Jiang Kaili anak satu-satunya dari pasangan Jiang yang tinggal di desa Jiang distrik Chengdu provisi Chengsi namun statusnya berubah setelah ayahnya meninggal di hutan karena di seruduk oleh babi hutan ketika mencari buruan, ibunya yang sakit-sakitan pun tidak mampu menahan berita buruk itu dan menyusul suaminya tak berapa lama kemudian.
Meninggalkan Jiang Kaili seorang diri yang masih berusia 15 tahun, beruntung ia memiliki paman yang berjabat sebagai seorang kepala desa di desa Jiang sehingga ia tidak dibully atau diperlakukan semena-mena oleh warga atau laki-laki belang yang ada di desa tersebut.
Namun kehilangan payung kenyamanan membuat Jiang Kaili harus berusaha mandiri dan bekerja untuk menghidupi hidup sendiri, ia tidak mungkin terus berharap pada pamannya yang juga memiliki keluarga.
Kehidupannya baik-baik saja sebelum Xia Zhiqing, seorang pelajar muda mendorongnya ke sungai agar di tolong oleh Lui Zheng, seorang laki-laki pemalas yang suka mencari masalah.
Jiang Kaili tidak tau semua itu dan akhirnya terpaksa menikahi Lui Zheng karena telah berpelukan ketika laki-laki itu menyelamatkannya dari tenggelam. Pernikahan tersebut tentu saja tidak bahagia, menikahi laki-laki malas yang kerjanya berjudi malah menambah beban hidup Jiang Kaili.
Situasi tersebut berjalan hingga Jiang Kaili mempunyai dua anak dan begitu kelelahan hingga ia mati karena kekurangan nutrisi dan istirahat. Wanita itu harus bangun pagi dan bekerja keras menghidupi kedua anak dan suaminya yang malas hingga tidak bisa tidur dengan nyenyak dan normal hingga akhirnya tubuhnya menyerah.
"Kenapa aku tidak mati?".
Jiwa Jiang Kaili melayang ke sebuah rumah beton yang mewah pada tahun 1990-an dan melihat Xia Zhiqing, seorang pelajar muda yang pergi bekerja massal di desanya.
Pada tahun 1965 negara mengalami krisis pangan dan moneter hingga pemerintah memutuskan untuk mengirim paksa pelajar untuk membantu petani dalam berladang ataupun pekerjaan lainnya.
Kebanyakan dari mereka adalah para pelajar dari berbagai kota yang dikelompokkan lalu dikirim ke desa-desa.
Xia Zhiqing menjadi salah satunya yang baru datang ke desa Jiang pada tahun 1980, satu tahun sebelum ujian nasional kembali dibuka.
Jiang Kaili melihat wanita yang berumur hampir 30 tahun itu menulis diary menceritakan sebuah kisah yang akhirnya membuat nasibnya menjadi tragis dan malang.
Sebenarnya Xia Zhiqing lah yang seharusnya jatuh ke sungai dan ditolong oleh si brengsek Lui namun karena wanita itu berasal dari kota ia memandang remeh laki-laki desa di sana termasuk Shen Jianggou yang kini menjadi suaminya.
Ketika ujian nasional kembali dibuka, ia mengikuti ujian dan lulus hingga akhirnya dapat berkuliah di ibukota dan bertemu dengan seorang laki-laki yang akhirnya ia nikahi namun laki-laki itu adalah pria playboy yang sudah menikah dan bahkan memiliki seorang kekasih. Tidak hanya itu, ia juga laki-laki yang tidak bertanggung jawab hingga Xia Zhiqing harus mencari nafkah sendiri.
Ketika sedang bekerja ia mendengar kabar bahwa Shen Jianggou telah sukses dengan membuka usaha pakaian hingga memiliki cabang di kota tempat tinggalnya.
Merasa lelah dengan semua ini Xia Zhiqing menyesal dan berharap jika ia terlahir kembali maka ia mau menerima lamaran dari laki-laki yang bernama Shen Jianggou itu.
"Aku terlahir kembali?"
Siapa sangka bahwa keinginannya terkabul, ia kembali ke usia 17 tahun sebelum semua penyesalannya terjadi. Kali ini Xia Zhiqing akan mendekati dan menerima lamaran dari Shen Jianggou namun ia teringat bahwa istri laki-laki itu di kehidupan pertama adalah Jiang Kaili, keponakan dari kepala desa tempat ia bekerja.
Sebab itulah ia memanipulasi informasi agar Jiang Kaili pergi ke sungai dan mendorong gadis itu ke dalam agar meninggal atau mungkin diselamatkan oleh Lui Zhen seperti yang terjadi pada Xia Zhiqing di kehidupan pertamanya.
Jiang Kaili yang membaca diary itu sungguh tidak percaya bahwa nasib sialnya karena pemikiran konyol bahwa ia akan menjadi penghalang dari ambisi Xia Zhiqing yang ingin hidup kaya dengan laki-laki yang bernama Shen Jianggou hanya karena ia pernah menikah dengan laki-laki itu.
Jiang Kaili yang tidak rela dan tidak mau menerima nasibnya menjadi kalap dan ingin membunuh Xia Zhiqing, pelaku yang telah merusak kehidupannya namun ia hanya jiwa malang yang tidak bisa berbuat apa-apa hingga sistem mendengar teriakan penuh kebencian dan memberikan kontrak dengan imbalan jiwanya sendiri jika ia ingin dendamnya dibalas kan.
Jiang Kaili yang dipenuhi oleh rasa dendam pun setuju dan disinilah Naomi berada.
"Jangan khawatir, aku akan membalaskan dendam dan membuat impian Xia Zhiqing hanya angan-angan saja".
"Status".
Nama : Naomi Ellison
Kekuatan mental : 120
Poin : 0
Merit : 0
Skill: Pharmacist (level rendah), seni (level menengah), memasak (level menengah), beladiri (level rendah), hacking (level tinggi).
Naomi menghela napas panjang, poin dan merit yang telah ia kumpulkan habis untuk mencoba memutuskan koneksi antara sistem yang mengikat jiwanya dengan sistem pusat. Poin akan diberikan setelah menyelesaikan misi dan dapat digunakan untuk membeli sesuatu yang ada di kolom store sedangkan merit adalah nilai kebaikan yang sang petualang lakukan selama berada di suatu dunia. Merit sangat berpengaruh akan keberuntungan, semakin banyak merit maka akan semakin beruntung sang petualang itu, misalnya ketika jiwa mereka bertransisi pada waktu yang tepat, tidak cepat dan tidak lambat.
Naomi merasa lapar dan pergi ke dapur lalu membuka tutup saja, hanya roti gandum dingin pemberian pamannya ketika sang pemilik tubuh sedang sakit panas.
Naomi lalu memeriksa bahan-bahan makanan lalu membuat makan siang seadanya menggunakan nasi, garam dan minyak karena tidak memiliki apapun yang dapat dijadikan lauk pauk.
"Aku ingin berburu". Naomi tau bahwa tidak jauh dari desa terdapat sebuah hutan gunung yang memiliki banyak hewan di dalamnya karena jarang tersentuh tangan manusia.
Ia tidak ingin bekerja di sawah karena pekerjaannya yang berat serta memiliki poin kerja yang sedikit, berkat pekerjaan itu tubuh sang pemilik menjadi sawo matang dengan kulit kering dan rambut pirang tidak bernutrisi.
Naomi mengambil parang tajam lalu keluar dari rumahnya menuju hutan, ia harus menjaga kesehatan dan mulai mempersiapkan diri untuk menyambut ujian nasional yang kembali dibuka satu tahun kemudian.
"Kaili, apa kau sudah sehat?".
Seorang ibu berambut ikal yang telah ia sanggul berpapasan dengan Naomi dan bertanya heran.
"Aku suka sehat bibi Li".
"Kau mau kemana membawa parang seperti itu?". Bibi Li heran melihat parang tajam di tangan Naomi.
"Aku ingin mencari telur atau ayam hutan bibi Li, di rumah tidak ada bahan apapun yang bisa dijadikan lauk-pauk".
Bibi Li terkejut. "Itu sangat bahaya, apa kau tidak tau bahwa di hutan banyak hewan buas!!".
"Aku tidak akan masuk ke dalam hutan bibi Li, hanya di pinggiran saja. Sudah ya bibi Li, aku pergi dulu".
Bibi Li masih ingin membuka mulutnya untuk menahan Naomi namun langkah gadis itu begitu cepat hingga ia belum sempat berkata apapun dan hanya bisa menghela napas pasrah.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 27 Episodes
Comments