Ayuma sudah tepat berada di depan kamar Arbani, ia menerima semua tantangan yang ayahnya Arbani berikan kepadanya. Jika ia mendapatkan semua uang itu, ia bisa membuka modal usaha, ia tidak perlu bekerja lebih keras lagi jika sudah mempunyai sebuah usaha yang tetap.
"Arbani.." Ayuma mengetuk pintu kamar anak itu.
Dari dalam kamar Arbani melihat layar Handphone nya, ia dapat melihat siapa yang berada di depan kamarnya. Mata nya langsung terbelalak melihat guru cantik idaman nya sudah berdiri di depan pintu kamar.
"Tidak tidak, jangan terlalu bersemangat, pelan pelan." Arbani berusaha untuk memenangkan dirinya.
Dengan wajah bantal dan pakaian tidur, Arbani berjalan mendekati pintu kamar. Ia tidak ingin terlihat bersiap siap untuk bertemu dengan Ayuma, lebih baik terlihat natural agar Ayuma tidak curiga jika semua ini rencananya.
"Ibu," ucap Arbani yang pura pura terkejut.
"Hallo, boleh saya masuk," tanya Ayuma.
"Boleh." Arbani membuka pintu kamarnya dengan lebar, dan Ayuma langsung berjalan masuk ke dalam.
Kamar Arbani sangat luas sekali, Ayuma rasa kamar Arbani seluas rumah nya, semuanya terliat sangat lengkap sekali. Pantas saja Arbani betah berada di dalam kamar.
"Maaf buk berantakan, silahkan duduk," ucap Arbani.
"Anak laki-laki memang seperti ini," kata Ayuma.
"Bani kamu tidak ingin sekolah lagi? Apa ada masalah dengan ibu?"
"Tidak ada, aku malas sekolah. Aku tidak ingin belajar matematika, aku pusing.." Arbani mengatakan semua hal yang tidak ingin ia lakukan.
"Kamu tidak boleh begitu, sekolah itu penting. Percuma jika kamu tampan tapi tidak mempunyai gelar," ucap Ayuma.
"Aku tidak butuh, orang tua ku kaya raya," ujar Arbani.
Ayuma sedikit membuang nafasnya dengan kasar, berbicara dengan anak seperti ini memang harus lebih berhati-hati dan sabar. Beruntung Ayuma memiliki kesabaran yang tinggi.
"Usia kamu berapa," tanya Ayuma.
"18 tahun," jawab Arbani.
"Sudah dewasa kamu, tapi kenapa seperti ini. Sudah tau main wanita, sudah pandai mencium wanita.."
"Hehehe kalau itu mah tidak perlu belajar," ucap Arbani.
"Mau belajar matematika dengan ibu," tanya Ayuma.
"Tidak mau, pasti sangat membosankan," jawab Arbani.
"Tidak, ibu janji tidak akan membosankan, jika kamu merasa bosan tidak perlu lanjut berlajar," ucap Ayuma.
"Ibu.."
"1 minggu kami belajar dengan ibu, jika satu minggu kamu bosan kita tidak perlu lanjut, tetapi jika tidak bosan kita lanjut sampai kamu pandai," ucap Ayuma.
"Hmmm oke," ujar Arbani.
"Setuju," tanya Ayuma.
"Setuju, tetapi belajar nya sesuai dengan keinginan ku, mengikuti peraturan ku," jawab Arbani.
"Iya… Tapi kita harus menyesuaikan jadwal dari hari senin sampai hari jumat ibu ada waktu sore sampai malam, karena rumah kita dekat jadi tidak masalah pulang malam, di hari sabtu dengan minggu bisa sesuai dengan keinginan kamu."
"Sabtu minggu full dari pagi sampai malam," ucap Arbani.
"Ya sudah iya, sekarang karena ibu sudah ada di sini dan ini hari jumat, ibu berikan waktu full untuk kamu," ujar Ayuma.
"Itu yang aku mau. Aku mandi dulu buk, ibu bisa bersantai," ucap Arbani.
"Iya, mandi lah.. Yang bersih ya," ujar Ayuma.
"Pasti.." Segera Arbani masuk ke kamar mandi, ia sangat bersemangat sekali.
Arbani mandi dengan penuh semangat, rencananya untuk mendekati guru cantik itu berhasil, ia akan segera mendapatkan apa yang ia inginkan.
"Kau sudah tidak bisa tumbuh lagi, atau masih bisa lebih besar, terus tumbuh dengan baik, jangan kecewa kan calon istri ku nanti," ucap Arbani. Entah berbicara dengan siapa, Arbani memang sedikit lain.
Ayuma merapikan bener barang yang sangat berantakan, ia sedikit tidak heran dengan kamar Arbani yang berantakan. Di kampung ia mempunyai adik, dan sama berantakan nya dengan Arbani.
"Arbani.." Ayuma menutup matanya karena tidak sengaja melihat Arbani keluar dari dalam kamar mandi, hanya menggunakan handuk saja.
"Hehehe maaf buk," ucap Arbani dan segera masuk ke ruang ganti.
"Bagaimana mungkin bisa anak usia 18 tahun memiliki tubuh seperti itu, dia benar-benar sempurna secara fisik," batin Ayuma.
Setelah selesai memakai pakaian Arbani keluar dari ruang ganti, ia duduk bersama dengan Ayuma yang sudah mempersiapkan alat tempur nya.
"Aku tidak ingin belajar langsung, nanti saja," ucap Arbani.
"30 menit lagi ya sekarang kita mengobrol saja," ujar Ayuma.
"Usia ibu berapa," tanya Arbani.
"Tahun ini 24 tahun," jawab Ayuma.
"Masih sangat mudah, aku juga tahun ini 19 tahun, kita beda 4 tahun tidak terlalu jauh," ucap Arbani.
"Kamu seperti adik ibu."
"Aku dengar ibu janda? Masih muda sudah janda?"
"Begitu lah hidup, kita tidak tau apa yang akan terjadi di masa depan. Mungkin memang sudah takdir ibu," ucap Ayuma.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 57 Episodes
Comments
Ismaliah Idris Ismaliah
🥰🥰🥰
2023-07-22
0
Sulaiman Efendy
MSH MUDA CANTIK UDH JDI JANDA, APA MNTAN SUAMINYA TK NORMAL,, KATARAKN, ATAU PEMALAS, PENGANGGURAN, ATAU KDRT,, ISTRI CANTIK SPRTI AYU DIJANDAKN, BRRTI PRIA TK NORMAL, ATAU SUAMI TDK BRSYUKUR..
2023-06-28
0
Sri Supeni
lanjut
2023-06-05
0