Suara adzan menggema di ibukota jakarta, membangunkan Rere yang terbiasa terbangun saat adzan subuh berkumandang. setelah lelah mengenang kesedihan karena kehilangan sang ayah Rere tertidur tepat pukul 12 malam dan bangun adzan subuh, Rere hanya tidur sekitar 4 jam. meski masih mengantuk tapi Rere membuka mata nya dan seperti biasa dia duduk di atas ranjang dan memikirkan apa saja yang akan dia lakukan pagi ini dan persiapan ke perusahan besar Erlangga harus dia optimalkan tanpa menunda waktu dia pun bergegas menuju kamar mandi untuk cuci muka dan ya untuk pagi ini dia absen sholat subuh karena sedang halangan perempuan. untuk mengganti waktu sholat nya Rere menyapu rumah dan mengepel sebentar sambil memasak. setelah selesai dia bergegas untuk mandi dan memakai pakaian yang sebelum nya sudah di persiapkan.
"Bismillah ya ALLAH" doa Rere setelah makan dia berharap hari ini menyenangkan dan apa yang di rencanakan berjalan seperti keinginan nya. setelah selesai dengan drama pagi di rumah. dia bergegas ke parkir di basement apartemen untuk mengambil mobil dan langsung ke kantor untuk bekerja. setelah melakukan check roll menggunakan jari, dia bergegas ke ruangan nya untuk bekerja. karena dia sudah rapi maka dia tidak lagi bergabung dengan dina di pantry untuk makeup. Rere sudah mempersiapkan diri untuk hari ini. sekilas dia mempelajari materi yang akan di jelaskan di Perusahaan Erlangga. Perusahaan yang bergerak di bidang Properti, kontsruksi, dan beberapa perusahaan petambangan juga perkebunan. induk perusahaan Erlangga yang mengundang nya langsung dia tidak menyangka bukan perusahaan cabang atau anak perusahaan nya akan tetapi induk perusahaan nya.
Dan disana ada CEO dari perusahaan tersebut yang terkenal dingin, perfeksionis dan detail walaupun begitu Rere mendengar bangsa Wajah sang CEO itu sangat tampan dan berpostur tinggi dan berkulit putih, begitulah menurut issue yang di dengar Rere sedang Rere tidak pernah melihat bahkan di sosial media pun tidak ada. sangat misterius sekali sosok sang CEO.
Rere memikirkan bagaimana jika persentase nya gagal dan dana tidak bisa masuk ke bank tempat nya bekerja.
"ahhh" keluh Rere merasa pusing pagi ini.
"Bu Rere bagaimana Perseiapan nya" tanya pak Edo Branch manager atasan nya yang langsung turun menanyakan itu.
"Pak Edo selamat pagi" Rere berdiri menyambut atasan di kantor nya itu. "allhamdulilah sudah saya siapkan dan insyaallah sudah matang persiapan nya pak"
"Bu Rere lain kali harus info ke saya, jangan keep sendiri, ini perusahaan sangat besar dan memiliki dana besar" ujar nya sambil menatap tajam ke arah Rere yang menurut nya berjalan sendiri untuk menangani nasabah tanpa info dan arahan nya.
"Baik Pak Edo" jawab Rere singkat
"kamu jangan menyepelekan perusahaan ini, kita harus benar benar matang dalam persiapan materi dan penunjang lain nya" lanjut pak Edo
" Baik Pak" jawab nya kembali.
"saya ingin hasil optimal" tambah pak Edo kembali dengan tatapan tajam seperti ingin menerkam.
"Baik Pak" sahut Rere singkat. dia memang tidak pintar berbicara banyak hanya suka melakukan tindakan langsung.
Setelah pukul 9 pagi setelah Dina dan Rendi berkumpul dan ada penambahan team lagi sebanyak 2 orang yaitu Rina dan Tomi jadi total personil yang akan mengikuti rapat di perusahaan Erlangga sebanyak 5 orang termasuk Rere.
"ok, kita naik ke mobil siapa mau ikut ke mobil gw hayu naik dan siapa mau naik mobil pak Dwi silahkan langsung ke sana" sekarang juga kita langsung berangkat untuk brosur dan peralatan penunjang lainnya sudah di bawa kan ya jangan ada yang tertinggal" ucap Rere antusias.
"ya ok semua bu ayo kita berangkat" ujar Tomi
"ok Tomi" sahut Rere
mobil Rere dan mobil kantor berjalan beriringan. di mobil Rere ada dina Rendi sedangkan di mobil pak Dwi yang bekerja sebagai sopir kantor di sana sudah ada Rina dan Tomi. sesampainya di depan lobby gedung tersebut Rere mengahadap resepsionis untuk menanyakan ruangan pak Riki yang kemarin mengkonfirmasikan perihal undang dari perusahaan tersebut.
"langsung saja bu dari pihak bank kan, dan pak Riki sudah menyuruh ibu ke lantai 29 di tunggu di ruang rapat kerja dan nanti akan di arahkan oleh staff di sana" ujar resepsionis ramah.
"ok baik bu Terima kasih" jawab Rere kepada resepsionis PT Erlangga Nusantara Corporation.
saat hendak menekan tombol lift , hp Rere berbunyi, ada panggilan masuk dari Geri sang sahabat karib yang juga rekan adu mulut nya itu.
"ya assalamu'alaikum Geri, kenapa?" sapa Rere
"udah mulai kerja cantik" tanya Geri yang sangat perhatian.
"ya udah ini aku mau persentase ke perusahaan Erlangga, do'ain ya Geri semoga ada hasil yang maksimal" sambung Rere.
"iya dong beb, gw selalu doa'in lu yang terbaik" seru Geri sambil senyum yang hanya Tuhan yang melihat karena Rere tidak mungkin melihat nya.
"ya udah aku tutup dulu ya, gw doa'in juga hari lu baik dan menyenangkan dan di permudah urusan lu di segala hal" tutup Reni
Dina senyum penuh arti ke sahabat nya itu. "hhhmm... diem diem sebar undangan nih" goda dina.
"apaan sih orang geri, lu tahu geri sahabat masa kecil gw kan" ujar rere.
" Dia belum nikah, emang nunggu bu Rere siap, hayu janga nunggu lama nanti, ada yang nikung loh" goda dina kembali
"Apaan sih lu Dina ga jelas banget" balas Rere dengan tampang sinis nya.
Tanpa terasa pintu lift terbuka dan ada seorang wanita yang siap menyambut dan mengarahkan Rere dan team ke ruangan meeting yang memang sudah di persiapkan oleh mereka.
"selamat Pagi bu Rere dan team, selamat datang di perusahaan kami" sambut assisten Riki yang sudah berdiri di depan meja meeting dan di taman team dari bagian keuangan.
"selamat pagi pak Riki dan Terima Kasih" jawab Rere.
"saya perkenalkan dulu rekan saya pak Riki ada Dina, Rendi, Rina dan Tomi" jelas Rere ramah dengan senyum manis nya yang terlihat wajah nya sangat mungil meski usia nya 32 tahun. mungkin orang menyangka dia vampir karena terlihat seperti usia 20 tahun.
"ok, dan saya Riki Team management Perusahaan Erlangga Nusantara Corporation dan ada pak bram manager akunting, ada Bu Desi manager Finance dan Pak Gunawan dari manager HRD dan yang lain staff keuangan di perusahaan ini" jelas nya kepada Rere dan Rekan kerja nya.
"Bu Rere mohon untuk tunggu sebentar karena pimpinan kami ingin bergabung dengan meeting kita ini. dia ingin melihat materi program yang di milik bank dimana bu Rere bekerja. dia rencana nya ingin mengalihkan salary payment di bank lain karena ada rencana switch fund dan menaruh dana cadangan yang cukup besar untuk operasional proyek 6 bulan kedepan karena kita sedang mempersiapkan proyek baru yang cukup besar " ujar Riki, detail.
"oh baik pak Riki dengan senang hati saya akan menunggu" jawab Rere antusias.
Perlahan pintu ruangan meeting terbuka dan masuk sesorang pria yang sangat tampan seperti pria campuran Indo dan Eropa. rambut berwarna brown legam, mata tajam berwarna hazel, postur tubuh tinggin 185 cm dan kulit putih, keempat team Rere menganga dan mata tajam melihat siapa yang datang. termasuk Rere sendiri.
" Bu Rere perkenalkan ini pak Aditya CEO perusahaan Erlangga" ucap asisten Riki.
Rere tidak menjawab tatapan nya tajam menatap pria yang berdiri gagah di depan nya dengan mata berkaca-kaca dan seperti tidak percaya dengan apa yang dia lihat.
"Bu Rere... Bu Rere" bisik Tomi pelan
"ya... perkenalkan saya Rere dari Bank ***" ucap Rere sambil mengulurkan tangan nya, terlihat jelas tangan Rere gemetar dan dingin.
"saya Aditya Putra Erlangga" jawab sang CEO, sambil menatap tajam Rere dan kedua bola mata dua insan itu saling bertemu. disana terlihat kerinduan, kekecewaan dan kesedihan. ntah ada apa dengan kedua nya itulah yang terpikir di antara orang yang hadir di ruangan itu.
"Maaf" ujar Aditya yang sadar setelah tangan nya di sentuh oleh asisten Riki untuk mengingatkan sang CEO yang jika di hitung mungkin sudah sekitar 5 menit berjabat tangan tanpa dilepas.kemudian Aditya duduk di bangku yang sudah di siapkan khusus untuk bos besar perusahaan itu.
" Baik bu Rere dan rekan rekan sekalian silahkan duduk" ucap Riki sedang sang CEO hanya diam dan masih menatap Rere tajam dengan tatapan yang sulit di artikan. dan yang di tatap seperti salah tingkah dan gugup.
Apakah dia Aditya yang aku kenal dulu
seperti itu hati dan pikiran berkata
Sayang aku merindukan mu. Tatapan mata Aditya mengatakan itu yang seperti nya di mengerti hanya oleh mereka berdua.
"Baik Pak Riki dan pak Aditya kami akan memulai persentase tentang program dan produk yang ada di bank kami" ucap Rere tersenyum manis.
"Baik lah silahkan" jawab sang CEO, masih menatap Rere begitupun dengan Rere. terlihat jelas mata mereka sedang berkomunikasi yang hanya mereka sendiri yang tahu.
"Bu Rere" panggil Dina sambil menyubit lengan atasanya itu dan Rere kembali fokus ke materi yang akan dia bawakan sendiri.
Dengan komputer di operasi kan oleh Rendi untuk mengatur materi yang akan muncul melalui bantuan infokus, sementara Dina, dan Tomi membagikan Brosur materi dan Rina mencatat apa yang di jelaskan dan pertanyaan yang di lontarkan oleh staff PT Erlangga yang hadir di ruangan tersebut.
Dan Tatapan tajam Aditya masih fokus kepada Rere. Aditya sangat serius mendengarkan apa yang di sampaikan oleh Rere dengan sesekali tersenyum manis ke arah Rere. hal itu membuat Rere semakin bergetar hati nya. dia sangat nervous dengan situasi saat ini.
Dan meeting persentase kali ini selesai. dengan harapan PT Erlangga Nusatara Corporation mempercayai dana nya untuk saving ke bank di mana Rere bekerja. setelah selasai asisten Riki menyaran kan untuk makan bersama di ruangan yang sudah di persiapkan dan untuk materi yang di jelaskan akan di pelajari kembali oleh bagian keuangan.
Hadir nya CEO perusahaan tersebut bukan hanya mengagetkan personil bank tapi juga jajaran staff Erlangga sendiri. karena memang pemimpin nya itu untuk apa datang mengikuti meeting yang seharusnya nya cukup bagian keuangan saja bahkan assisten Riki juga tidak harus datang begitulah pembicaraan staff keuangan di pantry setelah meeting selesai.
" Pak Riki mohon maaf saya ingin ke kamar mandi, maaf ada di sebelah mana ya?" tanya Rere
"keluar ruangan ini bu Rere jalan lurus lalu belok ke arah kiri di sana ada kamar kecil bu Rere" jawab Riki
"Baik Pak Terima Kasih" sahut Rere lalu mengikuti arahan yang sudah di jelaskan tadi.
Setelah selesai ke kamar mandi. tanpa sadar ada tangan yang menarik tubuh nya sehingga bertabrakan dengan dada bidang pria yang dia kenal dengan nama Aditya itu. iya dia sang CEO
"hallo sayang, apa kabar" tatapan nya tajam ke arah Rere.
Rere mencoba melepaskan pelukan tangan di pinggang nya itu. "Lepaskan aku pak Aditya" mohon nya tulus.
"Aku sudah menemukan mu sayang dan jangan harap kamu bisa pergi lagi dari ku, jangan pikir aku melupakan mu, dan tidak mengenali mu sayang" ucap Aditya
"Di sini kita masih di kantor pak Aditya jangan lakukan hal yang dapat mempermalukan kita dan jangan buat orang salah paham" jelas Rere
"Aku tidak peduli Rere" tegas Aditya
"Aku mohon pak Adit" ucap Rere sambil menatap sendu Aditya sambil berusaha melepaskan tangan sang CEO yang melingkar di pinggang nya itu.
"Baik lah sayang, by the way bagaimana kabar mu juga kabar ibu dan ayah" lanjut Aditya sambil melepaskan tangan yang melingkar di pinggang Rere.
"Ayah sudah meninggal dan ibu sehat" jawab Rere sambil menunduk.
"maaf aku tidak tahu berita tentang dirimu juga keluarga mu setelah kamu menghilang" jelas Aditya. "dan aku berduka atas kabar ayah" ucap nya dengan raut wajah sendu.
"baik lah Pak Adit, sebaik nya kita kembali ke ruangan meeting" ajak Rere dan di ikuti oleh Aditya.
"Bu Rere silahkan di cicipi hidangan yang sudah kami siapkan" ucap sekertaris yang tadi menyambut mereka yang bernama Weni.
"Baik Terima Kasih banyak bu saya akan mencoba" ucap rere.
Setelah Sekertaris Wina pergi, Rere menikmati makan siang yang di hidangkan, Rere memikirkan dan tidak percaya dengan pertemuan nya dengan Aditya yang dia kenal sejak usia nya 7 tahun dia adalah senior di sekolah dasar dan juga tetangga rumah nya dulu. sama hal nya dengan geri, aditya adalah pria yang pernah hadir dalam masa lalu nya itu hanya saja Aditya berbeda dia adalah cinta pertama Rere. dia menyukai Aditya dan begitu pun sebalik nya. mereka menjalin hubungan cinta monyet saat usia nya masih sangat kecil sampai usia nya 14 tahun di mana akhir nya keluarga Rere memutuskan untuk meninggalkan kota penuh kenangan itu. bukan hanya kenangan tentang ayah nya tapi juga tentang cinta pertama nya yang belum usai karena belum ada kata putus begitulah kenang Rere.
ya cinta pertama Rere adalah Aditya Putra Erlangga yang ternyata CEO dari perusahaan yang di datangi hari ini dengan harapan perusahaan ini mempercayakan dana nya untuk di save di bank tempat dia bekerja. apakah aditya akan melarang atau mengijinkan kerjasama ini. makan dengan berpikir membuat diri nya tanpa sadar telah menghabiskan makan siang nya tanpa berbicara dan tanpa menanggapi rekan kerja nya saat membahas beberapa pertanyaan seperti nya Rere memiliki dunia nya sendiri seperti saat ini.
"Aditya apakah kamu sudah menikah atau belum" gerutu pelan Rere. Dina hanya menatap aneh teman nya tapi dia akan menanyakan keanehan nya itu nanti saat di mobil.
Tanpa mereka semua ketahui ternyata sang CEO sedang memantau apa yang mereka lakukan di ruang meeting melalui cctv yang terhubung dengan laptop di depan meja kerja nya itu dan tatapan nya masih ke rere.
"Rere sayang. cinta ku yang cantik akun sangat merindukan mu" ucap Aditya sambil membelai video Rere yang terlihat sedang berbincang dengan teman- teman nya itu
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 196 Episodes
Comments