POV : Damar
Hai kenalkan namaku Damar, aku seorang direktur keuangan. Aku menikah dengan wanita cantik juniorku di kantor yang bernama Riana Prameswari, pertemuan pertamaku dengan Riana ketika aku masih menjabat menjadi manager dia karyawan baru yang menggantikan assisten ku yang resign karena hamil. karena seringnya berinteraksi jadi tumbuhlah benih benih cinta di hati ini.
Beberapa bulan setelahnya ku beranikan diri mengungkapkan perasaanku terhadap Riana dan ternyata perasaanku di sambut baik oleh Riana. Akhirnya kita berpacaran selama kurang lebih 1 tahunan, dan aku mantapkan hati melamar Riana, kedua orang tua ku dan Riana pun memberikan restunya, dan beberapa bulan setelahnya kita berdua pun menikah, aku pun sangat bahagia bisa mempersunting pujaan hatiku, setelah menikah langsung aku boyong Riana untuk menempati rumah baru yang telah aku siapkan, dan sudah ku atas namakan Riana sebagai pemilik rumah itu.
Setelah menikah aku menyuruh Riana untuk resign dari kantor, Aku ingin dia fokus menjadi ibu rumah tangga saja biar aku yang bekerja.
Bulan berganti bulan tahun berganti tahun, akhirnya pernikahan kami menginjak tahun ke 3, tapi belum ada tanda tanda Riana hamil. padahal ibu Sama bapak sangat menginginkan cucu.
"Damar kapan kamu beri ibu cucu, ibu malu setiap arisan pasti di tanya udah punya cucu apa belum? apa Riana mandul? udah nikah 3 tahun tapi belum hamil juga." tanya ibu ketika aku berkunjung ke rumahnya. untung aja Riana tidak ikut jadi Riana tidak sakit hati mendengar perkataan ibu.
"Sabar dong Bu, baru 3 tahun kita menikah, kita berdua sehat Bu cuma belum di kasih aja sama Allah." ya hanya itu yang bisa aku katakan ke ibuku. di lubuk hatiku yang paling dalam sebenarnya juga sangat menginginkan seorang anak.
setelah dari rumah ibu aku selalu kepikiran oleh semua perkataannya, apa benar Riana mandul tapi pas kita periksa kita berdua baik baik saja. hanya belum di kasih aja. ah sudahlah biarin aja.
Hingga suatu hari Riana menanyakan apakah ada lowongan di kantor. aku pun bertanya untuk siapa, dia bilang untuk sahabatnya karena baru di tinggal meninggal oleh suaminya, dan butuh kerjaan untuk menghidupi anak nya, karena kebetulan sekertaris ku beberapa hari yang lalu mengajukan resign jadi aku suruh aja sahabat Riana untuk segera menyiapkan berkas lamaran kerja dan langsung ke kantor esok paginya.
"Mas nanti siang Risa bakal ke kantor ya buat nyerahin berkas lamaran kerjanya." kata istriku ketika sarapan
"iya sayang kamu tenang aja, nanti aku liat dulu aja ya."
" iya mas."
Setelah perbincangan itu aku bergegas pergi meninggalkan rumah untuk ke kantor. tiba di kantor aku berkutat dengan pekerjaanku, hingga tanpa terasa hari beranjak siang.
setelah beberapa saat terdengar ketukan pintu.
tok.. tok..
"Ya masuk". jawabku tanpa melihat ke arah pintu,
"Selamat siang pak damar, ada yang ingin bertemu dengan bapak, namanya Risa katanya sudah janjian sama bapak" kata sekertaris ku
" oh iya suruh masuk aja ren, makasih ya".
" baik pak sama sama".
Lalu masuk lah seorang wanita cantik, bodynya sangat seksi dengan pakaian yang menonjolkan lekuk tubuh, sebagai pria normal aku sedikit tergoda dengan penampilannya. Apa ini sahabat Riana? tidak tampak dia seorang ibu dengan satu anak, malah terlihat seperti masih gadis. aku tersentak dalam lamunanku saat dia menyapa.
"Siang pak damar." sapa wanita itu. wah suaranya pun merdu,
" eh.. si- ang, ehm silahkan duduk, kamu sahabat istriku? semalam istriku bercerita katanya kamu butuh kerjaan? apakah sudah bawa berkas lamarannya? jawabku dengan agak tergagap karena terpesona dengan kecantikan nya.
"iya pak saya sahabat Riana nama saya Risa, sudah saya bawa pak ini berkasnya", lalu dia menyodorkan berkas lamaran ke hadapanku
aku pun langsung membuka dan melihat lihat berkasnya,
"Baiklah karena kamu memiliki pengalaman manjadi sekertaris yang lumayan lama, kamu saya terima bekerja disini, menjadi sekertaris saya." tanpa pikir panjang langsung aku terima Risa jadi sekertaris ku,
"Beneran pak saya di terima? terima kasih pak, kapan saya mulai bekerja pak? ucap Risa senang
" kamu bisa bekerja mulai besok, kamu akan di dampingi sekertaris ku yang Minggu depan resign, jadi gunakan waktu sebaik mungkin untuk belajar dari dia."
" baik pak terima kasih."
Setelah Risa keluar ruangan aku langsung memanggil iren agar besok dia mulai dampingi sekertaris yang baru, iren pun mengangguk paham. Semenjak hari itu lambat laun ada perasaan yang berbeda saat aku berdekatan dengan Risa, perasaan cinta yang menggebu gebu terhadap Riana pun semakin hari semakin berkurang, di gantikan rasa cinta ku terhadap Risa, dan akhirnya hubungan terlarang itu pun terjadi.
Karena aku tidak ingin berzina akhirnya aku menikah siri dengan Risa tanpa sepengetahuan Riana, aku bercerita dengan ibuku bahwa aku sudah menikah siri dengan Risa, dan kalian tahu ibuku sangat mendukungku karena dia ingin segera menimang cucu. Dan 2 bulan setelah menikah dengan Risa kabar baik itu pun datang, Risa mengatakan kalo sekarang dia hamil.
suatu hari Risa memintaku untuk menemaninya ke mall dia ingin membeli sesuatu, kuturutilah keinginannya, ternyata dia membeli sebuah lingeri merah yang sangat menggoda
" Nanti malam kamu harus pakai loh ya". Bisik ku di telinga Risa.
" Iya sayangku akan ku layani kamu sampe puas." Goda Risa kepada ku,
Sial tadinya aku ingin menggoda Risa malah aku yang tergoda, tak beberapa lama setelah selesai, perut terasa keroncongan kita pun beranjak dari toko itu menuju ke sebuah restoran cepat saji untuk makan.
" Mas mau sampe kapan kita sembunyikan hubungan kita sama Riana? Apalagi aku sedang hamil anakmu."
" Sabar dulu sayang, tunggu waktu yang tepat, kamu tau sendiri Semua aset yang aku miliki atas nama Riana, aku akan bujuk Riana agar Semua aset di atas namakan aku, setelah itu akan aku cerai kan dia, jadi kamu sabar dulu yah"?
Ya itu lah yang menjadi alasanku masih bertahan dengan Riana, aku yang terlalu bodoh kenapa semua aset aku atas namakan Riana.
"Lagian kamu juga ngapain semua aset di atas namakan Riana? kan jadi susah kayak gini?" ujar Risa
" Entahlah aku juga bingung kenapa, udah jangan manyun gitu jadi gemes? " sambil mencolek hidung Risa, ku tutupi kebucinanku terhadap Riana dengan berkata seperti itu, aku takut Risa akan ngambek dan Joni tidak dapat jatahnya.
" Udah cepet di makan, aku sudah gak sabar ingin makan kamu."
" Ish iya iya ini juga lagi makan, nanti mas balik ke rumah Riana atau ke kontrakan dulu?" Tanya Risa sambil melahap makanannya.
" Aku ke kontrakan kamu lah, ngapain pulang ke rumah,"
Sebenarnya hari ini adalah hari libur namun aku beralasan ke Riana kalau aku ada kerjaan mendadak jadi harus ke kantor.
Padahal aku ingin menghabiskan waktuku dengan Risa.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 63 Episodes
Comments
Jaya Nada
dasar suami gk Ada akhlak dn ibunya jg mendukung anakny ,APA dia gk mikir gimana perasaan menantunya ,ingat karma
2023-08-02
2