Bab. 4 Cinta Pertama

Suara adzan menggema di ibukota jakarta, membangunkan Rere yang terbiasa terbangun saat adzan subuh berkumandang. setelah lelah mengenang kesedihan karena kehilangan sang ayah Rere tertidur tepat pukul 12 malam dan bangun adzan subuh, Rere hanya tidur sekitar 4 jam. meski masih mengantuk tapi Rere membuka mata nya dan seperti biasa dia duduk di atas ranjang dan memikirkan apa saja yang akan dia lakukan pagi ini dan persiapan ke perusahan besar Erlangga harus dia optimalkan tanpa menunda waktu dia pun bergegas menuju kamar mandi untuk cuci muka dan ya untuk pagi ini dia absen sholat subuh karena sedang halangan perempuan. untuk mengganti waktu sholat nya Rere menyapu rumah dan mengepel sebentar sambil memasak. setelah selesai dia bergegas untuk mandi dan memakai pakaian yang sebelum nya sudah di persiapkan.

"Bismillah ya ALLAH" doa Rere setelah makan dia berharap hari ini menyenangkan dan apa yang di rencanakan berjalan seperti keinginan nya. setelah selesai dengan drama pagi di rumah. dia bergegas ke parkir di basement apartemen untuk mengambil mobil dan langsung ke kantor untuk bekerja. setelah melakukan check roll menggunakan jari, dia bergegas ke ruangan nya untuk bekerja. karena dia sudah rapi maka dia tidak lagi bergabung dengan dina di pantry untuk makeup. Rere sudah mempersiapkan diri untuk hari ini. sekilas dia mempelajari materi yang akan di jelaskan di Perusahaan Erlangga. Perusahaan yang bergerak di bidang Properti, kontsruksi, dan beberapa perusahaan petambangan juga perkebunan. induk perusahaan Erlangga yang mengundang nya langsung dia tidak menyangka bukan perusahaan cabang atau anak perusahaan nya akan tetapi induk perusahaan nya.

Dan disana ada CEO dari perusahaan tersebut yang terkenal dingin, perfeksionis dan detail walaupun begitu Rere mendengar bangsa Wajah sang CEO itu sangat tampan dan berpostur tinggi dan berkulit putih, begitulah menurut issue yang di dengar Rere sedang Rere tidak pernah melihat bahkan di sosial media pun tidak ada. sangat misterius sekali sosok sang CEO.

Rere memikirkan bagaimana jika persentase nya gagal dan dana tidak bisa masuk ke bank tempat nya bekerja.

"ahhh" keluh Rere merasa pusing pagi ini.

"Bu Rere bagaimana Perseiapan nya" tanya pak Edo Branch manager atasan nya yang langsung turun menanyakan itu.

"Pak Edo selamat pagi" Rere berdiri menyambut atasan di kantor nya itu. "allhamdulilah sudah saya siapkan dan insyaallah sudah matang persiapan nya pak"

"Bu Rere lain kali harus info ke saya, jangan keep sendiri, ini perusahaan sangat besar dan memiliki dana besar" ujar nya sambil menatap tajam ke arah Rere yang menurut nya berjalan sendiri untuk menangani nasabah tanpa info dan arahan nya.

"Baik Pak Edo" jawab Rere singkat

"kamu jangan menyepelekan perusahaan ini, kita harus benar benar matang dalam persiapan materi dan penunjang lain nya" lanjut pak Edo

" Baik Pak" jawab nya kembali.

"saya ingin hasil optimal" tambah pak Edo kembali dengan tatapan tajam seperti ingin menerkam.

"Baik Pak" sahut Rere singkat. dia memang tidak pintar berbicara banyak hanya suka melakukan tindakan langsung.

Setelah pukul 9 pagi setelah Dina dan Rendi berkumpul dan ada penambahan team lagi sebanyak 2 orang yaitu Rina dan Tomi jadi total personil yang akan mengikuti rapat di perusahaan Erlangga sebanyak 5 orang termasuk Rere.

"ok, kita naik ke mobil siapa mau ikut ke mobil gw hayu naik dan siapa mau naik mobil pak Dwi silahkan langsung ke sana" sekarang juga kita langsung berangkat untuk brosur dan peralatan penunjang lainnya sudah di bawa kan ya jangan ada yang tertinggal" ucap Rere antusias.

"ya ok semua bu ayo kita berangkat" ujar Tomi

"ok Tomi" sahut Rere

mobil Rere dan mobil kantor berjalan beriringan. di mobil Rere ada dina Rendi sedangkan di mobil pak Dwi yang bekerja sebagai sopir kantor di sana sudah ada Rina dan Tomi. sesampainya di depan lobby gedung tersebut Rere mengahadap resepsionis untuk menanyakan ruangan pak Riki yang kemarin mengkonfirmasikan perihal undang dari perusahaan tersebut.

"langsung saja bu dari pihak bank kan, dan pak Riki sudah menyuruh ibu ke lantai 29 di tunggu di ruang rapat kerja dan nanti akan di arahkan oleh staff di sana" ujar resepsionis ramah.

"ok baik bu Terima kasih" jawab Rere kepada resepsionis PT Erlangga Nusantara Corporation.

saat hendak menekan tombol lift , hp Rere berbunyi, ada panggilan masuk dari Geri sang sahabat karib yang juga rekan adu mulut nya itu.

"ya assalamu'alaikum Geri, kenapa?" sapa Rere

"udah mulai kerja cantik" tanya Geri yang sangat perhatian.

"ya udah ini aku mau persentase ke perusahaan Erlangga, do'ain ya Geri semoga ada hasil yang maksimal" sambung Rere.

"iya dong beb, gw selalu doa'in lu yang terbaik" seru Geri sambil senyum yang hanya Tuhan yang melihat karena Rere tidak mungkin melihat nya.

"ya udah aku tutup dulu ya, gw doa'in juga hari lu baik dan menyenangkan dan di permudah urusan lu di segala hal" tutup Reni

Dina senyum penuh arti ke sahabat nya itu. "hhhmm... diem diem sebar undangan nih" goda dina.

"apaan sih orang geri, lu tahu geri sahabat masa kecil gw kan" ujar rere.

" Dia belum nikah, emang nunggu bu Rere siap, hayu janga nunggu lama nanti, ada yang nikung loh" goda dina kembali

"Apaan sih lu Dina ga jelas banget" balas Rere dengan tampang sinis nya.

Tanpa terasa pintu lift terbuka dan ada seorang wanita yang siap menyambut dan mengarahkan Rere dan team ke ruangan meeting yang memang sudah di persiapkan oleh mereka.

"selamat Pagi bu Rere dan team, selamat datang di perusahaan kami" sambut assisten Riki yang sudah berdiri di depan meja meeting dan di taman team dari bagian keuangan.

"selamat pagi pak Riki dan Terima Kasih" jawab Rere.

"saya perkenalkan dulu rekan saya pak Riki ada Dina, Rendi, Rina dan Tomi" jelas Rere ramah dengan senyum manis nya yang terlihat wajah nya sangat mungil meski usia nya 32 tahun. mungkin orang menyangka dia vampir karena terlihat seperti usia 20 tahun.

"ok, dan saya Riki Team management Perusahaan Erlangga Nusantara Corporation dan ada pak bram manager akunting, ada Bu Desi manager Finance dan Pak Gunawan dari manager HRD dan yang lain staff keuangan di perusahaan ini" jelas nya kepada Rere dan Rekan kerja nya.

"Bu Rere mohon untuk tunggu sebentar karena pimpinan kami ingin bergabung dengan meeting kita ini. dia ingin melihat materi program yang di milik bank dimana bu Rere bekerja. dia rencana nya ingin mengalihkan salary payment di bank lain karena ada rencana switch fund dan menaruh dana cadangan yang cukup besar untuk operasional proyek 6 bulan kedepan karena kita sedang mempersiapkan proyek baru yang cukup besar " ujar Riki, detail.

"oh baik pak Riki dengan senang hati saya akan menunggu" jawab Rere antusias.

Perlahan pintu ruangan meeting terbuka dan masuk sesorang pria yang sangat tampan seperti pria campuran Indo dan Eropa. rambut berwarna brown legam, mata tajam berwarna hazel, postur tubuh tinggin 185 cm dan kulit putih, keempat team Rere menganga dan mata tajam melihat siapa yang datang. termasuk Rere sendiri.

" Bu Rere perkenalkan ini pak Aditya CEO perusahaan Erlangga" ucap asisten Riki.

Rere tidak menjawab tatapan nya tajam menatap pria yang berdiri gagah di depan nya dengan mata berkaca-kaca dan seperti tidak percaya dengan apa yang dia lihat.

"Bu Rere... Bu Rere" bisik Tomi pelan

"ya... perkenalkan saya Rere dari Bank ***" ucap Rere sambil mengulurkan tangan nya, terlihat jelas tangan Rere gemetar dan dingin.

"saya Aditya Putra Erlangga" jawab sang CEO, sambil menatap tajam Rere dan kedua bola mata dua insan itu saling bertemu. disana terlihat kerinduan, kekecewaan dan kesedihan. ntah ada apa dengan kedua nya itulah yang terpikir di antara orang yang hadir di ruangan itu.

"Maaf" ujar Aditya yang sadar setelah tangan nya di sentuh oleh asisten Riki untuk mengingatkan sang CEO yang jika di hitung mungkin sudah sekitar 5 menit berjabat tangan tanpa dilepas.kemudian Aditya duduk di bangku yang sudah di siapkan khusus untuk bos besar perusahaan itu.

" Baik bu Rere dan rekan rekan sekalian silahkan duduk" ucap Riki sedang sang CEO hanya diam dan masih menatap Rere tajam dengan tatapan yang sulit di artikan. dan yang di tatap seperti salah tingkah dan gugup.

Apakah dia Aditya yang aku kenal dulu

seperti itu hati dan pikiran berkata

Sayang aku merindukan mu. Tatapan mata Aditya mengatakan itu yang seperti nya di mengerti hanya oleh mereka berdua.

"Baik Pak Riki dan pak Aditya kami akan memulai persentase tentang program dan produk yang ada di bank kami" ucap Rere tersenyum manis.

"Baik lah silahkan" jawab sang CEO, masih menatap Rere begitupun dengan Rere. terlihat jelas mata mereka sedang berkomunikasi yang hanya mereka sendiri yang tahu.

"Bu Rere" panggil Dina sambil menyubit lengan atasanya itu dan Rere kembali fokus ke materi yang akan dia bawakan sendiri.

Dengan komputer di operasi kan oleh Rendi untuk mengatur materi yang akan muncul melalui bantuan infokus, sementara Dina, dan Tomi membagikan Brosur materi dan Rina mencatat apa yang di jelaskan dan pertanyaan yang di lontarkan oleh staff PT Erlangga yang hadir di ruangan tersebut.

Dan Tatapan tajam Aditya masih fokus kepada Rere. Aditya sangat serius mendengarkan apa yang di sampaikan oleh Rere dengan sesekali tersenyum manis ke arah Rere. hal itu membuat Rere semakin bergetar hati nya. dia sangat nervous dengan situasi saat ini.

Dan meeting persentase kali ini selesai. dengan harapan PT Erlangga Nusatara Corporation mempercayai dana nya untuk saving ke bank di mana Rere bekerja. setelah selasai asisten Riki menyaran kan untuk makan bersama di ruangan yang sudah di persiapkan dan untuk materi yang di jelaskan akan di pelajari kembali oleh bagian keuangan.

Hadir nya CEO perusahaan tersebut bukan hanya mengagetkan personil bank tapi juga jajaran staff Erlangga sendiri. karena memang pemimpin nya itu untuk apa datang mengikuti meeting yang seharusnya nya cukup bagian keuangan saja bahkan assisten Riki juga tidak harus datang begitulah pembicaraan staff keuangan di pantry setelah meeting selesai.

" Pak Riki mohon maaf saya ingin ke kamar mandi, maaf ada di sebelah mana ya?" tanya Rere

"keluar ruangan ini bu Rere jalan lurus lalu belok ke arah kiri di sana ada kamar kecil bu Rere" jawab Riki

"Baik Pak Terima Kasih" sahut Rere lalu mengikuti arahan yang sudah di jelaskan tadi.

Setelah selesai ke kamar mandi. tanpa sadar ada tangan yang menarik tubuh nya sehingga bertabrakan dengan dada bidang pria yang dia kenal dengan nama Aditya itu. iya dia sang CEO

"hallo sayang, apa kabar" tatapan nya tajam ke arah Rere.

Rere mencoba melepaskan pelukan tangan di pinggang nya itu. "Lepaskan aku pak Aditya" mohon nya tulus.

"Aku sudah menemukan mu sayang dan jangan harap kamu bisa pergi lagi dari ku, jangan pikir aku melupakan mu, dan tidak mengenali mu sayang" ucap Aditya

"Di sini kita masih di kantor pak Aditya jangan lakukan hal yang dapat mempermalukan kita dan jangan buat orang salah paham" jelas Rere

"Aku tidak peduli Rere" tegas Aditya

"Aku mohon pak Adit" ucap Rere sambil menatap sendu Aditya sambil berusaha melepaskan tangan sang CEO yang melingkar di pinggang nya itu.

"Baik lah sayang, by the way bagaimana kabar mu juga kabar ibu dan ayah" lanjut Aditya sambil melepaskan tangan yang melingkar di pinggang Rere.

"Ayah sudah meninggal dan ibu sehat" jawab Rere sambil menunduk.

"maaf aku tidak tahu berita tentang dirimu juga keluarga mu setelah kamu menghilang" jelas Aditya. "dan aku berduka atas kabar ayah" ucap nya dengan raut wajah sendu.

"baik lah Pak Adit, sebaik nya kita kembali ke ruangan meeting" ajak Rere dan di ikuti oleh Aditya.

"Bu Rere silahkan di cicipi hidangan yang sudah kami siapkan" ucap sekertaris yang tadi menyambut mereka yang bernama Weni.

"Baik Terima Kasih banyak bu saya akan mencoba" ucap rere.

Setelah Sekertaris Wina pergi, Rere menikmati makan siang yang di hidangkan, Rere memikirkan dan tidak percaya dengan pertemuan nya dengan Aditya yang dia kenal sejak usia nya 7 tahun dia adalah senior di sekolah dasar dan juga tetangga rumah nya dulu. sama hal nya dengan geri, aditya adalah pria yang pernah hadir dalam masa lalu nya itu hanya saja Aditya berbeda dia adalah cinta pertama Rere. dia menyukai Aditya dan begitu pun sebalik nya. mereka menjalin hubungan cinta monyet saat usia nya masih sangat kecil sampai usia nya 14 tahun di mana akhir nya keluarga Rere memutuskan untuk meninggalkan kota penuh kenangan itu. bukan hanya kenangan tentang ayah nya tapi juga tentang cinta pertama nya yang belum usai karena belum ada kata putus begitulah kenang Rere.

ya cinta pertama Rere adalah Aditya Putra Erlangga yang ternyata CEO dari perusahaan yang di datangi hari ini dengan harapan perusahaan ini mempercayakan dana nya untuk di save di bank tempat dia bekerja. apakah aditya akan melarang atau mengijinkan kerjasama ini. makan dengan berpikir membuat diri nya tanpa sadar telah menghabiskan makan siang nya tanpa berbicara dan tanpa menanggapi rekan kerja nya saat membahas beberapa pertanyaan seperti nya Rere memiliki dunia nya sendiri seperti saat ini.

"Aditya apakah kamu sudah menikah atau belum" gerutu pelan Rere. Dina hanya menatap aneh teman nya tapi dia akan menanyakan keanehan nya itu nanti saat di mobil.

Tanpa mereka semua ketahui ternyata sang CEO sedang memantau apa yang mereka lakukan di ruang meeting melalui cctv yang terhubung dengan laptop di depan meja kerja nya itu dan tatapan nya masih ke rere.

"Rere sayang. cinta ku yang cantik akun sangat merindukan mu" ucap Aditya sambil membelai video Rere yang terlihat sedang berbincang dengan teman- teman nya itu

Episodes
1 Bab. 1 Rere
2 Bab. 2 Numpang Makan
3 Bab. 3 Ayah Rere Kangen
4 Bab. 4 Cinta Pertama
5 Bab. 5 Lelah
6 Bab. 6 Mawar
7 Bab. 7 Kesedihan Aditya
8 Bab. 8 Cemburu
9 Bab. 9 Berjuang
10 Bab. 10 Rahasia Besar Aditya
11 Bab. 11 Drama Di Hari Minggu
12 Bab. 12 Menyesal
13 Bab. 13 Gosip
14 Bab. 14 Diner
15 Bab. 15 Kunjungan mendadak
16 Bab. 16 Bertemu Papi Aries
17 Bab. 17 Menua Bersama
18 Bab. 18 Makan Siang
19 Bab. 19 Amarah Aditya
20 Bab. 20 Hancur
21 Bab. 21 Sisilia Renata
22 Bab. 22 Tanggung Jawab
23 Bab. 23 Trauma
24 Bab. 24 Berita Viral
25 Bab. 25 Menolak
26 Bab. 26 Masalah Baru
27 Bab. 27 Kekasih Masa Lalu
28 Bab. 28 Diah Ayu Erlangga
29 Bab. 29 Fakta Yang Terungkap
30 Bab. 30 Saling Menguatkan
31 Bab. 31 Menjenguk
32 Bab. 32 Bertemu
33 Bab. 33 Kesedihan
34 Bab. 34 Curahan Hati Renia
35 Bab. 35 Pengkhianatan
36 Bab. 36 Wanita Rubah
37 Bab. 37 Rumit
38 Bab. 38 Ikhlas
39 Bab. 39 Pindah
40 Bab. 40 Pertemuan
41 Bab. 41 Tangisan Renia
42 Bab. 42 Mengunjungi Geri
43 Bab. 43 Memeluk
44 Bab. 44 Panik
45 Bab. 45 Berdamai
46 Bab. 46 Tamparan
47 Bab. 47 Jangan Pergi
48 Bab. 48 Bahagia
49 Bab. 49 Kemana Papi
50 Bab. 50 Melihat Papi Hans
51 Bab. 51 Wanita Lain
52 Bab. 52 Minta Petunjuk
53 Bab. 53 Sendu
54 Bab. 54 Dua Pilihan
55 Bab. 55 Siapa Wanita itu
56 Bab. 56 Kacau
57 Bab. 57 Sadarkan Diri
58 Bab. 58 Rencana Gagal
59 Bab. 59 Seperti Ayah
60 Bab. 60 Menemui Geri
61 Bab. 61 Menahan Marah
62 Bab. 62 Pengakuan Mengejutkan Aditya
63 Bab. 63 Cerita Masa Lalu
64 Bab. 64 Menutupi Kehamilan
65 Bab. 65 Pilih Siapa
66 Bab. 66 Mantan
67 Bab. 67 Ria Pergi
68 Bab. 68 Apa Hubungannya
69 Bab. 69 Sayang
70 Bab. 70 Aditya Pulang
71 Bab. 71 Sedih Ayu
72 Bab. 72 Kita Keluarga
73 Bab. 73 Rumah Mewah
74 Bab. 74 Kerjasama
75 Bab. 75 Senja
76 Bab. 76 Keputusan Tya
77 Bab. 77 Panggilan Telepon
78 Bab. 78 Perjanjian
79 Bab. 79 Jangan Halangi
80 Bab. 80 Menjemput
81 Bab. 81 Perkataan yang Menyakitkan
82 Bab. 82 Curiga
83 Bab. 83 Perdebatan
84 Bab. 84 Rahasia
85 Bab. 85 Kesal
86 Bab. 86 Isi Hati Cantika
87 Bab. 87 Mendukung Cantika
88 Bab. 88 Curiga dan Ragu
89 Bab. 89 Julukan Perawan Tua
90 Bab. 90 Mencari Tahu
91 Bab. 91 Zayn
92 Bab. 92 Sisilia Dan Aditya Panik
93 Bab. 93 Bertanya
94 Bab. 94 Mendiamkan
95 Bab. 95 Membujuk
96 Bab. 96 Takut Kehilangan
97 Bab. 97 Tidur
98 Bab. 98 Mimpi Buruk
99 Bab. 99 Malam Indah
100 Bab. 100 Luka Sisillia
101 Bab. 101 Desakan Menikah
102 Bab. 102 Saling Mengenal Kembali
103 Bab. 103 Halaman Kisah Aditya
104 Bab. 104 Kisah Kelam Aditya
105 Bab. 105 Menjenguk Ria
106 Bab. 106 Bertemu Di Cafe
107 Bab. 107 Hancurnya Perasaan Geri
108 Bab.108 Merasa Bersalah
109 Bab. 109 Sisillia Setuju
110 Bab. 110 Rasa Sakit
111 Bab. 111 Hari Pertama Setelah Cuti
112 Bab. 112 Kesedihan Untuk Renia
113 Bab. 113 Renia Di Usir
114 Bab. 114 Kekecewaan
115 Bab. 115 Semua Panik
116 Bab. 116 Janji Renia Untuk Aditya
117 Bab. 117 Rahasia Hans Terbongkar
118 Bab. 118 Memgikuti Hans
119 Bab. 119 Mencari Tahu
120 Bab. 120 Rencana Pergi
121 Bab. 121 Kebohongan Aditya Terungkap
122 Bab. 122 Memendam Rindu
123 123 Ayu Kecewa
124 Bab. 124 Berhentilah Bertemu Geri
125 Bab 125. Hans Marah
126 Bab. 126 Perdebatan Rere Dan Geri
127 Bab. 127 Terbongkar Semuanya
128 Bab. 128 Aditya Panik
129 Bab. 129 Hati Renia Hancur
130 Bab. 130 Ayu Mengetahui Semua
131 Bab. 131 Kepanikan Keluarga Erlangga
132 Bab. 132 Kesedihan Renia dan Ayu
133 Bab. 133 Keributan Riki dan Hans
134 Bab. 134 Salah Mencintai
135 Bab. 135 Hans Mengancam
136 Bab. 136 Penuh Kesedihan
137 Bab. 137 Fitnah
138 Bab. 138 Rencana Sisillia
139 Bab. 139 Aries Meminta Maaf
140 Bab. 140 Berita Menyakitkan
141 Bab. 141 Cobaan
142 Bab. 142 Membatalkan Lamaran
143 Bab. 143 Menemani Zayn
144 Bab. 144 Semua Berakhir
145 Bab. 145 Geri Menemui Renia
146 Bab. 146 Renia Sakit.
147 Bab. 147 Ria Panik
148 Bab. 148 Geri Terpukul
149 Bab. 149 Hubungan Riki dan Ayu
150 Bab. 150 Keinginan
151 Bab. 151 Tekat
152 Bab. 152 Harus Kuat
153 Bab 153. Ayu Bertemu Zayn
154 Bab. 154 Perasaan Berat
155 Bab. 155 Rere Sadarkan Diri
156 Bab. 156 Aries Meminta Maaf
157 Bab. 157 Kedatangan Aditya
158 Bab. 158 Hamil
159 Bab. 159 Kemarahan Hans
160 Bab. 160 Kecelakaan
161 Bab. 161 Kabar Duka
162 Bab. 162 Rasa Bersalah
163 Bab. 163 Rumah Duka
164 Bab. 164 Pertemuan Aditya dan Rian
165 Bab. 165 Menemani Renia
166 Bab. 166 Rafli Melamar Tya
167 Bab. 167 Pemakaman Hans
168 Bab. 168 Pengakuan Lisna
169 Bab. 169 Semua Sudah Berakhir
170 Bab. 170 Pemakaman Aries
171 Bab. 171 Kenyataan Pahit
172 Bab. 172 Demi Anak
173 Bab. 173 Tetap Cinta
174 Bab. 174 Takdir Indah
175 Bab. 175 Kesepakatan Keluarga Hans
176 Bab. 176 Keputusan Menikah
177 Bab. 177 Penolakan Zayn
178 Bab. 178 Shalat Istikharah
179 Bab. 179 Menikah
180 Bab. 180 Kesepakatan Bebas
181 Bab. 181 Kebohongan Bryan
182 Bab. 182 Honeymoon
183 Bab. 183 Perasaan Bryan
184 Bab. 184 Kekecewaan Ayu
185 Bab. 185 Suami Sepenuhnya
186 Bab. 186 Menghubungi Aditya
187 Bab. 187 Pernikahan Sisillia
188 Bab. 188 Ijin Bertemu
189 Bab. 189 Pasrah
190 Bab. 190 Merajuk
191 Bab. 191 Kumpul Keluarga
192 Bab. 192 Berbuat Baik
193 Bab. 193 Rencana Jahat Sisillia
194 Bab. 194 Photo
195 195. Renia Bahagia
196 196. Tamat
Episodes

Updated 196 Episodes

1
Bab. 1 Rere
2
Bab. 2 Numpang Makan
3
Bab. 3 Ayah Rere Kangen
4
Bab. 4 Cinta Pertama
5
Bab. 5 Lelah
6
Bab. 6 Mawar
7
Bab. 7 Kesedihan Aditya
8
Bab. 8 Cemburu
9
Bab. 9 Berjuang
10
Bab. 10 Rahasia Besar Aditya
11
Bab. 11 Drama Di Hari Minggu
12
Bab. 12 Menyesal
13
Bab. 13 Gosip
14
Bab. 14 Diner
15
Bab. 15 Kunjungan mendadak
16
Bab. 16 Bertemu Papi Aries
17
Bab. 17 Menua Bersama
18
Bab. 18 Makan Siang
19
Bab. 19 Amarah Aditya
20
Bab. 20 Hancur
21
Bab. 21 Sisilia Renata
22
Bab. 22 Tanggung Jawab
23
Bab. 23 Trauma
24
Bab. 24 Berita Viral
25
Bab. 25 Menolak
26
Bab. 26 Masalah Baru
27
Bab. 27 Kekasih Masa Lalu
28
Bab. 28 Diah Ayu Erlangga
29
Bab. 29 Fakta Yang Terungkap
30
Bab. 30 Saling Menguatkan
31
Bab. 31 Menjenguk
32
Bab. 32 Bertemu
33
Bab. 33 Kesedihan
34
Bab. 34 Curahan Hati Renia
35
Bab. 35 Pengkhianatan
36
Bab. 36 Wanita Rubah
37
Bab. 37 Rumit
38
Bab. 38 Ikhlas
39
Bab. 39 Pindah
40
Bab. 40 Pertemuan
41
Bab. 41 Tangisan Renia
42
Bab. 42 Mengunjungi Geri
43
Bab. 43 Memeluk
44
Bab. 44 Panik
45
Bab. 45 Berdamai
46
Bab. 46 Tamparan
47
Bab. 47 Jangan Pergi
48
Bab. 48 Bahagia
49
Bab. 49 Kemana Papi
50
Bab. 50 Melihat Papi Hans
51
Bab. 51 Wanita Lain
52
Bab. 52 Minta Petunjuk
53
Bab. 53 Sendu
54
Bab. 54 Dua Pilihan
55
Bab. 55 Siapa Wanita itu
56
Bab. 56 Kacau
57
Bab. 57 Sadarkan Diri
58
Bab. 58 Rencana Gagal
59
Bab. 59 Seperti Ayah
60
Bab. 60 Menemui Geri
61
Bab. 61 Menahan Marah
62
Bab. 62 Pengakuan Mengejutkan Aditya
63
Bab. 63 Cerita Masa Lalu
64
Bab. 64 Menutupi Kehamilan
65
Bab. 65 Pilih Siapa
66
Bab. 66 Mantan
67
Bab. 67 Ria Pergi
68
Bab. 68 Apa Hubungannya
69
Bab. 69 Sayang
70
Bab. 70 Aditya Pulang
71
Bab. 71 Sedih Ayu
72
Bab. 72 Kita Keluarga
73
Bab. 73 Rumah Mewah
74
Bab. 74 Kerjasama
75
Bab. 75 Senja
76
Bab. 76 Keputusan Tya
77
Bab. 77 Panggilan Telepon
78
Bab. 78 Perjanjian
79
Bab. 79 Jangan Halangi
80
Bab. 80 Menjemput
81
Bab. 81 Perkataan yang Menyakitkan
82
Bab. 82 Curiga
83
Bab. 83 Perdebatan
84
Bab. 84 Rahasia
85
Bab. 85 Kesal
86
Bab. 86 Isi Hati Cantika
87
Bab. 87 Mendukung Cantika
88
Bab. 88 Curiga dan Ragu
89
Bab. 89 Julukan Perawan Tua
90
Bab. 90 Mencari Tahu
91
Bab. 91 Zayn
92
Bab. 92 Sisilia Dan Aditya Panik
93
Bab. 93 Bertanya
94
Bab. 94 Mendiamkan
95
Bab. 95 Membujuk
96
Bab. 96 Takut Kehilangan
97
Bab. 97 Tidur
98
Bab. 98 Mimpi Buruk
99
Bab. 99 Malam Indah
100
Bab. 100 Luka Sisillia
101
Bab. 101 Desakan Menikah
102
Bab. 102 Saling Mengenal Kembali
103
Bab. 103 Halaman Kisah Aditya
104
Bab. 104 Kisah Kelam Aditya
105
Bab. 105 Menjenguk Ria
106
Bab. 106 Bertemu Di Cafe
107
Bab. 107 Hancurnya Perasaan Geri
108
Bab.108 Merasa Bersalah
109
Bab. 109 Sisillia Setuju
110
Bab. 110 Rasa Sakit
111
Bab. 111 Hari Pertama Setelah Cuti
112
Bab. 112 Kesedihan Untuk Renia
113
Bab. 113 Renia Di Usir
114
Bab. 114 Kekecewaan
115
Bab. 115 Semua Panik
116
Bab. 116 Janji Renia Untuk Aditya
117
Bab. 117 Rahasia Hans Terbongkar
118
Bab. 118 Memgikuti Hans
119
Bab. 119 Mencari Tahu
120
Bab. 120 Rencana Pergi
121
Bab. 121 Kebohongan Aditya Terungkap
122
Bab. 122 Memendam Rindu
123
123 Ayu Kecewa
124
Bab. 124 Berhentilah Bertemu Geri
125
Bab 125. Hans Marah
126
Bab. 126 Perdebatan Rere Dan Geri
127
Bab. 127 Terbongkar Semuanya
128
Bab. 128 Aditya Panik
129
Bab. 129 Hati Renia Hancur
130
Bab. 130 Ayu Mengetahui Semua
131
Bab. 131 Kepanikan Keluarga Erlangga
132
Bab. 132 Kesedihan Renia dan Ayu
133
Bab. 133 Keributan Riki dan Hans
134
Bab. 134 Salah Mencintai
135
Bab. 135 Hans Mengancam
136
Bab. 136 Penuh Kesedihan
137
Bab. 137 Fitnah
138
Bab. 138 Rencana Sisillia
139
Bab. 139 Aries Meminta Maaf
140
Bab. 140 Berita Menyakitkan
141
Bab. 141 Cobaan
142
Bab. 142 Membatalkan Lamaran
143
Bab. 143 Menemani Zayn
144
Bab. 144 Semua Berakhir
145
Bab. 145 Geri Menemui Renia
146
Bab. 146 Renia Sakit.
147
Bab. 147 Ria Panik
148
Bab. 148 Geri Terpukul
149
Bab. 149 Hubungan Riki dan Ayu
150
Bab. 150 Keinginan
151
Bab. 151 Tekat
152
Bab. 152 Harus Kuat
153
Bab 153. Ayu Bertemu Zayn
154
Bab. 154 Perasaan Berat
155
Bab. 155 Rere Sadarkan Diri
156
Bab. 156 Aries Meminta Maaf
157
Bab. 157 Kedatangan Aditya
158
Bab. 158 Hamil
159
Bab. 159 Kemarahan Hans
160
Bab. 160 Kecelakaan
161
Bab. 161 Kabar Duka
162
Bab. 162 Rasa Bersalah
163
Bab. 163 Rumah Duka
164
Bab. 164 Pertemuan Aditya dan Rian
165
Bab. 165 Menemani Renia
166
Bab. 166 Rafli Melamar Tya
167
Bab. 167 Pemakaman Hans
168
Bab. 168 Pengakuan Lisna
169
Bab. 169 Semua Sudah Berakhir
170
Bab. 170 Pemakaman Aries
171
Bab. 171 Kenyataan Pahit
172
Bab. 172 Demi Anak
173
Bab. 173 Tetap Cinta
174
Bab. 174 Takdir Indah
175
Bab. 175 Kesepakatan Keluarga Hans
176
Bab. 176 Keputusan Menikah
177
Bab. 177 Penolakan Zayn
178
Bab. 178 Shalat Istikharah
179
Bab. 179 Menikah
180
Bab. 180 Kesepakatan Bebas
181
Bab. 181 Kebohongan Bryan
182
Bab. 182 Honeymoon
183
Bab. 183 Perasaan Bryan
184
Bab. 184 Kekecewaan Ayu
185
Bab. 185 Suami Sepenuhnya
186
Bab. 186 Menghubungi Aditya
187
Bab. 187 Pernikahan Sisillia
188
Bab. 188 Ijin Bertemu
189
Bab. 189 Pasrah
190
Bab. 190 Merajuk
191
Bab. 191 Kumpul Keluarga
192
Bab. 192 Berbuat Baik
193
Bab. 193 Rencana Jahat Sisillia
194
Bab. 194 Photo
195
195. Renia Bahagia
196
196. Tamat

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!