Keributan antara Andrea dan kedua ibu tirinya sudah selesai dan Andrea pun mendapatkan barang-barang milik ibunya kembali, meskipun Andrea harus beradu tegang dengan ayahnya akan tetapi dia mengatakan jika perhiasan itu adalah milik ibunya dan tidak ada satu orang pun yang boleh memakainya, jadi hilmar akhirnya meminta kepada kedua istrinya untuk memberikan perhiasan itu kepada Andrea.
Andrea tidak peduli jika akhirnya Mora dan juga Yamini meminta hilmar untuk membelikan perhiasan yang serupa seperti yang dimiliki oleh mendiang Sera. Setelah mendapatkan perhiasan milik ibunya, Andrea memutuskan masuk ke kamarnya yang di mana semua barang-barang miliknya sudah kembali di tempatnya semula.
"Sepertinya setelah ini aku harus benar-benar menyiapkan energi banyak untuk melawan dua nenek sihir itu, aku harus melibatkan orang lain karena aku tidak mungkin melawan mereka sendirian. Mereka berdua benar-benar wanita mata duitan yang hanya ingin hidup enaknya saja tidak mau peduli jika status mereka di sini hanyalah menumpang," gumam Andrea yang sedang merebahkan tubuhnya dan menatap langit-langit kamarnya.
Andrea tertidur pulas untuk malam ini, minta untuk malam-malam berikutnya Andrea masih belum bisa memikirkannya. Hari ini dia berhasil mengalahkan dua nenek sihir itu, untuk hari-hari selanjutnya Andria juga berharap jika dia bisa menguasai kedua wanita kurang ajar itu dan menendangnya dari rumahnya.
Matahari pagi menyapa dengan kehangatannya yang membuat semua orang kembali bersemangat untuk menjalani hari-harinya, Andrea terbangun dengan semangat tinggi karena hari ini akan dimulai dengan melakukan apa yang sebelumnya diamanahkan oleh mendiang ibunya.
Andrea harus menjadi wanita yang sukses mandiri dan tidak bergantung pada pria, untuk itulah mulai hari ini Andrea berencana untuk datang ke kantor dan memimpin perusahaan yang tentu saja menjadi miliknya, Andre memutuskan untuk segera mandi dan bersiap-siap untuk datang ke kantor memperkenalkan dirinya sebagai pimpinan baru di perusahaan karet milik mendiang kakeknya yang diturunkan pada mendiang ibunya dan sekarang Andrea yang akan melanjutkannya.
Hilmar dan kedua istrinya sedang sarapan bersama, Andrea pun bergabung seolah-olah tidak terjadi apa-apa di antara mereka kemarin sore, dengan santainya Andrea duduk dan langsung mengambil sarapannya tanpa bicara apa-apa kepada Indomaret maupun kedua ibu tirinya.
Hilmar sendiri bersikap biasa saja kepada Andrea, dan Andrea tidak memperdulikan hal itu Karena dia sudah terbiasa diperlakukan cuek oleh ayahnya sendiri. Kembalinya Andrea ke Indonesia hanya karena janji yang pernah diucapkan kepada ibunya sebelum Sera meninggal dunia.
"Mau pergi ke mana kau pagi-pagi, sudah rapi seperti itu?" Hilmar bertanya kepada Andrea dengan nada suara tidak bersahabat seolah gadis yang berada di hadapannya merupakan orang lain bukanlah Putri kandungnya sendiri.
"Mulai hari ini aku akan mengambil alih semua kepemimpinan di kantor seperti yang diinginkan oleh Mama, karena aku adalah pewaris untuk seluruh harta Mama," jawab Andrea tanpa sedikitpun merasa takut atau gemetar di hadapan ketiga orang yang menurutnya sangat kurang ajar sekali.
Yamini dan Mora saling melirik, begitu juga dengan hilmar. Dia seolah tidak percaya apa yang baru saja terlontar dari bibir Putri pertamanya, sepertinya Andrea harus diingatkan jika apa yang baru disampaikan oleh Andrea sama sekali sebuah kekeliruan yang harus diluruskan.
"Sepertinya kau lupa, Andrea. Jika pemimpin di perusahaan itu adalah aku, kau tidak bisa menjadi pemimpin di perusahaan sebelum kau mengabulkan amanah dari ibumu, bukankah ibumu pernah berkata jika perusahaan akan beralih menjadi milikmu jika kau sudah menikah dan mempunyai keturunan, maka secara otomatis semua harta kekayaan milik ibumu termasuk rumah dan semuanya boleh kau ambil alih, tapi selama kau belum menikah dan belum punya keturunan maka akulah yang lebih berkuasa menjadi pimpinan di perusahaan tersebut." Dengan penuh penekanan dan juga suara tegas hilmar mengingatkan Andrea mengenai pesan Terakhir yang disampaikan oleh mendiang Sera sebelum wanita itu meninggal dunia.
Andrea langsung terdiam, dia tentu saja mengingat hal itu. Mana mungkin Andrea melupakannya, seketika selera makan Andrea menjadi kacau. Setelah hilmar kembali mengingatkannya mengenai apa yang harus dilakukan oleh Andrea sebelum dia mengambil alih semua kekuasaan perusahaan milik mendiang ibunya.
"Lebih baik kau santai-santai saja dulu, jangan buru-buru dan juga jangan memikirkan masalah tentang perusahaan, biarkan papamu yang mengurusnya. Cukup kau nikmati hidup dengan semua fasilitas mewah yang ada di rumah ini, jika memang ingin secepatnya menjadi pimpinan di perusahaan maka kau harus cepat-cepat mencari pendamping hidup dan memberikan keturunan pada papamu, dengan begitu barulah kau bisa mengambil alih semua aset milik mendiang ibumu." Kali ini Yamini ikut menimpali seolah dia bersimpati dan ikut menyadarkan Andrea tentang pesan yang dikatakan oleh Sera sebelum wanita itu meninggal dunia.
Andrea mendelik kesal ke arah yamini yang sudah ikut campur dalam masalah Andrea, tidak seharusnya wanita itu ikut campur dalam masalah Andrea karena yamini sama sekali tidak punya hak untuk berkomentar seperti itu kepada Andrea.
"Tutup mulutmu yang kotor itu. Kau tidak perlu ikut campur ke dalam permasalahan keluargaku, statusmu di rumah ini hanyalah menumpang jadi tolong sadar dirilah dan jangan merasa sok perhatian padaku, karena aku tidak membutuhkannya." Dengan nada pedas dan juga tatapan mata penuh kemarahan, mata Andrea nyalang menatap ke arah yang mini yang langsung menundukkan kepalanya.
Hilmar menaruh sendok ke piring sehingga menimbulkan suara, pria itu membanting sendok dan melirik ke arah putrinya yang sedang menatap ke arah yamini karena Andrea tidak suka dengan wanita itu yang ikut campur dalam masalah keluarganya.
Sementara Mora memilih diam, dia akan berbicara jika memang sudah saatnya dia buka mulut, untuk hari ini biarkan yamini yang mengambil alih tugasnya sehingga Mora tinggal mencari kelemahan Andrea agar gadis itu tidak berani macam-macam dan menghancurkan semua kebahagiaan Mora.
"Jagalah sikapmu, Andrea. Apa ini yang diajarkan oleh ibumu sehingga tidak bisa bersikap sopan pada orang yang usianya lebih tua darimu? Yamini ini adalah ibumu juga, jadi hormatilah dia." Hilmar mengingatkan Andrea agar putrinya bisa menjaga sikap kepada salah satu istrinya yang tinggal di rumah itu.
"Dia bukanlah, ibuku. Dia hanyalah orang lain yang menumpang di rumah ini, ibuku hanya satu yaitu Mama Sera. Jangan menekan dan memaksa aku untuk mengakui mereka berdua sebagai ibuku, karena sampai kapanpun mereka hanyalah orang lain yang ingin hidup enak dan gaya hidup mewah dengan mengambil hak orang lain." Dengan kesal Andrea meninggalkan ruang makan dia pun pergi dengan perasaan marah kepada pria yang seharusnya bisa melindunginya dari kedua wanita jahat itu. Andrea masih belum bisa percaya jika ayahnya justru lebih membela kedua istrinya daripada Putri kandungnya sendiri.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 37 Episodes
Comments