Bab 2

Di tempat kerjanya yang merupakan sebuah toko perlengkapan

rumah tangga. Mishel beberapa kali tidak fokus bekerja dan sering melamun.

Tentu saja dia memikirkan bagaimana nasib anak yang ada di dalam kandungannya

dan juga dirinya yang hamil tanpa suami pasti akan menjadi bahan cemoohan

orang-orang. Sama seperti ibunya, yang hidup tanpa suami. Ya, jika di pikir

lagi Mishel ingat dulu saat kecil dirinya sering di hina oleh teman dan

tetangganya karena dia tidak memiliki ayah. Orang-orang memanggilnya anak haram

dan itu sangat menyakitkan.

Tanpa sadar Mishel menyantuh perutnya yang masih rata. Perut

yang kini bersemayang sesosok makhluk kecil yang bernyawa. Memikirkan bagaimana

jika anaknya harus bernasib sama sepertinya. Tidak! Itu tidak boleh terjadi.

Hidup tanpa ayah terlalu menyakitkan dan menderita meski memiliki seorang ibu

yang hebat seperti ibunya sekalipun tetap saja berbeda jika memiliki ayah. Lalu

apa dia harus menemui laki-laki itu, laki-laki brengs3k yang sudah membuatnya

seperti ini.

Ya, Mishel tau siapa laki-laki yang sudah menodainya secara

paksa pada malam itu. Butuh waktu lama sampai dia melupakan malam kelam itu

yang sampai sekarang masih membuat dia takut jika mengingatnya.

Haruskah dia pergi menvari pria kaya itu, jika iya apa pria

itu akan percaya kalau anak yang dia kandung adalah anaknya. Mengingat jika

pria kaya suka sekali bermain Wanita pasti sudah banyak Wanita yang dia tiduri

bahkan setelah melampiaskan h4sr4tnya pada Mishel malam itu, dia melemparkan

sejumlah uang pada Wanita itu. Tentu Mishel tidak mengambilnya karena dia bukan

Wanita bayaran. Mishel yang terlalu sakit hati sungguh sangat membeci pria itu

dan bergegas pergi dari sana.

“Mishel, apa yang kau pikirkan. Kau melamun lagi? Apa kau

sakit?” tanya rekan kerja Mishel yang bernama Nayla.

“Tidak Nay, aku tidak apa-apa,” jawab Mishel.

“Kalau kau sakit jangan di paksa, jangan sampai menganggu

pekerjaanmu. Kamu tau kan si bos pasti akan marah besar kalau kita melakukan

kesalahan,” ujar Nayla memberi nasehat.

“Iya, aku akan berhati-hati lagi. Terimakasih ya.” Beruntung

Mishel mempunyai rekan yang cukup perhatian.

Siang itu di cuaca yang cukup panas, Mishel berusaha sekuat

tenaga untuk menahan tubuhnya yang terasa pusing dan lemas karena dia hanya

makan sedikit tadi pagi. Samapi sekarang belum makan apapun lagi karena dia

takut akan mual lagi di tempat kerja dan membuat semua orang curiga. Padahal

perutnya terasa sangat lapar tapi dia menahannya sekuat tenaga.

“Huftt, sabar ya nak. Apa kau lapar, kita tunggu sebentar

lagi. Aku akan membelikanmu roti agar kau tidak kelaparan lagi saat jam

istirahat,” ujar Mishel di dalam hatinya sambil mengusap sedikit perutnya

karena tak ingin ketahuan yang lain. Bibirnya tersenyum miris, apa mungkin dia

sudah Mulai menerima kehadihan makhluk kecil yang ada di perutnya sekarang.

Entahlah, tapi semenjak dia mengetahui tentang kehadiran janin itu di perutnya,

Mishel jadi merasa kalau dia tidak sendiri lagi. Ada kehidupan yang harus dia

saying dan urus di dalam perutnya, meski dia tidak menginginkan kehadirannya

tapi semua sudah ada yang mengatur. Sang Pencipta sudah memilihnya untuk

menjadi ibu dari anak ini.

Namun, ternyata tubuh Mishel tidak sekuat itu. Dia sudah

membayangkan akan membeli rotu dan sesuatu yang manis dan hangat tapi belum

juga waktun ya beristirahat, tubuhnya sudah limbung duluan.

“Mishel!!” teriak rekannya saat melihat tubuh Mishel limbung.

Seketika barang-barang yang sedang Mishel tata di rak pun berjatuhan

dan pecah.

Terpopuler

Comments

Katherina Ajawaila

Katherina Ajawaila

ampun Mishel udh di blng ibunya, ngelawan sih, heboh kan jadinya di tmpt kerja 😥

2025-03-02

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!