Sinta

Happy reading

Tak sampai 30 menit akhirnya Kevin sampai di bengkelnya. Terlihat sudah ada pelanggan yang memenuhi kursi yang memang disediakan di bengkel itu bahkan di sebelah bengkel itu ada warung yang membuat warung makin rame.

"Eh akang ganteng udah sampai di bengkel, tumben jam segini udah sampe sini. Biasanya jam segini masih molor, kang," tanya pemilik warung yang biasa dipanggil Mpok Ijah. Walau namanya terkesan kuno tapi Mpok Ijah ini adalah perempuan paling seksi di daerah ini. Umurnya juga masih 35 tahun, dengan suaminya yang bekerja sebagai tukang di bengkel Kevin.

"Iya Mpok, sama Ibu disuruh cari bini. Padahal usiaku aja masih 26 tahun. Masih muda banget," jawab Kevin duduk di meja kasir.

Tidak terima di kursi laki laki itu memilih untuk duduk di meja dan menatap anak buahnya yang sedang bekerja itu.

"Akang mau cari calon bini? Kenapa gak sama Nurmala aja. Dia seksi loh, kang. Saya mau nyalonin diri jadi bini, udah punya kang Sapri. Jadi ya gak jadi," ucap Mpok Ijah seraya melayani pembeli.

"Udah tua Mpok jangan ganjen, apalagi suaminya ada disini. Gak takut apa Mpok?" tanya salah satu pembeli dengan tangan yang sudah mencomot tempe goreng yang ada di wadah.

"Itu beda lagi, ayang Sapri udah yang tercinta," jawab Mpok Ijah dengan senyum manis melayangkan ciuman jarak jauh pada suaminya. Yang dengan kocak di balas oleh Kang Sapri dengan seolah olah mengambil ciuman yang diberikan istrinya.

"Nurmala bukan cewek idaman gue, Mpok. Orang centil dan gatel kayak dia bisa bisa tubuh Kevin gatel tiap hari," ujar Kevin menatap motor yang berjejer disana. Masih ada 4 motor, mungkin karena ini masih pagi.

"Anaknya pak RT loh, kang. Tapi semua tergantung akang sih, Ijah sama Kang Supri bantu doa yang terbaik buat akang," ujar Mpok Ijah dan diaamiin i mereka yang ada disana.

Kevin mengambil minuman yang ada di kulkas itu dan meminumnya sebelum ia ikut membantu karyawannya yang sibuk dengan masalah motor motor itu.

Setalah itu ia mengambil alih satu motor dengan keluhan jika di gas selalu mati. Sedangkan tiga karyawannya juga sibuk dengan motor masing masing.

***

Sedangkan di sebuah sekolah Negeri, ada seorang gadis cantik dengan keringat bercucuran kini sedang mendorong motor beat miliknya yang tiba tiba mati di tengah jalan.

"Sial bener gue, lagian tadi sok sokan nolak mau dianter bang Rendi. Lah ini lebih mengenaskan. Pake segala mogok udah fiks nih gue bakal telat."

Bagaimana tidak telat wong tadi ia bangun setengah delapan pagi, dan berangkatnya jam 8. Apalagi melihat kesialan ini, Sinta rasanya ingin menangis.

"Bengkel mana lagi dah, dari tadi gue dorong ni motor kagak nyampe nyampe," ujar Sinta menendang ban motornya hingga keseimbangan itu hampir saja motor itu terjatuh untung Sinta bisa jaga keseimbangan lagi.

Dengan berat hati anak dengan SMA abu abu putih itu berjalan dengan lambannya menuju bengkel yang dekat dengan jarak dirinya saat ini.

Akhirnya dengan perjalanan yang sudah menghabiskan waktu hampir setengah jam, Sinta sampai di depan "BENGKEL SETIA"

Berulang kali Sinta mengucapkan Alhamdulillah karena sudah sampai di bengkel.

"Abang abang bengkel," ucap Sinta yang membuat para karyawan menatap ke arah Sinta.

"Ya neng, bentar," jawab mereka dengan kompak.

Kevin yang sudah selesai dengan motor yang ia perbaiki itu langsung menatap Sinta. Entah kenapa saat melihat gadis itu, jantung Kevin jadi dag dig dug tak karuan. Apalagi melihat wajah berkeringat tapi tetap terlihat manis itu di matanya.

"Kang motornya sudah selesai," ujar Kevin mengalihkan pandangannya pada Sinta. Kevin sendiri tak tahu apa yang terjadi pada jantungnya.

Bapak itu mengikuti Kevin ke meja kasir dan membayar biaya perbaikan motornya tadi. Sedangkan Sinta yang lelah itu langsung mendudukkan bokongnya di lantai bengkel itu tanpa risih. Mungkin karena terlalu capek mendorong motor dari jarak jauh tadi.

Kevin yang melihat apa yang dilakukan wanita yang datang ke bengkelnya itu terlihat kasihan. Ia mengambil air dingin yang ada di kulkas samping meja kasir dan memberikannya pada Sinta.

"Capek banget kayaknya neng," ucap Kevin memberikan air mineral itu pada Sinta.

"Banget banget banget Mas. Makasih Mas," jawab Sinta menerima air itu dengan senyum manisnya.

Mendengar panggilan Mas dari gadis yang masih SMA itu membuat ia tak tahan untuk tidak tersenyum.

Cuit cuitttt wiww wiww

Siulan dari para pelanggan dan juga pelanggan di warung Mpok Ijah itu pada kedua anak manusia itu.

"Kang ganteng, itu udah ada yang manggil Mas. Ayo kang ganteng, Mpok dukung sepenuhnya sama neng cantik." Keduanya hanya bisa tersenyum tipis.

"Keluhannya apa Neng?" tanya Kevin menghiraukan ucapan dari pada penggoda itu.

"Capek Mas," jawab Sinta dengan jujur setelah ia meminum air itu.

"Motornya capek?"

"Lah yang ditanya motornya? Bukan saya?" tanya Sinta dengan begonya dan langsung dianggukan oleh Kevin.

Sinta yang mendapat asupan dari Kevin itu hanya bisa menahan malunya karena ia sudah salah paham. Sinta pikir yang ditanyakan oleh Kevin adalah dirinya tapi ternyata malah motornya.

"Oalah motor saya tadi mati mendadak pas ditengah jalan, gak tahu apa yang jadi masalahnya," jawab Sinta menatap motornya.

Kevin bangun dari duduknya kemudian berjalan menuju motor beat yang terparkir sembarangan itu.

"Karburatornya kayaknya minum air deh, Neng."

"Emang sama kayak manusia apa Mas, pake minum segala," jawab Sinta dengan tatapan yang tak lepas dari laki laki yang sedang memperbaiki motornya itu.

"Hehehe neng bisa aja, lagian ini kayaknya motornya pernah kemasukan air hujan ya neng?" tanya Kevin.

"Gak tahu, itu motor ayah yang udah lama gak kepake. Ini pertama kali aku pake buat sekolah eh malah kena sial," jawab Sinta meletakkan tasnya di kursi sedangkan dia mengambil ponselnya untuk memberitahukan pada wali kelasnya jika ia tak sekolah alias izin karena motornya mati dan jarak ke sekolah masih jauh.

"Nengnya gak sekolah?"

"Udah izin, lagian pasti udah telat banget gara gara ini. Mana capek banget mau rebahan bentar boleh gak Mas?" tanya Sinta dengan tidak tahu malunya.

"Boleh aja kalau neng gak risih, lagian disini kotor. Pindah ke kursi aja," jawab Kevin dengan santainya.

Ia senang dengan adanya Sinta ia bisa berbincang seperti ini, karena jarang jarang ada wanita cantik ke bengkelnya. Apalagi sampai ada yang lesehan di lantai padahal kotor. Tapi lantai tadi sudah Sinta bersihkan dengan tisu.

Sinta pindah ke kursi dan duduk bersama dengan bapak bapak itu. Walau disana ada warung tetap saja, Sinta ingin menikmati wajah tampak sang montir tampan itu.

"Ahh ayah Sinta kayaknya jatuh cinta," batin Sinta dengan senyum manisnya menatap Kevin yang sedang memperbaiki motornya itu.

Bersambung

Terpopuler

Comments

susi 2020

susi 2020

🤩🤩

2023-10-03

0

susi 2020

susi 2020

🥰🥰

2023-10-03

0

Carlina Carlina

Carlina Carlina

😅😅😅😅sama"jatuh cinta dong😂😂😂😂😂

2023-07-12

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!