Enam Tahun Kemudian

"Abner, Alvaro, Agnes sudah malam waktunya tidur." perintah mommy Abigail.

Mommy Abigail melahirkan tiga bayi kembar, dua laki-laki dan satu perempuan sedangkan sahabatnya yang bernama Veronica belum menikah.

Sebenarnya Veronica sempat mempunyai kekasih namun kekasihnya selingkuh dengan sahabatnya. Sejak kejadian tersebut Veronica menutup pintu hatinya untuk pria lain.

" Baik mom." Jawab mereka kompak.

Hanya wajah Agnes yang sangat mirip dengan Daddy Ray namun sifatnya menuruni Mommy Abigail yang murah senyum.

Berbeda dengan Abner dan Alvaro wajahnya sangat mirip Mommy Abigail namun sifatnya sama seperti Daddy Ray dingin, datar dan jarang tersenyum.

Ketiga anak tampan itu masuk ke kamarnya yang kebetulan mereka satu kamar.

"Coba lihat majalah bisnis ini." ucap Alvaro anak nomer dua memperlihatkan sampul majalah bisnis dari dalam tasnya.

"Wajahnya mirip dengan kita kak?" ucap Agnes adik bungsu.

"Iya benar, kamu dapat dari mana?" tanya Abner kakak pertamanya.

"Dari temanku katanya wajahnya mirip dengan kita karena itulah majalah ini aku pinjam." ucap Alvaro menjelaskan.

"Kak Abner, coba retas perusahaan milik paman Ray." pinta adiknya yang bernama Agnes.

xxxxxxx

Oh ya sekedar informasi mereka bertiga walau masih berusia 5 tahun tapi mereka sangat genius.

Abner anak pertama pintar dalam bidang IT, dan bisnis, Alvaro pintar dalam bidang bisnis dan bisa menghitung dengan cepat lebih cepat daripada kalkulator sedangkan Agnes pintar dalam seni bela diri. Ke dua Kakak kembarnya juga bisa bela diri tapi lebih jago adik bungsunya. Mereka sering memenangkan pertandingan lomba dan piala mereka sangat banyak.

xxxxxxx

Abner langsung membuka laptopnya dan mulai meretas perusahaan paman Ray. Jari jemari mungilnya dengan lincah mengutak atik laptopnya untuk mencoba meretas perusahaan milik paman Ray yang ternyata sangat sulit tapi Abner tidak menyerah dirinya berusaha agar berhasil.

Di negara yang berbeda Ray yang sedang istirahat tiba - tiba ponselnya berdering kencang membuat Ray memaksakan dirinya untuk membuka matanya.

"Si*l siapa yang berani meretas perusahaan ku." omel Ray.

Ray pun bangun dari ranjangnya dan mengambil laptopnya yang berada di atas meja yang dekat dengan ranjang tempat dirinya tadi tertidur pulas.

Ray mengutak atik laptopnya agar orang itu tidak bisa meretas perusahaannya. Serangan demi serangan dari Ray dan Abner tanpa berhenti hingga satu jam lamanya akhirnya dimenangkan oleh Abner.

"Si*l aku kalah, siapa orang itu yang berani menyerang ku." ucap Ray dengan nada kesal.

Di negara yang berbeda tepatnya di mana ke tiga anak genius berada.

"Yes berhasil sekarang kita lihat data - datanya." ucap Abner.

Mereka bertiga mulai membaca data - data perusahaan milik paman Ray. Abner dan Alvaro yang menguasai ilmu bisnis mengerti data - data tersebut setelah setengah jam membaca data dikembalikan semula.

"Kak, datanya diberikan pengamanan agar orang lain tidak bisa meretasnya." pinta Alvaro

"Ok." Jawab Abner.

Abner pun mengutak atik keyboard dengan jari mungilnya yang sangat lincah dan hanya membutuhkan lima belas menit data sudah kembali dan ditambah keamanan sesuai perintah adiknya.

"Kita sudah tahu ternyata paman Ray seminggu lagi akan membuka proyek dan banyak perusahaan yang ingin melakukan kerjasama. Bagaimana kalau kita ajak mommy untuk pergi ke negara A dan ikut kerjasama dengan perusahaan milik paman Ray." usul Alvaro anak ke dua.

"Setuju, aku merasa kalau paman Ray adalah Daddy kita." ucap Agnes anak ke tiga.

"Kakak juga setuju." ucap Abner.

"Bagaimana ketika mommy datang ke perusahaan milik daddy kita ikut agar bisa bertemu dengan Daddy kita." ucap Alvaro yang mengklaim kalau Ray adalah daddynya.

"Kenapa kamu yakin dia Daddy kita?" tanya Abner sambil menatap adiknya.

"Yakin saja kak." ucap Alvaro.

"Aku juga yakin kalau paman Ray adalah Daddy kita." ucap Agnes dengan nada yakin.

"Jangan terlalu yakin nanti akan kecewa. Sekarang kita tidur dan besok pagi kita meminta mommy untuk ikut kita ke negara A." ucap Abner.

"Baik kak." jawab mereka patuh.

Mereka bertiga istirahat karena hari sudah malam dan kebetulan besok mereka libur sekolah.

Di negara yang berbeda Ray yang sedang sibuk mengutak atik kembali agar orang yang meretas perusahaan tidak menyebarkan datanya ke perusahaan lain karena bisa merugikan perusahaannya.

"Si*l sudah hampir setengah jam belum juga berhasil, hebat sekali dia bisa membobol data perusahaan ku. Eh... tunggu kenapa sekarang datanya sudah kembali semula dan orang itu memberikan tambahan pengamanan pada dataku. Siapa orang itu? Apa motif orang itu meretas dataku?" tanya Ray pada dirinya sendiri.

"Sudahlah besok saja aku cek lagi sekalian mencari siapa orang itu yang telah berani menyabotase data perusahaan ku." ucap Ray.

Ray pun mematikan laptopnya dan menaruhnya kembali ke meja kemudian melanjutkan kembali tidurnya yang sempat terganggu.

xxxxxxx

Malam berganti pagi ke tiga anak genius sudah bangun dan sudah mandi. Mereka bertiga sangat rajin bangun pagi dan mandiri hal itu membuat Mommy Abigail tidak pernah repot untuk membangunkan ke tiga anaknya.

Selesai berpakaian ke tiga anak genius turun ke lantai satu dan berjalan ke arah meja makan.

" Pagi mommy." panggil ke tiga anak genius nya.

"Pagi sayang, wah anak - anak mommy sudah mandi dan tampan." puji Mommy Abigail.

"Siapa dulu donk." ucap ke tiga anak kembarnya.

"Kita makan yuk." ajak Mommy Abigail.

"Baik mom." Jawab mereka serempak.

Merekapun makan tanpa ada yang bicara sedikitpun. Dua puluh lima menit kemudian mereka pun sudah selesai makan kini mereka sudah berkumpul di ruang keluarga.

"Mommy, kita pergi ke negara A ya?" pinta Agnes sambil menampilkan puppy eyes nya yang membuat siapa saja membuatnya gemas.

"Memang kenapa kita pergi ke negara A, sayang?" tanya Mommy Abigail dengan nada lembut.

"Mommy, kemarin temanku cerita kalau orang tuanya mau ke negara A untuk menawarkan kerjasama dengan perusahaan yang terkenal di seluruh dunia. Aku ingin mommy ikut kerjasama dengan perusahaan itu." ucap Alvaro menjawab pertanyaan Agnes.

"Mommy kan pintar IT lebih baik melakukan kerjasama dengan perusahaan besar itu." sambung Abner.

"Kenapa kalian bertiga menginginkan mommy ikut kerjasama dengan perusahaan itu?" tanya Mommy Abigail dengan wajah terkejut.

"Karena kami ingin mommy bekerja di kantoran dari pada di restoran." Jawab mereka bertiga dengan kompak.

Awalnya Mommy Abigail bekerja sebagai sekretaris namun ketika usia kandungan memasuki delapan bulan Mommy Abigail keluar dari pekerjaan.

Sahabatnya yang bernama Veronica mengajak kerja sama untuk membuka cafe. Mommy Abigail setuju dengan usulan sahabatnya. Uang hasil kerjanya yang di tabung digunakan untuk modal sisanya menggunakan uang Veronica.

Cafe tersebut awalnya memperkerjakan empat orang dan semakin lama semakin berkembang pesat. Kini pegawainya berjumlah dua puluh lima orang dan uang modal mereka sudah kembali bahkan berkali - kali lipat keuntungan yang mereka dapat.

"Lho memangnya kenapa?" tanya Mommy Abigail dengan wajah bingung.

"Karena mommy kalau sudah di cafe suka lupa waktu berangkat pagi, pulang larut malam sambil berfikir membuat menu baru jadi kami ingin mommy kerja sama dengan perusahaan itu. Cafe itu percayakan saja dengan asisten mommy." ucap Agnes.

Mommy Abigail diam sambil menatap satu persatu anaknya hingga mereka bertiga mengeluarkan puppy eyes nya yang menjadi andalan mereka yang mana membuat Mommy Abigail menjadi tidak tega.

Mommy Abigail menghembuskan nafasnya perlahan dan dalam hatinya yang paling terdalam sangat sedih karena waktu bersama dengan ketiga buah hatinya sangat sedikit.

"Baiklah, besok lusa kita pergi." ucap Mommy Abigail pasrah.

"Terima kasih mommy." Jawab mereka serempak sambil memeluk Mommy Abigail.

"Ehem.. sepertinya seru banget nich, Tante boleh gabung tidak?" tanya Veronica yang tiba-tiba datang.

"Boleh Tante." jawab mereka serempak

Veronica pun ikut memeluk mereka setelah agak lama merekapun melepaskan pelukannya.

"Ada apa nih? Tante boleh tahu tidak?" tanya Veronica

"Boleh tante." Jawab mereka serempak lagi.

Alvaro pun menceritakan semuanya tanpa ada yang ditutupi sedangkan Veronica hanya diam mendengarkan perkataan Alvaro.

"Tante boleh ikut?" tanya Veronica penuh harap.

"Boleh tante." jawab mereka serempak lagi.

"Ok. Lusa kita berangkat ke negara A." ucap Mommy Abigail.

"Ok." Jawab mereka serempak.

Merekapun mengobrol hingga tidak terasa waktu sudah siang. Mommy dari ke tiga anak kembar dan genius masuk ke dapur untuk memasak dengan dibantu oleh sahabatnya yang bernama Veronica.

Setengah jam memasak akhirnya selesai juga mereka berlima makan bersama tanpa ada bicara sedikitpun. Selesai makan Veronica pulang karena besok pagi akan pergi ke negara A bersama sahabat dan ketiga anak sahabatnya sedangkan mommy dan ke tiga anaknya menyiapkan pakaian karena lusa tinggal berangkat ke bandara.

Terpopuler

Comments

Kadek Bella

Kadek Bella

lanjut thoor

2023-04-05

0

Dewi Misreni

Dewi Misreni

yeeyy seru 👍👍

2023-04-05

0

Reny Martiningsih

Reny Martiningsih

lanjut donk seru baget nie

2023-04-04

0

lihat semua
Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!