"Apakah masih tidak cukup kau menghancurkan ku? aku tidak bisa lulus menjadi dokter karena ulahmu. aku hanya ingin mengunakan cara ini untuk melepaskan tekananku. apa aku salah?"
"Kau bebas melakukan apapun, tentu saja tidak salah. yang salah adalah kau dan ibumu terlalu suka ikut campur dalam urusanku," jawab Daniel.
"Apa lagi yang kau inginkan, Daniel Caprio?"
"Aku hanya ingin kalian sekeluarga menderita, aku kehilangan wanita yang ku inginkan, dan orang tuamu akan merasakan sakit setelah mengetahui apa yang telah kau alami," jawab Daniel yang bangkit dari tempat duduknya.
"Tolong jangan beritahu mereka!" pinta Lucia yang ikut berdiri.
"Tergantung suasana hatiku juga," kata Daniel yang melangkah pergi.
"Aarghh...," teriakan Lucia yang histeris.
"Kenapa melakukan ini padaku? kenapa...?" teriak Lucia.
Setelah Daniel keluar dari ruangan karaoke, ia langsung menuju ke ruangan sebelah yang terdapat beberapa temannya di sana.
Mereka berkumpul dan minum bersama.
"Daniel, kau ke mana saja? ayo kita taruhan. bagi yang kalah harus dihukum minum," ajak temannya yang bernama Luzio.
"Membosankan sekali," jawab Daniel yang duduk bersama mereka dan meneguk minuman yang di gelasnya.
"Kau ini...hanya main saja kau tidak mau, bagaimana kalau kita panggil wanita cantik temankan kita malam ini?" tanya Zean yang adalah temannya.
"Aku datang hanya untuk minum," kata Daniel yang menghabiskan minumannya dalam seteguk.
"Aku tidak mengerti denganmu, setiap kita datang ke sini kau hanya minum hingga mabuk, di sini banyak wanita cantik tapi kenapa kamu tidak berminat?" tanya Zean.
"Temani saja aku minum, tidak perlu banyak bertanya," jawab Daniel yang bersulang dengan mereka.
Setelah dua jam kemudian Daniel telah kembali ke kediamannya.
Daniel yang tertekan dan sedih berat akibat kepergian simpanan kesayangannya membuat dirinya mabuk hampir setiap hari, di malam itu dia duduk terdiam di tepi kasurnya dalam kondisi mabuk.
Roey sebagai asistennya tidak berani memujuk sepatah kata pun di depan atasannya itu, sejak kepergian Rebecca, Daniel berubah menjadi lebih dingin pada siapapun.
"Apakah tuan sudah pulang?" gumam Holdi.
Klek
"Tuan," sapa Holdi yang baru masuk ke dalam kamarnya. ia memberanikan diri mendekati majikannya yang sudah mabuk.
"Tuan, biarkan aku menemanimu di saat ini, aku ingin membantumu keluar dari rasa sakit ini. jangan ingat lagi pada dia. dia sudah pergi jauh," bujuk Holdi yang menyentuh wajah Daniel yang datar itu.
Ia memberanikan diri memeluk Daniel yang duduk di tepi kasur.
Daniel kemudian membuka matanya dan melihat wajah gadis itu.
Tanpa menunggu lama Daniel menarik Holdi ke kasur dan menci*m leher wanita itu tanpa berhenti.
"Untuk apa kau datang?" tanya Daniel yang menghentikan ciumannya.
"Tuan, aku bisa membuatmu melupakan dia," ujar Holdi.
"Rebecca, jangan tinggalkan aku! aku sadar aku sudah salah padamu. dan aku...aku mencintaimu," ucap Daniel yang salah mengenal orang.
"Tuan," ucap Holdi.
"Kau tidak akan bisa ke mana-mana, Rebecca!" kata Daniel yang mencium bibir gadis itu sambil melepaskan bajunya.
Daniel yang sudah mabuk telah salah mengenal wanita itu. ia melepaskan pakaiannya dan pakaian yang menutupi tubuh Holdi sehingga tanpa sehelai benang.
Daniel mencium dan meremas dada wanita itu yang kenyal dan besar dengan begitu rakus. pria itu ingin melepaskan hasratnya yang sudah mengebu-ngebu.
"Setelah malam ini aku yang akan menjadi simpananmu," batin Holdi.
"Tuan, malam ini aku memang datang untuk mengobati lukamu, aku rela menyerahkan malam pertamaku untukmu," ucap Holdi yang mencium bibir Daniel. tangan wanita itu menyentuh bagian bawah Daniel yang sudah menegang.
"Maaf, kalau selama ini aku melayanimu dengan buruk," kata Daniel yang mencium leher wanita itu sambil memainkan jarinya di bagian kewanita.an Holdi.
Saat Daniel ingin memasukan pusakanya ke va.gina Holdi, ia tiba-tiba bangkit dan melihat wanita yang ada di bawahnya selama beberapa detik.
"Tuan, lakukan saja!" ujar Holdi.
Daniel yang baru sadar ia melihat dirinya dan wanita itu telah tanpa sehelai benang. ia berada di atas tubuh wanita itu yang memiliki tubuh yang seksi.
"Kenapa kau bisa ada di sini?" bentak Daniel yang langsung bangkit dan menuju ke kamar mandi.
"Tuan, aku tahu kamu ingin melakukannya, kau bisa melakukannya padaku," kata Holdi yang mengejar langkah Daniel ke kamar mandi.
"Keluar....!" teriak Daniel yang melilit handuk pada bagian bawah tubuhnya.
"Tuan, tidak perlu menahannya. kau bisa melakukannya sekarang. aku mencintaimu selama ini. tapi kau tidak pernah perhatikan aku," ujar Holdi yang memeluk Daniel dari belakang.
Daniel melepaskan tangan gadis itu dan kemudian mendorongnya dengan kasar hingga tersungkur di luar kamar mandi.
"Pergi dari sini! jangan sampai aku melihatmu lagi," bentak Daniel yang kemudian menutup pintu kamar mandi.
"Sialan," ketus Daniel yang menghidupkan air kran untuk mencuci mulutnya dan juga wajahnya.
"Aku pasti mabuk sehingga hampir melakukannya," gumam Daniel.
"Rebecca Famosa, apa yang harus ku lakukan untukmu? agar kau kembali lagi padaku? apakah kau tidak ingin kembali lagi dan pergi selamanya," ucap Daniel.
Di sisi lain Holdi yang telah mengenakan pakaiannya ia keluar dari kamar Daniel dengan perasaan penuh kecewa.
"Memangnya di mana kekuranganku, kenapa masih wanita itu yang dia pikirkan, siapa dia sebenarnya. kenapa membuat tuan tidak bisa melupakan dia," ucap Holdi dengan kesal.
"Holdi," panggil Roey yang menghampirinya.
"Tuan Roey," sapa Holdi.
"Kau baru saja bekerja tidak lama di sini, tapi sudah bertindak sembarangan, apa kau ingin mencari mati!" bentao Roey.
"A-aku tidak melakukan apapun," jawab Holdi dengan cemas.
"Tidak melakukan apapun? berani sekali kau mengoda tuan, apa kau layak mendekatinya. kemas barangmu dan pergi dari sini!" bentak Roey.
"Tuan, beri aku kesempatan, aku hanya tidak tega dengan tuan yang begitu tersiksa dan harus pulang mabuk hampir setiap malam. aku tidak berniat jahat. aku berjanji tidak akan melakukannya lagi," ucap Holdi yang memohon.
"Kau terlalu berani mendekati tuan, kau harus sadar diri tapi kau sangat tidak tahu malu," bentak Roey
"Pergi dari sini dari pada kau dituntut melanggar peraturan dan mengoda atasan kami," kecam Roey.
Holdi yang mendengar ancaman Roey, hanya bisa pasrah karena ketakutan..
Di malam itu juga Holdi dipaksa meninggalkan kediaman Daniel.
Roey kemudian menjumpai Daniel yang berada di kamarnya.
Klek.
"Tuan, dia sudah saya usir, apakah kepala Anda sakit dan butuh teh hangat?"
"Tidak perlu! aku sudah sadar dan tidak mabuk lagi," jawah Daniel.
"Tuan...."
"Apakah menurutmu aku harus melepaskannya?" tanya Daniel yang berdiri dekat jendela.
"Tidak tahu, Tuan!" jawab Roey.
"Selama ini aku mencarinya tanpa berhenti, dan dia tidak berencana kembali. apakah mungkin bisa mendapatkannya kembali?"
"Tuan, kalau tersiksa lebih baik lepaskan saja!"
"Lepaskan?"
"Iya, melepaskan dia pergi sama saja melepaskan beban pikiran. seseorang yang tidak ingin kembali, kalau kita membawanya pulang hatinya tidak ada di sini juga," jawab Roey yang berusaha membujuk atasannya.
"Betul dengan katamu, walau aku tetap mencari, dia juga tidak akan kembali. karena hatinya memang tidak ada di sini dari sejak dulu," ujar Daniel.
"Tuan...."
"Hentikan saja!"
"Hentikan?" tanya Roey.
"Iya, hentikan saja! untuk apa dipaksa kalau dia memang tidak ada keinginan untuk pulang," jawab Daniel.
"Baik, Tuan," jawab Roey.
"Rebecca Famosa, kalau kau tidak ingin kembali lagi, maka jangan pernah kembali untuk selamanya. mulai hari ini namamu akan kuhapus dari hidupku. jangan pernah muncul lagi di hadapanku. aku tidak suka membuang waktu untuk melakukan sesuatu yang tidak ada manfaatnya," batin Daniel.
Dua tahun Kemudian.
Cuaca cerah di pagi hari seorang gadis yang berambut panjang sedang menghirup udara segar di daerah pengunungan.
Tinggi di 2300 meter di Pegunungan Alpen Prancis, Pegunungan bersalju Val Thorens adalah pegunungan terindah di musim dingin. Geser lereng, gadis itu bersama seorang wanita paruh baya sedang menikmati secangkir coklat panas sambil menikmati pemandangan dari kereta gantung, pemandangannya cukup mempesona.
"Di sini sangat menyenangkan, kalau saja aku memiliki banyak uang aku ingin membeli rumah di sini," ujar Gadis itu.
"Rebecca, kita bisa tinggal lebih lama di sini kalau kamu suka," ucap wanita paru baya itu.
"Bibi Samantha, kalau kita terlalu lama di sini, bagaimana dengan perusahaan bibi?"
"Bibi tidak perlu khawatir tentang itu, di perusahaan ada yang mengurusnya. Rebecca, bukankah kamu harus pulang karena hari peringatan kematian orang tuamu sudah tiba?" tanya Samantha.
"Minggu depan, aku akan pulang," jawab Rebecca.
"Hati-hatilah! kamu sudah tahu apa yang harus kamu hindari!"
"Iya, aku ingat, Bi!" jawab Rebecca.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 35 Episodes
Comments
Wiek Soen
Oalah holding nasipmu kok elek tenan
2024-01-23
1
Diana Susanti
dan tak sengaja mereka berdua bertemu
2023-04-04
0
enny24
Alhamdulillah rebeca brsma orang yg baik,
2023-04-04
0