Sesampainya disekolah, Vero langsung memarkirkan motornya di parkiran. Ketika hendak turun, tiba-tiba disampingnya datang motor ninja yang dikendarai oleh Vian. Vero pun menyapa Vian yang baru saja membuka helm full face nya.
"Selamat pagi Vian" sapa Vero
"Pagi,..." Vian bingung harus memanggilnya siapa, karena mereka belum berkenalan sebelumnya.
"Oh namaku Veronika Dwi Kanaya panggil aja Vero, salam kenal" kata Vero seakan tau kebingungan Vian.
"Oh oke" balas Vian yang sangat datar membuat Vero melongo karena sangat singkat sekali.
'iss kalo tau gini gak mau aku sapa dia' kesal Vero dalam hatinya.
"Tunggu" kata Vian tiba-tiba dengan tatapan intens ke wajah Vero. Vero yang ditatap seperti itu langsung bingung 'kenapa tatapannya gitu sih, ada yang salah ya sama muka aku' heran Vero dalam hati sambil meraba wajahnya.
"Ada apa?" Tanya Vero.
"Mata lo bengkak, habis nangis?" Tanya Vian penasaran.
"e-eh bukan, ini aku kemarin habis begadang, jadinya kurang tidur" jawab Vero gelagapan.
"Ohh" sekali lagi tanggapan yang datar dari Vian.
'hih lama-lama ku lempar juga ni sepatu ke kepala dia' geram Vero karena berkali kali dijawab singkat oleh vian. Dengan kesal ia menghentakkan kakinya menuju ke kelas meninggalkan Vian dibelakang.
'kenapa dia?' bingung Vian ketika melihat sikap Vero. (Gara-gara Lo Vian)
Vero pun langsung menuju kelas dan dibelakangnya diikuti oleh Vian. Banyak murid yang melihat itu dan langsung berbisik bisik ada yang iri dan ada yang merasa mereka cocok karena tampan dan cantik.
"Ihh liat tu mereka, cocok banget yahh" bisik murid 1
"Apaan sih sok dekat banget sama my prince, cocokan juga aku" sirik murid 2 yang tidak suka melihat kedekatan Vian dan Vero.
"Heleh my prince my prince, dilirik aja nggak tu. Ngaku ngaku aja huuu" balas murid 1 yang tidak suka dengan murid 2.
Vero dan Vian yang mendengar bisik bisik tetangga itu (eh tetangga gak tuh) tidak menghiraukan mereka.
Setibanya di kelas, mereka disambut teriakan menggelegar dari Vanessa.
"Verooo!!! Eh ada apa sama wajahmu? Kok bengkak gini? Habis nangis ya?" Kan benar dugaan Vero tadi pagi, pasti Vanessa langsung heboh dan bertanya ini itu kalo melihat mukanya sekarang.
"Huft.. nggak nes, semalam aku tu begadang jadinya gini deh hehe" jawab Vero yang sudah dua kali berbohong. Masih pagi juga, sudah berbohong dua kali huh.
Bel tanda masuk berbunyi, murid murid langsung duduk di kursi masing masing.
"Eh Vero, Lo gak papa kan? Gak ada masalah kan?" Tanya Farel karena masih penasaran dan khawatir ke Vero.
"Gak papa rel, seriusan" jawab Vero sambil tersenyum manis ke farel. Hal itu dilihat oleh Vian. Entah kenapa ia kesal saat melihat senyuman Vero yang diberikan ke laki laki lain.
Farel sebenarnya menyukai Vero tapi ia pendam karena ia takut kalau Vero tau ia menyukainya, Vero akan menjauhinya seperti yang sering terjadi kepada laki laki lain yang berusaha untuk dekat dengannya. Entah apa yang sudah Vero alami sampai sampai ia memberi tembok besar agar tidak ada yang bisa mendekatinya. Farel sudah menyukai Vero sejak masuk SMA, dan berencana mengungkapkan perasaannya saat kenaikan kelas kemarin. Tapi sebelum hal itu terjadi, ia sudah didahului oleh kakak kelasnya yang terkenal karena menjadi kapten basket di sekolahnya. Harapan ia sempat pupus sampai saat ia mengetahui kalau Vero menolak kakak kelas tersebut. Ia pikir masih ada kesempatan untuknya, jadi dia akan mencobanya lain kali. Tapi seiring waktu berjalan, Farel jadi tau alasan kenapa Vero menolak laki laki yang menembaknya, hal itu karena Vero tidak mau berpacaran dan mencoba menjauhi yang namanya laki laki. Saat itulah Farel mengurungkan niatnya untuk menyatakan perasaannya ke Vero, ia takut akan dijauhi oleh Vero. Sebab sampai sekarang hanya ia yang masih bisa berbicara dengan Vero walaupun tidak terlalu dekat. Mungkin kedepannya ia akan menyesali keputusannya tersebut.
Guru masuk ke kelas dan memulai pelajaran, mereka tampak serius saat mendengar materi yang dipresentasikan guru biologi itu sampai tak terasa sudah mau istirahat.
Kringgg..... Bel istirahat berbunyi
Murid murid langsung berhamburan ke luar kelas kecuali empat orang yang masih betah di kelas itu, siapa lagi kalau bukan Vero, Vian, Vanessa dan Farel.
"Ke kantin yuk ver, lapar nih" ajak Vanessa yang mulai kelaparan karena sedari tadi masih menunggu Vero yang menyalin catatan.
"Oke yuk, sudah selesai ni. Eh kalian gak kekantin?" Balas Vero dan nampak terkejut ketika melihat 2 orang yang duduk dibelakangnya tidak pergi keluar kelas.
"Ini mau kekantin kok, bareng aja ver. Yuk Vian" balas farel dengan semangat. Sebenarnya ia belum kekantin karena mau menunggu Vero. Kalo Farel menunggu Vero, lalu Vian kenapa ya nggak ke kantin. Yaa sebenarnya karena ia malas kekantin aja tapi alasan lainnya karena ia dari tadi terus memperhatikan Vero yang menulis. Entah kenapa, vero seperti ada daya tarik tersendiri yang membuat Vian ingin selalu melihatnya terutama matanya yang indah itu. Ia masih penasaran sampai sekarang, mata itu sangatlah familiar ia seperti pernah melihatnya tapi dimana ya.
Mereka pun pergi ke kantin bersama, sesampainya di kantin mereka langsung mencari tempat duduk dan mulai memesan makanan.
"Kalian mau pesan apa, biar gue aja yang pesanin" tawar Vero pada mereka.
"Aku bakso sama es jeruk aja ver" jawab Vanessa.
"Kita samain aja, eh mau dibantu gak ver soalnya banyak nih. Biar Vian temani ya" kata Farel karena tidak mau Vero sendirian, tapi kenapa menyuruh Vian kenapa tidak ia sendiri. Sedangkan orang yang disebut namanya hanya diam dan langsung beranjak.
Buat kalian yang bingung, kok Vero sebentar pakai Lo gue habis itu aku kamu. Vero hanya pakai aku kamu untuk yang sudah dekat dengannya aja ya, jadi kalo untuk yang belum dekat banget ia pakai Lo gue. Contohnya Vanessa, mereka bicara pakai aku kamu.
Back to topic (eaaa hihi)
Vian hanya diam sambil mengikuti Vero dari belakang. Tiba-tiba ada perempuan yang menyenggol Vero dengan sengaja, namanya Fika. Vero yang tidak siap hampir saja jatuh jika tubuhnya tidak di tangkap oleh Vian. Vian memeluk pinggang ramping Vero, mata mereka pun bertemu. Sampai beberapa detik berlalu, Vero langsung mengalihkan pandangan dan langsung berdiri tegak.
"Terimakasih Vian" kata Vero dengan canggung dan pipi yang memerah.
"Hmm" balas Vian, Vian pun langsung menatap tajam Fika tanda tak suka.
"Apa maksud lo?" Tanya Vian dingin.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 42 Episodes
Comments