Sejenak Aleena terpesona dengan sosok pria dihadapannya ini, kulit putih bersih, setelan jas yang sangat pas membalut tubuh atletisnya, uhhhh ukuran tinggi dan besar yang sangat proporsional
"apa apaan Ali sadarlah" gumam Ali dalam hati melihat makhluk sempurna dihadapannya seolah melupakan kekesalannya beberapa saat yang lalu
"Ada apa ini?" tanya seorang pria yang berada sedikit dibelakang Arsen
"wow" gumam Ali ketika mendengar suara berat yang mampu menghangatkan rahim kaum hawa ketika mendengarnya
"Tu-tuan Arsen" Charen menundukkan kepalanya dengan dalam dan menarik kepala Aleena agar ikut menunduk
"Arsen? CEO sialan itu?" bisik Ali namun terdengar oleh Arsen
Arsen mengetatkan rahangnya dan berjalan mendekat kearah Aleena, dia menarik dagu Aleena agar menghadap kearahnya
"Auwwww, kekerasan" gerutu Ali dan berusaha menepis tangan Arsen didagunya karena jujur cengkraman itu menyakitinya
"katakan sekali lagi"
"gila...gilaaa bagaimana bisa ada suara semenghangatkan ini" sungguh Aleena yang gila dia justru mengagumi suara berat Arsen
"Bapak CEO baru itu pastikan? saya ingin berbicara sama bapak" Ali kembali kemode berapi apinya dan menepis tangan Arsen dengan sekuat tenaganya dan untung berhasil
"Beraninya pegawai rendahan sepertimu ingin berbicara denganku" ucap Arsen dingin dan sangat sangat datar tanpa ekspresi
William asisten Arsen segera menyeret Ali karena dia merasa raut wajah Arsen sudah menunjukkan kekesalan level dewa
"tidak! kita harus bicara! bapak tidak bisa memecat saya seperti ini karena saya hanya lulusan SMA saya sudah empat tahun bekerja disini pak" Aleena berteriak sembari berusaha menghentikan Will yang menyeretnya
Namun Arsen tidak peduli dia melangkah memasuki ruangannya, namun bukan Ali namanya jika dia kalah dalam situasi yang tidak adil ini. Dia menggigit tangan Will dan ketika Will lengah dia berlari kedalam ruangan Arsen dan menutup pintu dengan kencang dan mengunci dari dalam
Arsen yang belum mendudukkan dirinya dikursi kebesarannya terkejut ketika melihat wanita yang ntah siapa namanya itu dengan beraninya memasuki ruangannya
"Pak saya mohon cabut peraturan bapak yang jelas jelas merugikan saya" ucap Ali ketika melihat Arsen menoleh kearahnya
Arsen berjalan mendekat sembari memandang tajam Ali dan ketika dekat dia mencekik leher Ali dan membenturkannya kepintu yang sudah tertutup
"Beraninya bajingan kecil sepertimu memerintahku" wajah itu sudah memerah padam akibat emosinya
Ali sangat terkejut dia tidak menyangka akan mendapat serangan seperti ini
"Pa-pak" gumam Ali ketika dia merasa nafasnya sudah diujung bahkan rasanya lehernya seakan patah
"Pak tolong" ucap Ali sendu, kakinya bahkan sudah tidak menginjak lantai mahal ruangan itu lagi
Ali berusaha menggapai tangan Arsen agar melepaskan lehernya, kakinya mulai meronta bola matanya bahkan sudah mulai berguling
Setetes air mata keluar dari mata sendu tersebut yang membuat Arsen merasa sesak tiba-tiba
brakkk
Arsen melepaskan Ali dan membiarkan jatuh begitu saja dan dia berjalan dengan santainya menuju meja kerjanya
Ali tergeletak tak berdaya, dia berusaha meraup oksigen sebanyak banyaknya. tubuhnya lemas tak berdaya rasanya dia baru saja kembali dari ruang kematian , air matanya tak henti keluar
"Keluarlah sebelum aku benar-benar membunuhmu" ucap suara bariton yang hampir membunuhnya
Dengan segenap tenaganya Ali bangkit walau tubuhnya sangat sangat lemah, dia tidak boleh mati konyol begitu saja diruangan manusia iblis ini
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 47 Episodes
Comments