"Apakah kamu sudah bosan hidup?" tanya Vic.
"Seharusnya aku yang bertanya pada paman," balas Vicnez yang tidak mau kalah.
"Vic," sapa Joline yang menghampirinya.
"Kenapa kamu datang kemari?" tanya Vic.
"Siapa anak ini?" tanya Joline.
"Namaku adalah Vicnez, apakah bibi bisa tolong minggir dulu urusanku dan paman ini belum selesai," kata Vicnez.
"Apa?" tanya Joline yang heran dengan anak itu.
"Kenapa? apakah bibi tidak mengerti dengan bahasaku?" tanya Vicnez.
"Tidak usah peduli dengan dia, mungkin orang tuanya tidak bisa mendidiknya," ujar Vic.
"Papaku adalah seorang dokter yang profesional, dan mamaku adalah suster, mereka lebih sopan darimu," jawab Vicnez.
"Apakah kamu ingin membanggakan mereka di depanku? anak kecil, lebih baik kamu segera pergi. aku tidak perlu tahu siapa orang tuamu. pergi dan jangan muncul lagi di sini!" kata Vic.
"Paman kepala batu yang sombong, mudah-mudahan kelak kalau kamu memiliki anak bisa menjadi lebih sopan darimu," ujar Vicnez.
"Anak kecil, kalau tidak salah tadi aku melihatmu duduk di kelas ekonomi premium. kenapa kamu di sini? apakah orang tuamu tidak bisa menjagamu?" tanya Joline.
"Aku hanya jalan-jalan sebentar, dan tidak ku sangka bertemu dengan paman kepala batu ini," ucap Vicnez.
"Jacky, kalau anak ini masih di sini, kirim saja ke bawah!" perintah Vic dengan sengaja menakuti anak kecil itu.
"Apakah kamu ingin menakutiku? kenapa tidak melakukan sekarang saja?" tanya Vicnez.
"Vicnez, ternyata kamu ada di sini," suara panggil seorang pria muda yang menghampiri Vicnez.
"Papa, sahut Vicnez.
"Sayang, kenapa kamu ada di sini? jangan menganggu orang lain," kata pria itu yang memegang tangan putranya.
"Iya," jawab Vicnez.
"Maaf, kalau putraku sudah menganggu!" ucap pria itu yang kemudian membawa putranya pergi. pria itu sangat sopan dan ramah. beda dengan putranya yang sangat dingin dan keras kepala.
"Vic, aku hanya memberitahumu aku akan menunggumu setelah kita tiba nanti," kata Joline.
"Kembalilah ke tempat dudukmu!" jawab Vic yang menyandarkan dirinya dan memejamkan mata.
"Sampai jumpa nanti!" ucap Joline yang melangkah pergi.
Vicnez dibawa oleh seorang pria yang dia panggil papa kembali ke tempat duduknya.
"Sayang, kamu ke mana? dalam pesawat jangan main-main!" ucap wanita itu pada anaknya.
"Mama, tadi Vicnez bertemu dengan paman kepala batu," ngadu Vicnez yang merasa kesal.
"Ada apa? kenapa memanggilnya kepala batu?" tanya Mamanya.
"Dia merusakan bolaku, dan tidak ingin minta maaf," jawab Vicnez.
"Vicnez, mungkin saja bolamu menganggunya sehingga paman itu tidak senang denganmu," kata papanya.
"Tapi, Vicnez sudah minta maaf, Pa. paman itu yang keras kepala. dia adalah orang dewasa kenapa tidak bisa minta maaf kalau salah?" tanya Vicnez.
" Lain kalian jangan main-main lagi, tidak baik kalau kita menyinggung penumpang lain," kata mamanya.
"Iya," jawab Vicnez dengan cemberut.
"Vicnez, jangan marah! setelah tiba di Los Angeles kita akan membeli mainan baru, ya!" ujar papanya.
"Vicnez mau pesawat, Pa!"
"Baiklah! kita akan membeli pesawat," jawab pria itu dengan senyum.
"Chris, jangan membeli mainan lagi, Vicnez sudah memiliki banyak mainan," kata wanita itu.
"Rancy, tidak masalah kalau anak kita menyukainya, lagi pula anak usia empat tahun masih anak-anak dan suka bermain," jawab Chris.
"Kamu terlalu memanjakan dia!" ujar Rancy.
"Tidak apa-apa! jangan lupa bocah tampan ini adalah putra kesayanganku," ujar Chris dengan senyum.
"Dia akan menjadi manja," ujar Rancy dengan senyum.
"Sudah wajib aku memanjakan dia, karena dia adalah permataku," jawab Chris.
"Rancy, apakah kamu ada membawa obat?"
"Ada! obat ini sudah biasa ku bawa ke mana saja."
"Iya, obat itu seharusnya dibawa setiap saat," kata Chris.
"Iya, tenang saja! aku selalu ingat pesanmu," jawab Rancy dengan senyum.
Rancy dan Chris adalah pasangan suami istri yang telah memiliki seorang putra yang tampan dan pintar berusia sekitar empat tahun. Chris adalah seorang Dokter spesialis bedah plastik yang dikenal sangat ramah. sementara Jancy adalah salah satu pasien yang dulu disembuhkan olehnya. setelah gadis itu sembuh ia menjadi suster membantu Chris setiap saat. Chris meluangkan banyak waktu untuk mengajarinya tentang ilmu pengobatan. pernikahan mereka terjadi karena sebuah alasan yang tidak ketahui oleh siapapun. di rumah sakit, mereka dikenal sebagai pasangan yang paling mesra dan kompak.
Setelah beberapa jam perjalanan akhirnya mereka tiba di kota tujuan.
Vic bersama Jacky berjalan dan ingin meninggalkan air port.
"Vic, aku akan menungguku di tempat biasa," kata Joline yang bermaksud dirinya akan menunggu di kamar hotel. wanita itu berharap bisa bercinta dengan bos mafia itu
"Sampai jumpa malam nanti," ucap Vic dengan cuek. bagi pria itu Joline hanyalah seorang wanita untuk melepaskan hasratnya seperti sepuluh tahun yang lalu. dalam ingatannya dirinya hanya pernah berhubungan dengan wanita itu dan mantan istrinya yang sudah meninggal.
"Paman kepala batu," sapa Vicnez yang menghentikan langkah Vic, Joline dan Jacky.
"Vicnez, jangan tidak sopan!" ujar Rancy yang menahan putranya.
"Paman itu belum meminta maaf denganku," jawab Vicnez yang melepaskan pegangan ibunya dan berlari ke arah Vic.
"Kenapa kamu lagi, anak kecil," kata Joline.
"Bibi, tolong jangan ikut campur, ini adalah urusanku dan paman ini," jawab Vicnez.
"Apa lagi yang kamu inginkan?" tanya Vic yang risih.
"Paman adalah orang dewasa, apakah kalau meminta maaf akan membuatmu malu?" tanya Vicnez.
"Vicnez, jangan main-main lagi, mari kita pergi!" ajak Rancy yang menghampiri putranya.
"Nyonya, seharusnya Anda bisa mendidik anak Anda agar tidak menganggu orang lain," ujar Joline.
"Nona, apakah putra saya menganggumu? mainannya dirusakkan oleh temanmu, siapa yang harus disalahkan," jawab Rancy.
Vic yang melihat Rancy ia terdiam dan tanpa beralih pandangan. tidak tahu apa sebabnya dia menatap wanita itu tanpa berkedip. begitu juga dengan Rancy yang kemudian memandang ke arahnya. mereka saling memandang selama beberapa saat.
"Vicnez, mari kita pergi!" ajak Rancy yang beralih pandangannya.
"Hanya karena mainan murahan, seorang anak kecil sudah begitu tidak puas. bagaimana setelah dewasa? apakah hanya urusan yang tidak penting diutamakan?" kata Vic yang melihat Vicnez.
"Tuan, bukan masalah mainan murahan atau masalah kecil, tapi masalah kepribadian seseorang. walau Anda menjadi orang yang sukses. tapi ketika Anda tidak punya etika tetap saja tidak akan dipandang orang," jawab Rancy.
"Tidak punya etika?" ujar Vic.
"Iya, bagi Anda ini adalah masalah kecil, karena putra saya baru berusia empat tahun. tapi, apakah Anda tahu sikap orang dewasa yang baik akan menjadi teladan bagi anak-anak. Vicnez telah melakukan kesalahan karena menganggu Anda dan dia sudah minta maaf. tapi, Anda malah masih tidak puas dan merusakan bolanya. dia tidak memintamu untuk menganti yang baru. dia hanya ingin permintaan maaf darimu saja. kalau Anda tidak mampu melakukannya saya juga bisa menerimanya," kata Rancy dengan mengejek.
"Apa maksud dengan perkataanmu itu?" tanya Vic.
"Bos bertemu dengan wanita dan anak kecil yang sama-sama keras kepala. aku yakin wanita ini pasti akan disakiti," batin Jacky.
"Sayang, dengar baik-baik ya, lain kali jangan dekati paman ini lagi! jangan disimpan dalam hati. mari kita pergi, papa sedang menunggu kita di luar!" ajak Rancy.
"Iya, Ma!" jawab Vicnez.
"Bye...bye...,Paman kepala batu," ucap Vicnez sambil melambai tangan mungilnya.
"Jangan melakukan itu, tidak sopan!" ujar Rancy yang mengendong putranya dan berjalan menuju ke pintu utama.
Setelah Rancy pergi, Vic masih memandang wanita itu.
"Kenapa seperti tidak asing dan perasaan aneh," batin Vic.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 41 Episodes
Comments
Yuli Eka Puji R
semuanya amnesia
2023-04-17
0
Yuli Eka Puji R
ucap seorang gadis terhadap anaknya, gadis punya anak,
2023-04-17
0
G
lanjut
2023-04-15
0