Mora tentu tidak terima kamar yang sudah ditempati oleh putrinya, sekarang semua barang-barangnya dikeluarkan oleh Andrea. Bahkan wanita itu memerintahkan pada pelayan untuk membakar barang milik Ike, putrinya. Yamini bergegas naik ke lantai atas mendengar teriakan Andrea.
Para pelayan sedang mengeluarkan barang-barang di kamar Sera, atas perintah Andrea. Melihatnya tentu saja membuat Yamini juga Mora marah, karena barang-barang yang ada di kamar mereka pun tidak luput dari kemarahan Andrea.
"Kau ini apa-apaan? Kenapa semua barang-barangnya dikeluarkan? Itu barang milikku juga milik putriku." Mora berteriak marah pada Andrea, dia tidak terima dengan apa yang lakukan oleh anak tirinya itu.
"Hei, kau sadar apa yang baru saja kau katakan? Kau bilang semua ini barang milikmu juga putrimu? Semua barang yang kau beli memakai uang ibuku, kau tahu itu. Jadi aku berhak melakukan apa saja dengan barang yang dibeli menggunakan uang ibuku, yang artinya juga uangku. Paham!" Andrea balas menghardik ibu tirinya.
Yamini juga marah karena ulah Andrea, mereka tentu sadar dengan kesalahan yang diperbuat oleh putri pertama dari mendiang Sera. Hanya saja baik Yamini maupun Mora, merasa jika mereka juga punya hak. Karena keduanya adalah istri Hilmar, jadi mereka merasa tidak bersalah. Sehingga ketika Andrea mengeluarkan semua barang milik mereka dan menyuruh pelayan untuk membakarnya, sudah pasti keduanya marah.
"Kami juga istri dari ayahmu, jadi kami berdua juga berhak dengan semuanya. Jika kau tidak terima, bicara saja sama ayahmu itu. Jangan kamu rusak dan hancurkan barang-barang milik kami." Yamini ikut menimpali, dia pun tidak terima dengan perbuatan Andrea.
Andrea membiarkan kedua ibu tirinya marah, lagi pula para pelayan tidak mungkin berani membantahnya. Tapi dua wanita ****** itu tetap saja menumpahkan semua kemarahannya pada Andrea, maka detik itu juga Andrea melihat jika perhiasan milik ibunya ternyata juga dipakai oleh kedua wanita tersebut.
Andrea berjalan cepat menghampiri dua wanita yang masih ngoceh itu, wajah Andrea mengeras. Urat-urat di lehernya menyembul, matanya menyiratkan amarah juga kebencian yang sangat besar pada dua wanita yang sudah mengambil semua yang Andrea miliki.
"Kembalikan perhiasan mamaku, kalian berdua tidak berhak memakai barang milik mamaku, kalian benar-benar sudah keterlaluan." Andrea menarik paksa kalung juga perhiasan lainnya yang dipakai oleh kedua ibu tirinya yang kurang ajar itu.
Mora dan Yamini tentu tidak terima, mereka berusaha mengelak agar Andrea tidak mengambil perhiasan itu dari leher, jari juga pergelangan tangannya. Kedua mempertahankan barang yang mereka pikir sudah menjadi miliknya, sebagai anak tentu saja Andrea tidak terima jika barang milik ibunya dipakai oleh orang lain.
Jika Hilmar, Andrea tidak mempermasalahkannya pria itu diambil dan dipakai oleh kedua wanita itu, tapi tidak dengan barang-barang milik ibunya. Apapun akan Andrea lakukan supaya barang tersebut kembali padanya sebagai pemiliknya.
Dari tewas rumah, Hilmar yang harus aja sampai. Dia mendengar keributan dari dalam rumah. Hilmar juga sudah mendengar kabar jika putri pertamanya pulang dari London setelah lima tahun kuliah disana.
"Apa yang terjadi? Kenapa ribut-ribut?" Hilmar langsung berjalan cepat masuk ke rumah, dia ingin tahu apa yang terjadi pada kedua istrinya juga Putri pertamanya.
Umpatan, caci maki juga sumpah serapah lainnya, terdengar jelas oleh Hilmar. Dia hafal sekali itu adalah suara Andrea. Meski sudah lama tidak bertemu tapi Hilmar masih kenal dengan suara putrinya. Dan sekarang Andrea ribut dengan kedua istri Hilmar.
Begitu sampai di lantai atas, Hilmar melihat Andrea yang sedang berusaha untuk mengambil kalung dari leher Mora. Tapi murah berusaha mempertahankan agar kalung yang terpasang di lehernya tidak ditarik paksa oleh Andrea.
Hal serupa juga terjadi pada Yamini, karena tangan Andrea pun menyasar ke leher Yamini. Melihat keributan dua istri dan juga putrinya, membuat Hilmar harus secepatnya memisahkan mereka bertiga sebelum terjadi hal-hal buruk yang lebih parah lagi.
"Hentikan, Andrea. Kau ini apa-apaan? Datang-datang malah bikin keributan." Hilmar menarik tangan Andrea yang sedang berusaha untuk meraih kalung dari leher Yamini dan juga leher Mora.
"Dia sudah berbuat kekacauan, semua barang-barang di kamar itu dan juga kamar kita dikeluarkan dan memerintahkan para pelayan untuk membakarnya." Mora mengadu kepada suaminya yang baru saja sampai ke rumah karena tadi Yamini yang memberitahu Hilmar jika Andrea sudah pulang ke rumah.
"Dia juga mau mencekik aku, lihat saja leherku sampai terluka seperti ini." Yamini bersandiwara jika dirinya terluka dan semua gara-gara Andrea.
Memang leher Yamini lecet dan ada sedikit bercak merah di sana, itu karena terkena kuku Andrea saat hendak menarik kalung milik ibunya dari leher Yamini. Kedua wanita itu saling mengadu di hadapan Hilmar. Mendengarkan pengaduan dari kedua istrinya membuat Hilmar marah dan dia pun langsung menampar Andrea tanpa mendengarkan penjelasannya kenapa dia sampai membuat keributan.
"Inikah cara papa menyambut anaknya yang sudah 4 tahun tidak pulang ke rumah? Bukannya disambut dengan senang hati atau pelukan hangat lainnya, tapi papa justru menamparku. Membela dua wanita jalan ini, tanpa mendengarkan alasanku kenapa aku sampai membuat keributan seperti sekarang?" Andrea tersenyum sinis menatap Hilmar yang baru saja menamparnya.
Yamini dan juga Mora, tersenyum senang karena suaminya percaya pada mereka berdua sehingga menampar Andrea di hadapan mereka. Melihat kemarahan Andrea kepada ayahnya adalah sebuah kesempatan bagus bagi kedua wanita jahat itu, selama ini mereka sudah berhasil mempengaruhi hilmar agar lebih memilih mereka dan berada di pihak mereka berdua, hingga akhirnya Yamini serta Mora berhasil menyingkirkan Sera dan sekarang berusaha untuk menguasai rumah mewah itu.
Hilmar tidak menjawab pertanyaan Andrea mengenai tindakannya yang baru saja menampar Andrea, pria itu langsung emosi setelah mendengar cerita dari kedua istrinya mengenai apa yang sudah dilakukan oleh Andrea. Seharusnya hilmar berpikir wajar kenapa Andrea sampai marah seperti itu, kamar yang dulu ditempati oleh Andrea justru sekarang ditempati oleh anaknya Mora. Tentu saja Andrea marah dan meminta para pelayan untuk mengeluarkan barang-barangnya lalu membakarnya.
Tapi yang dilakukan oleh Hilmar, dia sama sekali tidak peduli kepada Andrea dan lebih mementingkan Ike juga kedua istrinya. Padahal Hilmar sendiri juga tahu jika rumah yang ditempati oleh mereka adalah rumah peninggalan Sera yang sudah pasti itu adalah milik Andrea.
"Aku akan mengingat semua apa yang terjadi hari ini, sekarang kalian berdua boleh merasa menang. Tapi ingat nanti, Aku tidak akan tinggal diam dan pasti akan membalas semua yang sudah kalian lakukan padaku dan juga mendiang Mama." Kedua mata Andrea menatap tajam pada Yamini dan juga Mora.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 37 Episodes
Comments
Widi Widurai
usir aja bapaknya beserta benalu nya
2023-09-25
0