Chapter 4

Ethan dan timnya terus melanjutkan perjalanan mereka menuju Benteng Nightshade. Namun, di tengah perjalanan, mereka melihat sebuah kota bernama Light City diserang oleh pasukan Nightshade dan seekor naga dengan sayap hitam yang besar sedang terbang di atasnya. Tim itu segera menyadari bahwa mereka harus membantu penduduk Light City dari serangan ini.

"Kita harus membantu mereka," kata Ethan dengan tegas. "Segera persiapkan senjata kalian."

Sarah mengambil busur dan panahnya, Maria mengambil pisau, Alex mengambil tombak, Hanzel siap dengan ilmu bela dirinya, dan Gwyneth memegang dua pedangnya.

Ketika mereka tiba di kota, mereka melihat kerusakan besar yang sudah terjadi. Rumah-rumah hancur dan orang-orang panik berlarian dari tempat ke tempat. Pasukan Nightshade terdiri dari tentara hitam yang mengenakan baju besi dan membawa pedang panjang dan tombak. Mereka terlihat sangat kuat dan terlatih.

Ethan dan timnya langsung menyerang mereka. Ethan memimpin serangan dengan pedangnya, sedangkan Sarah berada di belakang menyerang dari jarak jauh dengan panahnya. Maria dan Gwyneth memotong dan mengiris tentara musuh dengan pisau dan pedang mereka. Alex memutar tombaknya dan menyerang dari sudut yang berbeda. Hanzel menghindari serangan musuh dan menyerang dengan gerakan cepat dan tajam.

Serangan itu berlangsung selama beberapa saat, dan terdengar suara benturan senjata dan teriakan. Pasukan Nightshade tampaknya tidak menyerah dan terus maju. Tiba-tiba, seekor naga muncul dari langit dan mulai menyerang kota. Naga itu terbang ke atas dan menembakkan api di mana-mana. Beberapa rumah terbakar dan orang-orang panik semakin bertambah.

"Kita harus mengalahkan naga itu!" seru Ethan.

Sarah segera mengarahkan panahnya ke arah naga, tetapi panahnya tidak berdampak apa-apa. Gwyneth lalu mengajukan rencana.

"Aku akan pergi ke atas dan menyerang naga dari sana. Siapa yang ingin bergabung denganku?" tanya Gwyneth.

Maria segera mengangkat tangannya. "Aku akan bergabung," katanya.

"Aku akan mengalihkan perhatiannya dari bawah," kata Hanzel.

Saat itu, Ethan dan Alex terus menyerang pasukan Nightshade dari bawah. Sarah bergabung dengan mereka dan menyerang musuh dari jarak jauh. Gwyneth dan Maria naik ke atap dan melompat ke punggung naga.

Naga itu terkejut dan mencoba menendang keduanya, tetapi mereka berhasil menghindar. Gwyneth menyerang dari dekat dengan pedangnya, sedangkan Maria menyerang dengan pisau. Mereka berjuang habis-habisan, tetapi naga itu terus menembakkan api.

"Aku akan mencoba mengalihkan perhatiannya!" teriak Hanzel dari bawah.

Hanzel melakukan gerakan ilmu bela dirinya yang membuat dirinya terlihat seperti bergerak cepat di sekitar naga. Naga itu terus menembakkan api, tetapi Hanzel berhasil menghindar dengan gerakan yang cepat dan tajam.

Gwyneth dan Maria terus menyerang naga itu dari dekat, tetapi mereka merasa sulit untuk menemukan celah untuk menyerang. Naga itu terus bergerak dan menembakkan api di mana-mana.

"Tidak bisa terus begini," kata Gwyneth. "Kita harus mencari celah."

Maria mengangguk setuju dan mereka berdua mencoba mencari celah untuk menyerang. Akhirnya, mereka menemukan celah di antara sayap naga.

"Sekarang!" teriak Gwyneth.

Kedua pedangnya bersinar terang dan dia menyerang dengan cepat dan tajam ke celah itu. Maria melompat dan mengiris sayap naga dengan pisau. Tetapi sayap naga itu terlalu keras untuk senjata mereka membuat mereka terjatuh dari tubuh naga itu.

"Ethan, kita harus berpikir cepat!" teriak Sarah. "Naga itu terlalu kuat."

Ethan mengangguk. "Ya, kalian benar. Kita harus menggunakan kekuatan roh naga untuk mengalahkannya."

Mereka semua tahu bahwa ini bukan tugas yang mudah. Namun, mereka tidak punya pilihan. Mereka memanggil kekuatan roh naga mereka dan bersiap untuk melawan.

Ethan memanggil roh naga api, sementara Sarah memanggil roh naga cahaya. Maria memanggil roh naga es, dan Alex memanggil roh naga angin. Hanzel memanggil roh naga petir, dan Gwyneth memanggil roh naga kegelapan.

Mereka menyerang naga itu kembali dengan semangat yang tinggi. Mereka saling melindungi dan saling membantu. Namun, naga itu terlalu kuat. Setiap serangan mereka tampaknya tidak berdampak apa-apa pada naga itu.

"Mari kita bersatu!" teriak Ethan. "Kita harus menggunakan kekuatan roh naga kita bersama-sama!"

Semua anggota tim mengangguk setuju. Mereka bergabung menjadi satu kekuatan yang besar. Kekuatan roh naga mereka bersatu menjadi satu dan membentuk sebuah bola energi yang sangat besar.

Mereka melemparkan bola energi itu ke naga itu dengan kekuatan penuh. Naga itu berteriak kesakitan dan menembakkan api yang mengamuk ke segala arah.

"Dia membuat dirinya rentan!" teriak Hanzel.

Hanzel melompat ke depan dan menghujani naga itu dengan serangan petir. Gwyneth dan Maria menyerang dari kiri dan kanan dengan pedang mereka. Alex meniupkan angin keras ke arah naga itu, sementara Sarah menyerang dengan serangan cahaya.

Ethan memanfaatkan kesempatan ini untuk menyerang dari belakang dengan pedangnya yang bersinar terang. Dia menembus kulit naga itu dan menemukan pusat kekuatan naga itu.

Naga itu berteriak kesakitan saat Ethan menusuknya. Setelah beberapa detik, naga itu jatuh ke tanah dan berubah menjadi debu.

"Kita berhasil!" teriak Sarah.

Tim itu bersorak dan merayakan kemenangan mereka. Mereka saling berpelukan dan tertawa bersama.

"Mereka telah memenangkan pertarungan ini," kata seorang warga kota.

Ethan dan timnya menatap warga kota tersebut dan melihat bahwa wajah mereka sedih dan penuh dengan ketakutan. Ethan mendekatinya dan bertanya, "Ada apa? Apakah semuanya baik-baik saja?"

Warga kota itu menggelengkan kepalanya. "Tidak. Pasukan Nightshade telah merebut kota ini. Mereka telah menawan raja dan mengambil kendali atas seluruh kota."

"Ethan, kita harus membantu!" kata Sarah. "Kita tidak bisa tinggal diam dan membiarkan pasukan Nightshade melakukan kejahatan seperti itu."

Ethan mengangguk. "Kalian benar. Kita harus bertindak cepat. Mari kita pergi ke istana dan membebaskan raja."

Mereka berjalan ke istana, berjalan melalui jalan-jalan yang hancur dan dipenuhi puing-puing. Setelah beberapa saat, mereka tiba di gerbang istana dan bertemu dengan pasukan Nightshade yang mengawal gerbang tersebut.

Pasukan Nightshade terdiri dari tentara yang besar dan perkasa. Mereka mengenakan baju besi hitam dengan helm hitam dan membawa pedang dan perisai. Pasukan itu terlihat jauh lebih kuat dari pasukan kota sebelumnya yang mereka hadapi.

Ethan dan timnya mempersiapkan diri untuk pertarungan. Mereka memanggil kekuatan roh naga mereka dan bersiap untuk menghadapi pasukan Nightshade.

"Ayo kita lihat apa yang kalian punya!" teriak seorang prajurit Nightshade.

Ethan dan timnya menyerang dengan kekuatan penuh. Mereka berjuang melawan pasukan Nightshade, mengalahkan mereka satu per satu dengan kekuatan roh naga mereka.

"Kalian akan membayar atas semua kejahatan kalian!" teriak Hanzel.

Mereka terus bertarung dengan gigih, mengalahkan pasukan Nightshade satu per satu. Namun, jumlah pasukan Nightshade yang sangat banyak membuat mereka kesulitan untuk mengalahkan semuanya.

"Pertarungan ini tidak bisa terus berlanjut!" teriak Ethan. "Kita harus menemukan cara untuk mengalahkan pasukan Nightshade yang tersisa."

Sarah mengangguk. "Ethan benar. Ada cara untuk mengalahkan mereka."

Sarah menatap ke langit, mencari energi cahaya yang dia butuhkan. Setelah beberapa saat, dia menemukannya. Dia memanggil kekuatan roh naga cahaya dan mengeluarkan cahaya terang yang memukau.

Cahaya itu membentuk sebuah lingkaran di sekitar mereka, melindungi mereka dari serangan pasukan Nightshade. Semua pasukan Nightshade yang tersisa tampak bingung dan terkejut dengan cahaya yang terang itu.

Saat itu, Ethan memanggil kekuatan roh naga api, sementara Maria memanggil roh naga es, Alex memanggil roh naga angin, Hanzel memanggil roh naga petir, dan Gwyneth memanggil roh naga kegelapan. Mereka melepaskan kekuatan roh naga mereka ke dalam lingkaran cahaya yang telah dibentuk oleh Sarah.

Kekuatan roh naga mereka bersatu menjadi satu dan memberikan serangan yang sangat dahsyat ke arah pasukan Nightshade. Ledakan besar terjadi dan semuanya terlihat menjadi gelap. Setelah ledakan mereda, pasukan Nightshade tampaknya telah dikalahkan dan terluka parah.

Ethan dan timnya memeriksa korban-korban dan menemukan bahwa raja masih hidup dan hanya terluka ringan. Mereka membawa raja ke dalam istana dan menyerahkan kendali kota kembali kepada raja.

Raja sangat terkesan dengan keberanian dan kekuatan tim Ethan dan memuji mereka. "Kalian benar-benar pahlawan sejati. Terima kasih atas bantuan kalian dan telah menyelamatkan kota ini dari pasukan Nightshade."

Ethan dan timnya tersenyum bangga mendengarnya. Mereka merasa lega dan puas setelah berhasil menyelamatkan kota tersebut. Namun, mereka tahu bahwa pasukan Nightshade masih ada dan mereka harus berhati-hati.

"Apa rencana kalian selanjutnya?" tanya raja kepada mereka.

"Kami akan terus berjuang melawan pasukan Nightshade. Kami tidak akan membiarkan mereka menyerang kota lainnya atau menyebarkan kejahatan di dunia ini," jawab Ethan dengan tegas.

Raja tersenyum puas. "Saya akan memberikan dukungan penuh kepada kalian. Kalian memiliki kekuatan yang luar biasa dan saya yakin kalian dapat mengalahkan pasukan Nightshade dan menjaga perdamaian di dunia ini."

Setelah kemenangan atas pasukan Nightshade, suasana di kota Light City berubah menjadi cerah dan riang. Raja mengumumkan bahwa akan diadakan pesta besar untuk merayakan kemenangan, dan semua orang di kota diundang untuk datang dan bergabung dalam perayaan.

Ethan dan timnya juga diundang ke pesta itu. Mereka datang ke istana raja dengan pakaian terbaik mereka, dan diterima dengan hangat oleh raja dan rakyat Light City. Ada makanan dan minuman yang berlimpah, tarian dan musik yang mengalun, serta kembang api yang indah di langit malam.

Ketika Ethan sedang menikmati perayaan itu, matanya tiba-tiba tertuju pada seorang wanita yang sangat cantik sedang berjalan melintasi ruangan. Dia adalah putri dari raja, seorang gadis yang bernama Isabella. Ethan tidak pernah melihat wanita yang begitu mempesona dan indah seperti dia sebelumnya.

Ethan merasa gugup saat mendekatinya, tetapi akhirnya dia memutuskan untuk memperkenalkan diri. "Permisi, saya Ethan. Saya sangat senang bisa bertemu dengan putri raja," kata Ethan dengan senyum.

Isabella tersenyum, "Saya tahu tentangmu. Kalian adalah pahlawan yang telah menyelamatkan kota kami dari pasukan Nightshade. Saya sangat berterima kasih atas bantuanmu."

"Apa rencanamu selanjutnya setelah berhasil mengalahkan pasukan Nightshade?" tanya Isabella.

"Kami akan terus berjuang melawan pasukan Nightshade. Kami tidak akan membiarkan mereka menyerang kota lainnya atau menyebarkan kejahatan di dunia ini," jawab Ethan.

Isabella mengangguk mengerti. "Saya berharap kalian sukses dalam usaha kalian. Dan jika kalian membutuhkan bantuan dalam melawan pasukan Nightshade, jangan ragu untuk meminta bantuan dari kerajaan Light City."

Ethan tersenyum. "Terima kasih, tuan putri. Kami akan selalu menghargai bantuan kerajaan Light City."

Setelah pesta, raja mengumumkan bahwa akan diadakan acara khusus untuk memberikan penghargaan kepada Ethan dan timnya. Acara ini akan diadakan di istana raja dan akan dihadiri oleh banyak tamu penting.

Saat acara dimulai, raja memberikan medali keberanian kepada Ethan dan timnya. Dia juga memberikan hadiah dan penghargaan lainnya sebagai tanda terima kasih atas jasa-jasa mereka dalam menyelamatkan Light City dari pasukan Nightshade.

Ethan, yang memegang medali keberanian di tangannya, melihat Isabella dari kejauhan dan tersenyum. Tiba-tiba, dia melihat sosok misterius yang menculik Isabella dan membawanya pergi dari tempat tersebut.

“Tuan putri!”Teriak Ethan.

Ethan langsung berlari ke arah tempat Isabella diculik, sementara timnya mengikuti di belakangnya. Mereka mengejar sosok misterius itu melalui lorong-lorong istana yang gelap dan sempit.

Setelah beberapa menit berlari, mereka sampai di sebuah ruangan yang gelap. Di dalam ruangan tersebut, mereka melihat Isabella terikat dan mulutnya dibalut oleh seutas kain. Dia terlihat ketakutan dan terkejut melihat Ethan dan timnya datang menyelamatkannya.

Tiba-tiba, sosok misterius yang menculik Isabella muncul dari kegelapan. Mereka terkejut melihat bahwa sosok itu adalah David.

Apa yang terjadi dengan David? Apa yang dia inginkan dari Isabella?

Jangan lupa buat vote, komen dan support terus cerita ini ya, biar Author semangat buat ngelanjutin. Terima kasih!!! ❤️

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!