Seperti wanita bayaran

"Praya" teriak bara dari dalam kamar mandi.

"iyaa mas"

"ambilkan paperbag di dalam mobil saya"

"kunci mobil mas mana?"

"di saku jas, cepat Praya... saya kedinginan"

"iya iya, sabar Napa" Praya berlari ke arah luar, di dalam mobil ada dua paperbag yang satu berwarna hitam yang satu berwarna merah muda.

"CK, yang mana lagi paperbag nya" Praya yakin jika paperbag berwarna hitam lah yang berisi baju milik bara, tapi yang satu lagi sungguh membuat Praya penasaran dengan isinya.

"kepo gue, apa sih isinya"

isi paperbag berwarna merah muda tersebut adalah dress berwarna putih tulang.

"wahh, bagus banget, punya siapa ya, apa jangan-jangan punya gue, mas Rafa juga nggak bilang kan buat ambil paperbag yang mana, ah... gue bawa aja lah nanti gue tanyain langsung ke orangnya"

"ini mas"

"lama banget sih,kamu ngapain aja, saya cuman nyuruh kamu ngambil paperbag bukan nyuruh kamu ngambil Surat keterangan miskin" ucap bara dengan kesal, apa pria itu tidak sadar dengan ucapannya itu membuat hati Praya terluka, menyebalkan memang.

"mas"

"Hem" bara masih berada di dalam kamar mandi

"paperbag yang satu lagi punya aku ya?" tanya Praya antusias, Praya sampai kaget saat pintu di buka dengan kasar oleh bara, bara rebut paperbag berwarna merah muda dari tangan Praya.

"saya nggak nyuruh kamu ngambil paperbag ini, kenapa kamu ambil juga Praya Asteria" ucap bara geram, ia cek lagi isi paperbag tersebut.

"mas Nggak bilang buat ambil yang warna hitam aja, mas bilang ambil paperbag di mobil, ya aku ambil aja semuanya" bara menatap Praya dengan kesal, ia simpan lagi paperbag di atas Nakas.

"bukan buat aku ya mas?"

"bukan, itu buat Dista, istri saya"

"aku kan juga istri kamu mas, masa aku nggak di beliin"

"jangan ngelunjak kamu Praya, malam ini setelah kita berhubungan saya akan kasih kamu uang lagi, besok beli lah sendiri baju yang kamu mau dengan uang itu" setelahnya bara keluar untuk menaruh kembali paper bag nya kedalam mobil. sungguh Praya terluka dengan ucapan suaminya ( malam ini setelah kita berhubungan, saya akan berikan uang untuk mu , beli lah sendiri baju yang kamu inginkan)

"kenapa gue kaya ***** sih, badan gue di bayar setelah di pakai buat memuaskan nafsunya, padahal gue istrinya juga, istri sah di mata hukum dan agama... apa ini resiko yang harus gue tanggung karena sudah menerima tawaran untuk dinikahi olehnya, hanya di jadikan sebagai wanita pemuas nafsunya saja" monolog Praya dengan mata berkaca-kaca.

cepat-cepat ia hapus air matanya saat melihat bara kembali.

"kamu sudah mandi"

"sudah lah, Nggak cium aku sudah bangun "

"nggak, makanya sini aku cium " bara menarik Praya untuk berbaring ke atas kasur kecil miliknya.

....

Egghh, eluhan terdengar dari Praya, ia menolehkan kepalanya ke samping, sudah tidak ada lagi bara, Praya tutupi tubuh polosnya dengan selimut tipis, ia yakin jika bara ada di dalam kamar mandi.

"kamu sudah bangun"

"Hem"

"minum obat pencegah kehamilan itu, jangan sampai telat, bisa-bisa kamu hamil jika telat sedikit saja" bara sudah selesai mengancing kemejanya, pria itu sudah rapi bersiap kekantor, sedangkan Praya masih acak-acakan, punggung polosnya terekspos di hadapan bara, bara palingkan wajahnya tidak ingin ia mandi dua kali di pagi hari.

"ini uang mu" seperti hari pertama, bara melempar uang ke kasur untuk Aliza.

"gunakan uang itu untuk keperluan mu, sepertinya uang itu juga cukup untuk mu mencari tempat tinggal yang lebih bagus dari pada ini" Praya tidak berucap sepatah katapun, ia Hanya mendengarkan semua ucapan dan tingkah bara yang melukai hatinya.

"ingat Praya, jangan sampai kau lupa meminum obatnya, saya pergi, assalamualaikum "

"waalaikumsallam " Praya berdiri untuk mengunci pintunya, ia pandangi dengan sendu uang lembaran merah yang berhamburan dilantai dan di atas kasurnya.

"gini banget nasib Lo Praya " gumam Praya sembari memunguti uang tersebut.

....

sebelum berangkat seperti biasa Praya sarapan dulu dan menyiapkan bekal untuk ia bawa.

nasi goreng di campur dengan sosis sudah cukup membuat Praya kenyang hingga siang nanti.

....

"Praya" Panggil seorang wanita yang lebih tua darinya

"iya mbak kenapa?"

"Lambat banget, di atas sudah kamu pel"

"di atas?"

"iya di atas"

"bukannya di atas bagian ayu sama dara ya mbak, ko saya juga yang harus bersihin bagian atas"

"heh, jangan belagu kamu ya, kamu itu cleaning servis di sini, bukan istri bos, dan saya atasan kamu, jada turuti saja apa yang saya perintahkan"

"nggak bisa gitu dong mbak, saya tugasnya di bagian lantai dua aja, lantai di atas lagi kan sudah ada jatahnya masing-masing" wanita yang usianya sekitar 40 tahun itu terlihat Murka, ia tarik rambut Praya sampai membuat wanita itu mendongak.

"mbak, sakit. lepas"

"lakuin aja apa yang saya perintahkan jangan membantah" Praya tersungkur dengan ke-dua tangan bertumpu di lantai.

"kalau ada pekerjaan lain juga gue nggak mau kali kerja disini, kalian Semua toksik" monolog Praya,mau tidak mau ia harus membersihkan daerah yang bukan menjadi tugasnya, sudah biasa ia di perlakukan semena-mena seperti itu, walaupun Praya sudah bekerja selama satu tahun di perusahaan bara, tapi tetaplah Praya cleaning servis yang paling baru di sana, mereka para manusia yang merasa memiliki kedudukan lebih tinggi darinya akan bersikap semena-mena dengan orang baru sepertinya.

Praya terus mengomel walaupun tangannya sibuk membersihkan lantai, siapa yang tidak kesal coba di suruh mengerjakan tugas yang bukan merupakan tugasnya, kalau untuk membuat kopi bara yang emang keinginannya sendiri, jadi jangan di samakan.

"sakit banget pinggang gue, dasar mbak mbak Nggak punya perasaan, awas aja Lo kalau gue kaya nanti, gue kasih lo pelajaran, huwaaaa, sakit banget pinggang gue" Praya terkejut saat pipinya terasa dingin.

"ayu"

"ngomel aja kamu, Kenapa?" Praya menegak hingga tandas minuman yang ayu berikan.

"biasalah mbak mbak tua itu, sukanya merintah ini itu, ngeselin banget pengen gue Jambak rambutnya"

"sabar" Ayu mengusap punggung rekan kerjanya, bisa di bilang hanya ayu lah yang cocok berteman dengannya, hanya ayu yang tidak memperlakukannya semena-mena.

"sudah setahun aku kerja di sini tapi kok mereka masih aja ngeselin ya"

"mungkin nunggu anak baru lagi"

"sok berkuasa Banget, ngeselin banget tau"

"udah ah, mending kita makan siang, kamu bawa bekal"

"sudah pasti itu, gue harus rajin nabung biar bisa beli motor, jadi harus hemat"

"bismillah, pasti motor yang Lo mau bakal kebeli "

"aamiin " kedua wanita muda itu saling merangkul.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!