Setelah percakapan singkat dengan Arsen yang penuh ketegangan, hari-hari berlalu dengan lambat. Dayna merasa seperti terjebak dalam pusaran yang tak pernah berhenti. Setiap kali ia mencoba menarik diri, ia merasa seperti ada tangan tak kasat mata yang menariknya kembali. Gaza selalu mengawasi, selalu ada di sana dengan matanya yang penuh ancaman, siap untuk menghancurkan setiap langkah yang dianggapnya sebagai ancaman terhadap kekuasaannya.
Seiring berjalannya waktu, dunia yang diciptakan Gaza semakin mencengkeram Dayna. Setiap malam, ia merasa dirinya semakin jauh dari kehidupan yang ia inginkan. Ia ingin melarikan diri, tapi ketakutan akan Gaza terlalu kuat. Ia tahu, Gaza tidak akan pernah melepaskannya begitu saja. Dan meskipun Arsen berusaha keras untuk meyakinkannya bahwa ada jalan keluar, Dayna merasa semakin terperangkap. Hatinya terluka, terbelah antara dua dunia yang bertentangan.
Pagi itu, Dayna duduk di ruang tengah, menatap kosong ke luar jendela. Matahari baru saja terbit, namun pikirannya jauh lebih gelap daripada langit yang cerah. Ia tak bisa melupakan kata-kata Arsen yang terucap beberapa hari lalu, kata-kata yang penuh harapan namun juga penuh ketidakpastian. Bagaimana bisa ia berharap akan kebebasan, sementara Gaza masih menguasai setiap aspeknya? Gaza yang seakan tak pernah lelah mempermalukannya, menjadikannya alat untuk memenuhi keinginannya.
Tiba-tiba, pintu terbuka, dan sosok Arsen muncul di ambang pintu. Wajahnya tampak cemas, namun matanya tetap tegas. “Dayna, kita perlu bicara,” katanya dengan suara yang rendah namun penuh kekuatan.
Dayna menatapnya, namun ia tak bisa mengelak. Ia merasa ada sesuatu yang harus diputuskan, sesuatu yang akan mengubah segalanya. “Apa yang ingin kau katakan, Arsen?” jawabnya pelan, suaranya serasa terhimpit oleh beban yang tak bisa ia ungkapkan.
Arsen berjalan mendekat, duduk di sampingnya. Ada keheningan yang sejenak membungkus mereka berdua, namun Arsen akhirnya memecahnya. “Dayna, aku tahu betapa sulitnya situasi ini untukmu. Aku tahu betapa kuatnya ketakutan yang kau rasakan, namun aku juga tahu bahwa kita tak bisa terus hidup dalam bayang-bayang ketakutan ini. Kau tidak bisa terus dipermainkan oleh Gaza. Kau punya hak untuk memilih hidupmu sendiri.”
Dayna menunduk, merasa perasaan berat menimpa dadanya. “Aku ingin percaya padamu, Arsen. Aku ingin melarikan diri, tetapi Gaza—kau tahu bagaimana dia. Jika aku melawan, dia akan menghancurkan kita. Aku… aku tak bisa melihat kita hancur.”
Arsen menggenggam tangannya dengan lembut. “Dayna, aku tidak akan pernah membiarkan itu terjadi. Kita bisa mencari jalan keluar. Aku berjanji, kita akan menemukan cara.”
Dayna menatap mata Arsen dengan penuh keraguan. “Tapi bagaimana? Apa yang bisa kita lakukan? Gaza sudah menguasai segalanya. Dia memiliki kekuasaan yang begitu besar.”
Arsen menarik napas dalam-dalam, mencoba untuk tetap tenang. “Aku tahu itu. Tetapi aku tidak akan membiarkanmu terus hidup seperti ini. Kita akan berjuang bersama. Aku tidak akan meninggalkanmu, Dayna. Kita harus mulai melawan. Meskipun itu berarti menghadapi ketakutan kita.”
Tiba-tiba, suara pintu terbuka lagi, dan suara Gaza terdengar dari luar ruangan. “Dayna! Arsen! Apa yang sedang kalian lakukan di sini?” Gaza bertanya dengan nada yang penuh kecurigaan, namun ada kilatan amarah yang tersirat dalam suaranya.
Dayna langsung menarik tangannya dari genggaman Arsen dan berdiri, mencoba menutupi kekhawatirannya. “Kami hanya berbicara, Tuan Gaza,” jawabnya dengan suara rendah, mencoba menunjukkan ketenangan yang sebenarnya tidak ia rasakan.
Gaza melangkah masuk, matanya menatap Arsen dengan tajam. “Aku tidak suka melihatmu berlama-lama di sini. Ingat, Dayna ada di bawah kekuasaanku. Dia bukan milikmu, Arsen. Jangan coba-coba bermain-main dengannya.”
Arsen berdiri perlahan, menatap Gaza dengan penuh keyakinan. “Aku tidak bermain-main, Gaza. Aku hanya mencoba membantu Dayna. Dia tidak pantas hidup dalam ketakutan seperti ini. Kau harus berhenti mengontrol hidupnya.”
Gaza terkekeh dingin, wajahnya memerah karena amarah yang semakin membara. “Kau pikir kau bisa mengubah apapun? Kau tak tahu siapa aku, Arsen. Aku bukan orang yang bisa kau tantang begitu saja. Jika kau ingin selamat, lebih baik kau berhenti berurusan dengan Dayna.”
Kata-kata itu terasa seperti tamparan keras di wajah Arsen. Namun, ia tak mundur. “Aku tidak takut padamu, Gaza. Aku akan melindungi Dayna, tidak peduli apapun yang terjadi.”
Gaza melangkah mendekat, menatap Arsen dengan tatapan penuh ancaman. “Kau akan menyesal telah menantangku, Arsen. Aku akan pastikan hidupmu akan lebih buruk daripada apa yang bisa kau bayangkan.”
Arsen hanya menatap Gaza dengan keteguhan. “Jika itu yang harus aku hadapi untuk melindungi Dayna, aku siap.”
Setelah beberapa detik yang terasa seperti berabad-abad, Gaza akhirnya mundur dan melangkah keluar. “Jangan berpikir kau bisa terus begitu, Arsen. Aku akan memperhatikan setiap gerakanmu.”
Begitu Gaza menghilang dari pandangan, Arsen berbalik ke arah Dayna, yang terlihat tertegun dan cemas. “Dayna, kau tahu aku tidak akan menyerah, kan?” tanyanya lembut.
Dayna mengangguk pelan, namun masih ada keraguan yang mengganggu hatinya. “Aku takut, Arsen. Aku takut jika kita mencoba melawan, kita akan hancur.”
Arsen menghela napas, mencoba mengurangi ketegangan yang ada di udara. “Aku mengerti ketakutanmu, Dayna. Tapi kita tidak bisa terus hidup seperti ini. Aku berjanji, aku akan berjuang untukmu. Kau tidak sendiri.”
Dayna menatapnya, merasakan kehangatan dari kata-kata itu, namun ada kegelisahan yang terus menggerogoti hatinya. “Aku ingin percaya padamu, Arsen. Tapi bagaimana kita bisa keluar dari semua ini?”
Arsen menatapnya dalam-dalam. “Kita akan mencari jalan. Aku akan melindungimu. Kita akan keluar dari cengkeraman Gaza. Kau harus percaya padaku.”
Dayna terdiam sejenak, mencoba mencerna kata-kata Arsen. Ia tahu, ini adalah saat yang menentukan. Jalan yang akan mereka pilih hari ini akan menentukan nasib mereka di masa depan. Jika mereka terus hidup dalam ketakutan, maka hidupnya akan selamanya terkunci dalam dunia Gaza. Namun, jika mereka berani melawan, mereka mungkin bisa menemukan kebebasan yang selama ini ia impikan.
Dan dalam hati Dayna, sebuah pertanyaan besar terngiang: apakah ia siap untuk memilih jalan itu?
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 45 Episodes
Comments
Nady Henio Usry
ceritanya msh mutar2 blm jelas thor
2025-01-17
0
Wenny Adiceepp
lnjutan nya mana?
2020-07-09
4