TIGA

Dengan berat hati Eliza melepaskan pelukannya Agash karena sebentar lagi pesawat yang akan ditumpangi oleh Agash akan take of. Sungguh hatinya tidak rela untuk melepaskan Agash begitu saja. Jika bukan untuk menangani proyek penting, Eliza akan mengurung Agash di dalam kamar agar dia tidak berangkat. Namun, kali ini Agash benar-benar harus pergi untuk menggantikan Daddy mertuanya yang sedang sakit.

"Aku hanya pergi sebentar. Tunggu aku pulang baru kita liburan. Oke!" pesan Agash sebelum meninggalkan Eliza

"Awas saja kalau bohong! Aku punya suatu kejutan untukmu. Jika kamu tidak cepat pulang aku tidak akan memberitahumu sebuah kejutan besar ini!" ancam Eliza

Arshen hanya tertawa pelan. "Astaga Eza ... aku hanya akan pergi dua hari saja. Enggak sampai satu Minggu kok." Merasa tidak tega untuk saat melihat wajah Kenza, Agash segera melepaskan jaket yang sedang dipakainya.

"Kalau enggak bisa tidur, peluk dan cium jaket ini. Anggap aja jaket itu adalah aku. Udah ya, aku berangkat. Doakan aku bisa menangani proyek ini dengan baik, ya. Biar bisa cepat pulang." Satu kecuupan mendarat di kening Kenza. "I love you, Eza."

"I love you too, Agash," balas Eliza dengan pelan.

Mata Eliza tak berkedip saat menatap punggung Agash yang kian menjauh darinya. Rasanya terlalu berat melepaskan Agash begitu saja.

"Dia hanya pergi bekerja. Lusa juga pulang. Sudahlah ayo kita pulang." Suara Daddy Alan memecahkan lamunan Agash.

Eliza langsung menoleh ke belakang. Dilihatnya Daddy Alan telah berdiri di belakangnya. Entah sejak kapan Daddy si Alan-nya itu berada di belakangnya.

"Daddy ngapain disini?" tanya Eliza penasaran

"Daddy lagi nungguin monster kecil Daddy yang sedang melow karena ditinggal oleh suaminya. Lucu gak sih, kemarin-kemarin nolak enggak mau dinikahkan, eh baru jalan tiga bulan udah klepek-klepek."

"Daddy apaan sih? Kalau kesini hanya untuk meledekku, mending Daddy pulang sana! Aku bisa pulang sendiri!" ketus Eliza

"Idih ... emangnya siapa yang mau jemput kamu, Za? Daddy kesini cuma mau ambil koper Daddy yang kemarin tertinggal. Eh, gak taunya malah liat monster kecil sedang melow karena ditinggal suaminya untuk bertugas keluar kota, padahal baru hari pertama bekerja. Ah, sedih sekali hidupnya, Za." Lagi-lagi Alan mengejek Eliza yang sedang dalam sedih karena ditinggal oleh suaminya.

"Ya udah jemput jemput sana! Gak usah gangguin orang!" Eliza pun akhirnya meninggalkan Alan.

Alan merasa saat ini Eliza a benar-benar sedang bersedia sehingga tidak bisa diajak bercanda. Sebenarnya kedatangannya Alan ke Bandara karena permintaan Agash. Lima belas menit yang lalu Agash memberitahu Alan jika dia hendak keluar kota untuk beberapa hari dan dia juga meminta pada Alan untuk menghibur Eliza agar tidak larut dalam kesedihan saat dirinya tidak ada Bahkan Eliza juga menitipkan pesan agar Alan menjaga Eliza selagi dirinya tidak ada. Mengapa harus Alan? Karena Agash tahu jika Eliza sangatlah dekat dengan Daddy si Alan-nya.

Agash tidak mau Eliza merasa kesepian saat dirinya tidak ada. Bukan hanya itu saja, bahkan dia juga menitipkan pesan pada Daddy dan Mommy-nya untuk ikut menjaga Eliza saat dirinya tidak ada. Mungkin Agash terlihat sangat berlebihan, ya karena ini adalah kali pertama Agash meninggalkan Eliza keluar kota. Dan yang pasti Eliza akan merasa kesepian saat berada di rumah. Makanya Agash meminta orang tuanya untuk menemui Eliza agar Eliza merasa tidak sendirian.

"Lah, malah pergi. Eza tunggu!" Alan berteriak sambil mengejar Kenza yang sudah menjauh.

Eliza za hanya mencebikan bibirnya saat melihat Daddy si Alan-nya berlari padanya.

"Za, tunggu! Kamu mau kemana?" teriak Alan lagi.

Eliza langsung membuang nafas kasarnya saat snag Daddy sudah berhasil mengejar dirinya. "Ada apa lagi?" tanya Eliza dengan malas.

"Kamu mau kemana? Mentang-mentang masih muda, jalan ngegas tanpa rem. Capek tau Daddy ngejarnya!"

Eliza langsung menautkan keduanya alisnya. "Memangnya siapa yang nyuruh Daddy untuk ngejar Eza. Kan gak ada. Salahin Daddy sendiri, ngapain ngejar Eza. Eza mau pulang. Daddya mau ikut juga?"

"Sepertinya ide bagus juga tuh ikut kamu pulang. Kata Agash sekarang kamu udah bisa masak, ya meskipun masih suka gosong sih. Daddy jadi penasaran ingin masakan kamu. Ya udah ayo pulang dan masakan untuk Daddy!" Alan pun kini berjalan di depan Eliza membuat wanita itu menyendikkan kedua bahunya.

"Amit-amit jabang bayi. Jangan sampai aku membenci Daddy si Alan. Bisa-bisa anakku nanti mirip dengannya." Eliza langsung teringat pada cerita Mommy yang sewaktu sedang mengandung dirinya sang Mommy sangat membenci Daddy si Alan-nya, sehingga pas Eliza keluar, Eliza za sangat mirip dengan Daddy si Alan-nya.

Hampir 20 menit Alan mengendarai mobilnya. Dan kini mobil itu telah terparkir di basement yang telah disediakan oleh pihak apartemen.

Setelah turun dari mobil, Alan mengikuti langkah Eliza untuk menuju ke kamar apartemennya. Dan tak butuh waktu lama Eliza telah membawa Daddy si Alan-nya untuk masuk ke dalam apartemen.

"Daddy duduk dulu, aku ingin ganti baju," kata Eliza saat keduanya sudah masuk ke dalam.

"Oke." balas Alan dengan santai.

Terpopuler

Comments

Haryati

Haryati

bait ke 15 ada ada typo say...masih tertulis Arshen

2023-04-14

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!