03. Seorang Bocah Yang Cekatan

Hari berganti hari minggu berganti minggu, bulan berganti bulan tahun berganti tahun, tidak terasa tujuh tahun sudah Pandan Suri tinggal di dalam jurang bersama dengan When Liang dan Shen Liang.

Rangga Loka Jaya kini tumbuh menjadi seorang anak yang tangkas, ia di ajari sejak umur tiga tahun oleh kedua tokoh sakti itu.

Jurus-jurus dasar ilmu silat Malaikat Kematian Dan Iblis Kematian telah di kuasainya, setiap pagi, siang dan malam Rangga kecil berlatih silat dan jurus pedang.

Di umurnya yang baru tujuh tahun ia telah bisa menguasai ilmu peringan tubuh sampai tingkat lima puluh. Tenaga dalamnya telah mencapai tingkat empat puluh, kalau hanya batu sebesar kerbau dewasa, bisa ia hancurkan dengan sekali pukulan.

Kedua tokoh silat kawakan itu begitu bangga dengan perkembangan cucu murid mereka.

Sedangkan ibunya nyi Pandan Suri juga melatih kemampuan nya dalam ilmu olah kanuragan.

Selama tujuh tahun ini Pandan Suri juga menempa diri untuk menjadi seorang Pendekar wanita yang berkepandaian tinggi.

Suatu pagi Rangga kecil sedang asik berlatih di atas batu besar di pinggir sungai, When Liang mendatanginya, dan mengajak nya berlatih bersama.

"Rangga, kau serang kakek dengan jurus-jurus 'Malaikat Kematian'. mu, kerahkan ilmu peringan tubuh dan tenaga dalammu!" perintah Malaikat Kematian pada Rangga kecil.

"Baik, Kek," jawab Rangga sambil bersiap menyerang When Liang dengan jurus 'Malaikat Kematian'. yang hampir di kuasainya dengan sempurna.

"Hiaaa....!"

Rangga kecil melompat menerjang ke arah When Liang, sebuah pukulan yang mengandung tenaga dalam di kerahkan nya. Gerakannya cukup cepat dan juga ringan, bocah kecil itu menggabungi kekuatan dan kepandaian nya dengan sempurna.

When Liang tersenyum puas sambil menghindari setiap serangan Rangga kecil ke arahnya.

"Hiyaaa...!" jerit melengking Rangga kecil sambil melepaskan sebuah serangan tinju ke arah When Liang, orang tua itu sengaja tidak menghindar ia menerima pukulan Rangga dengan jurus 'Tameng Malaikat Besi'.

Buak...!

"Aaakh....!"

When Liang tidak menahan arus tenaga dalam Rangga sehingga ia terlempar ke dalam sungai.

Burrrr.....!"

"Kakeeek.....!" jerit Rangga kecil ia lansung menceburkan diri ke sungai, dan segera menarik tubuh When Liang ke pinggir sungai itu, sedangkan When Liang hanya berpura-pura pingsan.

"Kakek! Maafkan Rangga, Kek!" Rangga kecil lansung menggoyang-goyangkan tubuh When Liang sambil menangis, wajahnya tampak penuh penyesalan.

"Ha....! Kok nangis? Anak laki-laki tidak boleh nangis," ujar When Liang. Sambil duduk di samping Rangga kecil.

"Kakek bikin Rangga cemas, kalau terjadi apa apa sama Kakek, Rangga pasti akan di marahi ibu!" rutuk Rangga, wajahnya tampak sendu.

"He he he....! Pukulan seperti itu tidak akan membunuh kakek, Sayang," jawab When Liang, " Ayo kita mandi, dan setelah itu kita makan, ibumu sudah masak yang enak untuk kita."

Selesai berkata When Liang alias Malaikat Kematian lansung menarik tangan Rangga, dan lansung menceburkan diri ke dalam sungai, mereka mandi sambil bercanda.

Setelah selesai mandi mereka pun menuju goa, untuk menukar pakaian mereka yang basah, Shen Liang tampak duduk di atas pelataran batu, sambil membaca sebuah kitab ilmu pengobatan yang berjudul Seribu Satu Ilmu Pengobatan.

"Ayo Rangga. Tukar bajumu, setelah itu kita makan, ibu masak ikan panggang kesukaan Rangga," panggil Pandan Suri sambil tersenyum melihat putranya tampak begitu ceria.

"Iya, Ibu," jawab Rangga sambil tertawa, dengan riangnya bocah itu berlari ke dalam goa yang tampak sudah begitu bersih dan rapi untuk menukar bajunya yang basah.

Setelah Rangga kecil dan When Liang menukar pakaian, mereka pun sarapan pagi bersama-sama.

Singkat cerita bertahun sudah berlalu Rangga kecil kini telah menjadi seorang pemuda yang begitu tampan dan sakti madraguna.

Kesaktian dan ilmu silat Malaikat Kematian Dan Iblis Kematian telah ia kuasai, baik ilmu silat tangan kosong maupun ilmu pedang kedua tokoh silat itu telah di kuasainya.

Jurus-jurus Pedang Naga Emas pun telah selesai ia pelajari, umurnya pun telah mencapai delapan belas tahun lebih.

Ilmu tenaga dalam dan ilmu peringan tubuhnya pun sudah hampir tingkat tak tertandingi, dengan kepandaian Rangga kini ia telah melebihi kedua kakek gurunya.

Pandan Suri pun telah menjadi seorang Pendekar wanita yang punya tingkat kesaktian yang sulit di ukur, ia telah berhasil mempelajari kitab Bidadari Merak, dan Jurus Pedang Naga Emas.

Suatu malam di tengah terang bulan, mereka berempat sedang menikmati indahnya sinar rembulan, When Liang atau Malaikat Kematian memecah keheningan.

"Rangga, berapa umur Rangga sekarang?"

"Delapan belas tahun tiga bulan kek!" jawab Rangga sambil menikmati ikan bakar di tangannya.

"Apa semua kitab yang Rangga pelajari sudah selesai?" Shen Liang ikut bertanya.

"Satu lagi Kek!

"Kitab yang mana Rangga.?"

"Kitab seribu satu macam pengobatan!" jawab Rangga singkat, ia terus mempreteli daging ikan bakar yang ada di hadapannya, ikan bakar adalah kesukaan Rangga, apalagi itu masakan ibunya yang memang sangat enak, bumbu nya begitu pas, meresap dalam daging ikan itu.

"Bagaimana dengan kitab yang lain?" tanya Shen Liang lagi.

"Yang lain sudah pada tamat semua, Kek!"

"Ha ha ha...! Rangga sesuai tebakan kakek dulu saat Kau berumur tiga bulan, saat Kau dan ibumu jatuh ke jurang ini, Ramalan Peramal Sinting itu tampaknya jadi Kenyataan, bahwa akan ada seorang pendekar muda yang akan muncul di dunia persilatan, menjadi pembasmi semua kejahatan di zaman ini," ujar When Liang.

"Pendekar itu belum tentu Rangga, Kek!" kata Rangga agak ragu dengan ucapan kakek gurunya itu.

"He he he...! Rangga, kesempurnaan tulang dan aliran darahmu yang membuat kakek yakin. Kenapa begitu? Kakek saja tidak mampu menguasai jurus-jurus yang di kuasai kakekmu Malaikat Kematian, begitu pun sebaliknya. Namun Kau sanggup mempelajari semua ilmu kesaktian yang kami miliki. Kepintaran otak yang Rangga miliki juga jauh di atas kami berdua.

Rangga, jangan ragu cucuku. Takdir tampaknya telah memilihmu melanjutkan jalan hidup kakekmu Pendekar Naga Emas yang dahulu. Kami berdua tidak sanggup mengalahkan kesaktian kakekmu dulu. Sekarang kesaktian itu juga telah Kau kuasai. Kini tinggallah Kau mencari pengalaman di dunia persilatan.

"Cita-cita ibumu untuk membangkitkan kembali Perguruan Naga Emas harus dengan dukunganmu sepenuhnya. Kakek berdua akan mendampingimu dan ibumu sebagai penasehat dan sekalian sebagai sesepuh Perguruan Naga Emas.

"Kita akan memulai dari awal lagi untuk membangun Kembali nama besar Perguruan Naga Emas," kata Iblis Kematian panjang lebar.

"Terima kasih banyak, Kakek Guru betdua. Semua nasehat dan ajaran Kakek adalah pedoman hidup Rangga," ucap Rangga Loka Jaya.

"Bagus, Cucuku. Tetaplah menjadi pemuda yang rendah hati, jangan pernah menjadi manusia yang sombong. Karena kesombongan akan menghancurkanmu, Cucuku," ucap When Liang. Rangga hanya mengangguk pelan, tak terasa malam pun telah cukup larut. Sinar pelita tampak menyinari goa di dasar jurang itu.

Goa Kematian menjadi saksi bisu perjalanan dan perkembangan seorang bocah yatim yang cerdas itu.

.

.

Bersambung...

Jangan lupa like komentar dan favorit ya..

Terima kasih...

Terpopuler

Comments

Putra Indra

Putra Indra

bagus dan sangat menarik, moga tetap lanjut sampai tamat, semangat thoor....

2023-06-05

2

Manami Slyterin🌹Nami Chan🔱🎻

Manami Slyterin🌹Nami Chan🔱🎻

Rangga go

2023-05-22

1

◄⏤͟͞✥≛⃝⃕💞༄⍟Mᷤbᷡah_Atta࿐

◄⏤͟͞✥≛⃝⃕💞༄⍟Mᷤbᷡah_Atta࿐

Semangat Thor 💪💪💪

2023-04-08

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!