Chapter 5

“David! Apa yang kamu lakukan?” teriak Ethan.

David diam saja dan tidak menjawab pertanyaan Ethan. Tatapan matanya kosong menatap ke arah teman-teman satu desanya dulu.

Setelah itu dengan gerakan cepat David menghilang membawa Isabella pergi.

Ethan berlari mengejar David, sementara timnya mengikuti di belakangnya. Namun, mereka tidak dapat mengejar David karena ia telah mempersiapkan segalanya dengan sangat baik.

Setelah beberapa jam berlari, Ethan dan timnya kehabisan nafas dan akhirnya berhenti di tengah-tengah hutan. Mereka tidak tahu lagi harus bagaimana untuk menemukan Isabella.

“Kita tidak dapat menemukannya, apa yang harus kita lakukan sekarang?” tanya Alex.

Ethan merenung sejenak dan berkata, “Kita harus kembali ke istana dan memberitahu raja tentang apa yang telah terjadi. Dia mungkin memiliki ide bagaimana cara menemukan Isabella.”

Mereka segera kembali ke istana dan memberitahu raja tentang penculikan Isabella. Raja duduk tertunduk di tempat duduk kehormatannya dan memberitahukan bahwa mereka tidak dapat menyelamatkan Isabella.

“Apa yang sebenarnya terjadi, Tuan Raja?” Tanya Ethan.

“Isabella telah menjadi target dari pasukan Nightshade selama beberapa waktu terakhir. Mereka mengetahui bahwa Isabella memiliki kekuatan tersembunyi yang sangat berbahaya, yaitu kekuatan bulan,” kata Raja.

“Kekuatan bulan? Apa itu?” tanya Ethan, semakin penasaran.

“Kekuatan bulan sangat langka dan sangat kuat. Itu memungkinkan pemiliknya mengontrol energi bulan dan menggunakan kekuatan yang luar biasa. Namun, itu juga bisa sangat berbahaya jika jatuh ke tangan yang salah,” jawab Raja.

“Jadi, apa yang harus kita lakukan?” tanya Ethan.

“Kita perlu melindungi Isabella dari Nightshade karena kekuatan bulan yang dimilikinya, dia adalah target besar bagi musuh kita. Saya memohon bantuanmu dan timmu untuk menyelamatkan Isabella dari bahaya,” ujar Raja dengan tegas.

“Tentu saja, Tuan Raja. Kami akan melakukan yang terbaik untuk melindungi Tuan Putri dan membawanya kembali ke Light City,” jawab Ethan dengan tekad.

Setelah mendapat informasi dari Raja, Ethan dan timnya segera mulai mencari Isabella untuk melindunginya dari Nightshade. Mereka pun melanjutkan perjalanan mereka menuju ke benteng Nighshade.

Setelah satu hari satu malam perjalanan, Ethan, Sarah, Alex, Maria, Hanzel, dan Gwyneth memasuki hutan gelap yang menyelimuti sekitar benteng milik Nightshade. Mereka mempersiapkan diri untuk misi berbahaya ini dengan senjata masing-masing. Ethan menggenggam pedangnya dengan erat, sementara Sarah menyiapkan panah di busurnya. Alex mengayunkan tombaknya ke udara, dan Maria menarik pisau tersembunyi di dalam sarungnya. Hanzel memusatkan perhatiannya pada gerakan-gerakan yang dia lakukan dengan lembut, sementara Gwyneth mengambil kedua pedangnya dan memegangnya dengan kuat.

Mereka berjalan menuju benteng Nightshade, menghindari penjaga yang sedang bersiaga. Mereka menemukan celah kecil dan berhasil menyelinap masuk. Saat mereka berjalan, suara rapuh dari langkah kaki mereka menggema di sepanjang koridor, mencapai telinga para penjaga yang berkeliaran di luar. Tiba-tiba, mereka dihadapkan oleh beberapa penjaga Nightshade.

"Berhenti di tempat kalian!” ujar salah satu penjaga.

"Mereka pasti adalah musuh!” ujar penjaga yang lain.

Ethan dan timnya menyiapkan senjata mereka. Ethan maju dengan pedangnya di tangan, dan Sarah mengangkat panahnya siap menembakkan ke arah musuh. Alex meluncurkan tombaknya, sementara Maria berlari ke depan dan melemparkan pisau ke arah musuh. Hanzel berputar dan menyerang musuh dengan teknik bela dirinya yang cepat, sementara Gwyneth mengambil pedangnya dan berdiri di samping Ethan.

Mereka melawan para penjaga Nightshade dengan keberanian dan keahlian mereka yang luar biasa. Ethan mengayunkan pedangnya dengan kecepatan dan kekuatan yang besar, mengiris melalui daging musuh dengan mudah. Sarah meluncurkan panahnya dengan akurasi yang mengagumkan, menembus hingga ke dalam dada musuh. Alex memutar tombaknya dengan elegan, dan membantai musuh-musuhnya dengan mudah. Maria meluncurkan pisau-pisau tajamnya dengan kecepatan kilat, memenggal kepala musuh dengan mudah. Hanzel mengeluarkan jurus-jurus bela dirinya yang cepat, menghindari serangan musuh dan menyerang kembali dengan serangan mematikan. Gwyneth berputar-putar dengan kedua pedangnya, memotong musuh dengan gerakan-gerakan yang mengagumkan.

Mereka berjuang dengan keras, mengalahkan musuh satu demi satu. Setelah pertarungan yang sengit, mereka berhasil mengalahkan penjaga Nightshade dan memasuki benteng.

"Hentikan mereka!" teriak seorang penjaga yang berlari menuju mereka.

"Kita harus cepat!" kata Ethan pada timnya.

Sarah mengangkat busurnya, meletakkan sebatang panah di atas tali busur. Ia mengarahkan busurnya ke arah penjaga yang berlari menuju mereka dan melepaskan panahnya dengan kecepatan kilat. Panah itu menembus kepala penjaga dan membuatnya jatuh dengan suara keras. Namun, serangan itu menarik perhatian penjaga lainnya yang berada di sekitar.

"Apa yang sedang terjadi di sini!" teriak penjaga lainnya.

Alex maju dengan tombaknya dan memotong tiga penjaga yang mendekat dengan satu gerakan yang cepat. Namun, mereka harus melawan lebih banyak penjaga dan monster yang ditemukan di sepanjang koridor. Mereka melawan para penjaga dengan senjata-senjata mereka. Ethan mengayunkan pedangnya, membabat kepala penjaga dengan mudah. Sarah terus menembakkan panahnya dengan akurasi yang menakjubkan, mematikan musuh dengan satu tembakan. Begitupun dengan Maria, Hanzel dan Gwyneth membunuh satu per satu lawan mereka.

Pertarungan terus berlangsung, tetapi Ethan dan timnya terus bergerak maju. Mereka berhasil melewati ruang-ruang berbahaya dan berhasil sampai ke ruang bawah tanah di dalam benteng. Di dalam ruangan itu, mereka menemukan salah satu pemimpin pasukan Nightshade yang dulu pernah bertarung dengan Ethan di desanya, Raja Drakon yang duduk di atas tahta, tersenyum sinis.

"Kalian datang terlambat," kata Raja Drakon sambil tertawa.

"Kami akan mengalahkanmu," jawab Ethan dengan tegas.

"Aku tak yakin dengan itu," ujar Raja Drakon.

Namun, Ethan dan timnya tetap bertekad untuk mengalahkan Raja Drakon. Mereka melancarkan serangan bersama-sama, menyerang dengan kecepatan dan kekuatan yang hebat. Raja Drakon memangku pedang besar dan membalas serangan mereka dengan pukulan yang kuat. Namun, Ethan dan timnya terus melawan, menghindari serangan Raja Drakon dan menyerang kembali dengan kekuatan penuh.

Pertarungan itu berlangsung selama beberapa menit. Hanzel menghujam Raja Drakon dengan pukulan bertubi-tubi, membuatnya terdorong mundur beberapa langkah. Gwyneth berputar-putar dengan kedua pedangnya, mengiris Raja Drakon dengan gerakan yang mematikan. Sarah terus menembakkan panahnya dengan kecepatan yang mengagumkan, memaksa Raja Drakon menghindar setiap kali ia mengarahkan busurnya ke arahnya. Alex melompat ke udara dengan tombaknya, menyerang Raja Drakon dari atas. Maria terus menghujam Raja Drakon dengan pisau-pisaunya, menciptakan celah-celah dalam pertahanannya.

Ethan melompat ke depan dengan pedangnya dan mengayunkannya ke arah Raja Drakon. Raja Drakon membalas dengan satu serangan pedang yang kuat, tetapi Ethan berhasil menghindarinya dengan gesekan tipis. Ethan menyerang lagi, kali ini dengan pukulan yang kuat, membuat Raja Drakon terdorong mundur.

"Kalian kuat," ujar Raja Drakon sambil tersenyum. "Tetapi tidak cukup kuat untuk mengalahkanku.”

Ethan dan timnya terus menyerang, meskipun kekuatan Raja Drakon tampaknya tidak terkalahkan. Namun, mereka tidak menyerah. Mereka terus bertarung, meskipun semakin lelah dan luka-luka yang mereka alami semakin banyak.

Akhirnya, dengan satu serangan pedang terakhir yang dilancarkan Ethan, Raja Drakon jatuh dan tergeletak di atas tanah.

Setelah Raja Drakon jatuh, terdengar suara gemuruh dari dalam benteng. Tanah di sekitar mereka mulai bergetar dan tiba-tiba muncul sepasang sayap besar dari punggung Raja Drakon.

"Ethan, cepat! Kita harus keluar dari sini!" teriak Hanzel pada Ethan.

Namun, sebelum mereka bisa bergerak, Raja Drakon melayang ke udara dengan sayapnya yang besar dan menyerang mereka dengan api biru yang membara dari mulutnya.

"Kita tidak akan bisa bertahan dari serangan itu!" seru Gwyneth.

Sarah dengan cepat menarik busurnya dan menembakkan panah ke arah mulut Raja Drakon. Namun, panah itu hanya membentur kulit tebal Raja Drakon.

"Aku punya ide!" ujar Maria sambil menunjuk pedang Ethan. "Kita akan menggunakan pedangmu untuk memantulkan serangan api itu kembali ke Raja Drakon."

Ethan mengangguk dan bersiap-siap. Ketika Raja Drakon melepaskan serangan api berikutnya, Ethan menggunakan pedangnya untuk memantulkannya kembali ke arah Raja Drakon. Serangan api itu menyambar punggung Raja Drakon, menyebabkan Raja Drakon jatuh dari ketinggian.

Raja Drakon berdampar di atas tanah dan terlihat lemah. Namun, ketika mereka berjalan mendekatinya, Raja Drakon bangkit dan memukul Alex dengan ekornya yang panjang, membuatnya terpental beberapa meter.

"Alex!" teriak Sarah.

Sementara itu, Hanzel dan Gwyneth terus menyerang Raja Drakon dengan pedang mereka. Meskipun luka-lukanya semakin banyak, Raja Drakon tetap melawan dengan kekuatannya yang besar. Sarah menolong Alex yang masih tergeletak di tanah.

"Kamu baik-baik saja?" tanya Sarah pada Alex.

"Iya, aku baik-baik saja," jawab Alex dengan nafas tersengal-sengal.

Mereka melihat ke arah Hanzel dan Gwyneth, dan melihat Raja Drakon menyerang dengan kejam. Mereka tahu bahwa mereka harus bertindak cepat.

"Kita harus membantunya!" seru Sarah.

Mereka berlari menuju Hanzel dan Gwyneth dan menyerang Raja Drakon dengan apa yang mereka punya. Sarah menembakkan panahnya dengan cepat, Alex melompat dan menyerang dengan tombaknya, dan Maria terus menghujam Raja Drakon dengan pisau-pisaunya.

Ethan melompat ke depan dan mengayunkan pedangnya ke arah Raja Drakon, membuatnya terdorong mundur beberapa langkah.

Mereka terus berjuang sampai akhirnya Raja Drakon akhirnya jatuh ke tanah dan tidak lagi bergerak.

“Kita berhasil,” ujar Ethan.

Tiba-tiba kabut mengelilingi mereka memberikan intimidasi untuk para pahlawan. Nightshade muncul dari dalam kabut malam yang tebal. Bayangan hitam mengepul di sekitarnya, mengelilingi dirinya dengan aura kegelapan dan kekuatan yang luar biasa. Sosok manusia yang menjulang tinggi ini memiliki kekuatan yang sangat besar, sebesar para titan.

Dapatkah para pahlawan mengalahkan Nightshade?

Jangan lupa untuk votenya ya buat Author. Terima kasih semua!!!❤️

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!