"Tapi dia janda," ucap Ryan.
"Apa peduli ku, janda kalau cantik begini, tidak masalah," kata Arbani.
"Janda muda Arbani, gas lah apa lagi, ini kesempatan mu. Kau tidak penasaran dengan janda itu."
"Yah aku sangat penasaran, bahkan lebih dari kata penasaran," ucap Arbani.
Selama upacara berlangsung Arbani tidak pernah memalingkan pandangan nya dari wajah Ayuma, wanita cantik itu benar-benar menyihir pria ini. Jarang sekali Arbani sampai seperti ini pada seorang wanita, terlebih lagi Ayuma sendiri guru nya, sebenarnya itu hal yang mustahil terjadi.
Setelah upacara selesai mereka semua kembali masuk ke dalam kelas masing-masing, termasuk Arbani dan sahabatnya Ryan. Otak Arbani masih saja memikirkan gurunya tadi, ia sangat penasaran mengajar apa guru itu, ia berharap guru itu masuk ke kelas nya.
"Sayang." Seorang wanita cantik mendekati Arbani.
"Iya." Arbani tersadar akan lamunannya.
"Nanti pulang sekolah temani aku ya.."
"Kemana," tanya Arbani.
"Ke mall," jawab wanita itu.
"Apa yang aku dapatkan," tanya Arbani.
"Apa saja yang kamu mau."
"Oke selepas pulang sekolah, tunggu di motor ku, jangan buat aku menunggu mu," ucap Arbani.
"Oke." Wanita itu berjalan keluar dari dalam kelas.
"Makin bohay saja dia, kau apakan," tanya Ryan.
"Biasa, tangan ku tidak pernah gagal," jawab Arbani.
"Bani, pagi ini ada pelajaran matematika, bagaimana kita cabut saja," ucap Ryan.
"Gas.."
Segera mereka berdua membawa tas mereka untung keluar dari dalam kelas, tetapi saat di depan pintu mereka berdua berpapasan dengan guru cantik yang membuat Arbani terpesona tadi.
"Mau kamana kalian," tanya Ayuma.
"Mau ca..
"Mau cari ibu, kami pikir ibu telat datang," ucap Arbani.
"Bani bukan nya kita mau ca.." Ucapan Ryan terhenti karena Arbani menginjak kakinya.
Mereka berdua sudah biasa seperti ini, keduanya anak dari pemilik sekolah ini. Jadi mereka berdua suka melakukan hal semena mena, seperti cabut secara terang terangan, guru saja sampai sudah tidak sanggup lagi dengan tingkah mereka berdua.
"Ayo masuk, saya sudah datang," ucap Ayuma.
"Iya buk.." Arbani menarik Ryan kembali masuk ke dalam kelas mereka.
"Kalian bukan nya ingin cabut ya??"
"Tidak.. Kata siapa." Arbani memberikan tatapan tajam pada teman sekelasnya.
Ayuma sudah tau mereka berdua, sebelum masuk kelas ini ia sudah di beritahu oleh kepala sekolah tentang kedua orang ini. Jadi ia tidak heran lagi mereka berdua ingin cabut dari pelajaran nya, beruntung ia datang tepat waktu sehingga mereka berdua tidak sempat pergi.
"Duduk lah," ucap Ayuma.
Segera mereka berdua duduk di tempat mereka yang paling belakang.
"Sial aku ingin duduk di depan," ucap Arbani.
"Selamat pagi semua, perkenalkan nama saya Ayuma. Kalian bisa memanggil saya buk Ayu atau miss Ayu. Saya mengajar pelajaran matematika, dan akan masuk ke kelas ini 3 kali dalam satu minggu. Salam kenal semua," ucap Ayuma, ia selalu tersenyum manis agar anak didik nya nyaman padanya.
"Gila cantik sekali," ucap Arbani.
"Wah jadi semangat belajar matematika.."
"Kenapa begitu??" Ayuma mengerutkan dahinya.
"Ibu cantik sekali, kami jadi semangat.."
"Hey bisa sopan tidak," ucap Arbani.
Hal itu membuat semua orang terkejut karena selama ini Arbani lah yang tidak pernah sopan.
Arbani berjalan kedepan kelas, Ayuma mulai khawatir anak ini melakukan hal yang tidak tidak. Ia sudah mendengar semua hal tentang anak ini.
"Bisa aku duduk di sini, mata ku sakit.. Aku tidak bisa melihat dengan jelas," ucap Arbani pada teman nya.
"Iya." Segera mereka berdua bertukar tempat duduk, tidak ada yang berani dengan Arbani.
"Ya sudah, sebelum kita mulai pelajaran ibu absen dulu ya." Ayuma duduk di tempat nya, tepat di depan Arbani. Ia merasa heran dengan tatapan pria ini, tatapannya seperti pria dewasa pada seorang wanita.
Satu persatu Ayuma memanggil anak didik nya agar lebih akrab ia sedikit bertanya tentang mereka, hal itu benar benar dapat membangun kedekatan antara guru dengan siswa, tak lama tiba di nama Arbani, sedikit ragu untuk menyebut nama itu, apalagi Arbani terus menatap nya.
"Arbani Wijaya Kusuma," ucap Ayuma.
"Iya buk." Arbani menaikan tangan nya.
"Kamu asli Indonesia, nama kamu Indonesia sekali, tapi wajah kamu seperti nya tidak," ucap Ayuma, entah kenapa ia malah bertanya seperti itu.
"Tidak buk, keluarga besar saya berasal dari Belanda. Kakek saya menikah dengan orang Indonesia, dan ayah saya campuran Belanda Indonesia, ayah saya menikah dengan wanita keturunan China Indonesia, jadi saya terlihat seperti orang luar. Tidak orang Indonesia asli," jelas Arbani, ia terlihat sangat tenang sekali tidak seperti biasanya.
"Oh begitu," ucap Ayuma.
Ayuma sekarang mengerti kenapa Arbani terlihat berbeda dari yang lainnya, wajah nya terlihat cukup dewasa, tubuh nya menjulang tinggi tidak seperti anak SMA pada umumnya. Dan terlihat dengan jelas ada beberapa campuran di wajahnya, dari bule, China sampai Indonesia.
"Dia sangat menonjol dari yang lainnya, pantas saja mereka semua takut pada anak ini," batin Ayuma.
"Boleh saya bertanya," tanya Arbani.
"Ya silahkan."
"Ibu pindahan dari mana? Apa ayah ku yang menarik ibu ke sini?"
"Saya berasal dari luar kota, saya tidak tau siapa ayah kamu, saya hanya pindah tugas sesuai ketentuan yang ada," jelas Ayuma.
"Oke kita lanjutkan lagi.." Ayuma beralih ke siswa selanjutnya.
Berbeda dari sebelumnya, kali ini Arbani benar-benar ikut belajar, ya walaupun ia hanya menatap guru cantik ini. Dari pertama mengajar sampai jam guru itu selesai mata Arbani tidak pernah lewat dari guru ini.
"Baiklah, karena waktu saya sudah selesai, kita akhiri pelajaran hari ini, jangan lupa sering disebut belajar ya. Sebentar lagi kalian akan mengikuti ujian akhir sekolah.. Selamat pagi." Ayuma berjalan pergi meninggalkan kelas ini.
"Tidak tidak. Dia tidak mungkin janda," batin Arbani.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 57 Episodes
Comments
Ismaliah Idris Ismaliah
manarik
2023-07-22
0
Ismaliah Idris Ismaliah
Manarik 🥰🥰
2023-07-22
0
Sri Supeni
awal cerita yg bagus
2023-06-05
0