Bab 5 (Revision Ver)

"Anna, Ara?" Seru Sera tersenyum manis saat kedatangan kedua siswi tersebut di mejanya saat ini.

Lyora menoleh dan terkesima dengan apa yang dilihatnya. Matanya tak teralihkan pada apa pun termasuk pada makanannya sendiri. Ia masih terpana melihat kedua siswi tersebut. Mereka kembar identik.

"Kita boleh gabung sama kalian, gak?" Tanya gadis bernama Anna pada Lyora dengan ramah. Murah senyum pula.

"Ahh, boleh kok, duduk aja ..." Lyora mempersilakan kedua siswi itu untuk duduk di dekatnya.

"Lo murid baru, ya?" Tanya Anna. Gadis cantik yang memakai pita pink berukuran kecil di rambutnya.

"Bisa dibilang ya ..., tapi sebenarnya gue siswi pertukaran pelajar. Nama gue Lyora," balas Lyora sambil tersenyum kecil.

"Ouh gitu ..., salam kenal, ya. Nama gue Annabelle biasanya dipanggil Anna, dan ini Arabelle." Anna memperkenalkan dirinya dan juga sang kembarannya Arabelle.

"Ini pertama kalinya gue liat saudara kembar yang identik di sekolah." Kata Lyora tersanjung.

"Masa sih?" Anna menoleh karena terheran.

"Iya, gue baru pertama kali lihat kembar identik. Kalian bener-bener mirip banget, kecuali style kalian." Jawab Lyora, lalu menunjuk ke arah seragam mereka.

"Ya, lo bener. Style gue sama Anna beda jauh, gue lebih ke tomboy sedangkan dia ke feminim." Jelas Ara sambil menyeruput minumannya.

"Kalian kalo tukar peran kayaknya masih bakal ketahuan deh," sahut Sera sambil terkekeh pelan.

"Valid banget ... kita pernah sekali nyoba tuker peran, dan alhasil gagal total." Balas Anna yang mengingat-ingat kejadian memalukannya bersama sang adik Ara.

"Udah ahh, jangan dibahas lagi. Malu, tau!"

"Haha iya, deh ...." Anna terkekeh pelan melihat reaksi Ara yang ternyata malu mengingat kejadian itu.

Setelah berbasa-basi cukup lama, mereka berempat pun sudah terlihat mulai akrab. Bahkan Lyora yang notabene sebagai siswi pertukaran pelajar alias siswi baru si sekolah tersebut juga sudah tidak canggung dengan Sera, Anna, maupun Ara. Itu jelas, karena Hayoung adalah orang yang gaul dan tidak pilih-pilih teman.

"Sera," panggil Anna pada Sera yang masih sibuk menyantap makanannya.

"Hm?" Sera menoleh dan hanya berdehem pelan. Sebenarnya mulutnya sedang penuh oleh makanan, jadi ia tidak bisa membalas dengan ucapan.

"Kak Arez nyuruh kita buat latihan dance abis pulang sekolah." Ucap Anna memberitahu.

Setelah menelan makanannya, Sera langsung mendengus. "Ahh, kenapa abis pulang sekolah, sih? Gue bisa mati kecapekan gara-gara ngabisin sisa waktu pulang sekolah gue buat latihan dance. Kenapa gak pas hari libur aja, sih?" Gerutunya tak terima.

"Gak tau, yang jelas sih dia ngomongnya kayak gitu pas gue sama Ara mau ke kantin," sahut Anna sambil mengangkat kedua bahunya pertanda tidak tahu.

"Lho, Diva gak ada di sini, ya?" Sera nampak menoleh ke sembarang arah untuk mencari keberadaan orang bernama Diva ini.

"Entah ...." Anna menggeleng pelan.

"Dia kemana?" Tanya Sera yang baru menyadari bahwa Diva tidak ada di kantin.

"Ohh, dia lagi di ruang latihan, kayaknya mau latihan sebentar sebelum makan." Balas Ara sambil mengunyah.

"Kenapa sampe segitunya dia latihan dance, lagian pemilihan member untuk perwakilan lomba dance juga masih lama, kan?" Kata Sera.

"Iya, kalo itu gue juga tau. Emangnya lo gak tau, Ser?" Ucap Anna.

"Tau apa? Dikasih tau aja juga belum," dengus Sera sambil terus mengunyah makanannya.

"Jadi, si Jihan itu latihan keras banget karena kemarin pas latihan dia diomelin sama kak Arez." Ungkap Anna.

"Masa sih?" Sera menghentikan laju makannya.

"Iya, gara-gara apa ya kemarin dia diomelin ...? Ohh itu, gerakan kakinya kurang luwes." Anna mengingat bagaimana gadis bernama Diva ini mengalami kesulitan saat latihan dance.

"Jadi dia lagi ngelatih kakinya biar luwes, gitu?" Tanya Sera memastikan kalimat yang diucapkan benar.

"Mungkin. Gue juga gak tau." Anna mengangkat bahunya menandakan dirinya yang memang tidak tahu menahu soal Diva. Itu karena Diva akhir-akhir ini sering murung. Entah karena latihan dance atau di luar itu.

"Seharusnya kak Arez gak perlu kasar begitu." Dengus Sera.

"Kalian ini lagi makan malah yang dibahas dance mulu dance mulu, bosen gue lama-lama dengernya. Udah lah itu bisa dibahas nanti. Gue lagi makan jadi keganggu sama ocehan kalian." Sahut Ara, menggertak jarinya di atas meja.

Melihat Ara nampak kesal, Sera dan Anna hanya tersenyum kecut.

"Sera, maaf motong pembicaraan kalian, gue udah selesai makan. Gue mau balik ke toilet dulu." Potong Lyora tiba-tiba.

"Lo makan cepet banget, Ra ...." Sera sampai terheran-heran melihat nampan Lyora yang sudah bersih tanpa sisa.

"Dan lo bener-bener gak nyisain makanan lo," ucap Ara yang begitu kagum terhadap Lyora. Biasanya murid di sini itu tidak ada yang makan sampai sebersih itu. Pasti selalu ada sisanya.

"Gue selalu diajarin sama nyokap untuk gak buang-buang makanan," kata Lyora sekaligus mengingatkan kepada teman-teman barunya ini secara tidak langsung.

"Lo keren, Ra." Sera menunjukkan jempol kanannya sambil meringis.

"Ahh, gak kok biasa aja. Ya udah gue duluan ...."

"Okey hati-hati, ya ..." Sera memperingatkan.

"Hm?" Lyora mengernyit dan masih bingung dengan maksud ucapan Sera.

PRANG!!

Belum genap dia melangkah, Lyora menabrak seseorang dari arah depannya. Nampan dan tubuhnya terhempas ke lantai.

Lyora memegangi keningnya karena sempat bertubrukan dengan tubuh orang yang ada di hadapannya saat ini.

"Menurut lo apa yang bakal terjadi? Ayo taruhan, cewek itu yang minta maaf atau Marven yang ngamuk?" ucap Reygan memulai taruhan.

"Taruhan lo gak asik," ketus Haikal yang tidak tertarik dengan taruhan murahan yang ditawarkan Reygan.

"Idih, siapa juga yang ngajak lo!" Reygan memutarkan kedua bola matanya.

"Gue rasa dua pilihan lo tadi gak bakal terjadi, Kak." sahut Rizky yang diam-diam juga tidak tertarik dengan taruhan yang diberikan Reygan.

"Gak asik lu, Ki!" gerundel Reygan sambil memasang wajah kecut.

"Udah! Kita lihat aja adegan selanjutnya." Racau Abi.

"Kalian tuh ya ..., lagi keadaan kayak gini malah dibuat taruhan. Hadeuh ..." Jevan menghela napas dan tak habis pikir dengan kedua makhluk yang ada di sampingnya ini.

"Waduh! Itu kan Marven," kata Anna yang tersentak melihat kehadiran Marven--ketua geng Reconnect dengan tatapan dingin dan punya tatapan mata yang tajam, ditambah ucapannya yang selalu pedas dan nyelekit jiwa dan raga.

"Uhuk uhuk uhuk!" Sera yang tersentak terbatuk-batuk karena tersedak makanan yang mau ditelan.

"Sorry, gak sengaja." Kata Lyora lalu berusaha untuk berdiri.

"Beraninya lo nabrak gue," ujar Marven dengan suara beratnya.

Lyora sedikit terkejut saat Marven menatapnya begitu tajam dan dingin. Apa cowok itu sangat marah pada Lyora karena menabraknya secara tak sengaja?

"Gue minta maaf. Jaket lo jadi kotor, sini biar gue bersih--"

Tiba-tiba Marven dengan kasar menepis tangan Lyora yang hampir menyentuh jaketnya.

"Gak usah pegang-pegang! Ini modus lo kan supaya bisa deket sama gue? Ck!" Decak Marven.

Padahal maksud Lyora itu baik, hanya mau menebus kesalahannya karena sudah membuat jaket orang kotor.

"Maksud lo?" Lyora nampak mengernyit karena masih bingung dengan maksud ucapan Marven.

"Semua cewek itu sama aja ya ...." Lyora kembali mengernyit saat Marven menggantungkan kalimatnya.

...***...

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!