Bab 5: Satu mobil
🌻H 4 P P Y R 3 4 D I N G🌻
🌹✨💞✨🌹
Setelah memutuskan dengan banyak pertimbangan, akhirnya Gita harus duduk di mobil Austin.
Di dalam mobil tersebut hanya mereka berdua, dan mobilnya pun paling akhir membiarkan mobil lain jalan lebih dulu.
Austin menyetir mobil dengan satu tangan dan satunya lagi mengelus paha Gita.
"Baby, aku sudah menyiapkan rumah penduduk desa untuk kita, di sana hanya ada bawahan ku yang menyamar jadi penduduk desa di rumah itu agar tidak ada yang curiga mengenai hubungan kita. Dan di sana akan menjadi tempat tinggal kita bersama," ujar Austin menoleh menjelaskan pada Gita yang terkejut akan pemberitahuan nya dadakan.
"Maksud mu kita tinggal bersama satu kamar gitu?" tanya Gita.
"Iya, tidak masalah bukan? kita sudah sering tidur bersama dulu jadi kenapa sekarang tidak?"
"Dulu dan sekarang beda. Sekarang aku masih memiliki Emir, tidak mungkin tidak memikirkan perasaan nya," tolak Gita jelas, ada rasa tidak tega mengkhianati Emir.
"Sudah ku katakan berapa kali padamu Baby, jangan pernah membicarakan nama pria lain di depan ku, aku tidak menyukai itu!" bentak Austin marah, perasaan nya campur aduk tidak menyukai akan cinta wanita nya terbagi.
Meski sudah mengetahui ini, tetap tidak suka, dia hanya ingin wanita nya milik nya seorang bukan orang lain.
"Kak," panggil Gita lirih tidak menyangka pria yang di cintai membentak nya.
"Maafkan aku baby, aku tidak bermaksud membentak mu, aku tidak suka wanita yang sudah ku sentuh membicarakan nama pria lain selain ku," ungkap Austin meminta maaf. Dia merasa bersalah, wajah sang kekasih yang tunduk ketakutan membuat hati tak tega.
"Aku juga minta maaf. Aku salah sudah membuat mu marah, aku tidak mengingat itu," ucap Gita tidak berani mendongak wajah menatap Austin.
"Iya, tidak apa-apa, asal kau sudah sadar sekarang. Dengar perkataan ku baik-baik, hubungan kita sudah terlalu jauh, jaga dirimu jangan biarkan pria lain menyentuh mu. Pikirkan perasaan pria itu, pasti hancur mengetahui kekasih yang di anggap milik nya sudah di sentuh. Aku hanya ingin kau sadar Baby dengan kau seperti ini kau hanya mempermainkan nya. Aku tidak mau jika dia tau dari orang lain, dia akan lebih membenci mu. Lebih baik akhiri hubungan mu dengan baik-baik," saran Austin panjang lebar, perkataan nya terdengar begitu bijak dan dewasa.
Gita terdiam, yang di katakan Austin semua memang benar. Tapi dia tidak melakukan semua secepatnya, Emir pria baik yang sudah menemani nya selama Austin tidak bersama nya, lalu bagaimana mendadak dia harus berpisah, mengatakan putus.
Sungguh rasanya berat, seperti memikul beban berat di punggung nya.
"Baby, lihat aku. Jadi perempuan tidak boleh egois, aku tidak melarang mu untuk tidak berdekatan dengan pria manapun. Tapi aku melarang ketika kita berdua kau menyebut nama pria lain, karena waktu kita hanya untuk kita berbicara mengenai hubungan kita bukan orang lain terutama pria lain," ujar Austin lembut dia memegang kedua tangan Gita.
"Akan ku pikirkan nanti, beri aku waktu. Aku tidak mau gegabah dalam mengambil keputusan," kata Gita tidak mau salah langkah.
"Terserah mu saja aku hanya memberi mu saran. Ku harap secepatnya kau dapat memutuskan semua, aku tidak mau kau pusing dengan semua ini."
"Terimakasih, sebaiknya kita langsung jalan saja mereka pasti sekarang sudah menyadari keberadaan kita tak ada."
"Ya, sudah kita pergi sekarang."
Austin pun mulai menghidupkan mesin mobil dan mengendarai mobil dengan kecepatan sedang.
Selama perjalanan tidak ada pembicaraan lagi, Austin sangat menyayangi Gita hingga tangan nya tak lepas dari genggaman Gita.
Beberapa jam kemudian...
"Ah... akhirnya tiba juga," ucap Gita bernafas lega.
"Iya, sekarang letakkan barang bawaan mu dulu di rumah, aku akan pergi ke dusun kepala desa," Austin berkata, tangan terulur mengusap puncak kepala Gita penuh kasih sayang.
"Barang mu bagaimana? apa tidak sekalian ku bawakan saja?" tanya Gita menawarkan diri.
"Tidak perlu aku bisa membawa sendiri, kau bawa saja barang mu," jawab Austin, dia sedikit mendekatkan wajahnya pada Gita dan mencium bibirnya secara singkat.
"Jaga batasan mu dengan pria itu jangan melakukan apapun di luar batas. Cukup bersama ku, mengerti?" tambah nya lagi tersenyum mengelus bibir mungil kekasih nya.
"Iya, aku akan mengingatkan nya, cepatlah kembali, bye.... "
"Hmmm," Austin menggeleng kepala melihat tingkah sang kekasih yang masih sama seperti dulu sebelum mereka sama-sama menghilang, kekanakan.
...----------------...
"Apa kau sudah menyelesaikan membereskan barang mu?" tanya Emir, Gita baru datang duduk bergabung dengan mereka di rumah penduduk lainnya.
Setiap rumah penduduk hanya bisa menampung dua orang tidak lebih, maka dari itu mereka semua berpencar tidak bisa bersama.
"Sudah baru saja, bagaimana dengan mu?" tanya Gita.
"Iya seperti yang kau lihat sekarang. Duduk lah di sini," Emir menarik tangan Gita untuk duduk di samping nya.
Tanpa penolakan Gita menurut, lagi pula tidak ada alasan untuk nya menolak.
"Besok kita akan memulai KKN, sekarang bagaimana kalau kita jalan-jalan? sepertinya pemandangan di desa ini sangat bagus, bagaimana?" tanya Emir, pandangan beralih pada kedua sahabat lainnya.
"Kita ikut lagi pula sudah lama tidak liburan, anggap saja sekarang kita sedang liburan tapi dengan membantu masyarakat desa sini," jawab Vigo menyetujui. Dia berkata dengan semangat terlihat jelas di wajahnya.
"Karena kalian sudah menyetujui saran ku. bagaimana langsung saja kita perginya?" ajak Emir.
"Ide bagus, aku juga sudah mulai jenuh sekarang, jadi tunggu apalagi, ayo," semangat Sena tidak sabaran langsung beranjak dari duduk nya.
"Ayo," Emir menggandeng tangan Gita dan di terima dengan baik.
Mereka pergi meninggalkan rumah penduduk desa. Gita pergi dengan perasaan tak tenang, entah kenapa mendadak dia kepikiran akan perkataan Austin padanya.
Dia merasa semua memang benar, dia sudah mengkhianati Emir jika seperti ini. Dia melakukan hubungan suami istri dengan pria yang masih berstatus pacarnya. Dan sekarang malah bermesraan dengan pria lain.
Sungguh menjijikkan, Gita sedih dengan semua yang di lakukan. Namun apa yang harus di perbuat sekarang? dia sendiri bingung, semua belum bisa di putuskan.
"Maafkan aku Emir, aku tidak bermaksud berkhianat darimu. Semua mendadak, aku sendiri bingung melakukan apa, yang di katakan Kak Austin benar, semua ini harus segera di akhiri, jika tidak maka aku hanya mempermainkan mu, meski cinta ku ini serius bukan palsu, tapi tubuh ku sudah menjadi milik pria lain. Aku tidak mungkin berbagi lagi pada yang lain," monolog Gita sedih, dirinya benar-benar berada dalam posisi di lema.
...Bᴇʀsᴀᴍʙᴜɴɢ......
...✨____________ 🌼🌼_______________✨...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 34 Episodes
Comments
⸙ᵍᵏ Sari Kᵝ⃟ᴸ
Nah, begitu aja. kamu yang mau sama Austin, jadi harus kamu akhiri dong sama Emir. Meski Emir bakalan terluka
2023-04-08
3