Episode 5

Hari telah berganti menjadi pagi. Semalaman melodi tidak bisa tidur karena memikirkan kenyataan yang dilontarkan oleh mamanya. Bukan saatnya Melodi meratapi nasib, dia harus segera bangkit dan tunjukkan bahwa Melodi kuat tidak terpengaruh dengan perkataan mamanya semalam.

Jika kau ingin melangkah maju, kau juga harus kuat menerima tantangan nya.

Senyum cerah terbit dibibir Melodi. Tentu saja, senyuman yang ditunjukkan Melodi adalah senyuman palsu. Dia menuruni anak tangga dengan sedikit tergesa-gesa. Saat melewati meja makan Melodi dihadapkan dengan oma,mama, dan Meli yang tengah menikmati sarapan pagi. Mereka juga terlihat serius membicarakan sesuatu hal yang penting. Detik selanjutnya oma melihat Melodi yang tengah berdiri menatapnya begitu intens. Seketika oma meletakkan sendok dan garpunya dengan asal karena selera makannya tiba-tiba hilang karena kehadiran Melodi.

"Selera makan oma tiba-tiba menghilang," kata oma tidak perduli dengan perasaan Melodi.

"Oma?" rengek Meli pelan sambil menatap Melodi dari meja makan.

"Oma itu udah terlalu tua jadi harus minum vitamin yang banyak agar selera makannya meningkat,"jawab Melodi dengan cengiran khasnya.

Biarkan saja dia bertingkah tidak sopan dan biarkan saja semua orang menilai Melodi liar, dan masa bodoh dengan hidupannya yang berantakan. Mereka yang mengajari Melodi untuk bersikap seperti ini dan mereka juga yang membuat mental Melodi menjadi tidak stabil. Sudah terlanjur seperti ini maka Melodi akan melanjutkan perannya.

"Lancang sekali kamu!" teriak oma marah karena sikap Melodi yang tidak sopan.

Ternyata menyenangkan sekali membuat onar dikeluarga sendiri. Keluarga? Ahh, Melodi lupa mereka bukan keluarga baginya melainkan hanya orang asing. Keluarga yang entah bagaimana prinsipnya Melodi tidak tau dan dia tidak perduli itu. Melodi pun keluar tanpa memperdulikan amukan omanya. Apa yang dibanggakan dari diri Meli? Kenapa selalu Meli yang dipuja? Apa karena Meli kalem,lembut dan penurut? Harusnya jangan menilai orang dari luarnya saja belum tentu Meli sebaik itu.

"Hmm, gue penasaran seperti apa sekolahan Meli. Sepertinya, gue harus bersenang-senang disekolahan Meli dulu," gumam Melodi pelan. Tiba-tiba terlintas dalam pikiran Melodi untuk bertukar posisi dengan Meli.

"Meli!!" teriak Melodi memanggil Meli. Mereka sekarang sedang berada dihalaman rumah.

"Kenapa lo harus mengucapkam sesuatu yang kurang baik dihadapan oma?" tanya Meli keberatan dengan sikap Melodi yang tidak sopan tadi.

"Berisik! Terserah gue mau ngelakuin apa itu bukan urusan lo!" jawab Melodi mengingatkan Meli agar tidak mengusiknya. Meli yang ditanggapi seperti itu semakin ingin menasihati Melodi agar Melodi tetap berada pada batasannya. Tidak baik mengatakan hal-hal buruk terhadap orang tua.

"Kenapa lo itu keras kepala banget kalau dikasih tau? Lo merasa paling benar sendiri bukan?" kata Meli yang sepertinya telah habis kesabarannya.

"Terserah lo mau ngomong apa gue gak akan berubah! Gue nyaman diposisi sekarang!" kata Melodi santai.

Mereka berdua mungkin memang ditakdirkan seperti ini, berdebat terus tiada henti. Tidak ada yang mau mengalah atapun disalahkan. Mereka mempunyai sudut pandang yang berbeda susah untuk membuat mereka akur dan mempunyai pikiran yang sama. Entah, sampai kapan permusuhan antara Melodi dan Meli terus berlanjut.

"Meskipun udah salah lo masih menyangkalnya ?" tanya Meli tidak habis fikir dengan saudara kembarnya ini.

"Gue manggil lo bukan untuk dengerin omelan lo yang gak penting ini," kata Melodi malas meladeni nasihat yang diberikan oleh Meli.

Semua terasa terlambat untuk Melodi bersikap baik lagi. Kesalahan yang Meli lakukan dimasa lalu tidak akan pernah Melodi lupakan. Sekarang Melodi ingin berubah menjadi pribadi yang baru. Dia memilih untuk menjalani hidup seperti apa yang dia mau dan tidak ada penekanan didalamnya.

"Seenggaknya lo harus dengerin gue kali ini. Semua yang gue lakuin demi kebaikan diri lo sendiri," kata Meli terus mengoceh tiada henti.

Melodi menyeringai samar, "gue gak ingin dengerin ocehan lo lagi. Gue memilih hidup seperti ini, jadi gak usah nasehati gue!" kata Melodi yang semakin risih dengan perlakuan Meli.

"Ta...." Meli tidak melanjutkan ucapannya karena ucapannya dipotong oleh Melodi

"Gue mau bilang kalau hari ini gue mau tukar posisi sama lo. Gue jadi lo dan lo jadi gue," kata Melodi to the poin tidak ingin berlama-lama bersama Meli disini.

"Mau apa lo?" tanya Meli sedikit was-was karena Melodi meminta hal yang tak terduga.

"Gue mau lihat-lihat keadaan sekolah lo aja," jawab Melodi berbohong. Itu hanya akal-akal Melodi saja berdalih ingin Melihat sekolah Meli. Padahal, niat Melodi ingin tau muka orang-orang disekolah Meli. Apakah ada hal yang menarik untuk Melodi tonton?

"Gue gak mau!" tolak Meli yang tidak setuju dengan ide konyol Melodi, "gue takut terjadi masalah kalau kita tukar posisi."

"Sebentar doang," kata Melodi dengan nada yang sedikit memaksa.

Melodi memutar bola matanya jengah karena tidak sabar dengan tingkah Meli. Cewek yang bernama Meli itu terlalu disiplin sampai dia tidak berani berbohong. Padahal, Melodi hanya sebentar berkunjung ke sekolahan Meli. Tidak akan ada yang terjadi jika semua orang tidak mengetahui rencana Melodi. Cewek yang bernama Melodi itu harus bertekad sekarang.

"Kalau mama tau nanti gimana?" tanya Meli sedikit cemas.

"Mama gak akan tau kalau lo gak ngasih tau, ngerti?" kata Melodi keras kepala.

"Ta..Tapi..." belum Meli menyelesaikan kalimatnya sudah dipotong lagi oleh Melodi.

"Udah sana-sana pergi! Lo berhenti didekat persimpangan jalan sana nanti lo dijemput sahabat gue," perintah Melodi mendorong-dorong Meli agar saudara kembarnya ini bergegas.

"Gue gak bisa jadi lo!" Meli bersikeras menolak permintaan Melodi.

"Nurut aja kenapa, sih! Buru gak?" kata Melodi sedikit melotot dia sudah kehabisan kesabaran.

Melodi seoalu bersikap seenaknya begini terhadap Meli. Dia akan berubah baik terhadap kembarannya itu karena Melodi sudah terlanjur benci. Kebencian Melodi sungguh besar sampai dia tidak bisa melihat ketulusan Meli. Melodi dibutakan oleh rasa benci yang setiap hari menggerogoti hatinya. Mungkin kebencian Melodi akan berlangsung selamanya.

Meli yang memang agak sedikit penurut terpaksa menerima permintaan Melodi, "tapi lo juga harus janji jangan bikin ribut di sekolahan gue dan rubah gaya berpakaian lo."

"Gak usah bawel! Cepat sana pergi!" kata Melodi tidak sabaran.

"Oke," kata Meli akhirnya pasrah dengan keadaan, dia tidak bisa menolak Melodi.

Melodi pun mengubah gaya tampilan seperti Meli. Ingat! Tidak sepenuhnya sepeti Meli, Meli terlalu cupu untuk Melodi. Jadi dia tidak bisa berdandan cupu itu bukan gayanya sama sekali. Melodi pun berjalan kearah mobil yang telah disiapkan, Tmtanpa menunggu lama dia pun masuk ke mobil tersebut.

Dunia Meli gue datang, suara hati Melodi bergembira.

"Hari pertama di sekolahkannya Meli rasanya kayak apa ya?" gumam Melodi pelan sembari menaiki mobil yang biasa dipakai antar jemput Meli. Meli selalu diantar jemput kalau berangkat ke sekolah. Berbanding terbalik dengan Melodi yang selalu berangkat sendiri.

***

-SMA TAGAR 06-

Wow besar sekali sekolahan Meli, kata Melodi didalam hatinya.

Sekarang Melodi sudah sampai didepan gerbang sekolahan SMA TAGAR 06. Tidak disangka sekolahan Meli begitu besar ada 3 lantai padahal di Sekolahan Melodi hanya 2 lantai. Memang sekolahan anak kesayangan mama memang terbaik pikir Melodi meremehkan. Sekolahan Meli 5x lebih mewah dibandingkan sekolahan Melodi. Hah, jadi begini rasanya sekolah mewah itu yang berisi siswa-siswi elit. Melodi semakin penasaran apakah murid disini sama elitnya?

"Mampus! Gue gak nanya lagi kelas Meli dimana. Bodoh banget sih gue!" gerutu Melodi pelan hanya dia yang bisa mendengarnya.

Melodi pun hanya berputar-putar mengelilingi koridor sekolah tanpa tahu arah dan tujuannya kemana. Melodi seperti orang gila yang berjalan kesana kemari dan sesekali celingukkan di kelas lain. Murid yang memandang Melodi pun heran dengan tingkah lakunya. Disaat Melodi melewati ruang musik dia mendengar sebuah dentingan piano. Indah, pikir Melodi. Dengan beraninya Melodi membuka pintu itu. Dia penasaran siapakah yang sedang memainkan piano ini?

"Wohoo... Siapa ini?" suara seseorang tiba-tiba mengagetkan Melodi, hampir saja dia melompat sangking terkejutnya.

Melodi pun menengok kebelakang penasaran siapa yang sudah berani mengganggunya. Dibelakang Melodi sekarang berdiri seorang cowok yang agak familiar dimata Melodi, seperti pernah bertemu tapi dimana? Disaat Melodi tengah berfikir dimana dia pernah bertemu dengan cowok yang berada dihadapannya ini, tiba-tiba cowok itu menarik tangan Melodi dan membawanya masuk ke dalam ruangan yang berisi seseorang yang memainkan piano itu.

"Kayaknya si cupu beneran suka banget sama lo sampai dia ngintip di luar segala," kata cowok itu sambil menaik turunkan alisnya.

Cowok yang tengah memainkan piano itu seketika berhenti dan ketika dia membalikkan badannya Melodi terkejut, dia mengenali siapa cowok yang memainkan piano itu. Ya, dia adalah Yoga cowok yang menabrak Melodi di mall waktu itu. Berarti benar dugaannya waktu itu kalau cowok ini kenal dengan Meli. Yoga mengira yang ditabraknya kemarin itu Meli. Tapi tunggu! Melodi merasakan hawa kebencian diwajah cowok itu.

"Oh, buat apa lo bawa dia kemari?" kata cowok yang bernama Yoga itu dengan sombongnya.

"Karena gue lagi baik hati gue bawa si cupu nemuin lo. Biar si cupu bisa melihat wajah lo dengan jelas," kata cowok yang menarik Melodi tadi

"Eh, tunggu! Kayaknya penampilan lo agak berubah, ya?" tanya Yoga menilai penampilan Melodi dari atas sampai bawah.

Dari nadanya, cowok ini sepertinya tidak menyukai Meli. Memikirkannya saja membuat Melodi senang, ternyata ada juga orang yang tidak menyukai Meli di dunia ini. Kalau Yoga tidak menyebalkan mungkin Melodi akan mendukung sikapnya yang suka membully Meli. Pokonya hari ini Melodi sangat bahagia karena bisa mendapatkan sekutu grup pembenci Meli.

"Ngapain lo senyum-senyum sendiri gak jelas gitu? Gila, ya?" kata Yoga menyadarkan lamunan Melodi.

"Seberapa bencinya lo sama gue?" tanya Melodi membuat Yoga menatapnya keheranan.

"Hari ini tingkah si cupu aneh banget. Apa dia kesurupan?" tanya teman Yoga merinding seketika.

"Ck, hanya sekumpulan orang-orang cupu. Beraninya sama orang yang lemah doang," gerutu Melodi yang masih bisa didengar oleh Yoga.

"Lo bilang apa barusan?" tanya Yoga sambil mencengkram kerah Melodi dengan sangat kuat.

Melodi tersenyum santai melihat sikap Yoga. Ancaman seperti ini tidak berarti apa-apa bagi Melodi. Mereka hanya sekumpulan anak-anak cupu yang beraninya menindas orang lemah. Apa Yoga tidak merasa harga dirinya jatuh saat berani memukul seorang cewek? Sekolahan Meli sungguh luar biasa keren. Melodi sampai takjub dengan isi sekolahan ini yang berisi anak-anak bodoh.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!