Malam itu benar-benar berlalu dengan sangat dingin. Mini sampai mengambil sweater rajutnya untuk ia pakai tidur. Gaun tidurnya yang terbuka disana sini rasanya membuatnya sangat malu. Ia seperti seorang perempuan yang akan menggoda suaminya sendiri.
"Aku istrimu kak. Dan kita sudah menikah. Jadi sebaiknya kakak tidak mengingat lagi masa lalu mu dengan Jovanka." ujar Mini dengan suara bergetar menahan tangis yang ingin pecah.
"Jadi menurutmu aku seharusnya memikirkan mu sebagai masa depanku? Padahal sedikit pun aku tidak mengingatmu?"
"Lalu kenapa kamu mau menikahiku kak? Kenapa tidak kita tidak berpisah saja sebelum ini terjadi?" Mini menatap pria itu dengan air mata yang sudah siap menggenang dari pelupuk matanya.
"Mami yang memaksa, katanya kamu sudah terlalu baik padaku. Kamu menjagaku sampai aku sembuh. Bukankah ini adalah wujud dari balas budiku?" Zion balas menatap perempuan dihadapannya itu dengan tatapan datar. Tak ada ekspresi yang mencolok disana. Ia benar-benar sangat asing dimata istrinya.
Mini Geraldine semakin merasakan sakit yang teramat sangat dihatinya.
"Baiklah, terimakasih karena kamu mau membalas budi baikku padamu Kak. Tapi apakah kamu tahu bahwa dengan caramu yang seperti ini malah semakin menyakitiku?" Mini meremas ujung gaunnya karena emosi.
"Pernikahan ini sakral Kak. Ini bukan permainan," lanjut perempuan itu kemudian berlari ke atas ranjangnya. Ia menumpahkan semua tangisnya disana. Ia sungguh benci keadaan ini. Sedangkan Zion hanya bisa menarik nafas panjang.
Malam itu mereka tidur di ranjang yang sama tetapi saling membelakangi. Tak ada lagi yang membahas tentang pernikahan yang tak diinginkan terjadi ini.
Sampai pagi menjelang mereka berdua bangun dalam suasana hati yang buruk.
Akan tetapi Mini berusaha untuk baik-baik saja. Ia segera mandi dan membasahi rambutnya untuk meredakan sakit kepalanya karena semalaman menangisi nasibnya. Setidaknya dengan begitu ia tampak lebih segar.
Matanya yang bengkak ia berikan foundation untuk menyamarkannya. Pokoknya ia harus tampak sebagai pengantin baru yang lumayan berbahagia.
Ia keluar dari kamar dan langsung menuju ke dapur. Ibunya berpesan kalau ingin disayang mertua maka ia harus rajin membantu di dapur.
Rossy yang melihatnya berada di sana nampak sangat kaget.
"Lho, kok pagi-pagi udah ada disini sih sayang?" tanyanya dengan senyum samar diwajahnya. Ia cukup tahu apa yang telah terjadi hanya dengan melihat rambut perempuan itu yang masih basah.
"Baiknya itu kamu istirahat aja, kamu pasti lelah," lanjutnya dengan hati yang sangat senang.
"Gak apa-apa Mi. Aku mau juga menyiapkan sarapan untuk seluruh keluarga."
"Ah iya gak apa-apa kalau gitu, tapi ada baiknya kamu minum susu dulu sayang, matamu kok nampak berkantung kayak gitu. Pasti semalam begadang ya?" Rossy menatap sang menantu dengan tatapan menyelidik.
Mini langsung tersenyum malu karena ketahuan. Ya, ia ketahuan begadang bukan karena ritual pengantin baru tapi ia begadang karena menangisi nasibnya.
"Kamu balik ke kamar gih. Mami ngerti kok. Kamu bebas bersama dengan suamimu sampai kalian puas. Disini ada Fery yang akan nemenin mami masak. Iyyakan Fer?" Rossy mengalihkan pertanyaannya ke putra pertamanya yang ternyata ada juga di dalam dapur itu. Pria itu hanya tersenyum saja. Ia sedang mengulek bumbu untuk campuran tumis tempe yang sedang dibuat Maminya.
"Gak apa Mi. Aku disini aja. Lagipula Kak Iyon udah bangun sejak tadi kok. Katanya mau jogging di sekitar kampus gitu."
"Wah, hebat nih pengantin baru. Malam sibuk, pagi-pagi pun langsung sibuk juga." Rossy kembali tersenyum samar.
"Ah Mami bisa aja. Sekarang aku bisa bantu apa?" tanya Mini dengan cepat. Ia sungguh tidak nyaman dengan pembicaraan sang mertua tentang dirinya dan Zion.
"Kamu atur saja makanan ini di Meja. Semuanya sudah hampir siap kok."
"Iya Mi." Mini pun mengambil beberapa piring dan sendok untuk dibawanya ke meja makan. Sedangkan Fery yang sudah selesai dengan ulekan bumbunya, segera ikut membantu Mini membawa nasi dan lauk lainnya.
"Kamu ambil cuti gak Min?" tanya Ferry dengan tatapan lurus kedalam mata sang adik ipar.
"Gak bang. Aku gak ambil cuti supaya bisa cepat lulus. Pengen langsung dapat kerja."
"Oh, gitu ya."
"Iya Bang."
"Nah tempe tumis ala mami sudah siap nih, silahkan makan." Rossy yang baru datang membawa satu piring tempe andalannya langsung mempersilahkan semuanya untuk makan.
"Aku nunggu kak Iyon dulu Mi." ujar Mini seraya mengarahkan pandangannya ke arah pintu luar. Ia berharap suaminya akan segera datang dan ikut makan bersama dengan mereka.
"Gak apa Min. Kamu makan saja sayang. Kamu masih mau ke kampus 'kan? Nanti malah telat lho."
"Tapi Mi, Kak Iyon nanti makannya sendiri dong." Mini masih berusaha menolak karena Ingin menunggu suaminya untuk makan bersama.
"Gak usah ditunggu. Zion udah biasa kayak gitu. Dan bahkan gak biasa sarapan juga. Jadi, kamu makan aja. Makanannya nanti gak enak kalau udah dingin," timpal Ferry seraya menawarkan udang krispi buatannya. Perempuan itu menerima pemberian kakak iparnya dengan mengucapkan kata terimakasih.
"Makan aja. Enak kok. Itu buatan aku sendiri," ujar Ferry lagi dengan senyum diwajahnya. Ia memandang Mini, menunggu gadis itu mencicipi makanan hasil masakannya.
"Heh, siapa bilang aku tidak biasa sarapan bang?!" tiba-tiba saja Zion muncul dihadapan mereka semua. Mini dan yang lainnya tersentak kaget. Apalagi ekspresi yang ditunjukkan oleh pria itu sangat tidak nyaman dilihat.
Pria itu menarik kursi di samping Mini kemudian menatap sekilas istrinya yang sudah mulai mengunyah udang Krispi buatan abangnya. Mini semakin tak nyaman. Ia merasa bersalah karena tidak bersabar menunggu suaminya.
"Ya gak apa-apa sih, aku memang biasa makan sendiri." Zion berujar lagi dengan tatapan tajam pada Ferry sang kakak. Ia seolah-olah ingin menyindir abangnya itu. Ferry tidak peduli. Ia sendiri cepat-cepat mengisi piringnya dengan nasi putih.
"Udah, makan aja Yon. Setelah itu antar istrimu ke kampus." tegur Rossy dengan cepat. Ia mulai merasakan bahwa atmosfer ruang makan itu jadi agak panas.
Dan kewajibannya adalah membuat semuanya berjalan dengan semestinya. Mereka semua pun akhirnya makan dengan tenang. Akan tetapi entah kenapa hati mereka sedang kebat-kebit.
🌺🌺🌺
*Bersambung.
Hai readers tersayangnya othor mohon dukungannya untuk karya receh ini ya gaess dengan cara klik like ketik komentar dan kirim hadiahnya yang super banyak agar othor semangat updatenya okey?
Nikmati alurnya dan happy reading 😍
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 60 Episodes
Comments
Mammeng
tinggalin aja...toh dia nggk mo ingat kamu...sebelun semuax sia2....🤣
2023-05-05
0
☠ Bala🦂Dewa 𝐀⃝🥀
onelll...... sensi banget sihhhhhhh
akun ku di blok
2023-05-05
0
💝🦂⃟Fᷤiᷤqᷫrie MSFR🥀⃞Cinta 🦂
10 ADS meski akun utama di block
2023-05-05
0