulan menjadi relawan dalam kecelakaan tersebut.

Semua orang sudah panik dengan keadaan Eliza yang tak sadarkan diri, terlebih Mommy-nya yang terus manangisi keadaan Eliza. Namun, dokter yang baru saja memeriksa keadaan Eliza malah tersenyum dan mengatakan jika Eliza baik-baik saja. Dia hanya kelelahan dan dehidrasi saja.

"Ibu tenang, anak ibu tidak apa-apa. Mungkin karena terlalu lelahnya. Seharusnya dalam keadaan hamil muda seperti ini jangan biarkan dia sampai kelelahan dan stres karena bisa mempengaruhi janinnya, dimana usia kandungannya masih sangat rentan untuk keguguran."

Mouza yang mendengar penjelasan dari dokter yang baru saja memeriksa keadaan Kenza merasa sangat terkejut jika saat ini Kenza sedang hamil. "Maksud Dokter, anak saya sedang hamil?"

"Iya Ibu. Dia sedang hamil, tapi usianya masih muda, masih rentan akan keguguran. Jika bisa jangan biarkan dia sampai kelelahannya," saran sang dokter.

Mouza hanya mengangguk pelan. Mendadak tubuhnya ikut lemas. Helaan napas panjang pun terdengar kasar. Bukan tidak bahagia saat mendengar anaknya telah hamil, tapi apakah semua akan baik-baik saja ketika nanti Kenza harus menerima kenyataan bahwa suaminya benar-benar sudah meninggalkannya untuk selamanya.

"Eza, kenapa?" tanya Keanu dan Alan yang baru saja tiba.

"Mouza, Eza kenapa?" tanya Azra yang juga ikut mengkhawatirkan keadaan Kenza.

Dengan bibir yang bergetar Mouza menjawab, "Eza hamil."

Duuaarrrr

*

*

Bagaimana kabar bahagia itu harus beriringan dengan kabar duka. Disaat semua keluarga mendapat kabar bahagia atas kehamilan Eliza, rasa bahagia itu harus dihancurkan dengan berita duka tentang Agash yang dinyatakan tidak selamat dalam kecelakaan pesawat.

Isak tangis kian menjadi saat kabar duka itu telah sampai di telinga Eliza. Bahkan wanita itu sampai tak sadarkan diri setelah mendengar kabar jika Agash benar-benar tidak selamat dari kecelakaan maut itu.

Bukan hanya Eliza saja, tetapi kedua orang tua Agash pun tak sadarkan diri setelah mendapatkan kabar bahwa anaknya tidak selamat dalam kecelakaan tersebut. Sang Daddy yang semula sedang sakit, kini kesehatannya semakin menurun dengan berita tersebut.

"Agash!" teriak Eliza yang baru saja terbangun dari tidurnya.

Mouza dan juga Azra langsung mendekat ke atas tempat tidur untuk menenangkan Eliza.

"Eza." Mommy langsung memeluk tubuh tubuh Eliza.

"Momm, dimana Agash? Aku baru saja bermimpi jika Agash meninggalkanku untuk selamanya. Mommy, dimana Agash!"

"Sayang, tenang dulu, oke." Sebisa mungkin Azra menenangkan Eliza, kerena melihat Mouza yang tak hentinya menangis.

Jika bisa meminta, Eliza tidak mau terbangun dari mimpi buruknya. Dia akan tetap tinggal di alam mimpi daripada harus menerima kenyataan di mana dia harus kehilangan Agash untuk selamanya. Bahkan Eliza belum sempat memberitahu kepada Agash jika saat ini dia sedang hamil.

Hidup Eliza seketika runtuh dengan Kenyataan dimana dia harus kehilangan Agash saat dirinya sedang mengandung buah cinta yang selama ini Agash inginkan. Lalu mengapa setelah Eliza diberikan sebuah kepercayaan hamil, Agash malah pergi untuk selamanya? Akankah Eliza sanggup bertahan seorang diri untuk buah hatinya nanti?

Tak ada lagi semangat hidup Eliza. Setelah Agash dinyatakan telah tiada untuk selamanya Eliza memilih mengurung dirinya di dalam kamar. Berbagai cara telah dilakukan oleh kedua orang tuanya agar Eliza tidak menyiksa dirinya sendiri. Namun, Eliza tidak peduli. Dia tetap tidak mau keluar. Bahkan beberapa kali Eliza masuk ke rumah sakit karena kesehatan menurun.

~BERSAMBUNG~

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!