Untuk menyempurnakan pondasinya Aizen tetap bermeditasi selama beberapa hari agar pondasinya benar-benar kokoh sebelum akhirnya menyelesaikan meditasinya. Perasaan senang bercampur dengan bahagia dapat dia rasakan saat merasakan kekuatan yang tidak dapat digambarkan mengalir deras dari dalam tubuhnya.
“Ini bukan hanya mempercepat regenerasi luka dan membuat kekuatan meningkat berkali-kali lipat, dan lagi aku mendapat Awakening Ability yang cukup unik.” Berdasarkan notifikasi system, Aizen mendapatkan Awakening Ability yang berguna untuk mengembangkan kemampuan bawahan.
Meski kekurangannya tidak dapat digunakan ke dirinya sendiri tapi efeknya jauh luar biasa, dengan menggunakan Awakening Ability ini dia dapat meningkatkan kekuatan bawahannya dimasa depan hanya dengan bayaran 5% energi spiritualnya.
“Tapi agak disayangkan Awakening Ability ini tidak dapat digunakan Kediri sendiri, jika ini dapat digunakan kediri sendiri sama aku mendapat kemanapun cheat.” Aizen terkekeh sambil membayangkan seberapa kuat dirinya jika Awakening Ability ini dapat digunakan untuk dirinya sendiri.
Beberapa saat setelahnya dia baru merasakan rasa lapar yang luar biasa melanda tubuhnya, dia baru ingat dia bermeditasi beberapa minggu tanpa menyentuh makanan apapun jadi wajar jika dia merasakan lapar yang dahysat.
Tidak memakai waktu lama dia mengeluarkan semua daging beast yang telah dia kumpulkan, tanpa menunggu dimasak dia memakan daging beast yang dia simpan dengan sangat lahap. Meski terlihat menjijikkan tapi Aizen tidak perduli sama sekali.
Karena dia mutant yang pada dasarnya mutant memakan daging mentah, pada awalnya dia juga mulai jijik tapi perlahan dia mulai terbiasa dan mulai merasakan nikmatnya makan daging beast mentah, dimulutnya memakan daging beast mentah sama saja seperti makan nasi.
“Daging beast ular kapak ini agak sedikit manis, dan daging gorila ini cukup juicy.“ Dia memakan daging beast sambil mengomentari soal rasanya, tampak dia tidak terlihat terganggu dengan darah disetiap dia menggigit daging beast mentah tersebut.
Dalam waktu hanya beberapa menit daging beast yang jumlahnya puluhan kilo habis menyisakan tulangnya saja, sambil bersendawa dia menyenderkan tubuh disalah satu batu yang berukuran cukup besar.
“Sepertinya sudah saatnya bagiku untuk melatih seni beladiri yang kukuasai di kehidupan sebelumnya.” Dia bangkit keluar dari gua, pemandangan hutan yang dipenuhi pepohonan dan angin segar menyambut dirinya yang lama tidak keluar.
Aizen mengeluarkan pisau hantu dari dalam cincin samudra dan mengambil beberapa batang kayu, dia mengukir dan membentuk batang-batang kayu tersebut menjadi pedang, tombak, tonfa dan lain sebagainya. Setelah membuat beberapa dia cukup puas dengan kualitasnya.
“Aku tidak terlalu peduli dengan kualitasnya karena itu yang aku perlukan adalah bentuknya sama persis seperti senjata.” Aizen meraih salah pedang kayu yang dia buat, tampak pedang itu dibuat dengan lihai meski Aizen bukan seorang penempa senjata.
Setelah menghela nafas panjang dia memejamkan matanya dan memasang kuda-kuda berpedang, “Nine Worlds Swordsmanship : World Incision!” Aizen melakukan gerakan menebas dengan pedang kayunya, dia melakukan gerakan-gerakan menusuk dan menebas beberapa kali keatas kebawah dan selama beberapa kali.
Didalam seni beladiri terdapat empat tingkatan penguasaan dalam sebuah jurus, yang pertama adalah penguasaan pemula yang menghapal gerakan inti dari jurus tersebut, ketika berada ditingkat ini seseorang bisa mengeluarkan 10%~25% kemampuan jurus tersebut.
Yang kedua adalah penguasaan handal, ketika berada ditingkat ini seseorang mampu mengeluarkan 30%~50% dari potensi jurus yang dikuasai. Yang ketiga adalah penguasaan ahli, ketika berada ditingkat ini seseorang bisa mengeluarkan 50%~80% potensi jurus yang dikuasai. Yang terakhir adalah penguasaan sempurna, ketika berada di penguasaan ini seseorang mampu mengeluarkan 90%~100% potensi dari jurus yang dia keluarkan.
Aizen semasa hidupnya merupakan hunter yang selalu melatih diri dengan berbagai macam seni beladiri yang membuatnya menguasai banyak jurus dan pemahaman terhadap semua jurus dari semua seni beladiri yang dia kuasai berada di penguasaan sempurna.
Aizen semasa hidupnya tidak hanya menguasai empat atau enam seni beladiri. Karena dia gemar latihan, jumlah seni beladiri yang dia kuasai meningkat setiap tahunnya dan jumlahnya terus bertambah hingga mencapai seratus.
Benar, Aizen mungkin adalah satu-satunya orang di dunia ini yang menguasai seratus seni beladiri berbeda dengan pemahaman terhadap semua jurus seni beladiri yang dia kuasai mencapai sempurna.
Karena hal itu Aizen sering kali mengkombinasikan atau mencampur jurus dari seni beladiri yang berbeda-beda dan menciptakan jurus ciptaannya sendiri. Dia dikenal sebagai seorang hebat dan julukannya dimasa lalu adalah Raja Seni Beladiri, sebelumnya akhirnya terlupakan karena zaman.
Tanpa kenal lelah Aizen menggerakkan tubuhnya untuk menggunakan jurus-jurus dari seni beladiri yang dia kuasai, dia mencoba membuat tubuh barunya mengingat setiap gerakan dari jurus yang dia kuasai, tidak sampai lima jam Aizen berhasil mengembalikan penguasaan jurusnya ketingkat sempurna.
Ini terus dia lakukan dan mengganti senjata tiap kalian senjata yang dia gunakan rusak, dia juga mengganti dan mencatat dengan jelas di otaknya tentang seratus seni beladiri dan berserta jurus-jurusnya.
Setelah melakukan jutaan gerakan selama lima jam tanpa istirahat, akhirnya Aizen mencapai batasnya. Bukan karena dia kelelahan atau kehabisan energi spiritual, tapi karena dia tidak memiliki senjata kayu lagi untuk digunakan karena semua senjata kayu yang dia buat telah rusak.
Dia berjalan menghampiri sebuah batu besar dan duduk bersender disana, Aizen hanya duduk merenung disana sambil mencatat setiap gerakan dan jurus didalam isi kepalanya.
“Andaikan disini ada buku kosong aku sudah menulis banyak kitab seni beladiri disini....” Dia menghela nafas panjang, seratus seni beladiri yang dia gunung memang sangat berguna dalam berbagai hal.
Karena Aizen bisa menemukan seni beladiri yang berguna disetiap situasi terdesak, yang membuatnya memiliki jalan keluar terhadap semua masalah. Tapi sayangnya dia bertindak terlalu ceroboh dan mementingkan emosinya hingga membuat nyawanya melayang.
“Tubuh ini dapat menerapkan seni beladiri manusia karena bentuk tubuh ini memang mirip seperti manusia, andai aku berada ditubuh yang bentuk tubuhnya tidak mirip seperti manusia pasti akan sangat merepotkan.” Aizen tersenyum lega dan bersyukur berada didalam tubuh mutant berbentuk humanoid.
Alasan utama dia bisa menggunakan jurus dari berbagai seni beladiri adalah tubuh ini memiliki kemiripan seperti tubuh seorang manusia, jadi dia dapat dengan mudah menerapkan hal yang sama seperti dia masih hidup dulu.
Aizen bangkit dan menatap langit yang indah, “Jalanku masihlah amat panjang.”
*****
Dengan kecepatan lari yang meningkat tajam, Aizen berlari mengejar beast buruannya, itu adalah seekor rusa liar dengan tingkat begginer puncak. Dia mengincar rusa tersebut karena daging yang dia miliki cukup lezat menurut Aizen jadi dia ingin menangkap untuk dijadikan makanan.
Dengan perintahnya Lengan Kegelapan menangkap salah satu kaki rusa tersebut hingga terjatuh, Aizen tidak menyia-nyiakan kesempatan untuk segera membunuh rusa tersebut sebelum lepas dari genggamannya.
“Mari kita lihat seberapa kuat ekorku.“ Aizen menggerakkan ekornya yang panjang, seketika ekornya memanjang dan menusuk leher rusa itu hingga tewas seketika.
“Ekor ini berguna dalam pertarungan karena mampu menjaga bagian belakangku dari serangan musuh. Dimasa depan ekor ini akan menjadi anggota tubuh yang sangat berguna.” Katanya sambil mengibas-ngibaskan ekornya, ekornya secara keseluruhan sangatlah kuat dan keras.
Ini karena ekornya diselimuti oleh eksoskleton yang membuat pertahanan dan kekerasan sama seperti bagian lain tubuhnya, kecuali ekornya yang dapat memanjang hingga belasan meter.
Aizen menengok keatas ketika menemukan langit tiba-tiba menjadi gelap, ini jelas ini karena sebelumnya sangat cerah dan tidak ada tanda-tanda untuk hujan, “Ini aneh, sesuatu terjadi didalam hutan ini dan aku tahu itu.” Firasat dan instingnya mengatakan akan terjadi sesuatu yang luar biasa didalam hutan yang dia tinggali.
Dia mengikuti aliran energi spiritual yang aneh diudara dan itu mengantarkannya menuju tempat yang tidak dia duga-duga, itu adalah dungeon tempat dia lahir dahulu.
Didepan pintu keluar dungeon dia bisa melihat terdapat cukup banyak skeleton berkumpul membentuk sebuah lingkaran, Aizen naik ketempat yang lebih tinggi untuk melihat apa yang mereka perbuat.
“Apa itu?” Aizen memicingkan matanya, ditengah-tengah skeleton yang berkumpul membentuk lingkaran terdapat beberapa skeleton mage yang tampaknya menggunakan mantra sihir pengendali cuaca.
Setidaknya terdapat empat skeleton mage yang bekerjasama menggunakan kan pengendalian cuaca, yang menjadi perhatian Aizen adalah Lich yang berada diantara empat skeleton mage, tampak dia juga sedang membantu keempat skeleton mage menggunakan mantra pengendali cuaca.
“Tapi apa yang mereka lakukan hingga harus merubah cuaca? Apa ini ada kaitannya dengan dungeon?” Aizen mengusap dagunya, dia berpendapat Lich itu merupakan Master Dungeon tempat dimana semua skeleton disini berada.
Jarak antara dungeon dan tempat ini tidak terlalu jauh jadi tidak ada salahnya berpikir demikian, tapi yang membuatnya penasaran apa yang dia lakukan mereka saat ini. Aizen tidak bisa menemukan maksud mereka yang sebenarnya.
“Sepertinya aku harus mengawasinya lebih lama....” Aizen memutuskan untuk berada disana lebih lama lagi, dia penasaran apa yang sebenarnya mereka lakukan.
Lich yang menjadi pemimpin para skeleton mage dan skeleton lainnya tampak menggunakan mantra yang berbeda dari sebelumnya, energi spiritual disekitar tersedot kearah Lich tersebut.
Aizen mengerutkan keningnya, merasakan energi spiritual tersedot kearah Lich tersebut. Dan dibawah kaki Lich tersebut tercipta lingkaran sihir berwarna ungu gelap dengan huruf-huruf kuno di berbagai bagiannya, dari lingkaran sihir itu muncul skeleton dalam jumlah banyak.
Sekitar belasan skeleton muncul didalam lingkaran sihir tersebut, Aizem menahan nafasnya ketika melihat hal tersebut, dia tidak menyangka akan melihat Lich tersebut membangkitkan lebih banyak skeleton.
“Jadi niatnya adalah untuk memperbanyak pasukan, skeleton-skeletom ini digunakan untuk menambang dan berjaga didalam dungeon. Tapi kekuatannya lebih lemah dibandingkan beast ataupun mutant, dia hanya menang jumlah saja."
Dibandingkan beast ataupun mutant, skeleton memiliki banyak kelemahan seperti lemah terhadap cahaya, lemah terhadap senjata tumpul, api dan lain sebagainya. Tapi disisi lain skeleton memiliki keunggulan seperti bisa bekerja tanpa kenal lelah, kebal terhadap racun, es dan memiliki ketahanan terhadap senjata penusuk atau menebas dan lagi jumlahnya yang banyak menjadi salah keunggulannya.
“Meski memiliki banyak kekurangan tapi disisi lain juga memiliki banyak keunggulan, skeleton adalah sesuatu yang bisa dipertimbangkan untuk menjadi bawahanku, dan lagi Lich itu cukup kuat. Akan disayangkan jika dia mati.” Aizen memandang Lich yang ada ditengah-tengah keempat skeleton mage, tampak dia memiliki kekuatan Awakening ke-3
Yang berarti dia memiliki tiga Awakening Ability, membunuhnya akan menjadi sebuah kerugian maka dari Aizen mempertimbangkan untuk menjadikannya bawahan.
“Kemampuannya menciptakan skeleton akan berguna dimasa depan dan lagi skeleton dapat berevolusi menjadi monster lain seperti death knight, death warrior dan Lich. Sepertinya aku memang harus menjadikannya bawahan...“
“Tapu untuk saat ini lebih baik aku meningkat kekuatan terlebih dahulu, setidaknya aku harus mencapai tingkat Awakening ke-2 atau setara dengannya.” Aizen memutuskan untuk memperkuat dirinya terlebih dahulu sebelum menaklukkan dungeon milik Lich itu, Aizen lalu pergi dari sana karena merasa tidak ada yang bisa dilihat lagi.
*****
Beberapa Bulan Kemudian....
Aizen menusukkan ekornya kedepan dan ekornya menembus tembok tubuh seekor beast, beast tingkat awakening pertama mati seketika ditangannya, lebih tepatnya ekornya. Dia dengan cepat mengambil permata jiwa yang ada didalam tubuh lalu memasukkan permata jiwa berserta mayat beastnya.
“Sepertinya aku terlalu berlebihan dalam memburu beast. Instingku sebagai seorang Hunter tidak menghilang meski aku berubah menjadi monster.” Aizen menggaruk pipinya sambil memandangi sekelilingnya, terdapat cukup banyak mayat beast yang berada ditingkat Awakening pertama dan begginer puncak.
Kondisi mayat beast disekeliling sama persis yaitu berlubang diarea tenggorokan atau titik vital lainnya, karena Aizen seorang Hunter rank S tidak sulit menemukan kelemahan mereka dan membunuh mereka dalam sekali serangan.
Dengan mengincar titik vital dia dapat dengan mudah membunuh beast yang berada ditingkat sama atau sedikit lebih tinggi darinya dengan sedikit usaha.
Aizen mengelap air liur yang mengecer karena mencium aroma darah dan daging dari beast-beast yang dia bunuh, “Aku sudah beberapa hari tidak makan sepertinya aku akan makan besar setelah ini.” Aizen mengibaskan tangannya, seketika semua mayat-mayat beast tersimpan dalam cincin samudra.
“Perburuan kali ini aku mendapatkan cukup banyak permata jiwa tingkat Awakening pertama dan begginer puncak, jika digabungkan dengan permata jiwa yang ku kumpulkan sebelumnya jumlah sudah lebih dari cukup untuk membuat kekuatanku meningkat sampai ramah Awakening ke-2.” Kata Aizen sambil tersenyum lebar.
Perburuan yang dia lakukan selama beberapa bulan terakhir berhasil mengumpulkan cukup banyak permata jiwa, dia tidak hanya mengumpulkan permata jiwa tapi juga sumberdaya yang ada dia temui didalam hutan.
Sumberdaya yang dia dapatkan kebanyakan adalah sumberdaya kelas rendah sampai menengah, jumlahnya cukup banyak dan bisa memperkuat dirinya.
“Permata sihir dan sumberdaya yangku kumpulkan lebih dari cukup membuatku naik tingkat ke Awakening Ke-2, dan lagi karena perburuan aku mendapatkan cukup banyak poin evolusi.” Aizen melirik jumlah poin evolusi yang dia dapatkan.
[ Jumlah Poin Evolusi Yang Dimiliki : 136 Poin Evolusi ]
“Ini lebih banyak dari perkiraanku, dengan aku aku yakin dapat memperkuat anggota tubuhku yang lain.” Selain Lengan Kegelapan, ekor dan Eksoskleton. Terdapat bagian tubuh lain yang belum dia perkuat yaitu Akar Kegelapan dan Core.
Dengan jumlah poin evolusi yang sekarang Aizen yakin cukup untuk memperkuat bagian Akar Kegelapan atau Core. Tanpa banyak menunggu Aizen kembali kedalam gua untuk memulai meditasi.
Dia mengeluarkan permata jiwa dan sumberdaya yang dia kumpulkan selama berbulan-bulan, jumlahnya cukup banyak dan Aizen yakin dengan semua ini dia dapat menembus tingkat Awakening ke-2.
Aizen duduk dalam posisi bersila lalu mulai memakan sumberdaya yang ada sebelum menyerap sejumlah permata jiwa. Dia fokus menggunakan Teknik Pernafasan Sembilan Dunia untuk melipat gandakan khasiat dari permata jiwa dan sumberdaya yang ia makan.
“Ayo kita lihat bagaimana Awakening Ability ke-2 ku.” Aizen tersenyum percaya diri, dia yakin akan menembus ranah Awakening Ke-2 dengan semua permata jiwa dan sumberdaya yang ia kumpulkan.
*****
Like like like, upvote dan komen oke!!!
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 16 Episodes
Comments
M A P E L
thor kasih gambaran MC nya dong
2023-04-14
2