'Tok... Tok... Tok'
Suara seseorang mengetuk pintu kamar Melodi, Ketuakan pintu itu cukup keras hingga Melodi terkejut. Sebenarnya siapa yang berani mengganggu tidur siang Melodi yang indah ini? Tidak bisakah membiarkan Melodi tenang sejenak? Melodi sangat jengkel dengan semua ini.
'Tok... Tok... Tok'
Suara itu berbunyi sekali lagi. Dengan malas Melodi turun dari kasur kingsizenya, Melodi akan mengomeli seseorang itu setelah Melodi membuka pintu nanti. Jika urusan orang itu tidak penting Melodi akan mengusirnya tanpa ada basa-basi.
"Ada apa?" tanya Melodi ketus setelah membuka pintu kamar tidurnya.
Melodi menatap Meli dengan wajah malasnya. Ada apa dengan saudara kembarnya ini kenapa terus saja mengusik ketenangan Melodi? Dengan kehadiran Meli disini sekarang sudah membuat mood Melodi buruk. Tidak bisakah membiarkan Melodi saja tidak perlu bertegur sapa atau apapapun, Melodi tidak membutuhkannya sama sekali.
"Boleh masuk dulu?" tanya Meli ragu-ragu takut mengganggu Melodi. Tindakan Meli sebenarnya sudah mengganggu Melodi sejak dia mengetuk pintu tadi.
"To the poin aja gak perlu basa-basi!" kata Melodi dengan ketus. Dia selalu tidak suka melihat tampang sok polosnya Meli.
"Seharusnya lo gak ngelawan apa yang mama katakan tadi," kata Meli menasehati saudara kembarnya ini.
"Hanya ini yang ingin lo bicarakan?" tanya Melodi sambil bersendikap dada.
"Lo gak harus berubah, apa lo gak bisa melupakan kejadian 3 tahun yang lalu?" kata Meli tidak sabaran. Perkataan Meli membuat melodi kembali meradang, kenapa kembarannya itu selalu mengungkit kejadian 3 tahun yang lalu. Padahal, sudah jelas Melodi sangat ingin melupakannya. Bagi Melodi, sekarang kejadian itu sudah tidak berarti lagi baginya.
"Gak ada hubungannya sama kejadian masalalu dan saat ini adalah hidup yang ingin gue pilih. lo gak usah ikut campur!" jelas Melodi dengan sedikit sarkas.
"Kenapa lo gak bisa bersikap baik? Setidaknya lo bisa menghargai mama!" kata Meli berusaha menyadarkan Melodi.
"Gue gak butuh nasihat apapun dari lo, kita masing-masing!" kata Melodi dengan acuhnya.
"Gue kesini cuman mau mengingatkan. Sadarlah! Lo bukan seperti Melodi yang gue kenal dulu," kata Meli menatap Melodi dengan serius.
"Lalu lo berharap gue kayak bagaimana?" tanya Melodi cuek.
Melodi telah menikmati hidupnya saat ini, meskipun tanpa kasih sayang seorang keluarga Melodi masih bisa hidup dengan baik. Melodi tidak lagi membutuhkan kasing sayang di keluarga ini, dia tidak perlu mengemis kasih sayang lagi. Rasa sakit yang dirasakan Melodi
Membuatnya menjadi pribadi yang berbeda. Masa bodoh dengan segala sesuatu yang terjadi di keluarga ini Melodi tidak ingin perduli lagi.
"Gue rindu Melodi yang dulu," Meli menatap Melodi sedih, mengapa Melodi harus berubah seperti ini?
"Pergilah dari hadapan gue!" dorong Melodi dengan kasar mengusir Meli dari hadapannya. Memang seperti inilah Melodi selalu sikapnya kasar dengan Meli.
"Tunggu, dengerin gue dulu!" kata Meli tetap kekeh walaupun sudah diperlakukan kasar oleh Melodi. Meli tidak bisa membiarkan ke acuhan Melodi berlarut-larut.
"Cukup, jauhi gue sekarang juga!" teriak Melodi kesal, dia tidak ingin mendengar suara apapun dari mulut Meli.
"Kita itu saudara dan juga cinta itu gak bisa dipaksakan," kata Meli yang masih membela diri karena dia merasa tidak bersalah karena mencintai Revan.
"Dengar! Gue gak perduli dengan masa lalu. Jadi, tolong jangan ganggu gue!" kata Melodi tidak mau tahu.
Bantingan pintu Melodi membuat Meli tersentak. Sebegitu bencinya Melodi terhadap Meli, apa tidak ada kesempatan kedua bagi Meli. Meli menatap nanar kearah pintu kamar Melodi. Sampai kapan mereka akan terus membenci seperti ini. Didalam kamar, Melodi mengambil earphone yang terletak dimeja sebelah tempat tidurnya. Hanya musik yang selalu membuat hati Melodi tenang.
'Ting'
Ada pesan masuk tiba-tiba dari ponsel Melodi, dia pun membuka layar ponsel dan membacanya. Ternyata itu adalah pesan dari grupnya. Ya, mereka memiliki grup tersendiri tentu saja hanya beranggotakan Faya,Helen,Andin dan juga Melodi.
Fayanora: malam ini keluar yuk?
Andianikris: baru berpisah beberapa jam udah rindu🤘
Fayanora: iya, karena terlalu rindu makanya gue pengen santet lo!
Helenian: mau kemana nanti malam?
Melodifer: ketempat biasanya
Melodi membalas pesan para sahabatnya dengan tersenyum samar. Mereka bertigalah alasan mengapa Melodi bisa bertahan sampai sekarang. Para sahabatnya adalah penyelamat bagi Melodi yang rendah mentalnya. Mental yang dihajar habis-habisan oleh keadaan dunia, mau tidak mau Melodi terpaksa mengikuti alurnya.
Melodifer: ciee yang sekarang buka praktik dukun santet, kehabisan duit lo
Helenian: boleh dong santetin mantan gue sekalian😎
Andianikris: Fay, lo kayaknya punya dendam tersendiri sama gue
Melodifer: eh Fay, helen sama natan putus🤣 secerca harapan buat elo Fay
Fayanora: sikatlah pokoknya wkwkwkk
Helenian: udahlah, gue mau tidur dulu. Sampai bertemu nanti malam
***
Malam telah tiba. Seperti yang Faya bicarakan tadi di obrolan grup, Melodi dan sahabatnya keluar jalan-jalan. Tujuan kali ini adalah Mall yang sangat terkenal dikota mereka. Sebenarnya mereka sudah sering kesini tapi mereka tidak bosan sama sekali. Mereka sangat menikmati waktu yang ada sekarang. Ini lebih baik dibandingan berdiam diri dirumah dan memdengar sesuatu yang menusuk telinga.
Suara canda dan tawa memenuhi Mall tersebut. Tidak perduli dengan tatapan aneh para pengunjung Mall yang melihat mereka tertawa tanpa beban. Yang terpenting adalah mereka bahagia dan nyaman selagi tidak mengganggu ketertiban Mall.
"Serius, lo putus sama Natan?" pertanyaan Melodi membuat para sahabatnya menatapnya dengan serius.
Sekarang mereka berada dilantai 3. sedang memesan makanan favorit mereka masing-masing sambil ngobrol santai.
"Ck, kenapa kalian ngeliat gue kaya gitu?" heran Melodi sambil menatap sahabatnya satu persatu.
"Habisnya, lo tumben banget nanya hal kayak gini!" sahut Faya acuh tak acuh.
"Lagian siapa juga yang bilang gue putus sama Natan?" kata Helen mengelak karena memang Helen tidak merasa dia putus dengan kekasihnya.
"Hancurlah sudah harapan Faya," tawa Andin mengejek Faya.
"Ngobrol sama kalian semua emang gak ada faedahnya," omel Melodi karena tidak mendapat jawaban yang memuaskan dihatinya.
"Emang omongan lo berfaedah? Perasaan, omongan lo lebih tak berfaedah!" ejek Faya membalikan omelan Melodi.
"Terserah, gue mau ke toilet dulu bentar!"Pamit Melodi terburu-buru. karena sudah tidak tahan ingin buang air kecil.
"Dih, kayakanya lo suka banget sama kamar mandi Mall sampai-sampai setiap kesini lo selalu kekamar mandi," kata Helen setengah mengejek Melodi.
"Bentaran doang kali," kata Melodi menjawab pertanyaan Helen sambil bangkit dari tempat duduknya. Melodi yang sudah tidak tahan pun langsung berlari terburu-buru menuju toilet. Tentu saja Melodi sudah tau dimana toiletnya dia sudah sering kesini. Sebenarnya Melodi dari awal datang ke Mall sudah menahan ingin buang air kecil.
"Aduh, masih jauh lagi toilet nya!" gerutu Melodi tidak tahan. Saat hendak belok menuju toilet, Melodi menabrak seseorang. Alhasil, dia terjatuh dan pantatnya mendarat dilantai dengan keras. Ini orang atau dinding sih keras bener?, batin Melodi bersuara.
"Wow.... Gak gue sangka ternyata bisa ketemu sama sicupu di sini," dengan suara saja Melodi sudah tau bahwa yang menabraknya ini adalah cowok.
Cupu? Siapa yang dia panggil cupu? Pikir Melodi bingung.
"Udah malem mending pulang dan belajar di rumah sana," gelak tawa memenuhi koridor Mall. Sepertinya tidak hanya 1 cowok yang berada dihadapannya ini.
Melodi pun mendongakkan kepala keatas, Ada 5 orang cowok. Sebenarnya siapa segerombolan cowok ini. Melodi merasa tidak mengenal mereka semua. lagian, mereka tidak membantu Melodi berdiri malah mempermalukannya. Dia pun berdiri sendiri meskipun pantatnya sedikit sakit.
"Lo punya mata gak sih?!" bentak Melodi marah kepada segerombolan cowok yang berdiri di depannya.
"Ohoo... si cupu kita mengamuk dan berani sekali si cupu nyolot sama kita," sahut temen cowok yang menabrak Melodi.
"Si bodoh beserta dayangnya, minggir gue mau lewat!" dorong Melodi ke salah satu cowok itu dan berlalu pergi begitu saja.
Melodi tidak perlu meladeni orang gila yang sok kenal itu. Sicupu? Dasar orang tidak waras. Baru bertemu sudah mengatai Melodi yang tidak-tidak. Ada masalah hidup apa sih segerombolan cowok itu. Melodi berharap dia tidak pernah bertemu dengan segerombolan orang gila tadi. Hari-hari Melodi pasti sangat buruk jika mereka bertemu kembali. Apa yang melodi pikirkan, mereka kan tidak mengenal tentu saja Melodi tidak akan pernah bertemu mereka lagi.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 31 Episodes
Comments