Bab.05

Shena terdiam, dengan perlahan lahan dia melirik Garda. "Jangan ngawur yaa ... Lo jago nyetir Gar! Lo cuma lagi ngehindari fikiran lo aja kan?"

"Apa maksud lo?"

"Kejadian semalam!" ketus Shena.

Garda menghela nafas berat, dengan kedua tangan yang mengerat di stir kemudi. Namun tidak ada yang bisa dia katakan saat ini perihal kejadian tidak terduga semalam.

"Udah ya! Gak usah di bahas lagi bisa kan. Itu kesalahan dan gue udah bilang lupakan hal itu." Ujar Shena, "Gue tegesin lagi sama lo Gar, kita sepupu dan gak ada apa apa semalam oke?"

Garda mengangguk, walaupun dia sendiri merasakan sesak di dalam dada saat merasakan jika perasaannya memang lah harusnya dipendam saja, atau bahkan di kubur dalam dalam.

"Astaga!" Garda meraup wajahnya kasar, dan jelas tidak terdengar oleh Shena, seraya melajukan mobilnya menuju kantor.

Tak berselang lama, mobil berhenti. Tanpa menunggu lama, Shena keluar lebih dulu meninggalkan Garda, dia masuk kedalam dan langsung menuju lift.

"Bener bener tuh orang!" Desis Garda melihat Shena masuk tanpa menunggunya.

"Nona Shena?" Sapa seorang wanita saat dia menunggu di depan pintu lift. "Anda kemari hari ini?"

Shena menoleh ke arah suara, "Ya ... memangnya kenapa?"

"Ah ... Tidak apa apa. Aku hanya bertanya saja."

"Ok!" Shena melanjutkan langkahnya lalu masuk ke dalam lift dan wanita itu berjalan menuju resepsionis.

"Apa hari ini ada jadwal iklan?" tanyanya pada resepsionis, "Atau tamu penting? Coba kalian cek."

Terlihat seorang wanita yang masih terlihat muda itu mengotak atik layar di hadapannya, lalu menoleh lagi.

"Tidak ada! Hari ini tidak ada tamu yang akan datang juga tidak ada pembuatan iklan."

Manager itu mengangguk anggukan kepalanya, "Tapi kenapa Nona Shena datang hari ini?"

"Aku yang menyuruhnya!" seru Garda dari belakang, mengagetkannya dan juga resepsionis.

"Pak Manager?" ucap keduanya berbarengan.

"Manager. Anda yang menyuruhnya?" ujar wanita yang terlihat lebih dewasa darinya itu.

"Ya ... Tapi kau jangan katakan apapun padanya, jangan sampai dia tahu jika aku yang menyuruhnya kemari." ujarnya sambil berjalan menuju lift. "Kau paham asisten Wu."

Wanita itu mengangguk paham, dia lantas mengikuti Garda masuk ke dalam lift. "Apa tidak masalah kalau Nona Shena datang saat tidak ada jadwalnya kemari?"

"Aku yang membuat jadwalnya, apapun yang akan terjadi nanti. Biar aku tangani sendiri."

Asisten Wu kembali mengangguk mengerti. Dia selalu percaya jika Garda bisa yang merupakan Manager utama yang dapat di andalkan. Terlebih di usianya yang terlampau muda.

Awalnya dia memang kaget dan tidak percaya saat Garda yang datang 6 bulan yang lalu sebagai pengganti ayahnya yang memilih kembali ke indonesia. Pria muda yang ternyata mampu mengalahkan senior seniornya sendiri. Dan hasil kinerjanya membuatnya lebih kaget lagi. Benar benarndiluar dugaan.

Sampai saat ini membuatnya percaya jika keputusan yang diambilnya adalah yang terbaik, teutama soal nona muda yang manja dan mempunyai sifat kebalikan darinya. Padahal perbedaan usia keduanya tidaklah jauh. Keduanya sama sama bisa di katakan masih muda sekali.

"Ingat ... Jangan katakan apapun padanya!"

Asisten Wu mengangguk, dan sekarang dia benar benar percaya jika Garda memang bisa diandalkan dalam pekerjaan dan ucapannya bisa di pegang.

"Baik pak!"

Ting

Lift terbuka, Garda keluar dan langsung menuju ruangannya dimana Shena sudah pasti menunggunya dari tadi. Pintu bertuliskan Manager terbuka saat dia hendak membukanya.

"Lama banget sih. Gue udah bosen nunggu nih! Bete tahu." tukas Shena saat membuka pintu dan melihat Garda.

"Sabar ...!"

"Gak bisa sabar gue! Mending gue pergi."

Namun Garda mencekal lengannya, dan menariknya hingga mendudukkannya disofa.

"Duduk, ada yang harus lo kerjakan disini!" titahnya.

Lalu dia mengambil berkas dan juga laptopnya, meletakkannya di hadapan Shena.

Shena menatapnya saja, sampai Garda duduk di depannya.

"Lo hanya perlu menginput data dari sini. Cari file data tahunan, sudah ada di sana." katanya lagi dengan memberikan flash disk pada Shena.

"What. Lo ... Nyuruh gue ke sini cuma buat input data doang? Please deh Agar agar, ini tuh bisa di kerjakan sama staff," Shena bangkit dari duduknya dengan kesal, mana mau dia mengerjakan pekerjaan remehan.

Lagi lagi Garda menarik lengannya, kali ini dia tidak sengaja menarikmya lebih keras hingga Shena terhuyung dan menabrak tubuhnya sendiri.

Bruk!

Garda memegangi pinggannya agar dia tidak jatuh, begitu juga Shena yang berpegangan pada kedua bahunya hingga keduanya terlihat tengah berdansa.

"Hati hati makanya!" gumam Garda menatap Shena dengan lekat.

"Lo yang narik gue juga!"

Garda berseringai, "Ya gue lagi yang salah ...!"

Shena mendorong tubuh Garda hingga pria itu mundur dua langkah, dia langsung berbalik dan menjadi kikuk kembali.

"Emang lo yang salah kok!" gumamnya.

Mampus, kok jadi aneh gini ya! Rasanya gak nyaman. Gara gara semalam apa ya. Gak Shen ... Gak boleh, lo sama dia itu sepupu. Gak boleh.

"Oke gue salah! Tapi lo emang gak bisa pergi kemana mana, atau papa bakal marah. Dia pasti akan ngecek keberadaan lo di kantor ini."

Shena menoleh, "Apa papa kirim mata mata juga. Om Mac? Abang Zio?"

Garda terkekeh melihat wajah Shena yang cemas, terlihat sangat khawatir jika Farrel sang papa akan semakin mempersulit pergerakannya.

"Bukan mereka! Papa lo hanya kirim gue ke sini Shen papa pasti bertanya pada lo."

Kedua matanya menyalang tajam ke arah pria yang terus terkekeh di depannya, dia tampak kesal lalu menghempaskan tubuhnya di sofa.

"Udah gue duga! Lo kan biang keroknya, gue gak mau ya ngerjain kerjaan beginian. Enak aja." dengusnya kasar.

"Terserah. Yang pasti hari ini lo gak akan bisa kemana mana!" tukas Garda yang kemudian duduk di singgananya.

"Gardaa awas lo yah!"

Garda mengerdik, dia pura pura sibuk namun telinganya tajam mendengarkan ocehan gadis cantik di depannya, susah payah dia mengajaknya agar gadis itu ikut dengannya dari pada keluyuran tidak jelas, apalagi pergi kencan dengan pria dan aaahk ... Garda tidak berani membayangkan jika ada pria yang menyentuh Shena nya.

Shena mengotak ngatik ponsel miliknya, ocehan yang sejak tadi terdengar sudah berganti menjadi tawa cekikikan kecil, sesekali kedua alisnya bertautan, lalu mengendur dan kemudian tersipu sipu.

Garda memperhatikannya dari tempatnya duduk, alih alih mengerjakan tugas yang diberikannya, gadis itu justru sibuk sendiri.

"Gar ... Gar!" panggilnya lalu bangkit dan menghampirinya. "Gue gak boleh kemana mana kan hari ini?"

"Hm ... Nanti siang papa El bakal video call buat mastiin." tukas Garda tanpa mengalihkan perhatiannya pada layar komputer di depannya.

Shena mendengus, lalu kembali duduk. "Jadi gue mesti disini sampai siang?"

"Enggak. Tapi sampai pekerjaan lo selesai, makanya ayo kerjakan dari sekarang." Kali ini Garda mendongkak ke arahnya, saling menatap satu sama lain.

Shena mendengus kesal, lalu memalingkan wajah ke arah lain. Sementara Garda tidak merubah pandangannya.

"Ayo kerjakan!"

Terpopuler

Comments

Susi Sidi

Susi Sidi

dasar tom and jary 🤣🤣🤣🤣

2023-05-26

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!