Bab 2 (Revision Ver)

Setelah dua hari sejak pemberitahuan bahwa ia dan Kayla akan menjalani program pertukaran pelajar, Lyora tengah sibuk membereskan beberapa buku di raknya sambil sesekali bersenandung, menikmati lagu favoritnya dari boy group kesukaannya, BSS. Mendadak, suara pintu kamarnya yang terbuka mengganggunya. Dia segera mematikan lagu itu, tidak ingin Saka, kakaknya yang suka mengolok-olok mengetahui kesukaannya pada boy group tersebut.

Lyora membuka pintu dan mendapati Saka serta ibunya, Vanesa, berdiri di ambang pintu.

"Mama gak nyangka kalau anak Mama ini dikasih kesempatan buat jadi salah satu murid pertukaran pelajar. Mama bangga banget sama kamu," kata Vanesa sambil mendekati Lyora yang kini sudah duduk di atas ranjang. Senyum percaya diri terlukis di wajah Lyora mendengar pujian itu.

"Ck, bangga apanya?" Decak Saka yang masih berdiri di depan pintu dengan tangan dilipat di dada.

Vanesa menoleh. "Ya dong harus bangga, masa anak Mama dapet kesempatan ini harus disia-siakan?"

"Biarin aja, Ma. Dia sebenernya lagi iri sama aku," sahut Lyora sambil memasukkan beberapa buku ke dalam tas sekolahnya.

"Hah, lo bilang apa? Gue iri? Ck, ngapain amat gue iri sama ikan teri. Lo pasti ngelakuin sesuatu yang aneh sampe bisa dikasih kesempatan kayak gitu sama kepala sekolah. Ngaku lo!" Balas Saka dengan nada tinggi.

"Gue tau lo iri, jelas banget dari muka lo, Bang." Lyora tersenyum meledek ke arah Saka yang tampak semakin kesal.

"Apaan sih, kagak!" Decak Saka.

"Saka, kamu ini kenapa sih?" Vanesa semakin tidak bisa memahami isi pikiran anak sulungnya tersebut.

"Au ahh!"

Saka pergi dengan perasaan kesal, meninggalkan kamar Lyora sambil membanting pintu kamar.

"Ya ampun ... dia itu kan udah gede, kenapa tingkahnya masih aja kayak anak-anak," Vanesa menghela napas.

"Mama gak perlu mikirin kelakuan bang Saka, dia kan emang kayak gitu. Lebay." Kata Lyora dengan ekspresi julid. Vanesa membalas dengan tertawa kecil.

"Jadi, gimana persiapannya? Gak ada yang ketinggalan, kan?" Tanya Vanesa memastikan bahwa semua perlengkapan sekolah yang akan dibutuhkan Lyora sudah lengkap masuk ke dalam tasnya.

"Iya, Ma, aman kok." Jawab Lyora sambil menunjukkan satu jempol.

"Anak Mama udah gede, ya ... semoga kamu betah sekolah di sana. Tapi kalau kamu ngerasa gak nyaman bilang aja ke Mama, okey?" Kata Vanesa sambil mengelus dan membelai rambut hitam panjang anak bungsunya.

"Okey."

"Ya udah, sekarang kamu tidur, Mama mau kembali ke kamar ..." Vanesa berdiri dari ranjang Lyora dan mematikan lampu agar anaknya mulai tidur.

Lyora menghempaskan tubuhnya di ranjang dan menatap langit-langit atap sebelum terlelap.

Huft ... besok adalah hari pertama gue jadi siswi pertukaran pelajar. Kira-kira SMA Bumintara itu kayak gimana, ya? Batin Lyora bertanya-tanya.

...**...

Hari ini adalah hari pertama Lyora menjalani program pertukaran pelajar, atau yang dalam bahasa Inggris disebut student exchange. Dadanya berdesir dan wajahnya terlihat pucat karena gugup. Biasanya, jika ia bersama teman dekatnya--Kayla, kegugupan itu tidak akan separah ini.

"Duh, gue pasti udah gila. Tenangin diri lo," katanya pada diri sendiri, berusaha menutupi rasa gugupnya dengan memikirkan hal-hal menyenangkan. Namun, pikirannya malah dipenuhi oleh kekhawatiran seperti, "Gimana kalau makanan di kantinnya gak enak?"

"Let's go!" seru Lyora menyemangati dirinya sendiri dan melanjutkan perjalanannya menuju SMA Bumintara.

Tiba-tiba, ponselnya bergetar di dalam saku seragamnya.

"Ish, ngagetin aja sih!" Lyora merogoh ponselnya dan melihat nama Kayla di layar.

"Ngapain Kay nelpon gue?" ucapnya saat mengangkat panggilan itu.

"Apa?" tanya Lyora tanpa basa-basi.

"Lo udah sampe di SMA Bumintara belum?" tanya Kayla penasaran.

"Belum, kenapa nanya-nanya?" balas Lyora.

"Gue udah nyampe di SMA Senjana nih. Sekarang gue lagi di dalam kelas. Lo tau gak, Ra? Gue udah dapet teman sebangku yang cantik dan baik banget," ungkap Kayla bersemangat.

"Iya iya, terserah lo deh. Tapi inget, mukanya emang cantik tapi belum tentu hatinya baik. Bisa aja dia baik kalau lagi ada maunya doang," balas Lyora ketus.

"Duh, gak usah posesif gitu deh. Intinya kalau lu udah nyampe plus dapet teman sebangku kasih tau gue ya," pinta Kayla.

Lyora menghela napas. "Eh, udahan dulu ya, udah bel masuk, by!"

"Idih, ngapain amat gue ngasih tau siapa temen sebangku gue nanti," gumam Lyora setelah menutup panggilan.

"Kayaknya dia seneng banget. Ah, dari pada gue netink terus, mending gue buru-buru dah ke sekolah. Kayaknya gue udah telat, nih," kata Lyora sambil memasukkan ponselnya ke dalam saku.

Lyora melanjutkan perjalanannya dengan langkah cepat. Jika dia telat, pasti kepala sekolah SMA Bumintara akan memakluminya karena dia adalah murid pertukaran pelajar.

"Kay bilang kalau di SMA Bumintara itu sekolah yang isinya serbuk berlian semua... Maksudnya apaan coba?" katanya sambil terheran-heran.

"Mungkin maksud dia di sekolah itu ada berliannya? Atau... gedungnya terbuat dari berlian? Wah, gila sih kalau itu beneran," pikir Lyora polos.

Tiba-tiba, Lyora teringat ucapan Kayla sebelum ia memasuki SMA Bumintara.

"Di saat-saat gini lo gak tau SMA Bumintara? Hadeuh... Oke, sini gue kasih tau. Jadi di SMA itu isinya murid-murid yang terkenal banget. Di sana banyak murid ganteng dan cantik, terus mereka semua berbakat. Arrggh! Gue iri banget sama lo, Ra," teriak Kayla.

Lyora mengingat bagaimana Kayla dan teman-temannya mengatakan bahwa SMA Bumintara adalah sekolah dengan seribu murid berbakat.

"Ck, dia bilang iri sama gue cuma karena gue dapet di SMA Bumintara. Gue rasa ini bakalan jadi masa-masa kelam dari setiap mimpi buruk gue selama ini," gumam Lyora sambil terus berjalan.

Di depan gerbang SMA Bumintara, Lyora menganga. Yang dikatakan Kayla mungkin benar. Hanya saja, Lyora lebih tertarik dengan gedung sekolah daripada murid-murid yang akan ia temui nanti.

"Wah, gede juga sekolahnya. Tapi warnanya gak kayak berlian," ujar Lyora terheran-heran.

Lyora melihat sekelilingnya, menoleh ke kanan dan kiri. Sepi. Hanya ada dia dan bayangannya di depan pintu gerbang SMA Bumintara.

Lyora pun berjalan mendekati satpam yang hendak menutup gerbang. Ia berlari untuk mencegahnya.

"Tunggu, Pak!" pekik Lyora sambil melambaikan tangan.

"Waduh, kamu telat sepuluh menit, Nak. Maaf, Bapak gak bisa bukain gerbang ini buat siswi yang telat," kata satpam dengan tegas.

"Tunggu dulu, Pak. Saya bukan murid di sini," ungkap Lyora berusaha meyakinkan satpam yang nampak terheran-heran.

"Hah? Tapi... seragam sekolah kamu itu kan seragam sekolah ini, Nak," balas satpam.

"Iya, tapi saya benar-benar bukan salah satu siswi di sekolah ini. Saya ini siswi pertukaran pelajar dari SMA Pangestu," jelas Lyora.

"SMA Pangestu? Kalau begitu tunggu sebentar, ya," kata satpam sambil berjalan ke posnya. Ia mengambil ponsel dan menghubungi seseorang.

"Baik, Pak, akan saya sampaikan," kata satpam setelah menutup telepon. Ia kembali menghampiri Lyora.

"Gimana, Pak?" tanya Lyora.

"Kepala sekolah bilang kamu boleh masuk ke dalam, tapi sebelum itu kamu harus ke ruang guru dulu," kata satpam.

"Okey, makasih banyak, Pak. Saya permisi dulu," balas Lyora sambil membungkuk.

"Loh, emang kamu tau di mana ruang gurunya? Mau Bapak antar gak?" tawar satpam.

"Gak usah, Pak. Saya cari sendiri aja. Makasih," tolak Lyora dengan lembut.

"Ya udah, hati-hati jangan sampai nyasar, ya," ingat satpam.

Lyora memasuki sekolah dengan perasaan gembira. Mulutnya menganga lebar, takjub dengan semua yang ada di hadapannya. Sekolah ini terlihat seperti hotel bintang lima.

BRUKK!!

"Woi!" erang seseorang yang ditabrak oleh Lyora.

"Aduh, sial. Baru pertama kali gue datang ke sekolah ini udah kejadian kayak gini. Mampus gue, pasti gue kena koar-koar sama ni cewek," gerutu Lyora dalam hati.

"Sorry...."

Lyora tanpa sengaja menabrak seseorang. Siswi yang kini tengah memegangi kepalanya menatap Lyora dengan tajam.

...***...

Terpopuler

Comments

😺 Aning 😾

😺 Aning 😾

mampir...

2023-05-25

0

Liu Zhi

Liu Zhi

ikan teri wkwk

2023-04-19

0

Farida

Farida

aku mampir nih kak, jangan lupa mampir juga di karyaku ya...
"Suamiku Berbeda"

2023-04-18

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!