Selesai makan siang Ayu mampir ke restaurant Kak Rey yang dekat dengan sekolah Ranu. Ayu ingin membantu dan meningkatkan skill masakannya yang sebenarnya sudah sangat baik. Dia tidak mau kedua kesayangannya bosan dengan makanan yang dia siapkan.
Mencari inspirasi menu makanan.
“Kak Anna….” Sapanya pada Anna istri dari Rey yang sedang menjaga kasir. Keduanya berpelukkan hangat.
“Apa kabar sayang, lama gak mampir loh Yu. Sehat kan?” Menariknya duduk di kursi kasir sebelahnya yang kosong.
“Sehat Kak, Ayu mau belajar masak menu baru. Ada kak?” Matanya berbinar membuat Anna senang melihatnya setelah hampir satu bulan tidak bertemu dengan Ayuna.
“Ada, Kak Rey yang menciptakannya baru-baru ini.” Menunjukkan brosur baru yang sejak seminggu lalu di promosikan.
“Kelihatannya sangat enak.” Anna mengangguk mengiyakan.
Restaurant bahkan mendapat orderan banyak karena menu baru yang kekinian dan rasanya lezat.
“Aku ke dapur ya Kak.” Langkahnya terhenti karena Anna menahan tangan Ayu.
“Tunggu, Kaka ikut. Ayo Kaka yang jaga Ayu kali ini.” Ayu hanya pasrah saja, begitulah dirinya diperlakukan oleh semua orang.
Memperhatikan dengan seksama cara Rey mengolah makanan dengan sangat rapih dan teliti. Platting nya juga sangat cantik.
Setelah selesai Rey menghampiri dua wanita yang memperhatikannya dari kejauhan. Memeluk gadis kecilnya yang kini sudah menjadi wanita cantik yang penuh semangat.
“Kau rindu?” Ayu memukul dada Ray yang menggodanya. “Kenapa tersipu malu seperti itu.” Mencium puncak kepala Ayu yang terbalut hijab. “Ayo keruangan Kak rey.” Menggandeng istri kesayanganya juga tidak lupa.
Tidak lama pelayan membawakan hasil karya Kak Rey ke dalam ruangannya. Ayu membulatkan mata karena merasa tidak memesannya.
“Untukku?” Rey mengangguk. “Rasanya kedatanganku tidak pernah kalian tidak tahu.” Dirinya tentu saja tahu semua perbuatan Malik tidak lain. Kemanapun dan dimanapun Malik selalu tahu keberadannya.
“Bentuk cinta kita karena kau sangat berharga sayang.” Anna mewakili Rey yang tidak bisa berkata manis membuat bualan pada Ayu yang harus tahu banyak yang mencintainya dan menjaganya.
Tidak lupa Rey menyalakan TV menyuguhkan Drakor kesukaan Ayu sesuai pesanan Malik. Istrinya mau menonton Drakor di restaurant Kak Rey siang ini. Lagi-lagi Ayu geli sendiri dengan perlakukan semua orang padanya.
Kadang ingin sekali menggoda mereka dengan meminta hal-hal aneh namun tidak tega. Semua yang dimintanya asal aman dan tidak berbahaya pasti akan mereka sanggupi bagaimanapun caranya. Sesempurna itu hidup Ayuna dibuat oleh mereka.
Baru juga setengah perjalanan Drakor, matanya sudah kelelahan dan tidak tahan untuk terbuka. Perutnya yang kenyang dan sejuk udara karena AC membuat suasana sangat enak untuk tidur siang. Kebiasaan dirinya yang bisa tidur di mana saja dengan nyaman.
“Hussshhhh….” Anna meminta Rey agar tidak gaduh, meski Ayu sudah kepala 3, semua orang memperlakukanya seperti gadis kecilnya dulu, tidak ada yang berubah. Dia tetap istimewa dan tetap kecil di mata mereka semua.
Putri tidur.
Pesannya terkirim pada Malik yang tentu saja di balas dengan ucapan terimakasih karena Rey mau direpotkan menjaga Ayuna.
Anna menyelimuti tubuh Ayu agar tidak kedinginan. Dirinya sangat beruntung membesarkan Ayu dengan sangat baik. Rey dan Anna tidak memiliki anak, dan keduanya berkomitmen untuk saling menjaga sampai akhir hayat.
Meski Anna sempat dirundung kekecewaan karena dirinya tidak bisa memberikan Rey keturunan, Rey meyakinkan Anna yang cukup frustasi dengan cintanya yang teramat tulus padanya.
Pernikahan tidak harus menuntut pasangan menjadi sempurna, cukup saling percaya dan saling memberikan cinta yang tulus agar semua bisa dilalui dengan penuh kebahagiaan.
Anna akhirnya sadar, bukan anak yang menjadi tujuan utama mereka menikah. Rey bahagia saat Anna menyadari dirinya yang tiba-tiba hilang arah kembali, Rey berjanji akan menjaga hati Anna agar tetap menjadi wanita paling bahagia meski tidak mendapat berkah keturuan.
Kebahagiaan bisa di raih lewat berbagai cara. Anna menghapus kesepiannya dengan menjaga Mahesa dan Ranu selama ini, beruntungnya kedua anak-anak dari adik-adiknya sangat mencintai dirinya seperti Ibu kandungnya.
***
“Dad….” Mencari sosok wanita kesayangannya yang tidak nampak.
“Cari Mom?” Menatap lekat netra Daddy. “Mom mu di restaurant Papah Rey. Bobo Bang.” Senyumnya geli sendiri.
“Mom kebiasaan tidur di mana saja.” Ucapnya setelah memasuki mobil Malik dan duduk si sebelahnya. Ranu paling tidak suka saat Ayuna kelelahan dan tidur sembarangan, berbahaya.
Tidak lama mereka sampai di restaurant. Malik meminta Ranu membersihkan diri dan mengganti pakaiannya sebelum menemui Ayuna karena dia sangat berkeringat selesai basket.
“Dad tunggu di atas ya Nak.” Tentu saja ada BG yang mengawasi Ranu dari kejauhan. Ranu tidak kalah di jaga ketat oleh Malik.
Ayuna sedang menyandarkan tubuhnya yang kelelahan di sofa. Matanya yang masih mengerjap kecewa karena mendapati Drakor nya selesai tanpa dirinya tahu apa yang ditayangkan tadi. Anna dan Rey yang sering melihat pemandangan ini sudah tidak asing, dia akan bertingkah konyol tapi menggemaskan.
“Kenapa aku bisa ketiduran….” Memukul pelan kepalanya. Melempar remot TV sembarangan namun segera di ambilnya lagi dan menaruhnya dengan lembut.
“Maaf yah….kau tidak rusak kan…” Bicara sendiri dengan remot malang yang dilemparnya.
Rey hanya tersenyum memperhatikan tingak Ayuna.
Tok…tok…tok…
Muncul kepala Malik di balik pintu. Ayuna tersenyum bahagia Malik datang menjemputnya dengan selamat.
Pelukkan dan ciuman mendarat menghilangkan rindunya yang meski hanya beberapa jam tidak bertemu namun menggunung di hatinya.
“Mana Putraku? Kak Malik datang sendirian?” Manyun.
“Dia sedang ganti baju. Berkeringat anakmu Mom.” Ucapnya masih sibuk membubuhkan ciuman di wajah Ayuna berulang kali.
Melihat putranya masuk, Ayu merentangkan kedua tangannya meminta Ranu memeluknya. Ranu mendekat namun mendapat tatapan tajam dari Malik. Ayuna tidak menghiraukan sudah biasa Malik cemburu pada dirinya yang memeluk Putranya sendiri.
“Bang….jangan lama-lama peluk Mom mu.” Ucapnya ketus. Ranu hanya tersenyum merasa menang karena Ayu tidak melepas pelukkanya.
“Jangan larang-larang aku peluk anakku ya Kak, aku sudah rela tidak memeluk siapa pun kecuali Kak Malik.” Kesalnya.
“Chhh….” Berdecak. “Kau tidak ingat hari ini sudah dapat pelukkan dari siapa.” Tersenyum kesal sambil menatap Rey yang pura-pura tidak dengar percakapan mereka.
“Hahahaha….Kak Rey lah yang peluk-peluk aku, aku tidak Kak.” Tawanya malu mengingat Rey memeluknya siang tadi. Ini pasti kerjaan Mawar yang melapor tanpa filter.
Rey hanya menggeleng tidak menanggapi. Sudah biasa dirinya di caci maki jika memeluk adik sepupunya yang sudah seperti adik kandungnya. Rey membesarkannya dengan sangat baik menurut Rey.
Anna masuk dengan senyum hangat dibantu pelayan restaurant membawa makanan special untuk para tamunya yang tidak kalah special. Ada wanita cantik juga yang mengekor di belakang Anna.
“Sandraaaa………” Ayu berlari menghambur ke arah Sandra, sahabat baiknya yang terlampau sibuk dengan semua pekerjaanya yang entah datang dari mana tiba-tiba.
Setelah putus dan memutuskan jalan masing-masing dari Jofan, Sandra meminta Malik menempatkannya di kantor cabang yang jauh di pedesaan. Dia ingin mengobati banyak luka agar tetap bisa waras dan bertahan menjalani hidupnya.
“Aku sangat rindu San.” Tentu saja Ayu menangis, dia akan menangis dalam keadaan bahagia sekalipun. Dia mudah sekali meneteskan air matanya.
“Kau masih saja cengeng, lihat Putramu sudah besar.” Ledeknya yang juga tidak kalah rindu dengan suasana rumahnya yang ramai dan penuh kehangatan.
“Sandra akan berada di Jakarta 1 bulan ini, ada proyek besar dan aku butuh bantuan ahli darinya.” Malik senang bisa mengobati rindu, Ayu beberapa kali mengingat keramaian tingkahnya dengan dua sahabat masa mudanya dulu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 150 Episodes
Comments