Pertanyaan itu tentu saja membuat semua mata tertuju pada Sagara, menanti jawaban pria itu.
Anehnya, walau Sagara tidak pernah menerima pernyataan cinta Olin, tapi pria itu juga tidak pernah mencoba menjelaskan pada setiap orang yang bertanya apakah Olin adalah kekasihnya.
"Apa tidak ada lagi yang perlu ditanyakan seputar pertandingan? Kalau tidak ada, kami mohon undur diri," ucap Sagara tegas. Sedikitpun tidak ingin membahas masalah yang ditanya oleh sang reporter.
Kehebohan itu akhirnya selesai. Kelima anak itu memilih untuk pergi menjauh dari hiruk-pikuk, menuju tempat favorit mereka di sekolah itu. Taman belakang perpustakaan.
"Kak Saga keren, aku bangga sama Kakak," ucap Olin dengan riang.
"Berisik!" bentak Sagara yang sedang membalas pesan ibunya agar pulang bersama Olin.
"Olin cantik, Kak Boby memang gak keren?" Boby ingin meminta pengakuan dari Olin.
"Kak Boby juga keren, kak Fajar juga, tapi tetap Kak Saga yang paling kereeeen," jawabnya sembari tertawa renyah, memperlihatkan deretan gigi putihnya.
***
"Makasih ya, Kak udah mengantar ku pulang," ucap Olin menyerahkan helmnya pada Sagara sesaat setelah turun dari motor sport berwarna merah milik Sagara.
"Dasar, Oon. Siapa yang ngantar lo pulang, ini rumah gue!" Sagara pun ngeloyor masuk ke dalam rumah, meninggalkan Olin yang cengengesan lagi.
"Oh iya ya," sahutnya yang masih bisa didengar oleh Sagara.
Kedatangan Olin ke rumahnya membuat dunia Sagara yang awalnya sangat tenang berakhir seketika, berubah menjadi huru-hara yang tidak pernah berhenti. Dunianya seketika jungkir balik setelah kedua orang tuanya memberi perintah dengan tegas bahwa Sagara harus menjaga Olin dan jangan pernah menyakiti gadis itu.
Saga paham dan sangat mengerti arti Olin bagi keluarga mereka. Kedua orang tua Olin adalah dua orang yang berarti buatnya. Ibu Olin menjaga dan menyayangi nya sejak lahir, dan papa nya, seperti kata Bintang, ayah Sagara, sudah menyelamatkan hidup nya dari maut. Sewajarnya saat ini peran Darren menjaga Olin menjadi tanggung jawabnya.
"Siang Tante, lagi masak apa," sapa Olin mencium pipi Bee yang sedang mengaduk adonan kue.
"Si cantik, udah pulang? Ganti baju sana, terus makan. Tante udah masakin makanan kesukaan kamu," jawab Bee dengan lembut.
Selesai makan siang, yang hanya ada Olin dan si kembar Siena dan Siera yang juga baru pulang sekolah. "Memangnya kak Saga kemana, Ma?" tanya Siera yang paling belakang menyendok nasi.
"Ada janji sama Papa, mereka mau belanja," jawab Bee membelai rambut putri sulungnya itu.
"Kak Olin, gimana pertandingan Kak Saga tadi?" timpal Siena sembari menyendok masuk nasi ke dalam mulutnya.
"Seperti biasa, kakak kalian memang kerena. Sekolah kita memang, dong," jawab Olin tersenyum.
"Nanti, kami juga mau sekolah di sana, ah. Cowoknya cakep-cakep pasti ya, Kak?" sambar Siera cepat ikut masuk dalam pembicaraan itu.
Ketiganya kemudian terlibat dalam percakapan seru. Random, mulai dari cowok keren di sekolah Olin, sampai merambah ke Drakor yang akan mereka jadwalkan untuk ditonton nanti malam, karena besok libur sekolah.
"Tante, aku mau ke rumah Naya, ya. Mau main," ucap Olin yang merasa bosan. Si kembar lagi main sama teman-temannya di rumah tetangga, jadi Olin merasa kesepian.
"Iya, sayang, hati-hati, ya," jawab Bee yang kembali menyiapkan bahan kue berikut nya.
***
"Mau apa lo kemari?" tanya Naya ketika membuka pintu rumahnya. Rumah sebesar itu hanya ada dirinya dan pembantu. Orang tuanya jarang di rumah, sementara dia yang anak tunggal tidak suka bergaul hingga terus menyendiri di rumah.
"Mau main, bosan di rumah," sahut Olin masuk melewati tubuh Naya, padahal gadis itu belum mempersilakan masuk.
Tidak ada jawaban, hanya senyum yang diberikan Olin seperti biasa. Naya menutup pintu, lalu bergerak naik ke lantai dua menuju kamarnya.
Sudah biasa, jadi Naya malas untuk berdebat. Walau berulang kali Naya sudah menunjukkan sikap tertutup dan antipatinya terhadap Olin, tetapi gadis itu tetap saja menyodorkan dirinya kepada Naya, dan menganggap Naya adalah teman terbaiknya.
Olin ikut naik ke atas, itu juga sudah biasa jadi Naya tidak terlalu merasa terganggu. Tanpa permisi Olin sudah melemparkan tubuhnya ke atas ranjang Naya yang empuk. Hal yang biasa dia lakukan setiap berkunjung ke kamar gadis itu.
"Lo tunggu di sini dulu, gue mau boker, perut gue sakit!" Naya yang bergegas masuk ke dalam kamar mandi.
Olin menarik bantal hendak dia pakai sebagai penyanggah kepalanya, tanpa sengaja Olin melihat sebuah diary di bawah bantal tadi, yang mungkin di gunakan oleh Naya.
Buku harian itu terbuka dan dengan jelas Olin bisa membaca setiap goresan pena yang ditorehkan oleh Naya tentang perasaannya kepada Sagara.
Olin semakin penasaran dan membaca buku itu, sampai tidak sadar Naya sudah keluar dari kamar mandi, dan mendapati Olin yang serius membaca buku hariannya.
"Olin, apa yang Lo lakuin?"
"Nay, aku... ini... Diary kamu," jawab Olin terbata.
Wajah Naya yang sudah merah padam, segera menarik tangan Olin dengan paksa. Menarik dengan kasar, membawa gadis itu turun lalu setelah membuka pintu mendorong tubuh Olin ke luar.
"Gue gak akan pernah maafin Lo, Olin!"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 58 Episodes
Comments
Neng Ati
Naya marah Krn ketauan dia suka sama Sagara,pasti Olin merasa bersalah
2023-04-06
0