POV Damar
Setelah menyelesaikan makan kita langsung pulang ke kontrakan. Setelah sampai di kontrakan langsung aku tarik Risa menuju ke kamar karena sudah tidak tahan lagi menahan hasrat ku, sore itu aku dan Risa mengarungi lautan kenikmatan hingga aku terkulai lemas di samping Risa. tak terasa hari beranjak malam sekitar pukul 11 ponsel ku bergetar menandakan ada pesan masuk, lalu ku raih ponselku, dan ternyata Riana yang mengirim pesan, namun aku abaikan saja, aku bangun dari ranjang dan beranjak ke kamar mandi untuk membersihkan diri.
Setelah selesai mandi dan berganti pakaian, aku berniat untuk pulang ke rumah agar Riana tidak curiga, sebelum pergi ku kecup kening Risa yang tengah Terlelap di bawah selimut,
" aku pulang dulu sayang, besok aku ke sini lagi." bisik ku di telinga Risa
Kulajukan mobil dengan kecepatan sedang, membelah jalanan malam ibukota, menuju ke rumah, jarak antara rumah ku ke kontrakan Risa sekitar 1 jam an, begitu sampai di depan rumah langsung aku berjalan menuju ke dalam rumah, aku pikir Riana sudah tidur ternyata dia menungguku Sampai tertidur di sofa, karena mendengar derap langkahku Riana yang sedang tertidur di sofa terbangun.
" Dari mana kamu mas! jam segini baru pulang! "
" Apaan sih kamu, suami pulang bukannya di kasih minum malah di tanyain." sentak ku dengan nada tinggi.
"Apa sih apa sih, harusnya tu pas aku kirim pesan kamu balas dong kasih kabar apa gimana, emang kamu anggap aku apa?" Ketus Riana. Tidak biasanya Riana berkata dengan nada tinggi terhadapku.
" berisik kamu udah cape cape kerja buat kamu pulang malah di omelin, tadi aku lembur ngerti gak?" Bukannya menjawab Riana malah pergi menuju ke kamar,
" ish perempuan aku belum selesai ngomong dia sudah pergi, gak ada sopan santunnya sama suami." Gumamku
kulihat di meja makan sudah tertata rapi makan malam yang sudah dingin. Apa karena itu dia marah. Ah sudahlah aku pun mengikuti Riana ke kamar, aku taruh tas di meja dekat ranjang dan langsung ke kamar mandi karena dari tadi pengin buang air kecil.
Setelah menuntaskan hajatku aku langsung keluar kamar dan terlihat Riana sedang memegang ponsel ku, aku pun curiga apa Riana sudah tahu perselingkuhan ku denga Risa?
" Kamu sedang apa rin pegang ponsel ku?"
Terlihat raut wajah Riana yang terlihat gugup
" Eh itu mas emm aku mau pinjam ponsel buat telepon papah, iya itu mau telepon papah. Ponsel ku tadi habis baterai!" Kata Riana
" Oh gitu sudah telepon belum? Sini in ponselku, lain kali jangan asal buka ponsel ku ya. Harus ijin dulu!"
" Iya iya maaf. " Sambil menyerahkan ponsel ke aku dia beranjak ke ranjang untuk melanjutkan tidurnya.
Untung saja pesan dari Risa sudah aku hapus hanya ada pesan mengenai pekerjaan saja, ah sudahlah aku harus tidur, besok harus bangun pagi untuk menemui kekasihku.
Tidak terasa aku terlelap hingga aku merasa Riana membangunkanku untuk melaksanakan shalat subuh, namun aku enggan bangun. Alarm ponsel berbunyi nyaring menandakan pukul 6 pagi, aku pun dengan semangat bangun dan beranjak ke kamar mandi untuk bersiap siap ke kantor.
Setelah selesai aku langsung berjalan menuju pintu depan karena aku sudah tidak sabar untuk bertemu Risa, rencanaku aku akan sarapan di rumah Risa saja. Aku enggan makan masakan Riana.
Begitu sampai dekat ruang makan aku berhenti karena Riana memanggil
"Mas gak sarapan dulu? tumben jam segini ke kantor? biasanya nanti agak siangan." tanya riana
" Gak aku ada meeting pagi ini sama klien nanti sarapan di jalan aja." Aku menjawab dengan gugup
" Oh meeting ya." balas Riana sambil dia mengunyah sarapannya
" iya udah akh aku mau berangkat dulu kamu di rumah aja jangan kemana2" pamitku buru buru aku takut Riana bertanya macam macam terhadapku .
Bergegas aku menuju mobil kesayanganku, dan kulajukan mobil meninggalkan komplek perumahan dengan kecepatan sedang menuju ke rumah Risa.
Ku belokan mobil ke arah sebuah perumahan pinggir kota, aku memang sengaja mencarikan rumah kontrakan yang jauh dari rumahku agar Riana tidak tahu kelakuanku, dan aku menyuruh Risa supaya tidak memberi tahukan rumahnya yg baru ke Riana,
Sesampainya di depan rumah bercat biru yang tak lain rumah kontrakan Risa aku hentikan laju mobilku dan beranjak turun dari mobil dan berjalan menuju pintu, ketika aku akan mengetuk pintu, ternyata Risa membukakan pintu,
" Pagi mas, pasti mau sarapan disini yah, yuk masuk Sarapan dulu baru berangkat ke kantor." Sambil bergelayut manja dia menarik ku ke dalam rumah
Aku menelan saliva ketika melihat penampilan Risa pagi ini, dia sangat seksi walaupun sudah terlihat agak membuncit perutnya, aku bahagia sekali karena sebentar lagi akan punya anak.
Dan dari lubuk hatiku aku merasa sangat bersalah terhadap Riana tapi ego ku mengalahkan segalanya. Ketika semua aset sudah di tanganku aku akan segera menceraikan Riana, dan akan menjadi kan Risa satu satunya milikku.
***
POV author
Di sisi lain Riana sedang membereskan berkas berkas penting yang harus dia amankan sebelum jatuh ke tangan Damar.
Riana berencana menitipkan berkas berkas itu ke seseorang teman yang bernama Siska , mereka berteman sejak kuliah. sekarang Siska bekerja di sebuah bank swasta di kota ini. Riana dan Siska memang jarang bertemu karena kesibukan masing masing, tapi mereka selalu berkirim kabar melalui pesan singkat atau telepon. seperti pagi ini kebetulan Siska sedang cuti jadi mereka janjian bertemu di sebuah cafe.
Riana berjalan menuju cafe tempat janjian dan celingak celinguk melihat apakah Siska sudah datang apa belum, saat Riana sedang kebingungan terdengar teriakan
"RI!! disini." sambil melambaikan tangan. Riana pun menengok ke asal suara ternyata Siska sudah disana, bergegas menuju meja itu.
" apa kabar sis? udah lama ya kita gak ketemu aku kangen berat sama kamu loh." ucap Riana
" kabarku baik RI, sama dong aku juga kangen sama kamu, sebelum bercerita kita pesan makan dulu yah, udah lapar."
" eh iya boleh sis," Riana langsung memanggil pelayan untuk memesan makanan,
mereka memesan makanan sesuai selera mereka, sambil menunggu makanan datang, Riana menceritakan semua masalah dia dengan mas damar, tentang perselingkuhan mas damar dengan Risa sahabat semasa SMA nya.
" kok tega banget ya si Risa itu, padahal kamu sudah baik sama dia kok malah nusuk dari belakang." ucap Siska sambil geleng geleng kepala.
" entahlah sis biarin aja aku ikhlas, biarlah sampah berada di tempatnya, ingin aku berpisah dari mas damar namun aku belum cukup bukti perselingkuhan mas damar, untuk sekarang ini aku minta tolong ke kamu sis bisakah ku titip berkas berkas penting ini di bank tempatmu bekerja? ujar Riana.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 63 Episodes
Comments
Endang Oke
jual aja kan atas namamu.
2024-01-02
0
Jaya Nada
mantul riana
2023-08-02
3