Bab 5

Di ruangan mewah pagi itu, seorang pria sedang tertidur pulas setelah bekerja keras semalam. Apalagi kalau bukan melakukan olahraga malam bersama wanita. Bukan hal aneh lagi bagi laki-laki itu melakukan one night stand bersama seorang wanita yang merupakan kekasih ataupun yang baru dia kenal. Dunianya selalu dikelilingi oleh wanita karena dia terkenal dengan sebutan pemain wanita alias CEO playboy.

Dia Marco, seorang yang baru saja di berikan kepercayaan oleh ayahnya untuk memimpin sebuah perusahaan. Dia bekerja cukup keras untuk perusahaan ayahnya dan dalam sekejap mampu membuat bangga sang Ayah. Tapi satu kekurangannya, di umurnya yang hampir menyentuh kepala tiga, dia belum juga serius dalam menjalin hubungan dengan wanita. Hampir tiap bulan dia berganti pacar bahkan ada yang paling bertahan satu Minggu menjadi pacarnya. Dan jika malam dia tidak memandang siapapun wanita itu asal bisa ditiduri dan memuaskan hasratnya. Setelah itu biasanya dia akan memberikan sejumlah uang untuk wanita yang telah tidur dengannya karena dia selalu menganggap wanita itu sama, mereka hanya tertarik pada uang.

Biasanya dia akan bertahan cukup lama dengan wanita yang tidak banyak menuntut ini itu. Dan akan membuang wanita yang banyak menuntutnya sebagai kekasih. Karena Marco paling tidak suka repot oleh wanita, dia lebih suka memberikan uang dan semuanya beres.

Seperti sekarang dia masih tidur berpelukan tanpa sehelai benangpun dengan seorang wanita yang sudah menemaninya malam tadi. Entah jam berapa mereka tertidur sampai sesiang itu pun belum ada niatan untuk membuka mata. Wanita yang bersamanya saat ini merupakan kekasihnya yang entah nomor ke berapa karena laki-laki itu tidak pernah menghitung jumlah mantannya.

Bunyi alarm di salah satu ponsel mereka terpaksa membuat mata wanita itu mengerjap meski tubuh rasanya remuk redam tapi dia sangat puas karena permainan Marco memang tidak pernah mengecewakan. Dia bahkan merupakan mantan terdahulu lelaki itu dan kemarin dia kembali mendekati Marco. Awalnya dia tidak percaya diri karena sekarang laki-laki itu merupakan seorang CEO dan dia adalah mantannya. Namun ternyata pria itu tidak mengingatnya sedikitpun, cukup menyedihkan karena itu artinya dia sama sekali tidak berarti bagi pria itu tapi tidak masalah karena dengan begitu dia bisa lebih mudah mendekati pria itu. Sudah seminggu ini mereka berpacaran setelah pertemuan tidak sengaja di sebuah club. Saat itu wanita tersebut memanfaatkan kesempatan ketika melihat Marco mabuk dan mereka pun berakhir menghabiskan malam bersama dan keesokan harinya mereka pun jadian.

Wanita itu tersenyum memandang pria berwajah tampan yang tertidur nyenyak sambil memeluknya. Siapa yang tidak menggilai pria itu, tampan, kata dan terkenal royal pada pasangannya. Setidaknya dia tidak akan rugi meski dijadikan pemuas kebutuhan lelakinya saja karena dia juga mendapatkan harga yang setimpal. Barang branded dan apartemen dia dapat setelah berhasil merayu pria itu agar membelikannya namun dia harus berhati-hati karena kata temannya, Marco paling tidak suka pada wanita yang suka merengek atau merajuk.

"Sayang, bangun. Apa kau tidak ke kantor?" wanita itu berupaya membangunkan Marco dengan mengusap-usap rahang pria itu sambil menggodanya.

"Hmmm jangan menggodaku pagi-pagi, apa kau  mau aku buat tidak bisa jalan nanti setelah ini."

Wanita itu justru lebih tertantang setelah mendengar kalimat itu. Tidak masalah kalau tidak bisa jalan, dia masih ingin sesuatu dari pria itu. Ya, mobil baru. Wanita itu harus membuat pria itu puas agar mau membelikannya mobil baru.

"Aku menantikannya, dibuat tidak bisa jalan olehmu sayang," tantang wanita itu. Kini jemarinya turun ke bawah, bermain-main di atas dad4 bidang pria itu.

"Oh shiit, kenapa kau mengganggu ku pagi-pagi begini." Marco pun terpancing dan menggeram saat wanita itu semakin lancang menggodanya.

Wanita itu tersenyum smirk saat Marco mulai terpancing dan melihat sesuatu sudah terbangun di bawah sana. "Kena kau," batin wanita itu.

Dan pagi itu mereka pun mengulanginya lagi hingga dua kali dan si wanita benar-benar kesusahan bahkan untuk sekedar bangun.

"Apa kamu menyesal sudah menggodaku sekarang," ujar Marco menyeringai setelah puas bermain di pagi hari.

"Tidak, aku menyukainya. Aku masih sanggup melayanimu." Wanita itu bergerak sensual seraya menggoda.

Wajah Marco pun pun kembali menggeram digoda begitu hampir kembali menerkam wanita itu tapi tiba-tiba seseorang membuka pintu kamar apartemennya.

"Ayah! Kenapa Ayah bisa masuk?" pertanyaan konyol macam apa itu. Sudah tau ayahnya bisa melakukan apapun tapi masih bertanya. Bukan hal yang sulit untuk mengakses apartemen putranya sendiri.

"Pakai bajumu! Ayah tunggu di luar!" Pria berusia hampir setengah abad dengan tampang tegas dan rahang di penuhi jambang itu sudah benar-benar murka pada putranya. Padahal dia tidak pernah mengajarkan dia untuk bermain wanita tapi entah kenapa putranya seperti itu.

Marco yang sedang tidak memakai apapun pun kalang kabut segera mengambil handuk yang tergeletak di lantai. Dia lalu berlari ke kamar mandi. Sial, gara-gara wanita itu terus menggodanya dia jadi kesiangan. Ayahnya pasti dapat laporan dari sekretarisnya. Dia pun bergegas mandi, tidak mau ayahnya menunggu lama.

Beberapa saat kemudian dia keluar dari kamar mandi sudah bersih dan hanya memakai bathrobe yang menutupi tubuhnya.

"Sayang, bagaimana denganku?"

Sial, Marco lupa tentang wanita itu yang masih di dalam kamarnya.

"Kenapa masih di sana. Cepat berpakaian dan pergilah dari sini," usir Marco karena kesal.

Sontak wanita itu pun menghentakkan kakinya, setelah puas seenaknya dirinya diusir dari sana.

"Kau mengusirku setelah apa yang kamu lakukan?!"

Marco yang baru selesai memakai pakaiannya pun menoleh.

"Diamlah, apa kau tidak lihat ada ayahku di sini. Pergilah lebih dulu, aku akan menghubungi mu nanti. Ambil ini." Marco menyerahkan sebuah kartu kredit miliknya karena buru-buru tidak mungkin dia bernegosiasi dengan wanita itu sekarang. "Pakai untuk membeli apa yang kamu mau."

Setelah itu dia pun keluar dari sana.

"Yess, aku akan membeli mobil baru dengan ini," ujar wanita itu kegirangan. Dia akan menguras sebanyak-banyaknya uang Marco sebelum dia dicampakkan.

...

Di luar. Marco sudah berhadapan dengan ayahnya. Dia berdiri di depan meja, seperti sedang di hukum karena ketahuan melakukan kesalahan.

"Sampai kapan? Sampai kapan kau akan seperti ini?" tanya sang ayah.

"Yah, aku kan sudah bilang pada Ayah. Aku mau mengurus perusahaan asal Ayah tidak mengurusi urusanku."

"Umurmu sudah hampir kepala tiga, teman-teman mu sudah menikah dan memiliki anak. Kau masih seperti ini, membuang-buang benihmu sembarangan," keluh pria itu. "Apa kau tidak kasihan pada ibumu, bagaimana kalau ibumu tau kelakuan putra kesayangannya ini."

"Yah, kau sudah berjanji tidak akan mengatakannya pada ibu kan. Selama ini aku sudah mengikuti mau Ayah, mengurus perusahaan dengan baik. Aku tidak pernah membuat masalah. Apa lagi sekarang, aku tidak ingin menikah!"

Terpopuler

Comments

Katherina Ajawaila

Katherina Ajawaila

semoga aja tuh jerry kena penyakit biar tau rasa Marco, edan 😖

2025-03-02

0

Wirda Lubis

Wirda Lubis

si Marco Gonta ganti perempuan ntar kena penyakit

2023-09-11

0

Marlina Wulan

Marlina Wulan

hadir

2023-05-11

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!