Pandan Suri mendekap tubuh sang putra, tubuh wanita cantik itu melayang jatuh ke dalam jurang itu. Pedang Naga Emas pun masih ada di dalam genggamannya.
Pedang dan putranya adalah dua harta yang wajib ia selamatkan, walau harus mengorbankan nyawa sendiri, itulah yang di pikiran Pandan Suri saat ini.
Di pejamkannya matanya, karna ia tidak sanggup membayangkan saat saat perpisahannya dengan putra belahan jiwanya itu, namun takdir berkata lain.
Ketika punggung Pandan Suri hampir menyentuh lantai batu yang di tumbuhi rumput dan lumut di dasar jurang itu. Seutas akar bergerak bagai kilat mengikat tubuh Pandan Suri dan membawanya ke sebuah mulut goa, dan meletakannya disana.
Terdengar suara terkekeh dari dalam goa itu. Namun belum ada seorang pun yang keluar dari mulut goa itu, hanya ada suara yang terdengar menggema mengaum di dalam goa itu.
"Kak When, anak itu murid ku, ha ha ha...!!" kata suara laki-laki sambil tertawa. Suara tawanya terbahak bahak menggema di dasar jurang itu.
"Enak saja, anak itu murid ku Shen Liang!" jawab suara dari dalam goa itu, tidak lama ada bayangan berkelebat keluar dari goa itu, tampak dua orang pendekar yang sudah cukup berumur dan berpenampilan acak acakan, pakaian mereka kotor tak terurus.
Mata keduanya terbelalak memandang ke arah Pandan Suri dan Rangga kecil yang masih tertidur
di pelukan ibunya itu.
"Pedang Naga Emas.?" ucap mereka berbarengan. Mereka saling menatap satu sama lain, mereka segera mengambil Pedang Naga Emas dari tangan Pandan Suri, namun Pandan Suri membuka matanya, dan tetap menggenggam erat sarung pedang Naga Emas di tangannya.
Pandan Suri cepat bangkit, dan mengacungkan Pedang Naga Emas ke arah dua orang yang tidak di kenal nya itu.
"Siapa Kalian? Apa mau kalian??" bentak Pandan Suri pandangannya begitu tajam dan penuh dengan pertanyaan.
"He he he....! Dia mungkin menyangka kita adalah dedemit Kak.. he he he....!" tawa kedua orang itu malah tertawa terkekeh, di bentak Pandan Suri. Pandan Suri mengerutkan dahinya merasa heran kok orang di bentak malah tertawa.
"Tidak usah takut neng kami ini bukan orang jahat, ia kan Kak When Liang? He he he...!" tawa Shen Liang sambil terkekeh.
"Iya..., iya. Kami ini bukan orang jahat, kalau kami jahat, kenapa kami menyelamatkanmu?" tambah When Liang, wajah mereka berubah serius memandang ke arah Pandan Suri.
"Apa hubungan mu dengan Pendekar Naga Emas?" tanya When Liang, sambil memandang Pandan Suri, ia malah duduk di atas batu di bibir goa itu.
"Saya menantu beliau Ki, istri putranya," jawab Pandan Suri, berubah lembut mendengar kedua orang itu bertanya tentang Pendekar Naga Emas.
"Di mana Pendekar Naga Emas sekarang?" tanya Shen Liang lagi sambil tersenyum, ia berusaha merapikan rambutnya karna merasa malu begitu kusut di depan Pandan Suri.
"Beliau telah Mangkat sekitar sepuluh tahun yang lalu," jawab Pandan Suri sambil memandangi wajah kecil sang putra dalam gendongan nya itu.
"Ya sudah, sebaiknya kau masuk ke gua dan istirahat, aku lihat kau mengalami luka dalam!" kata When Liang sambil berjalan menuju depan goa tidak jauh di sana ada sebuah sungai mengalir.
"Ayo Kak Shen, kita mandi dulu," ajak When Liang sambil melesat ke arah sungai, gerakan nya hampir tidak terlihat saking cepatnya. Tiba tiba laki laki tua itu sudah berada di tepi sungai.
"He he he....! When Liang.. biasanya kau malas mandi, he he he..!" Shen Liang tertawa terkekeh, tapi dengan sekali lompatan ia telah sampai di samping When Liang.
Sementara itu Pandan Suri yang telah masuk ke dalam gua, duduk di sebuah pelataran batu, dan meletakkan Pedang Naga Emas dan si kecil Rangga, ia lansung bersemedi, berusaha mengobati luka dalam yang ia derita.
Setelah selesai mandi Shen Liang dan When Liang, langsung melesat kembali ke gua, mereka melihat Pandan Suri sedang mengobati luka dalamnya.
Tanpa banyak bicara Shen Liang lansung duduk di belakang Pandan Suri. Shen Liang mengalirkan hawa murni ke tubuh Pandan Suri.
Tidak butuh waktu lama luka dalam Pandan Suri telah sembuh, malah ia merasa segar dan ringan.
"Terima kasih banyak Ki, Aki sudah membantu saya dan putra kecil saya," ucap Pandan Suri, sambil menyusun kedua telapak tangan di depan wajahnya dan menunduk di depan Shen Liang.
"He he he...! Tidak usah sungkan, sudah takdir kita bertemu, namaku Shen Liang, dan itu kakak ku When Liang," jawab Shen Liang memperkenalkan diri.
"Maaf! Ki Saya Pandan Suri, ini putra saya dan kak Guntur Bumi, Rangga Loka Jaya. Panggilan nya Rangga," kata Pandan Suri memperkenalkan dirinya dan putra kecilnya.
"Rangga ya! tubuh bocah ini mengeluarkan cahaya! ia mewarisi tulang kakeknya malah lebih sempurna," ujar Shen Liang, "Tapi dia tidur dari tadi, jiwa nya begitu tenang, dia akan jadi seorang Pendekar yang Sakti Madraguna!" tambahnya lagi
"Ki boleh Saya rapikan goa ini? mumpung Rangga masih tidur," " kata Pandan Suri.
"Silahkan, maaf beginilah kalau laki laki, apalagi sudah tua, makan saja kadang berhari hari tidak makan, he he he..!" jawab When Liang sambil melihat ke arah Shen Liang, yang asik memperhatikan si kecil Rangga yang tertidur lelap di atas pelataran batu, di alasi kain gendongan oleh ibunya.
"Maaf Ki, apakah Kalian mempunyai gelar kependekaran?" tanya Pandan Suri sambil berberes-beres di dalam gua itu.
"He he he...! Gelar kami di dunia persilatan sangat menakutkan nak Pandan!" jawab Shen Liang, sambil terkekeh, tampak wajah nya seperti orang berumur empat puluh lima tahunan padahal umur aslinya sudah mencapai tujuh puluh tahunan.
"Dunia persilatan memberi kami gelar, Malaikat Kematian Dan Iblis Kematian! He he he...!" jawab When Liang.
"Saya dengar kalian adalah pendekar yang tidak terkalahkan setelah ayahanda Pendekar Naga Emas," tutur Pandan Suri, tampak menghentikan kerjanya, dan menghadap ke arah dua pendekar kawakan itu.
"Saya harap kalian mau mengajar dan menjadikan putra saya Rangga sebagai murid kalian!" pinta Pandan Suri sambil berlutut.
"He he he...! Kakak berarti dia tidak mendengar kalau kita berebut mau menjadikan putranya murid kita, he he he...!" tawa When Liang, bukan nya menjawab secara lansung Shen Liang malah terkekeh, memandang ke arah When Liang.
"Bangunlah Pandan, anggap lah kami adalah keluargamu, kami akan memberikan yang terbaik untuk putramu," jawab When Liang.
Shen Liang terkejut karena kecil Rangga tiba tiba terbangun dan tertawa melihat ke arahnya.
"Lihat Kak When, dia menyukaiku! he he he..!" kata Shen Liang lansung mengambil si kecil Rangga dan menggendongnya, tampak si kecil Rangga bukannya ketakutan malah ikut tertawa terkekeh kekeh, tentu saja semua itu membuat kedua pendekar bersaudara itu tertawa kesenangan.
Pandan Suri hanya tersenyum melihat tingkah dua orang pendekar kondang itu mengasuh si kecil Rangga, mereka tampak begitu bahagia, bergiliran mereka menggendong Rangga, sambil tertawa-tawa dan bernyanyi nyanyi.
.
Bersambung...
Jangan lupa like Komentdan favorit ya teman-teman. Terima kasih banyak.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 30 Episodes
Comments
Manami Slyterin🌹Nami Chan🔱🎻
wen liang
2023-05-01
2
Edi I
apakah pendekar pengembara dari negeri china ke nusantara ceritax thor?
2023-04-16
2
◄⏤͟͞✥≛⃝⃕💞༄⍟Mᷤbᷡah_Atta࿐
Novel ini kayaknya Novel yang pernah kubaca 🤔🤔
2023-04-08
1