Aku Si Perawan Tua

Aku Si Perawan Tua

Bab. 1 Rere

Hari yang sangat melelahkan seperti biasa untuk seorang wanita seperti Rere, dia wanita yang matang berusia 32 tahun. Meskipun usia sudah cukup untuk menikah tetapi status masih single. Meski teman seusia dia sudah menikah dan memiliki anak tapi untuk Rere sendiri dia lebih nyaman dengan kesendirian.

Dia bekerja di salah satu Bank Terkemuka di negeri ini, dia memiliki jabatan yang cukup di perhitungkan. ya Rere memiliki jabatan Manger di bagian Operasional. Dia juga sudah menyelesaikan pendidikan di jenjang PHD di universitas ternama di jakarta. jika di lihat usia di termasuk wanita yang cepat untuk mencapai karir saat itu.

Rere wanita yang cerdas dan untuk pekerjaan dia termasuk wanita karir yang sukses meski begitu Rere termasuk wanita yang sangat mandiri sejak masih sekolah dan terbawa sampai sekarang. terbukti meski sibuk Rere menyempatkan diri memasak, menyuci bahkan menyetrika pakaian kerja nya sendiri lalu menyapu dan megepel rumah tentu saja dengan jadwal yang dia buat setiap hari.

Rere sudah terbiasa berhemat, ya menurut Rere daripada mengeluarkan uang untuk ini itu lebih baik dia kerjakan sendiri. toh jaman sudah sangat modern. mencuci sudah ada mesin tersendiri. memasak pun sudah tidak repot seperti jaman ibu nya dulu yang harus memakai kayu atau pun kompor minyak. sekarang sudah menggunakan kompor gas atau pun listrik dan untuk menyapu dan mengepel sudah ada alat yang menurut Rere sangat simple dan mudah di kerjakan sendiri. untuk apa dia membuang uang hanya untuk menyewa orang membantu pekerjaan rumah yang masih bisa di kerjakan.

Pagi ini seperti biasa sebelum bangun dari tempat tidur saat adzan subuh berkumandang, Rere sebelum mandi dan sholat subuh terlebih dahulu memikirkan apa yang akan dia lakukan hari ini. dan hal penting apa yang harus dia kerjakan. dengan posisi lutut yang di tekuk dan tangan mengeratkan ke kaki dan dagu nya yang menyentuh lutut, Rere diam diatas tempat tidur nya sambil berpikir banyak hal, itulah rutinitas Rere setelah bangun tidur.

Setelah 5 Menit dia bangun dari tempat tidur dan menuju ke kamar mandi untuk mandi dan berwudhu. Setelah sholat dia menyiapkan Roti bakar dengan selai strawberry dan susu. setelah itu Rere mempersiapkan tas beserta isi yang harus di bawa. sungguh hari yang sangat menyebalkan untuk Rere karena hari ini adalah hari Senin, Hari pertama di bulan Desember.

"oh ya allah kenapa ban kempes" gerutu Rere saat di tempat parkir apartemen nya. ya ini hal yang menyebalkan kedua menurut dia.

"ok deh aku naik kereta aja"

Dan Rere memutuskan untuk menaiki kereta KRL atau busway, dia tidak mau menggunakan transportasi online karena menurut Rere mahal. dan lagi hari masih sangat pagi yang berarti dia bisa menggunakan transportasi biasa. dia menggunakan KRL dengan alasan kantor sangat dekat dengan stasiun kereta api tersebut.

Sampai di kantor, Rere langsung ke pantry disana sebagai rekan kerja juga sudah sampai kantor dan sedang membicarakan tentang libur tahun baru dengan keluarga masing-masing. ada yang berencana pergi dengan pacar, suami, teman nongkrong atau dengan keluarga besar. Rere hanya menyimak rekan kerja mempersiapkan rencana tahun baru sambil menggunakan makeup dan menyiapkan diri untuk bekerja.

"Bu Rere rencana tahun baru mau kemana" tanya Dina salah satu rekan kerja bertanya. dia selalu memanggil nama dengan bu Rere. padahal usia dina 1 tahun di atas Rere dan bekerja lebih dulu di bandingkan rere, hal itu di lakukan karena Rere memiliki jabatan di atas nya. padahal Rere sudah melarang dia menyebut seperti itu, dia meminta memanggil seperti itu jika sedang meeting atau saat atasan lebih tinggi dari Rere bersama mereka. walaupun Rere sahabat baik dina tapi Rere adalah manager di tempat bekerja, begitulah di dunia kerja senior dan junior kadang tidak tahu siapa yang akan naik jabatan lebih dahulu.

"aku ga ke mana-mana din, paling pulang kerumah ibu, mau jenguk ibu" jawab Rere sambil senyum.

Rere tinggal di jakarta dan ibu rere tinggal di salah satu kota penyanggah jakarta jarak nya hanya sekitar 2 jam dari apartemen nya di jakarta.

"oh, emang ga ada niat hangout sama calon gitu" sambil senyum menanyakan hal yang sudah tahu jawaban nya.

"hhm... ga lah punya calon aja belum" jawab Rere malas.

"kamu emang ga ada niat nyari dan buka hati ya, jangan sibuk kerja terus, waktu semakin hari semakin membuat usia kita bertambah. karir penting tapi berumah tangga juga penting, sorry bukan mau menggurui tapi kita juga butuh seseorang untuk melengkapi hari kita yang kadang rumit, dan saat kita tua kita butuh anak dan cucu untuk menghibur kita" nasehat dina ke Rere. sedang yang di nasehati hanya diam.

"jangan sampe saat tua nanti sendiri, saya ga tahu kesedihan apa yang membuat bu Rere tetap memutuskan sendiri, padahal kamu cantik, putih secara fisik ya termasuk pengikat para pria untuk deket, dan secara karir dan pendidikan juga lumayan malah wow, dan bu Rere termasuk wanita cerdas, pasti banyak yang ingin dekat" tambah Rere

'please deh panggil Rere aja dan jangan terlalu formal ke gw kalo lagi berdua gini, risih dengar nya" jawab Rere "tapi gw ucapin makasih nasihat lu nyentuh ke hati gw" lanjut nya.

"hahaha,,, lah kan bu Rere atasan saya dan ini tempat kerja" sahut dina.

"Apa bu Rere mau saya kenalin sama temen suami saya atau temen kuliah saya dulu, ada yang masih single" tambah nya.

"hhhmm... ga deh gw mau nyari sendiri belahan jiwa gw, meski ga tahu dia di mana tapi gw percaya suatu saat nanti gw bakal ketemu dia, dan kesendirian ku itu bukan karena trauma karena mengalami kesedihan tentang cinta atau karena gw fokus kerja tapi karena belum ketemu aja sama belahan jiwa gw" jelas Rere.

"ok deh gw berdoa semoga bu Rere menemukan pria yang tepat dan di waktu yang tepat" doa Rere terdengar tulus.

"Terima Kasih ya Rere. gw udah selesai makeup, gw mau ke ruangan gw dulu ya" Rere ijin ke dina.

"ok nanti istirahat mau keluar atau makan di pantry? " tanya dina

"aku bawa bekal, jadi aku makan siang di pantry aja" jawab Rere sambil senyum dan dina menggeleng kepala sambil tersenyum, dina tahu sahabat nya itu sangat hemat dan me-manage sekali keuangan nya karena itu menurut dia wajar selain bekerja di bank Rere juga memiliki butik pakaian dan hijab dan outlet nya juga memiliki cabang di beberapa kota.

Menurut Rere pembicaraan tentang pernikahan dengan dina sahabat nya tadi adalah hal yang menyebalkan ketiga di hari ini menurut dia. pertanyaan soal penikahan dan kapan dia menikah adalah pertanyaan yang melelahkan menurut dia, karena dia sendiri tidak tahu jawaban nya itu adalah rahasia Tuhan dan jawaban nya hanya Tuhan yang tahu bukan diri nya sebagai manusia.

Jika mereka tahu Rere pun sedih tentang hal itu padahal menurut nya dia sudah berusaha, dekat dengan rekan kerja pria bahkan nasabah yang mendekati dia pun dia terbuka meski dengan jarak. karena dia ingin tahu karakter pria yang mendekati nya, bukan karena dia pemilih atau merasa sok cantik dan memiliki karir dan pendidikan yang tinggi. tapi untuk masalah pernikahan memang Rere sangat serius dia tidak ingin mempermainkan suatu hubungan sakral pernikahan dan dia ingin menikah sekali seumur hidup menghabiskan sisa hidup dengan belahan jiwa dan tidak ingin ada perceraian. mungkin ini yang membuat Rere sangat selektif terhadap pria yang ingin memasuki hidup nya.

Selektif menurut dia bukan pemilih, ntahlah Rere memang sedikit rumit dalam cara pikir.

Jam sudah menunjukan 12 siang dan dia segera ke pantry untuk makan siang, sholat dan tidur sejenak di mushola kantor. walaupun 15 menit cukup menurut dia dan ada beberapa rekan kerja yang juga melakukan hal yang sama. saat dia sedang memejamkan mata, suara hp berbunyi ada pesan di aplikasi hijau masuk. ada nomor baru yang mengirimkan pesan. sebenarnya malas membuka pesan kalo lagi istirahat seperti ini tapi dia membuka dan membaca juga.

(selamat siang Bu Rere saya Riki dari PT Erlangga Nusantata Corporation, besok pukul 10 pagi, saya mengundang ke perusahaan kami, saya mendapatkan email proposal materi produk bank yang bu Rere kirim dan Atasan saya tertarik mempelajari materi yang kami Terima dan ingin pihak bank mempersentasi secara langsung, saya tunggu konfirmasi dari bu Rere dan Terima Kasih)

"hah... ya allah" bola mata nya membesar menatap layar hp itu lalu berdiri dari posisi duduk.

(baik Pak saya akan persiapkan materi program dan produk bank yang akan saya bawakan besok dan Terima Kasih kembali). tanpa basa basi Rere menjawab pesan itu

"Bagaimana apa dia membalas pesan mu" tanya seorang pria yang duduk di meja kebesaran dengan menatap ke assisten yang sekaligus orang kepercayaan nya itu.

"Rere akan datang besok dia sudah membalas pesan ku" jawab Riki

"Bagus, kosongkan schedule ku besok aku mau ikut meeting saat dia mempersentasikan materi yang akan dia bawa" tegas nya dengan tersenyum yang sulit untuk di pahami.

"Baik lah Bos aku mau balik ke ruangan ku dulu, jika ada hal lain bisa hubungi saya kembali" pamit Riki ke atasan sekaligus sahabat itu.

...****************...

Sementara Rere menghubungi Dina memberitahu pesan yang dia terima yang membuat tersenyum lebar. bagaimana tidak tersenyum dia sangat bahagia bisa di undang untuk mempersentasikan produk dari bank di mana dia bekerja. dia sangat berharap perusahaan besar yang ada di negara itu mempercayai untuk menaruh banyak dana untuk operasinya perusahaan tersebut ke bank tempatnya bekerja. Jika itu terjadi pasti big bos yang selalu mempush dia perihal target akhir bulan sekaligus akhir tahun ini pasti akan tersenyum lebar. dia juga berharap salary payment perusahaan tersebut juga menggunakan jasa bank dia bekerja.

"ya Allah permudahkan lah urusan ku besok" begitulah doa Rere sebelum meninggalkan mushola yang ada di pantry, dia lihat jam dilengan sudah waktu nya untuk kembali bekerja. Dia bergegas keruangan kerjanya dan menatap komputer lalu menelpon Dina dan Rendi untuk datang segera. beberapa menit kemudia yang di tunggu pun datang. Mereka membahas materi yang akan di jelaskan besok dan apa saja yang dibutuhkan kan juga mereka siapkan. cukup lama sampai tidak terasa sudah 4 jam mereka di ruangan Rere dengan sesekali mereka menghubungi bagian development untuk mempersiapkan gift dan brosur yang di butuhkan besok.Dan tepat pukul 5 sore waktu untuk pulang dan di rasa sudah cukup persiapan untuk besok lalu Rere memutuskan untuk mengakhiri meeting.

"Bu Reni besok ke PT Erlangga nya jam berapa? " tanya Rendi setelah selesai merapihkan berkas materi.

" tadi pak Riki mengirim pesan ke saya kita di tunggu pukul 10 pagi. jadi sebelum waktu yang diminta kita sudah sampe sana" sahut Rere

"ok deh bu Reni kita pulang dulu semoga besok dapat hasil maksimal, dan bu Ren ikut juga kan" sambung Dina.

"ya dong Din" sambil tersenyum "semangat ya untuk kalian besok" ujar nya lagi.

Karena hari ini mobil nya kempes ban jadi dia pulang naik kereta kembali padahal Dina dan Rendi menawari pulang bersama mereka tapi Rere menolak dengan alasan ingin jalan kaki sambil olahraga karena memang dia tidak ada waktu untuk menyempatkan diri hanya untuk ke tempat gym atau lari kecil saat weekend.

"hhhmm... Kira-kira mobil ku udah ready belum ya" gerutu rere, dia ingin saat besok ke perusahaan Erlangga membawa mobil nya sendiri, dia malas menggunakan mobil perusahaan dia lebih suka menggunakan mobil pribadi. dia kurang nyaman jika harus diantar menggunakan sopir. dan setelah dia menghubungi bengkel yang membantu memperbaiki dan sudah mendapatkan info jika mobil nya sudah ready dia meminta di antarkan ke apartemen nya dan dia sudah membayar melalui m-banking. setiap ada masalah dengan mobil kesayangan nya Rere selalu menghubungi bengkel langganan karena pemilik nya adalah sahabat Rere saat kecil. dan semua pekerja bengkel tersebut sudah mengenal Rere. karena sesekali Rere diajak oleh sahabat nya ke bengkel miliknya itu.

Flasback

Nama Pemilik Bengkel itu adalah Geri sahabat dia saat masih kecil dan sempat lost komunikasi saat Rere pindah, sebelum ayah Rere meninggal. Rere pernah menempati salah satu kota di Jawa Tengah, itu saat ayah nya masih hidup dan bekerja di sana sebagai pengurus salah satu angkutan bus antar propinsi di kota itu tapi saat ayah nya sakit parah, Rere dan keluarga memutuskan pulang ke kota kelahiran ibu dan ayah di salah satu kota di Jawa Barat. sudah sejak lama Geri dan Rere tanpa komunikasi karena di jaman Rere kecil hingga remaja aplikasi pertemanan di Sosial media belum ada. pertama kali ada aplikasi pertemanan online itu seingat Rere saat usia 19 tahun wajar saja kalo mereka hilang kontak. sambil tersenyum Rere mengingat Geri sahabat nya itu.

Awal pertemuan kembali dengan Geri saat itu Rere masih kerja di kantor cabang saat diri berusia 22 tahun dan masih bekerja sebagai customer service. Dan saat itu Geri sedang mengurus kartu debit yang tertelan di ATM. di sana awal dia bertemu dengan sahabat nya Geri.

Rere tidak menyangka sahabat nya itu masih mengenali Rere padahal waktu sudah berjalan lebih dari 8 tahun. menurut Geri tidak ada yang berubah dari Rere dari dulu Rere memang berwajah imut dan cantik juga putih. terlebih saat dia berbincang mengenai kota masa kecil nya itu saat Rere membantu Geri menangani kendala nya. dia melihat nama yang tertera di form dan identitas yang Geri bawa, sejak pertemuan itu Geri meminta no hp dan akun sosial media rere. saat melihat sosial media Geri membuka galeri photo yang di unggah Rere. di sana ada salah satu photo yang di unggah Rere saat usia nya 8 tahun lalu Geri membuat komentar "Hai sahabat cantik ku, akhir nya kita bertemu lagi"

Jika mengingat itu Rere tersenyum dan berpikir betapa cepat nya waktu berlalu dari saat dia kecil lalu berpindah dari kota masa kecil ke kota yang di tempati keluarga saat ini lalu menyelesaikan sekolah tingkat Atas lalu bekerja sambil kuliah dan dari hasil bekerja di salah satu minimarket terbesar dia mampu menyelesaikan gelar strata satu nya.

Flasback selesai

Tanpa terasa dia sudah sampai di stasiun tujuan dan kemudian dia melangkah kaki nya ke apartemen dia dan di sana sudah ada Geri di Lobi depan dengan mobil Rere yang sudah selesai di perbaiki.

Geri tersenyum ke Rere dengan senyum yang selalu sama selama 10 tahun setelah pertemuan kedua nya yaitu senyum yang hangat dan manis.

Terpopuler

Comments

Oh Dewi

Oh Dewi

Mampir ah...
Sekalian rekomen buat yang kesusahan nyari novel yang seru dan bagus, mending coba baca yang judulnya Caraku Menemukanmu

2023-07-23

1

𝗠𝗮𝗹𝘃𝗶

𝗠𝗮𝗹𝘃𝗶

Diliat dari cover sm judulnya kayaknya menarik, jadi mulai baca dehh! Semangatt thor

2023-04-13

0

lihat semua
Episodes
1 Bab. 1 Rere
2 Bab. 2 Numpang Makan
3 Bab. 3 Ayah Rere Kangen
4 Bab. 4 Cinta Pertama
5 Bab. 5 Lelah
6 Bab. 6 Mawar
7 Bab. 7 Kesedihan Aditya
8 Bab. 8 Cemburu
9 Bab. 9 Berjuang
10 Bab. 10 Rahasia Besar Aditya
11 Bab. 11 Drama Di Hari Minggu
12 Bab. 12 Menyesal
13 Bab. 13 Gosip
14 Bab. 14 Diner
15 Bab. 15 Kunjungan mendadak
16 Bab. 16 Bertemu Papi Aries
17 Bab. 17 Menua Bersama
18 Bab. 18 Makan Siang
19 Bab. 19 Amarah Aditya
20 Bab. 20 Hancur
21 Bab. 21 Sisilia Renata
22 Bab. 22 Tanggung Jawab
23 Bab. 23 Trauma
24 Bab. 24 Berita Viral
25 Bab. 25 Menolak
26 Bab. 26 Masalah Baru
27 Bab. 27 Kekasih Masa Lalu
28 Bab. 28 Diah Ayu Erlangga
29 Bab. 29 Fakta Yang Terungkap
30 Bab. 30 Saling Menguatkan
31 Bab. 31 Menjenguk
32 Bab. 32 Bertemu
33 Bab. 33 Kesedihan
34 Bab. 34 Curahan Hati Renia
35 Bab. 35 Pengkhianatan
36 Bab. 36 Wanita Rubah
37 Bab. 37 Rumit
38 Bab. 38 Ikhlas
39 Bab. 39 Pindah
40 Bab. 40 Pertemuan
41 Bab. 41 Tangisan Renia
42 Bab. 42 Mengunjungi Geri
43 Bab. 43 Memeluk
44 Bab. 44 Panik
45 Bab. 45 Berdamai
46 Bab. 46 Tamparan
47 Bab. 47 Jangan Pergi
48 Bab. 48 Bahagia
49 Bab. 49 Kemana Papi
50 Bab. 50 Melihat Papi Hans
51 Bab. 51 Wanita Lain
52 Bab. 52 Minta Petunjuk
53 Bab. 53 Sendu
54 Bab. 54 Dua Pilihan
55 Bab. 55 Siapa Wanita itu
56 Bab. 56 Kacau
57 Bab. 57 Sadarkan Diri
58 Bab. 58 Rencana Gagal
59 Bab. 59 Seperti Ayah
60 Bab. 60 Menemui Geri
61 Bab. 61 Menahan Marah
62 Bab. 62 Pengakuan Mengejutkan Aditya
63 Bab. 63 Cerita Masa Lalu
64 Bab. 64 Menutupi Kehamilan
65 Bab. 65 Pilih Siapa
66 Bab. 66 Mantan
67 Bab. 67 Ria Pergi
68 Bab. 68 Apa Hubungannya
69 Bab. 69 Sayang
70 Bab. 70 Aditya Pulang
71 Bab. 71 Sedih Ayu
72 Bab. 72 Kita Keluarga
73 Bab. 73 Rumah Mewah
74 Bab. 74 Kerjasama
75 Bab. 75 Senja
76 Bab. 76 Keputusan Tya
77 Bab. 77 Panggilan Telepon
78 Bab. 78 Perjanjian
79 Bab. 79 Jangan Halangi
80 Bab. 80 Menjemput
81 Bab. 81 Perkataan yang Menyakitkan
82 Bab. 82 Curiga
83 Bab. 83 Perdebatan
84 Bab. 84 Rahasia
85 Bab. 85 Kesal
86 Bab. 86 Isi Hati Cantika
87 Bab. 87 Mendukung Cantika
88 Bab. 88 Curiga dan Ragu
89 Bab. 89 Julukan Perawan Tua
90 Bab. 90 Mencari Tahu
91 Bab. 91 Zayn
92 Bab. 92 Sisilia Dan Aditya Panik
93 Bab. 93 Bertanya
94 Bab. 94 Mendiamkan
95 Bab. 95 Membujuk
96 Bab. 96 Takut Kehilangan
97 Bab. 97 Tidur
98 Bab. 98 Mimpi Buruk
99 Bab. 99 Malam Indah
100 Bab. 100 Luka Sisillia
101 Bab. 101 Desakan Menikah
102 Bab. 102 Saling Mengenal Kembali
103 Bab. 103 Halaman Kisah Aditya
104 Bab. 104 Kisah Kelam Aditya
105 Bab. 105 Menjenguk Ria
106 Bab. 106 Bertemu Di Cafe
107 Bab. 107 Hancurnya Perasaan Geri
108 Bab.108 Merasa Bersalah
109 Bab. 109 Sisillia Setuju
110 Bab. 110 Rasa Sakit
111 Bab. 111 Hari Pertama Setelah Cuti
112 Bab. 112 Kesedihan Untuk Renia
113 Bab. 113 Renia Di Usir
114 Bab. 114 Kekecewaan
115 Bab. 115 Semua Panik
116 Bab. 116 Janji Renia Untuk Aditya
117 Bab. 117 Rahasia Hans Terbongkar
118 Bab. 118 Memgikuti Hans
119 Bab. 119 Mencari Tahu
120 Bab. 120 Rencana Pergi
121 Bab. 121 Kebohongan Aditya Terungkap
122 Bab. 122 Memendam Rindu
123 123 Ayu Kecewa
124 Bab. 124 Berhentilah Bertemu Geri
125 Bab 125. Hans Marah
126 Bab. 126 Perdebatan Rere Dan Geri
127 Bab. 127 Terbongkar Semuanya
128 Bab. 128 Aditya Panik
129 Bab. 129 Hati Renia Hancur
130 Bab. 130 Ayu Mengetahui Semua
131 Bab. 131 Kepanikan Keluarga Erlangga
132 Bab. 132 Kesedihan Renia dan Ayu
133 Bab. 133 Keributan Riki dan Hans
134 Bab. 134 Salah Mencintai
135 Bab. 135 Hans Mengancam
136 Bab. 136 Penuh Kesedihan
137 Bab. 137 Fitnah
138 Bab. 138 Rencana Sisillia
139 Bab. 139 Aries Meminta Maaf
140 Bab. 140 Berita Menyakitkan
141 Bab. 141 Cobaan
142 Bab. 142 Membatalkan Lamaran
143 Bab. 143 Menemani Zayn
144 Bab. 144 Semua Berakhir
145 Bab. 145 Geri Menemui Renia
146 Bab. 146 Renia Sakit.
147 Bab. 147 Ria Panik
148 Bab. 148 Geri Terpukul
149 Bab. 149 Hubungan Riki dan Ayu
150 Bab. 150 Keinginan
151 Bab. 151 Tekat
152 Bab. 152 Harus Kuat
153 Bab 153. Ayu Bertemu Zayn
154 Bab. 154 Perasaan Berat
155 Bab. 155 Rere Sadarkan Diri
156 Bab. 156 Aries Meminta Maaf
157 Bab. 157 Kedatangan Aditya
158 Bab. 158 Hamil
159 Bab. 159 Kemarahan Hans
160 Bab. 160 Kecelakaan
161 Bab. 161 Kabar Duka
162 Bab. 162 Rasa Bersalah
163 Bab. 163 Rumah Duka
164 Bab. 164 Pertemuan Aditya dan Rian
165 Bab. 165 Menemani Renia
166 Bab. 166 Rafli Melamar Tya
167 Bab. 167 Pemakaman Hans
168 Bab. 168 Pengakuan Lisna
169 Bab. 169 Semua Sudah Berakhir
170 Bab. 170 Pemakaman Aries
171 Bab. 171 Kenyataan Pahit
172 Bab. 172 Demi Anak
173 Bab. 173 Tetap Cinta
174 Bab. 174 Takdir Indah
175 Bab. 175 Kesepakatan Keluarga Hans
176 Bab. 176 Keputusan Menikah
177 Bab. 177 Penolakan Zayn
178 Bab. 178 Shalat Istikharah
179 Bab. 179 Menikah
180 Bab. 180 Kesepakatan Bebas
181 Bab. 181 Kebohongan Bryan
182 Bab. 182 Honeymoon
183 Bab. 183 Perasaan Bryan
184 Bab. 184 Kekecewaan Ayu
185 Bab. 185 Suami Sepenuhnya
186 Bab. 186 Menghubungi Aditya
187 Bab. 187 Pernikahan Sisillia
188 Bab. 188 Ijin Bertemu
189 Bab. 189 Pasrah
190 Bab. 190 Merajuk
191 Bab. 191 Kumpul Keluarga
192 Bab. 192 Berbuat Baik
193 Bab. 193 Rencana Jahat Sisillia
194 Bab. 194 Photo
195 195. Renia Bahagia
196 196. Tamat
Episodes

Updated 196 Episodes

1
Bab. 1 Rere
2
Bab. 2 Numpang Makan
3
Bab. 3 Ayah Rere Kangen
4
Bab. 4 Cinta Pertama
5
Bab. 5 Lelah
6
Bab. 6 Mawar
7
Bab. 7 Kesedihan Aditya
8
Bab. 8 Cemburu
9
Bab. 9 Berjuang
10
Bab. 10 Rahasia Besar Aditya
11
Bab. 11 Drama Di Hari Minggu
12
Bab. 12 Menyesal
13
Bab. 13 Gosip
14
Bab. 14 Diner
15
Bab. 15 Kunjungan mendadak
16
Bab. 16 Bertemu Papi Aries
17
Bab. 17 Menua Bersama
18
Bab. 18 Makan Siang
19
Bab. 19 Amarah Aditya
20
Bab. 20 Hancur
21
Bab. 21 Sisilia Renata
22
Bab. 22 Tanggung Jawab
23
Bab. 23 Trauma
24
Bab. 24 Berita Viral
25
Bab. 25 Menolak
26
Bab. 26 Masalah Baru
27
Bab. 27 Kekasih Masa Lalu
28
Bab. 28 Diah Ayu Erlangga
29
Bab. 29 Fakta Yang Terungkap
30
Bab. 30 Saling Menguatkan
31
Bab. 31 Menjenguk
32
Bab. 32 Bertemu
33
Bab. 33 Kesedihan
34
Bab. 34 Curahan Hati Renia
35
Bab. 35 Pengkhianatan
36
Bab. 36 Wanita Rubah
37
Bab. 37 Rumit
38
Bab. 38 Ikhlas
39
Bab. 39 Pindah
40
Bab. 40 Pertemuan
41
Bab. 41 Tangisan Renia
42
Bab. 42 Mengunjungi Geri
43
Bab. 43 Memeluk
44
Bab. 44 Panik
45
Bab. 45 Berdamai
46
Bab. 46 Tamparan
47
Bab. 47 Jangan Pergi
48
Bab. 48 Bahagia
49
Bab. 49 Kemana Papi
50
Bab. 50 Melihat Papi Hans
51
Bab. 51 Wanita Lain
52
Bab. 52 Minta Petunjuk
53
Bab. 53 Sendu
54
Bab. 54 Dua Pilihan
55
Bab. 55 Siapa Wanita itu
56
Bab. 56 Kacau
57
Bab. 57 Sadarkan Diri
58
Bab. 58 Rencana Gagal
59
Bab. 59 Seperti Ayah
60
Bab. 60 Menemui Geri
61
Bab. 61 Menahan Marah
62
Bab. 62 Pengakuan Mengejutkan Aditya
63
Bab. 63 Cerita Masa Lalu
64
Bab. 64 Menutupi Kehamilan
65
Bab. 65 Pilih Siapa
66
Bab. 66 Mantan
67
Bab. 67 Ria Pergi
68
Bab. 68 Apa Hubungannya
69
Bab. 69 Sayang
70
Bab. 70 Aditya Pulang
71
Bab. 71 Sedih Ayu
72
Bab. 72 Kita Keluarga
73
Bab. 73 Rumah Mewah
74
Bab. 74 Kerjasama
75
Bab. 75 Senja
76
Bab. 76 Keputusan Tya
77
Bab. 77 Panggilan Telepon
78
Bab. 78 Perjanjian
79
Bab. 79 Jangan Halangi
80
Bab. 80 Menjemput
81
Bab. 81 Perkataan yang Menyakitkan
82
Bab. 82 Curiga
83
Bab. 83 Perdebatan
84
Bab. 84 Rahasia
85
Bab. 85 Kesal
86
Bab. 86 Isi Hati Cantika
87
Bab. 87 Mendukung Cantika
88
Bab. 88 Curiga dan Ragu
89
Bab. 89 Julukan Perawan Tua
90
Bab. 90 Mencari Tahu
91
Bab. 91 Zayn
92
Bab. 92 Sisilia Dan Aditya Panik
93
Bab. 93 Bertanya
94
Bab. 94 Mendiamkan
95
Bab. 95 Membujuk
96
Bab. 96 Takut Kehilangan
97
Bab. 97 Tidur
98
Bab. 98 Mimpi Buruk
99
Bab. 99 Malam Indah
100
Bab. 100 Luka Sisillia
101
Bab. 101 Desakan Menikah
102
Bab. 102 Saling Mengenal Kembali
103
Bab. 103 Halaman Kisah Aditya
104
Bab. 104 Kisah Kelam Aditya
105
Bab. 105 Menjenguk Ria
106
Bab. 106 Bertemu Di Cafe
107
Bab. 107 Hancurnya Perasaan Geri
108
Bab.108 Merasa Bersalah
109
Bab. 109 Sisillia Setuju
110
Bab. 110 Rasa Sakit
111
Bab. 111 Hari Pertama Setelah Cuti
112
Bab. 112 Kesedihan Untuk Renia
113
Bab. 113 Renia Di Usir
114
Bab. 114 Kekecewaan
115
Bab. 115 Semua Panik
116
Bab. 116 Janji Renia Untuk Aditya
117
Bab. 117 Rahasia Hans Terbongkar
118
Bab. 118 Memgikuti Hans
119
Bab. 119 Mencari Tahu
120
Bab. 120 Rencana Pergi
121
Bab. 121 Kebohongan Aditya Terungkap
122
Bab. 122 Memendam Rindu
123
123 Ayu Kecewa
124
Bab. 124 Berhentilah Bertemu Geri
125
Bab 125. Hans Marah
126
Bab. 126 Perdebatan Rere Dan Geri
127
Bab. 127 Terbongkar Semuanya
128
Bab. 128 Aditya Panik
129
Bab. 129 Hati Renia Hancur
130
Bab. 130 Ayu Mengetahui Semua
131
Bab. 131 Kepanikan Keluarga Erlangga
132
Bab. 132 Kesedihan Renia dan Ayu
133
Bab. 133 Keributan Riki dan Hans
134
Bab. 134 Salah Mencintai
135
Bab. 135 Hans Mengancam
136
Bab. 136 Penuh Kesedihan
137
Bab. 137 Fitnah
138
Bab. 138 Rencana Sisillia
139
Bab. 139 Aries Meminta Maaf
140
Bab. 140 Berita Menyakitkan
141
Bab. 141 Cobaan
142
Bab. 142 Membatalkan Lamaran
143
Bab. 143 Menemani Zayn
144
Bab. 144 Semua Berakhir
145
Bab. 145 Geri Menemui Renia
146
Bab. 146 Renia Sakit.
147
Bab. 147 Ria Panik
148
Bab. 148 Geri Terpukul
149
Bab. 149 Hubungan Riki dan Ayu
150
Bab. 150 Keinginan
151
Bab. 151 Tekat
152
Bab. 152 Harus Kuat
153
Bab 153. Ayu Bertemu Zayn
154
Bab. 154 Perasaan Berat
155
Bab. 155 Rere Sadarkan Diri
156
Bab. 156 Aries Meminta Maaf
157
Bab. 157 Kedatangan Aditya
158
Bab. 158 Hamil
159
Bab. 159 Kemarahan Hans
160
Bab. 160 Kecelakaan
161
Bab. 161 Kabar Duka
162
Bab. 162 Rasa Bersalah
163
Bab. 163 Rumah Duka
164
Bab. 164 Pertemuan Aditya dan Rian
165
Bab. 165 Menemani Renia
166
Bab. 166 Rafli Melamar Tya
167
Bab. 167 Pemakaman Hans
168
Bab. 168 Pengakuan Lisna
169
Bab. 169 Semua Sudah Berakhir
170
Bab. 170 Pemakaman Aries
171
Bab. 171 Kenyataan Pahit
172
Bab. 172 Demi Anak
173
Bab. 173 Tetap Cinta
174
Bab. 174 Takdir Indah
175
Bab. 175 Kesepakatan Keluarga Hans
176
Bab. 176 Keputusan Menikah
177
Bab. 177 Penolakan Zayn
178
Bab. 178 Shalat Istikharah
179
Bab. 179 Menikah
180
Bab. 180 Kesepakatan Bebas
181
Bab. 181 Kebohongan Bryan
182
Bab. 182 Honeymoon
183
Bab. 183 Perasaan Bryan
184
Bab. 184 Kekecewaan Ayu
185
Bab. 185 Suami Sepenuhnya
186
Bab. 186 Menghubungi Aditya
187
Bab. 187 Pernikahan Sisillia
188
Bab. 188 Ijin Bertemu
189
Bab. 189 Pasrah
190
Bab. 190 Merajuk
191
Bab. 191 Kumpul Keluarga
192
Bab. 192 Berbuat Baik
193
Bab. 193 Rencana Jahat Sisillia
194
Bab. 194 Photo
195
195. Renia Bahagia
196
196. Tamat

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!