Bab 4

Ibu mana yang tidak sakit saat mendengar cerita tentang putrinya yang dinodai dengan paksa lalu di hina. Begitupun dengan ibu Fira saat ini, dunianya seakan hancur saat mendengar pengakuan putrinya yang sudah dinodai pria yang tidak bertanggung jawab. Kenapa malang sekali nasib putrinya, sedari kecil dia tidak pernah merasakan kasih sayang ayahnya tidak bertanggung jawab itu, dia harus bekerja sejak masih kecil dengan membantu ibunya hingga dia dewasa. Belum lagi hinaan dan cacian yang ia terima karena tidak memiliki ayah.

Ibu Fira memeluk putrinya erat, dia merasa berdosa sekali pada sang putri. Mungkin apa menimpa putrinya karena nasib buruknya yang menurun pada sang putri.

"Maafkan ibu nak, maafkan ibu. Seharusnya ibu menjagamu, seharusnya ibu tidak membiarkan kamu bekerja terlalu keras sehingga tidak terjadi hal seperti ini." Tangis wanita paruh baya itu begitu pilu melihat putrinya tercinta harus menghadapi ujian seberat ini.

"Kenapa aku harus mengalami ini Bu, kenapa ada saja cobaan dalam hidup kita. Apa kita juga tidak berhak bahagia seperti orang lain. Kenapa dia harus hadir dalam rahim seorang ibu yang kotor sepertiku. Kenapa dia harus hadir Bu." Mishel tidak mengerti kenapa dia harus semudah ini mendapatkan janin hanya dengan melakukan hubungan semalam yang bahkan tidak dia inginkan. Padahal banyak pasangan di luar sana yang mendambakan kehadiran seorang anak dalam hidup mereka tapi kesulitan untuk mendapatkannya.

Kalau saja bisa, sungguh Mishel tidak ingin janin itu hadir dalam perutnya. Dia sama sekali tidak siap dan tidak pantas untuk menjadi seorang ibu yang baik untuk anaknya. Belum lagi hinaan yang pasti dia terima dari orang-orang. Dia tidak sehebat ibunya yang bisa bertahan di tengah kesulitan.

Mengapa langit begitu kejam pada dua orang wanita yang selama ini hidup dalam kubangan kesedihan itu. Kenapa cobaan tiada hentinya mendatangi mereka. Salahnya mereka hidup di dunia ini, kenapa seakan semesta ini tidak merestui keberadaan mereka.

Tangis keduanya memenuhi ruangan rawat inap rumah sakit yang di huni beberapa pasien itu. Yang ruangannya hanya dibatasi oleh sekat kain saja. Mereka yang di sana pun mendengar kesedihan sepasang ibu dan anak itu. Ikut bersedih dan membayangkan bagaimana jika  ada di posisi mereka. Tanpa terasa air mata mereka pun ikut mengalir merasakan kesedihan dua orang yang sejatinya hanya menjadi korban keegoisan lelaki yang tidak bertanggung jawab.

"Apa boleh ibu tau, siapa laki-laki itu nak. Apa kau mengenalnya?" tanya ibu Fira ditengah isak tangisnya. Dia harus melakukan sesuatu agar sang putri tidak bernasib sama dengan nya.

Mishel menggeleng lemah, dia tau tapi dia tidak ingin mengingat atau bertemu lagi dengan pria yang bahkan tidak memiliki belas kasihan pada mal itu. Padahal Mishel sudah berteriak dan menjerit memohon ampun agar dia tidak melakukannya tapi pria itu sama sekali tidak peduli pada tangisan pilu Mishel.

"Kau yakin tidak mengenal atau tau orang itu, tidak apa-apa nak. Katakan saja pada ibu," ujar ibu Fira berusaha membujuk putrinya.

"Aku tidak mau mengingatnya lagi Bu, dia jahat. Dia tidak mau melepaskanku padahal aku sudah memohon saat itu," sakit sekali saat mengingat hal itu. Mishel tidak sanggup mengingatnya.

Ibu Fira pun mengerti trauma yang membelenggu putrinya saat ini. Tapi nanti pelan-pelan dia akan mencari tau untuk meminta pertanggungjawaban atas apa yang sudah pria itu lakukan pada putrinya. Bagaimanapun ada bayi yang butuh pertanggungjawaban ayahnya.

Jika dulu ibu Fira, mungkin kasusnya sedikit berbeda. Dia sudah sempat menikah tapi ditinggalkan suaminya saat sedang mengandung. Ayah kandung Mishel pergi bekerja namun tidak pernah kembali dan tidak pernah memberikan uang. Sampai pada akhirnya Ibu Fira pun mencari suaminya tapi kenyataan pahit yang harus dia dapat. Ternyata suaminya telah menikah dengan wanita kaya di kota lain. Hancur sekali rasanya saat mengetahui fakta itu, dirinya sedang mengandung anak laki-laki itu dengan tulus tapi dibalas dengan pengkhianatan. Hampir saja, Ibu Fira kehilangan janinnya karena terlalu stres memikirkan suaminya. Sampai dia akhirnya sadar kalau perasaan suaminya yang sudah berpindah sudah tidak mungkin bisa kembali lagi. Kalaupun mereka kembali pun akan berbeda, sudah tidak ada lagi kepercayaan dan hanya ada luka. Saat itulah Ibu Fira berpikir untuk tetap waras demi janin yang ada di dalam kandungannya dan memutuskan untuk berpisah dari pada hidup dalam penderitaan karena suaminya menikah lagi.

...

Mishel sudah kembali tertidur setelah lama menangis. Matanya pun sembab dan tidur pun sama sekali tidak tenang. Ibu Fira selalu di samping putrinya dan menjaganya. Di saat seperti inilah kita membutuhkan orang-orang terdekat untuk mendukung. Sebagai seorang ibu, Fira akan selalu di samping putrinya. Dia pernah merasakan sendirian tanpa siapapun saat dia di titik terendah. Kini dia tidak akan membiarkan putrinya juga mengalami hal yang sama.

"Tante, Tante makanlah dulu. Biar aku yang menemani Mishel." Ternyata Nayla masih ada di sana. Dia memang pergi tadi tapi tidak meninggalkan mereka. Saat mereka sedang menangis pun dia mendengarnya karena ruangan itu bukan ruangan yang kedap suara. Hanya ruangan rawat untuk kelas menengah ke bawah.

"Tante tidak lapar nak." Ya, bagaimana dia bisa merasa lapar kalau melihat keadaan putrinya seperti sekarang.

"Tante maaf kalau aku lancang. Tapi Tante harus memikirkan tubuh Tante juga. Bagaimanapun Mishel hanya punya Tante, kalau Tante kenapa-napa nanti siapa yang akan menemani Mishel," ujar Nayla berusaha membujuk ibu Fira.

Ibu Fira terdiam, benar apa kata teman putrinya itu. Jika dia sakit, siapa yang akan menemani putrinya di saat seperti ini. "Baiklah, Tante akan makan." Entah bisa makan atau tidak, dia akan tetap menyuapkan makanan itu ke dalam mulutnya.

Nayla pun terenyuh melihat wajah sendu Mishel yang tengah tertidur. Dia sudah tau semuanya karena hampir semua orang yang tadi di ruangan itu mendengar permasalahan mereka. Dia saja yang tidak merasakan apa yang Mishel dan ibunya rasakan, rasanya sangat sakit membayangkan nya. Bagaimana mereka menjalani semua itu selama ini. Sungguh mereka wanita hebat.

"Kamu pasti kuat melewati semua ini, Shel. Aku harap ayah bayi itu mau bertanggungjawab." Nayla berharap dalam hatinya.

Terpopuler

Comments

Katherina Ajawaila

Katherina Ajawaila

semoga Nyla bisa di andakin jd teman yg mengerti kel Mishel😥

2025-03-02

0

Sukliang

Sukliang

nayla kawan yg bsik

2024-04-24

0

Wirda Lubis

Wirda Lubis

lanjut

2023-09-11

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!