Hamil

"Mommy saja yang menikah dengan Tuan Besar Maki." Ucap Abigail sambil membalikkan badannya.

Grep

"Jangan kurang ajar kamu." Ucap Mommy Ririn sambil menahan amarahnya dan memegang tangan Abigail agar tidak kabur.

'Si*l ini anak mulai berani padaku, aku harus menariknya ke kamar Tuan Besar Maki.' Sambung Mommy Ririn dalam hati.

Mommy Ririn tidak mungkin marah mengingat hari ini adalah hari pertunangan di mana putri kesayangannya bertunangan dengan mantan kekasih anak tirinya yang berhasil direbutnya sama seperti dirinya yang berhasil merebut suami dari sahabatnya.

Mommy Ririn menarik tangan Abigail, Abigail terpaksa menuruti karena jika menolaknya yang ada dirinya akan di pandang buruk oleh tamu undangan karena Abigail tahu kalau Ibu tirinya adalah serigala 🐺 berbulu domba 🐑.

'Aku akan menarik tanganku jika kami berada di luar pesta pertunangan sambil menahan hasratku.' Ucap Abigail dalam hati.

Mommy Ririn menarik tangan Abigail hingga mereka berhenti di depan pintu lift. Mommy Ririn menekan tombol lift dan tidak berapa lama pintu lift terbuka. Mereka masuk ke dalam kotak persegi empat tersebut.

Ting

Pintu lift terbuka mereka keluar dari kotak persegi empat tersebut di mana Mommy Ririn masih memegang tangan Abigail.

Duag

Bruk

"Akhhhhhhhh... Si*l, dasar wanita ja x lang." Umpat Mommy Ririn.

Abigail melihat ada kesempatan langsung menendang tengkuk kaki Mommy Ririn di saat Mommy Ririn lengah dengan sepenuh tenaga. Hal itu membuat Mommy Ririn berteriak kesakitan dan langsung berlutut sambil melepaskan tangannya yang tadi memegang Abigail kemudian memegangi tengkuknya yang terasa sangat sakit.

Hal itu tidak disia-siakan oleh Abigail untuk melarikan diri hingga akhirnya Abigail melihat pintu terbuka sedikit membuat Abigail berlari ke arah pintu untuk bersembunyi dari kejaran Mommy Ririn. Hingga dirinya melakukan cinta satu malam bersama Ray, pria yang tidak dikenalnya.

xxxxxxx Flash Back Off xxxxxxx

"Kalian tunggulah pembalasanku yang tidak pernah kalian bayangkan." Ucap Abigail sambil menahan amarahnya.

"Hiks... hiks... harta berhargaku yang ku jaga di ambil oleh pria yang tidak aku kenal," ucap Abigail sambil terisak.

"Aku tidak boleh bersedih karena ini sudah terjadi dan sekarang aku harus pergi dari sini sebelum pemilik kamar ini datang," ucap Abigail setelah selesai merenungi nasibnya.

Abigail pun bangun dan berjalan perlahan menuju ke arah kamar mandi untuk membersihkan dirinya setelah selesai Abigail memakai handuk bekas di pakai oleh Ray.

Abigail keluar mencari pakaiannya dan tidak berapa lama Abigail menemukan pakaiannya yang berada di kolong meja. Abigail pun langsung memakai pakaiannya dan pergi meninggalkan kamar hotel itu yang kebetulan tidak di kunci.

Abigail pergi ke rumah sahabatnya yang kebetulan sangat dekat dengan hotel tempat dirinya tidur di hotel. Singkat cerita kini Abigail sudah sampai di rumah sahabatnya.

tok

tok

tok

ceklek

"Abigail." panggil sahabatnya dengan nada terkejut karena tidak biasanya pagi - pagi sahabatnya datang.

"Veronica." panggil Abigail dengan mata berkaca-kaca.

"Kita masuk ke dalam dulu." ucap Veronica yang melihat sahabat baiknya ingin menangis.

Merekapun masuk ke dalam rumah Veronica dan duduk di ruang keluarga. Abigail memeluk sahabatnya sambil menangis dan menceritakan apa yang telah terjadi.

"Mereka sangat jahat sekali apalagi Ibu Tirimu." ucap Veronica sambil menahan amarahnya.

"Suatu saat nanti Aku akan membalas perbuatan mereka terlebih Ibu Tiriku karena ulahnya Ibuku meninggal dan aku kehilangan harta berhargaku yang selama ini aku jaga." Ucap Abigail sambil menggenggam erat ke dua tangannya.

"Aku setuju, aku akan membantumu untuk membalaskan dendam ke mereka." Ucap Veronika.

Abigail hanya menganggukkan kepalanya kemudian mereka terdiam beberapa saat.

"Abigail maaf aku mendapatkan panggilan kerja di luar negri sekalian mau bertemu dengan mommy dan Daddy ku yang tinggal di negara A dan maaf aku tidak bisa saat ini untuk menemanimu untuk membalaskan dendam ke mereka berdua kecuali aku sudah menguasai pekerjaan baruku maka aku bisa membantumu membalaskan dendam." ucap Veronica dengan jujur.

"Aku ikut kamu saja sambil mencari waktu yang tepat untuk membalas dendamku pada mereka." ucap Abigail.

"Baiklah dan katakan padaku jika kamu membalaskan dendam, aku akan berusaha untuk bisa membantumu." ucap Veronica.

"Baik, tapi semua dokumenku ada di mansion." ucap Abigail jujur.

"Kita ke mansion mu dan ambil secara diam-diam." usul Veronica.

"Usul yang bagus." Puji Abigail

Merekapun pergi ke mansion dengan menggunakan mobil Veronica sambil membawa kopernya. Veronica dan Abigail duduk di kursi belakang sedangkan sopirnya duduk di kursi pengemudi dan di sampingnya bodyguard milik orang tuanya yang ditugaskan untuk menjaga putri kesayangannya. Singkat cerita mereka sudah masuk ke kamar Abigail dengan cara masuk ke dalam ruangan rahasia yang hanya diketahui oleh Ayahnya dan dirinya.

Abigail mengambil tas yang berisi pakaian, perhiasan, pasport, KTP, ATM serta dokumen penting lainnya seperti aset rumah, mobil dan lainnya agar tidak dikuasai oleh ibu tiri dan adik tirinya.

Setelah selesai mereka pergi dari kamar itu melalui pintu rahasia sampai ke ruangan yang menembus pintu keluar. Mereka melanjutkan perjalanan menuju ke bandara.

Singkat cerita kini mereka sudah sampai di negara A pada esok harinya. Mereka tinggal bersama dengan orang tua Veronica karena mansion milik orang tua Veronica sangat besar karena itulah orang tua Veronica memintanya untuk tinggal bersama.

2 Bulan Kemudian

Tidak terasa Abigail tinggal di negara A dan bekerja sebagai sekretaris di perusahaan milik orang tua Veronica. Tiba - tiba kepala Abigail terasa sangat pusing tapi Abigail berusaha menahan rasa pusing di kepalanya tapi Abigail tetap memaksakan dirinya untuk bekerja karena dirinya ingin melupakan kesedihannya kehilangan harta berharganya yang selama ini di jaganya.

bruk

Karena sudah tidak tahan Abigail akhirnya ambruk dan tidak sadarkan diri. Untunglah dua orang teman kantornya menahan tubuh Abigail agar tidak terjatuh ke lantai. Mereka membawanya ke rumah sakit bertepatan kedatangan sahabatnya yang bernama Veronica yang berada di lobby perusahaan milik orang tuanya. Veronica langsung membantu dan membawanya ke dalam mobilnya.

"Kalian lanjutkan saja pekerjaan kalian biar aku yang membawanya ke rumah sakit." ucap Veronica

" Baik nona." jawab mereka serempak

Veronica mengendarai dengan kecepatan sedang, dua puluh menit kemudian Veronica sudah sampai dengan bantuan perawat tubuh Abigail dibaringkan ke brangkar kemudian di bawa ke UGD. Setelah lima belas menit pintu ruangan UGD di buka oleh seorang dokter, Veronica berjalan mendekati dokter tersebut.

"Bagaimana keadaan sahabat saya dokter? apakah terkena penyakit berbahaya?" tanya Veronica dengan nada kuatir.

"Suaminya kemana?" tanya dokter tersebut

"Suami?" tanya Veronica ulang.

"Iya suami." ucap dokter itu mengulangi pertanyaannya.

"Memang kenapa ya dok?" tanya Veronica dengan wajah bingung.

"Sahabat nona sedang hamil dan untuk mengetahui usia kehamilan silahkan di cek ke dokter kandungan. Saya menanyakan suaminya karena ingin memberi tahukan kalau istrinya hamil." Jawab dokter itu menjelaskan.

"Apa dok hamil?" tanya Veronica dengan wajah terkejut

"Memang kenapa ya?" tanya dokter dengan wajah ikut terkejut

"Maaf dok tidak apa-apa, bolehkah saya menemui sahabat saya?" tanya Veronica mengalihkan pembicaraan.

"Sebentar lagi akan dipindahkan ke ruang perawatan, nona bisa menemuinya di ruang perawatan." Jawab dokter tersebut.

"Baik dok, terima kasih." ucap Veronica.

Dokter itu hanya menganggukkan kepalanya kemudian pergi meninggalkan Veronica dan tidak berapa lama dua perawat mendorong brangkar menuju ke ruang perawatan kelas satu sesuai permintaan Veronica.

Veronica duduk di kursi dekat ranjang sambil menatap wajah pucat sahabatnya. Berapa lama kemudian Abigail perlahan membuka matanya dan melihat Veronica sedang menatap dirinya.

"Ada di mana aku?" tanya Abigail sambil memegangi kepalanya yang masih terasa pusing.

"Kamu ada di rumah sakit tadi kamu pingsan di kantor dan aku bawa ke rumah sakit." jawab Veronica menjelaskan ke sahabatnya.

"Kenapa aku bisa pingsan? apakah aku terkena penyakit?" tanya Abigail.

Grep

"Kamu tidak terkena penyakit tapi kamu hamil." jawab Veronica sambil menggenggam tangan sahabatnya.

"Apa?? aku ha... hamil?" tanya Abigail dengan nada terbata - bata tidak percaya.

"Iya benar kamu hamil." Jawab Veronica.

Abigail hanya diam sambil mengelus perutnya yang masih rata.

"Abigail, anak ini tidak bersalah dan kamu juga tidak bersalah begitu pula dengan pria itu karena yang patut disalahkan adalah ibu tirimu dan adik tirimu yang keji melakukan ini padamu. Jadi aku mohon jangan kamu gugurkan anak ini." mohon Veronica.

"Aku tahu Veronica dan aku tidak akan menggugurkan kandungan ini karena anak yang aku kandung tidak bersalah." ucap Abigail.

"Syukurlah kamu mau merawatnya dan jangan kuatir aku akan membantumu untuk membesarkan anak ini bersama." ucap Veronica

"Terima kasih kamu memang sahabat baikku." ucap Abigail sambil memeluk sahabatnya.

Veronica membalas pelukan sahabatnya dan tidak berapa lama merekapun melepaskan pelukannya bertepatan kedatangan dokter dan perawat. Dokter itupun memeriksa kondisi Abigail setelah selesai memeriksa perawat itu membantu dokter untuk membereskan peralatan dokter.

"Dokter, saya ingin pulang sekarang." pinta Abigail.

"Kalau infusnya sudah habis, nyonya bisa pulang." ucap dokter itu.

"Baik dok." ucap Abigail

Dokter itupun meninggalkan mereka berdua untuk mengecek kondisi pasien lainnya.

Di Tempat Yang Berbeda dan Negara Berbeda

Ray beberapa hari ini sering muntah - muntah pada pagi hari dan malam hari. Ray keluar dari mandi dengan tubuh masih lemas karena setiap makanan yang sudah masuk ke dalam perutnya dan tidak berapa lama dikeluarkan kembali. Ray duduk di kepala ranjang sambil memijat pelipisnya yang terasa pusing.

tok

tok

tok

"Masuk." perintah Ray

ceklek

Asisten pribadinya yang bernama Hendrik membuka pintu dan melihat tuannya sedang duduk di kepala ranjang sambil memijat pelipisnya.

"Tuan, beberapa hari ini tuan sering pusing dan muntah - muntah, aku panggilkan dokter ya?" pinta Hendrik.

"Panggil lah, aku sangat tersiksa sekali tiap pagi dan malam hari selalu muntah." ucap Ray.

Hendrik menghubungi dokter pribadi tuan Ray setelah selesai ponselnya di simpan kembali ke saku jasnya.

"Oh ya apakah kamu sudah menemukan Abigail yang tidur di kamar hotel tempat aku menginap?" tanya Ray.

"Belum tuan." ucap Hendrik

"Aku bingung kenapa Abigail harus pergi dari kamar hotel tersebut setelah itu hilang tanpa jejak." ucap Ray yang sudah berhasil meretas cctv hotel tempat dirinya menginap.

"Mommy juga tidak bisa meretas cctv kemana perginya Abigail." Ucap Ray.

Ray dan semuanya tidak tahu ketika Abigail pergi ke mansion orang tuanya dengan menyamar menjadi orang lain dan pergi ke bandara dengan menggunakan motor sedangkan Veronika pergi bersama temannya yang menyamar menjadi Abigail dan pergi ke negara lain.

Veronika dan Abigail pergi ke negara yang sama tapi menggunakan identitas palsu karena itulah Abigail sulit ditemukan.

"Oh iya kamu sudah menangkap ibu tiri dan adik tirinya yang telah berbuat jahat terhadap Abigail ku?" tanya Ray yang sudah mengklaim kalau Abigail adalah wanita nya.

"Sudah tuan." Jawab Hendrik.

"Bagus, jual mereka di tempat pelacuran karena telah berani mengusik Abigail, wanita yang aku cintai." ucap Ray dengan wajah datar dan nada dingin.

"Tuan mencintai nona Abigail tapi tuan tidak tahu apakah nona Abigail mencintai tuan atau tidak." ucap Hendrik dengan nada terkejut karena baru kali ini ada seorang wanita yang berhasil masuk ke dalam hati bosnya yang anti wanita.

"Apa yang sudah aku sentuh maka wanita itu menjadi milikku." ucap Ray.

Tidak berapa lama pintunya di ketuk membuat Hendrik berdiri dari sofa kemudian berjalan ke arah pintu.

ceklek

Hendrik membuka pintu kamar tuan Ray dan melihat dokter tersebut sedang berdiri di hadapannya. Dokter itupun masuk ke dalam kemudian memeriksa tuan Ray setelah lima menit pemeriksaan sudah selesai.

"Tuan tidak sakit." ucap dokter tersebut.

"Tapi kenapa setiap pagi dan malam hari aku sering muntah?" tanya Ray dengan wajah bingung

"Tuan juga beberapa hari ini meminta hal - hal yang aneh." sambung Hendrik

"Hal - hal yang aneh bagaimana?" tanya dokter tersebut.

"Kemarin pagi minta mangga muda yang dipetik langsung dari pohonnya dan beberapa hari yang lalu ketika pulang dari perusahaan meminta dibelikan makanan yang berada di pinggir jalan karena tidak pernah tuan makan makanan di pinggir jalan, tuan yang biasanya tidak suka pedas sekarang berubah suka pedas dan masih banyak lagi yang aneh." jawab Hendrik

"Iya benar aku baru sadar sekarang kenapa aku jadi seperti ini? apakah aku terkena penyakit?" tanya Ray dengan wajah bingung dan kuatir.

"Tidak tuan, maaf apakah tuan pernah melakukan hubungan suami istri dengan wanita lain?" tanya dokter tersebut dengan hati - hati takut menyinggung perasaan tuan Ray.

"Memang apa hubungannya?" tanya Ray dengan nada bingung dan belum tersadar tentang kehamilan orang yang dicintainya.

"Kemungkinan wanita itu hamil dan tuan yang mengalami gejala morning sickness." ucap dokter tersebut.

"Apa itu morning sickness?" tanya Ray.

"Morning sickness adalah mual dan muntah saat hamil." ucap dokter tersebut menjelaskan

"Tapi bukankah seharusnya wanita kenapa aku yang mengalami nya?" tanya Ray.

"Bisa saja mengalami wanita dan bisa juga oleh pria." ucap dokter tersebut menjelaskan.

"Eh tunggu, berarti wanita yang waktu aku tiduri hamil?" ucap Ray baru tersadar.

"What??? sejak kapan tuan bisa meniduri wanita?" tanya dokter tersebut dengan nada terkejut.

Ray menceritakan semuanya tanpa ada yang ditutupi dan dokter itupun hanya setia mendengarkan cerita Ray.

"Berarti bisa jadi wanita itu hamil anak tuan." ucap dokter tersebut setelah selesai mendengarkan cerita Ray.

"Aku harap wanita itu tidak menggugurkan kandungan nya. Walaupun itu terjadi aku tidak akan menyalahkannya karena aku tahu pasti sulit mengurus bayi tanpa seorang pendamping di sisinya." ucap Ray dengan nada sendu.

Entah kenapa hatinya sangat sakit ketika mengatakan itu. Ray hanya bisa berharap agar wanita itu tidak menggugurkan nya walau itu terlalu kecil kemungkinannya.

Setelah selesai dokter dan asisten tersebut meninggalkan Ray sendirian karena Ray ingin sendiri dan tidak mau di ganggu. Ray mengambil pigura yang berada di mejanya yang berisi foto wanita itu.

"Abigail kamu ada di mana? aku sangat merindukanmu." ucap Ray sambil mengecup foto tersebut kemudian memeluknya.

Ray membaringkan tubuhnya dengan tidak melepaskan pigura tersebut dari pelukannya kemudian tidak berapa lama Ray pun tertidur pulas.

Terpopuler

Comments

Kadek Bella

Kadek Bella

lanjut thoor

2023-04-04

0

Dewi Misreni

Dewi Misreni

semoga hamil kembar. soalnya aku suka 😄😄

2023-04-04

1

Amin Salam

Amin Salam

abigail kan cowok kok disini cewek

2023-04-04

0

lihat semua
Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!