Sebatas Istri Bayaran

Sebastian diam seribu bahasa. Dia tidak tahu harus menjawab apa atas pertanyaan istrinya itu. Laki-laki normal? Tentu saja dirinya adalah laki-laki tulen.

"Pertanyaan macam itu? Apa pantas kamu menanyakan hal memalukan seperti itu, hah?" Sebastian menaikan suaranya.

"Lalu, kenapa kamu tidak pernah melirik aku sekalipun? Katamu aku cantik, katamu aku adalah wanita yang sempurna. Kenapa kamu tak pernah sekalipun menyentuh aku, Mas Sebastian? 1 tahun lho, 1 tahun kita menikah. Meskipun kita menikah di atas perjanjian, tapi tetap saja, apa tidak ada sedikitpun keinginan untuk kamu menyentuh aku? Aku curiga kamu laki-laki yang tidak normal alias--"

"Hom* maksud kamu? Penyuka sesama jenis? Begitu?"

"Apa lagi namanya kalau bukan homo."

"Lancang kamu, Renata. Saya laki-laki normal, enak aja kamu mengatakan saya homo!"

"Lalu, apakah kamu tidak merasa tergiur sama sekali dengan kemolekan tubuh aku ini? Kita bahkan tidur seranjang, meski hanya seranjang tanpa pernah melakukan hal apapun, tapi apa aku ini terlalu menjijikkan di mata kamu hingga kamu tak sudi hanya sekedar menyentuh sehelai kulitku saja, Mas?"

"Kamu benar-benar keterlaluan! Apa kamu mulai baper, apa kamu mulai menginginkan hal yang lebih dari saya? Saya sudah mengingatkan tadi, jangan berharap lebih dari pernikahan palsu kita ini, kamu hanya sebatas--"

"Sebatas istri bayaran? Iya aku paham, andai saja ibu kamu tidak pernah menyinggung masalah momongan dan mengatakan bahwa aku ini mandul, mungkin aku gak akan pernah menuntut hal seperti ini. Mana mungkin aku bisa hamil jika kamu saja tidak pernah menyentuh aku, Mas?"

Sebastian tiba-tiba saja membuka satu-persatu kancing kemeja yang dikenakannya. Dia pun berjalan mendekati Renata, menatap tajam wajah wanita itu dari ujung kaki hingga ujung rambut. Tubuh langsingnya yang saat ini di balut dress se*si berwarna hitam, bagian atas tubuh sang istri bahkan terlihat menggoda dengan belahan dada berbentuk hati. Putih mulus begitu sempurna dan menggiurkan bagi siapapun yang melihatnya.

Mana mungkin dia tidak tergiur? Mana mungkin dirinya tidak tergoda? Dia hanya hanya menahannya sedemikian rupa. Menekan hasratnya dalam-dalam. Sebastian tidak ingin melakukan hubungan suami istri yang sebenarnya halal untuk dia lakukan atas dasar nafsu semata, tanpa rasa cinta dan dengan penuh keterpaksaan.

"Kamu lihat saya, Renata! Kamu tanya lubuk hati kamu yang paling dalam. Apa kamu ingin di sentuh oleh saya? Apa kamu mau kita melakukan hubungan suami istri seperti yang kamu katakan tadi? Kalau iya, saya akan sangat senang sekali melakukannya," tanya Sebastian, berjalan mendekat membuat Renata sontak berjalan mundur seiringan dengan langkah kaki suaminya.

Bruk!

Tubuh Rena seketika membentur tembok, tidak ada lagi tempat untuknya lari. Sebastian yang sudah berhasil melepaskan seluruh kancing kemeja yang dikenakannya pun berada sangat dekat dengannya. Dada bidang laki-laki itu bahkan terekspos sempurna kini, terlihat lebar dan kekar.

"Kamu mau apa, Mas?" tanya Renata, jantungnya seketika berdetak kencang.

"Apa lagi, bukankah kamu ingin membuktikan seberapa normalnya saya? Tapi masalahnya, apa kamu siap untuk saya sentuh? Apa kamu siap kita melakukan hubungan suami-istri?"

Renata terdiam seraya memalingkan wajahnya. Bahkan ketika tubuhnya di himpit tanpa jarak sedikit pun, yang dia rasakan hanyalah rasa sesak. Tubuh kekar suaminya benar-benar menempel sempurna kini. Namun, dirinya tetap saja memalingkan wajahnya tanpa berani menatap wajah tampan seorang Sebastian.

"Saya tahu kamu tidak siap untuk saya sentuh, tatap mata saya Renata!" pinta Sebastian sedikit menaikan suaranya. Sontak, wanita itu menoleh dan menatap wajah suaminya kini.

Deruan napas sang suami terasa hangat menyapu permukaan wajahnya kini. Aroma maskulin menguar tercium begitu menyegarkan sebenarnya. Namun, wanita itu tetap saja memalingkan wajahnya saat wajah suaminya perlahan mendekat dan hendak mendaratkan bibirnya di bibir merah miliknya. Sontak saja, hal itu membuat Sebastian tertawa nyaring juga seketika memundurkan langkah kakinya kemudian.

"Hahahaha! Dasar munafik, jangan pernah berharap lebih jika kamu memang tidak benar-benar menginginkannya. Jika kamu berani meminta hal seperti ini lagi, maka saya tidak akan segan memaksa kamu untuk melayani saya, paham?!" Ketus Sebastian yang sebenarnya merasa kecewa.

"Lalu, apa yang akan kita katakan kepada ibumu, Mas? Kalau beliau meminta kamu untuk menikah lagi demi mendapatkan momongan, apa kamu akan benar-benar melakukannya dan akan menceraikan aku?" tanya Renata dengan nada suara berat.

"Saya akan memikirkan hal itu, tapi kamu harus ingat satu hal, saya tidak akan pernah menceraikan kamu apapun yang terjadi, oke?"

"Apa maksud kamu? Bukankah aku ini hanya sebatas istri bayaran dan kamu bebas menceraikan aku kapan pun kamu mau? Jika kamu mau menikah lagi silahkan, tapi ceraikan dulu aku."

"Apa? Menceraikan kamu? Hahahaha! Dengar ya Renata, saya bebas memiliki berapa Istri pun, tapi saya tidak akan pernah menceraikan kamu sampai kapan pun, kamu tidak akan pernah bisa lepas dari saya."

"Dasar gila!"

"Terserah, terserah kamu mau mengatakan saya gila atau apapun, yang jelas kamu adalah Nyonya Sebastian sampai kapan pun."

BERSAMBUNG

...****************...

Terpopuler

Comments

carwati

carwati

apa sebastian punya tujuan lain pada renata?

2023-12-01

0

Yusria Mumba

Yusria Mumba

mukin renata belum cinta kalii,

2023-08-02

0

Puja Kesuma

Puja Kesuma

gila sebastian... renata cuma istri bayaran tp gk mau dicerai...di sentuh jg gak...lalu renata mau kau jadikan pajangan aja..mai kau jadikan patung brnyawa gitu..trus kau mau menikahi wanita lain lg buat kau hamili...otakmu dimana begok... mmg kau gk normal.sebastian

2023-04-10

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!