04. Persiapan Turun Gunung

Pagi yang begitu indah di dasar jurang Kematian, suara kicau burung terdengar indah bagai nyanyian di pagi hari.

Dua puluh tahun sudah Rangga Loka Jaya tinggal di dasar jurang ini, semua kesaktian dan ilmu silat baik luar mau pun dalam telah sempurna ia pelajari.

Kini tinggal menunggu waktu bagi Rangga dan ibunya kembali ke Perguruan Naga Emas. Malaikat Kematian dan Iblis Kematian yang telah berjanji membantu Rangga dan ibunya membangun kembali Perguruan Naga Emas pun akan ikut kembali ke dataran tinggi.

Malam sebelum keberangkatan.

Malaikat Kematian dan Iblis Kematian memberikan wejangan dan nasehat pada Rangga Loka Jaya. Ibunya pun ikut memberikan nasehat untuk sang putra satu-satunya itu.

Setelah menyantap makan malam bersama. When Liang membuka suara, memulai wejangan dan nasehatnya.

"Rangga, semua kesaktian dan kepandaian kami berdua telah kau pelajari selama delapan belas tahun lebih ini, kini kau telah menjadi seorang pendekar yang siap terjun ke kancah dunia persilatan.

Namun ada yang perlu Rangga ingat, jangan pernah sombong! Karna di atas langit masih ada langit lagi, bila Rangga bisa membawa diri dan mengatur emosi maka Rangga akan jadi seorang yang sulit di tandingi

.

Ingat lah cucu ku, bahwa hidup ini kita membutuhkan orang lain, seperti cerita ibumu, Kau harus mendirikan lagi Perguruan Naga Emas milik ayahmu,

.

Kau dan ibu mu telah menjadi seorang pendekar kini saat nya kalian kembali ke Perguruan Naga Emas," When Liang menyudahi nasehatnya pada Rangga. Sedangkan Shen Liang hanya mengangguk angguk mendengar perkataan When Liang itu.

.

"Semua nasehat dan pengajaran Kakek Guru akan Rangga ingat, dan Rangga tanamkan di dalam hati Rangga" jawab Rangga sambil duduk di hadapan kedua tokoh silat sakti itu.

.

"Rangga kini pedang Naga Emas milik kakek mu ini, akan menjadi milikmu, ayahmu tidak bisa mengangkat pedang ini, namun kau dapat mengangkatnya dengan satu jari tanpa tenaga dalam, jaga lah pedang ini dengan nyawamu, seperti mendiang ayahmu menjaganya.

.

Ibu tidak ingin kau mempunyai dendam terhadap orang-orang yang membunuh ayahmu, namun ibu ingin kau memperdalam pengalamanmu dulu dan membantu orang-orang yang kesusahan. Seperti kata kakekmu tadi jangan pernah sombong dan jangan lupakan siapa penciptamu dan alam ini, yaitu Allah swt."

"Iya ibu, Rangga mengerti. Cuma Rangga ingin membangun kembali Perguruan Naga Emas milik ayah dan kakek. Bukankah ayah tewas mempertahankan perguruan kita ibu?"

"Ya, kau benar. Ayahmu tewas karena mempertahankan nama baik dan menjaga Perguruan Naga Emas.

"Takdir tampaknya sudah terpatri dan tidak bisa dirubah. Takdir membawa Rangga sejauh ini, jika penyerangan orang-orang golongan hitam itu tidak menghancurkan Perguruan Naga Emas, mungkin kita tidak pernah bertemu," kata Shen Liang lagi.

.

"Jadi ibu, Rangga tidak boleh membalas dendam kematian orang orang Perguruan Naga Emas milik ayah?" tanya Rangga sambil mempreteli daging ikan bakar yang ada di dekat nya.

.

"Iya, anakku, tapi ibu tidak melarang Rangga untuk menghentikan sepak terjang orang-orang Perguruan Elang Hitam dan para sekutunya, yang ibu dengar akhir-akhir ini meresahkan masyarakat daratan. Kerajaan pun tidak sanggup menghukum mereka, karna mereka sudah begitu banyak, dan tidak sedikit yang berilmu tinggi," tutur Pandan Suri memberi penjelasan pada sang putra.

.

"Baik, Ibu, Rangga minta do,a nya,"

ucap Rangga sambil memeluk sang ibu.

"Doa ibu akan selalu bersamamu, anakku " jawab Pandan Suri sambil mencium kening sang putra satu-satu nya itu.

Kedua pendekar sakti itu hanya mengangguk angguk mendengar perkataan Pandan Suri.

Kini Rangga Loka Jaya telah siap dengan semua perbekalan yang mereka ajarkan, baik ilmu silat ilmu pedang dan kesaktian kedua pendekar itu telah di miliki putra tunggal Pandan Suri tersebut.

Ilmu pedang naga emas pun sudah di kuasai Rangga dengan sempurna, tenaga dalam Rangga sudah mencapai tingkat sembilan puluh lima tingkatan di banding manusia biasa.

Ilmu peringan tubuh Rangga sudah begitu tinggi, Rangga sudah bisa menjejak kaki di atas sungai di depan goa, bagai sebuah kapas. Kecepatan gerakannya sudah begitu sempurna, pemuda itu bisa bergerak bak sebuah kilatan lidah petir.

Pagi-pagi sekali mereka telah bersiap meninggalkan gua di bawah jurang, When Liang tiba tiba bersuit panjang seperti memanggil sesuatu.

Suiiiiit.......!!

Tiba tiba dari balik pepohonan muncul seekor Elang raksasa berwarna hitam sabu dan kepala berwarna putih.

.

Aarrk....!!

Aarrhk....!

Elang raksasa itu menunduk di depan Rangga.

"Hitam... dari mana saja kau? Kenapa kau berubah jadi raksasa, hitam?" Rangga tampak begitu akrab dengan elang hitam raksasa itu, ukurannya seukuran gajah mamout dewasa, elang hitam memang dari kecil bersama Rangga.

.

Elang hitam dulu jatuh dari pohon dan di selamatkan Rangga, sejak itu pula elang yang ia beri nama si hitam itu tinggal bersama mereka.

Beberapa hari yang lalu, si hitam tiba tiba menghilang, Rangga pun sangat kehilangan, kini si hitam kembali dalam bentuk elang raksasa tentu saja membuat Rangga terkejut dan juga senang.

Raarrkk....!

Roarrk......!

Si hitam mengkirik di depan Rangga seperti memberi penjelasan sambil menyorongkan kepala besarnya ke arah Rangga.

"Jadi Kakek Malaikat Kematian membuat si hitam, menjadi raksasa?" tanya Rangga Loka Jaya.

Raarrk...!

Si hitam menjawab sambil mengangguk kepala ke tanah.

"Tenanglah Rangga, si hitam tidak hanya jadi elang raksasa ia juga aku bekali kesaktian, tubuhnya sekarang kebal dari senjata tajam, kecuali Pedang Naga Emas," kata Malaikat Kematian memberi penjelasan.

"Terima kasih, Kek," ucap Rangga.

"Sudahlah, ayo kita berangkat menuju Perguruan Naga Emas," ajak When Liang sambil melompat ke atas punggung elang raksasa, si hitam.

"Ayo!" jawab Shen Liang juga ikut melompat ke atas punggung si hitam, Rangga dan Ibunya pun ikut naik ke atas punggung si hitam.

"Ayo hitam kita berangkat," perintah Rangga pada elang raksasa hitam. Si hitam pun melesat cepat ke udara.

Bersambung.......

***Karya ini telah kontrak dengan NovelToon, dilarang membajak karya seperti mencetak ulang tanpa izin.***

***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***