4. Hotel Four Seasons Madrid,

Tidak terasa hari ini para mahasiswa dan mahasiswi wisuda. Felicia, Feodora dan Fransiska memakai pakaian couple kebaya putih dengan rambut di sanggul.

Mereka bertiga berangkat dengan satu mobil karena mereka menginap di rumah Fransiska sekalian untuk berhias untuk menyambut perayaan kelulusan wisuda.

Orang tua Fransiska dan orang tua Feodora menggunakan mobil masing - masing. Mereka berangkat menuju Hotel Masa Depan.

Di Hotel Masa Depan banyak orang berkumpul pemilik kampus, dekan, dosen dan mahasiswa mahasiswi serta para orang tua.

Felicia sangat sedih dan melamun karena kedua orangtuanya tidak mungkin datang menghadiri acara wisuda disebabkan ke dua orangtuanya sudah meninggal dunia.

Sahabatnya Felicia siapa lagi kalau bukan Feodora dan Fransiska mengetahui isi hati sahabatnya.

"Felicia, jangan sedih, orang tuamu pasti datang melihatmu wisuda walau kita tidak bisa melihatnya. Orang tuamu pasti bangga mempunyai anak pintar dan secantik sepertimu." ucap Fransiska sambil memeluk dari arah samping

"Terima kasih Fransiska kamu memang sahabat baikku.

"Felicia, apa yang dikatakan oleh Fransiska benar adanya. Jangan bersedih dan doakan selalu ke dua orang tuamu bahagia di sana, jangan bersedih. Kalau kamu sedih kita berdua ikut sedih." ucap Feodora dengan wajah sendu.

"Terima kasih Feodora, kalian berdua selalu ada untukku. Saya tidak tahu bagaimana aku jika tidak ada kalian." ucap Felicia dengan wajah ikut sendu.

"Sttt, kita itu sahabat dari kecil hingga sekarang dan sahabat harus saling tolong menolong, di saat suka dan duka selalu bersama dan aku sanga harap persahabatan kita abadi sampai maut memisahkan kita." ucap Fransiska.

"Amin." ucap Felicia dan Feodora bersamaan.

"Aku punya ide, bagaimana kalau nanti kita masing - masing sudah menikah, kita menjodohkan anak - anak kita agar mempererat persahabatan kita dan juga para suami kita nantinya bisa dekat dengan kita jadi kita bisa satu keluarga saling bantu membantu jika salah satu dari kita mengalami kesusahan." usul Felicia.

"Boleh juga usulmu." jawab Fransiska dengan antusias.

"Iya aku setuju." jawab Feodora.

Acara wisuda sudah di mulai satu persatu di panggil. Selesai sudah satu persatu di panggil nama - nama para wisudawan dan wisudawati. Kini pemanggilan nama - nama wisudawan dan wisudawati yang berprestasi.

Seorang maju ke depan memanggil siapa saja nama - nama wisudawan dan wisudawati yang berprestasi di ambil satu jurusan

"Felicia Albert jurusan Sekretaris dengan nilai ipk XXXX harap maju ke depan mendapatkan uang tunai Rp. 10,000,000 dan trophy." Panggil mc pembawa acara.

"Dokter Feodora Einstein jurusan designer dengan nilai ipk XXXX harap maju ke depan mendapatkan uang tunai Rp. 10,000,000." ucap mc pembawa acara.

"Dokter Fransiska Gilbert jurusan kedokteran dengan nilai ipk XXXX harap maju ke depan mendapatkan uang tunai Rp. 10,000,000 dan trophy." ucap mc pembawa acara.

Semua orang bertepuk tangan banyak yang memuji selain cantik juga mereka sangat pintar. Orang tua Feodora dan Fransiska sangat bangga dan puas melihat anak - anak mereka pintar dan tidak sia - sia mendidik anak - anak mereka.

Selesai wisuda mereka berfoto dengan keluarga, dosen dan sahabat - sahabat mereka. Moko mengucapkan selamat atas prestasi Felicia, Fransiska dan Feodora.

"Felicia, aku ingin bicara denganmu berdua, bolehkah?" tanya Moko penuh harap.

"Ada apa ya?" tanya Felicia yang sebenarnya malas berdekatan dengan Moko.

"Aku ingin bicara di taman kampus tidak lama hanya dua puluh lima menit saja." pinta Moko.

"Sebentar aku ingin bicara dengan ke dua sahabatku dulu." Ucap Felicia.

"Ok, aku tunggu." jawab Moko

Felicia menemui ke dua sahabatnya Feodora dan Fransiska kalau Moko ingin bicara dengan Felicia. Mereka hanya menganggukkan kepalanya barulah Felicia menemui Moko.

"Ayo Moko kita pergi ke taman kampus." ajak Felicia

Felicia dan Moko berjalan menuju ke taman kampus dengan berjalan kaki. Dalam perjalanan Felicia dan Moko hanya berdiam diri saja, mereka berdua masing - masing sibuk dengan pikirannya. Felicia sudah tahu apa yang akan ditanyakan Moko. Felicia hanya berharap Moko tidak marah akan jawaban Felicia nanti.

Kini mereka sudah sampai di taman belakang kampus. Felicia duduk sedangkan Moko berdiri mereka berdua memandang taman kampus yang penuh dengan bunga - bunga indah.

"Felicia kamu tahu, aku sudah lama menyukaimu sejak awal kita masuk kuliah kamu sangat berbeda dari gadis - gadis yang ku kenal, setiap kamu menolakku aku berusaha mencari penggantimu tapi tidak ada, hatiku hanya ada namamu, kini kita sudah lulus kuliah, maukah kamu menikah denganku?" pinta Moko sambil berlutut dan memberikan kotak merah dan ketika di bukanya berisi cincin emas berbentuk hati yang sangat indah.

Felicia menutup mulutnya tidak percaya kalau Moko akan melamarnya secepatnya ini.

"Maaf Moko, bukannya aku menolakmu sungguh aku sangat bahagia tapi sekali lagi aku minta maaf, aku belum ada niat untuk menikah karena banyak cita - cita yang ingin kugapai." ucap Felicia jujur.

"Kamu bilang ingin kerjakan? kamu bisa kerja denganku walau kita sudah menikah nantinya." ucap Moko penuh harap agar cintanya tidak di tolak.

"Bukan itu saja Moko, aku belum berpikir untuk menikah, kalau kita memang jodoh pasti akan dipersatukan. Jika seandainya dirimu menemukan seseorang yang lebih baik dariku aku tidak akan marah, sekali lagi maafkan aku." ucap Felicia sambil berjalan meninggalkan Moko seorang diri.

Moko sangat kecewa dengan Felicia dirinya lagi - lagi di tolak oleh Felicia.

"Felicia, bagaimanapun caranya kamu harus jadi milikku walau harus secara paksa sekalipun aku tidak perduli yang penting kamu harus jadi milikku." gumam Moko memandangi Felicia sampai tidak terlihat sambil mengepalkan ke dua tangannya menahan amarahnya.

Obsesi memiliki Felicia sangat besar, Moko akan cari waktu yang tepat untuk mendapatkan Felicia walau bagaimanapun caranya.

XXXXX

Felicia menemui ke dua sahabatnya yang masih setia menunggunya.

"Bagaimana?" tanya Feodora kepo.

"Gimana apanya?" tanya Felicia pura-pura tidak tahu.

"Aish, maksudku apakah Moko melamarmu?" tanya Feodora penasaran.

deg

Fransiska hanya menunduk hatinya sakit mendengar perkataan sahabatnya Feodora tapi berusaha menenangkan dirinya agar bersikap biasa saja supaya ke dua sahabatnya tidak mengetahuinya.

"Iya Moko, melamarku, darimana kamu tahu Feodora?" tanya Felicia sambil memandang sahabatnya Fransiska dengan sendu, sungguh Felicia tidak tega menyakiti sahabatnya tapi Felicia tidak mau berbohong karena persahabatan harus disertai kejujuran walau nanti akhirnya ada yang sakit.

"Tebak aja, berarti benar donk?" tanya Feodora.

"Seratus persen tepat?" jawab Felicia sambil memandang Fransiska sedangkan Fransiska hanya tersenyum walau hatinya terluka.

"Terus kamu terima?" tanya Feodora kepo.

"Tidaklah, aku bilang padanya banyak yang mesti aku gapai dan aku belum ada rencana niat untuk menikah." Jawab Felicia.

"Ohh." jawab mereka berdua Feodora dan Fransiska yang mulutnya berbentuk huruf O.

"Fransiska, maafkan aku ya?" pinta Felicia sambil menatap sendu sahabatnya.

"Kenapa minta maaf?" tanya Fransiska dengan wajah bingung.

"Kita berdua tahu kalau kamu menyukai Moko, benar bukan?" tanya Felicia.

" A... aku.." jawab Fransiska gugup.

"Kami tahu, kalau kamu menyukainya, tapi kami mohon lupakan perasaanmu mungkin Moko bukan jodohmu." ucap Feodora.

Feodora tadi sengaja menanyakan ke Felicia tentang Moko agar sahabatnya yang bernama Fransiska untuk tidak mengharapkan Moko.

"Benar kata Feodora, buat apa kita mencintai seseorang tapi orang itu tidak mencintai kita." tambah Felicia.

"Terima kasih kalian memang sahabat baikku." ucap Fransiska terharu.

Mereka saling berpelukan untuk saling menguatkan. Selesai berpelukan mereka pulang ke rumah masing - masing dengan di antar oleh Fransiska.

Empat orang dosen yang di beri tugas untuk mengurus acara perpisahan menunjuk beberapa lulusan jurusan yaitu bisnis, kedokteran dan designer untuk menjadi panitia karena pihak kampus membutuhkan lima belas panitia untuk mengadakan acara tersebut.

xxxxx

Feodora berangkat mengendarai mobil menuju kampus namun sebelumnya menjemput Felicia terlebih dahulu, setelah menjemput Felicia merekpun melanjutkan perjalanannya untuk menjemput Fransiska. Fransiska sudah menunggu di depan gerbang, Fransiskapun langsung naik dan mobilpun berjalan menuju ke kampus mereka.

Sampai di kampus Feodora memarkirkan mobilnya di halaman kampus. Mereka keluar dari mobil dan masuk ke dalam ruangan serbaguna. Banyak yang sudah hadir tapi acara belum di mulai.

Setelah agak lama menunggu akhirnya rapatpun di mulai. Awal pembukaan berdoa terlebih dahulu barulah ke acara selanjutnya tujuan acara dan diadakan di kota mana.

Ada yang meminta di negara Spanyol, ada juga di kota Jerman, ada juga Argentina, ada juga Bali, ada juga kota Tiongkok dan nama - nama negara lainnya. Setelah memakan waktu agak lama akhirnya mereka sepakat pergi ke negara Spanyol di hotel Four Seasons Madrid, Hotel Baru Paling Elegan di Ibukota Spanyol.

Mereka tertarik pergi ke negara Spanyol dan menginap di hotel Four Seasons Madrid, karena hotelnya yang sangat indah.

Terlebih ada kolam renangnya, kolam renang tampak dari arah samping.

Tampak dari depan

Setelah selesai rapat, masing - masing ketua jurusan yang sudah di tunjuk langsung mengirim lewat grup untuk menyiapkan diri keberangkatan dua minggu lagi.

Acara rapatpun sudah selesai, mereka keluar dari gedung serbaguna. Ada yang langsung pulang dan ada juga yang jalan - jalan.

"Kita mau kemana?" Tanya Felicia.

"Bagaimana kalau kita pergi ke mall?" Usul Feodora.

"Ok." Jawab ke dua gadis tersebut bersamaan.

Felicia, Feodora dan Fransiska pergi ke mall untuk pergi jalan - jalan. Felicia mengendarai mobil di sampingnya Fransiska sedangkan di belakang pengemudi Feodora.

Sampai di mall Felicia memarkirkan mobilnya, merekapun turun dari mobil.

"Kita kemana dulu nich?" tanya Felicia.

"Kita makan dulu yuk?" jawab Fransiska.

"Iya aku setuju, kebetulan aku lagi laper." jawab Feodora.

"Ok." jawab Felicia.

Merekapun masuk ke dalam restoran yang sudah mulai ramai maklum waktunya makan siang, Feodora, Felicia dan Fransiska mengedarkan matanya untuk mencari tempat duduk kebetulan di pojokkan belum terisi merekapun berjalan ke arah meja yang berada di pojok.

Setelah sampai mereka duduk dengan santai. Mereka mengambil buku menu dan memesan makanan sambil menunggu pesanan datang mereka bertiga mengobrol.

Tak jauh dari tempat duduknya ada tiga pria sangat tampan dan karismatik yang memperhatikan mereka bertiga. Mereka adalah Alvaro, Roberto dan dokter Jimmy.

Mereka terkejut karena semua wanita memandang dengan tatapan lapar dan tidak berkedip bahkan ada yang sengaja menggoda ke tiga pria tampan itu dengan senyuman bahkan mengedipkan matanya tapi tidak berlaku bagi Felicia, Feodora dan Fransiska. Mereka malah asyik tertawa sambil bercanda.

Pesananpun datang mereka menghentikan obrolan dan makan dengan tenang tanpa bersuara. Selesai makan mereka merapikan piring - piring kotor dengan cara di tumpuk rapih, semua sendok dan garpu ditaruh di atas piring. Meja yang kotor dibersihkan dengan menggunakan tissue sehingga meja itu menjadi bersih dan tidak kotor. 3 gelas belum dirapihkan karena belum habis karena mereka masih mengobrol.

Semua itu tidak luput perhatian dari Alvaro, Roberto dan dokter Jimmy. Mereka bertiga tidak menyangka di jaman sekarang ini ada 3 gadis yang melakukan seperti itu. Karena rata - rata semua orang meninggalkan meja restoran dalam kondisi meja yang sangat berantakkan.

Ketiga gadis tersebut asyik mengobrol hingga datanglah seorang pelayan jalan membawa minuman melewati ke tiga gadis itu tidak sengaja menyenggol kursi akibatnya gelas itu tumpah mengenai ketiga gadis cantik tersebut siapa lagi kalau bukan Felicia, Feodora dan Fransiska. Pelayan bersujud dengan rasa takut dan berlutut meminta maaf tanpa di duga ketiga gadis tersebut tersenyum dan berdiri meminta pelayan itu untuk berdiri.

Mereka memaafkan kesalahannya karena ke tiga gadis itu tahu kalau pelayan itu tidak sengaja. Satu gadis yang bernama Felicia mengeluarkan tissue basah dari dalam tasnya sambil melap tangan dan bajunya yang terkena noda minuman karena noda yang terkena minumannya tidak terlalu banyak sedangkan kedua gadis yang bernama Feodora dan Fransiska pergi ke toilet.

Hingga dua belas menit kemudian Feodora dan Fransiska tersebut datang kembali dan berjalan ke meja restoran. Lantainya sudah dibersihkan oleh pelayan hingga lantainya menjadi bersih dan tidak basah lagi.

Pelayan yang tadi tidak sengaja menjatuhkan minuman dimarahi oleh manager dan dipotong gajinya. Mereka bertiga masing - masing mengeluarkan 1 lembar uang warna merah untuk diberikan ke pelayan tersebut, pelayan tersebut menolak tapi Felicia, Fransiska dan Feodora mengatakan itu sebagai tip buat pelayan itu.

Semua yang dilakukan tidak luput dari perhatian tiga pria tampan tersebut Alvaro, Roberto dan dokter Jimmy.

"Cantik sama seperti hatinya yang cantik, baru kali ini saya melihatnya." ucap Alvaro. memperhatikan Felicia Albert.

"Iya betul baru kali ini saya melihat ada gadis yang perduli terhadap orang lain." ucap Roberto memandang Dokter Fransiska Gilbert.

"Cantik dan diliat dari pakaiannya sepertinya mereka orang berada tapi tidak sombong." ucap dr. Jimmy memandang Feodora Einstein.

"Sudahlah aku langsung berangkat kerja lagi, kalian masih betah di sini?" tanya Alvaro ke dokter Jimmy dan Roberto.

" Tidak, ayo kita berangkat kerja lagi." jawab dokter Jimmy.

'Belum satu hari di rawat karena luka tembak Alvaro langsung pulang ke mansion dan besoknya langsung kerja.' Sambung dokter Jimmy dalam hati.

" Maaf tuan, mari kita berangkat kerja lagi." jawab Roberto.

'Aduh Tuan, baru kemarin pulang dari rumah sakit karena luka tembak dan sekarang langsung kerja. Tuan Alvaro memang penggi*a kerja sama seperti diriku.' Sambung Roberto dalam hati.

Di dalam mobil Alvaro dan Roberto melanjutkan perjalanan menuju ke perusahaan sedangkan dokter Jimmy menuju ke rumah sakit.

Felicia, Fransiska dan Feodora selesai mengobrol keluar dari restoran dan berjalan menuju tempat parkiran, mereka pulang bersama sampai di parkiran gantian Fransiska yang menyetir mobil.

Pulang dari mall Felicia langsung mandi karena tubuhnya terasa lelah dan badannya lengket karena seharian pergi ke kampus dan jalan - jalan ke mall.

Selesai mandi Felicia mengambil ponselnya untuk berkirim pesan ke grup wa **Tiga Gadis Cantik

✉️** Felicia : hallo

✉️ Feodora : Hallo

✉️ Fransiska : Hallo juga

✉️ Felicia : besok aku ada rencana mau nengok cafe jam 9 pagi, kalian besok rencananya apa?

✉️ Feodora : kayaknya ke cafe juga, sudah lama kita tidak pernah nengokkin cafe, kalau kamu?

✉️ Fransiska : sama deh, besok kita pergi ke cafe.

✉️ Felicia : Ok

✉️ Fransiska : Ok

✉️ Feodora : Aku ada acara paling datang agak siang

✉️ Felicia : besok aku tidak ada acara , aku tunggu di cafe deh.

✉️ Fransiska : sama, besok aku juga tidak ada acara kegiatan aku ke sana bawa motor.

✉️ Felicia : Ok aku tunggu di cafe ya.

✉️ Feodora : Ok

✉️ Fransiska : Ok

Felicia meletakkan kembali ponselnya dan siap - siap istirahat karena badannya sangat cape ingin segera tidur.

Tidak membutuhkan waktu lama, Felicia sudah masul ke dalam mimpi indah.

Esok paginya, Felicia terbangun dan mandi. Memakai celana jeans warna biru langit, kaos putih dan jaket senada dengan celana jeans biru langit. Selesai berpakaian Felicia memakai pelembab dan bedak kemudian dilanjutkan memakai lipstik.

Walau hiasan hanya natural tapi kecantikan Felicia patut dikagumi banyak pria yang mengaguminya termasuk Moko tapi Felicia belum ada keinginan untuk menikah karena baginya Felicia ingin menikmati masa mudanya.

Selesai berhias Felicia keluar dari rumahnya di mana rumah tersebut merupakan peninggalan kakek neneknya karena ke dua orang tuanya tidak meninggalkan apa-apa karena orang tuanya miskin.

Namun Felicia tidak pernah menyesal terlahir dengan kondisi miskin karena apa yang telah terjadi selalu di syukuri.

Felicia mengunci pintu dan mengendarai mobil yang tidak terlalu mahal untuk pergi ke cafe milik bersama dua sahabatnya Feodora dan Fransiska. Cafenya lumayan besar dan mempunyai enam pegawai yang dipercayakan untuk mengurus cafenya.

Felicia mengendarai mobil dengan santai sambil menikmati pemandangan. Tidak terasa Felicia sudah sampai di cafe miliknya.

Enam pegawainya menyapanya dan di balas sapaan oleh Felicia di sertai dengan senyuman. Felicia mengelilingi cafe melihat 6 pegawainya dan ruangan - ruangan cafe. Felicia puas cafenya sangat bersih dan tidak ada debu.

Pelanggan satu persatu mulai berdatangan. Mungkin karena hari libur karena itu cafenya sangat ramai. Felicia yang melihat kokinya repot langsung membantunya agar pelanggan tidak lama menunggu.

Tidak berapa lama Fransiska datang, Fransiska pun masuk ke dapur karena pembeli pada antri dan ada yang ngomel karena lama menunggu. Fransiska ikut membantu memasak agar cepat selesai.

XXXXX

Feodora berangkat menuju ke saudara sepupunya karena sudah ada janji temu dengannya. Selesai bertemu dan mengobrol Feodora menuju ke cafe karena sudah ada janji dengan Felicia dan Fransiska.

Tidak berapa lama Feodora sudah datang, Feodora yang melihat pegawainya sibuk bolak balik mengantar makanan dan mencatat makanan membuat Feodora turun tangan.

Membawa antaran pesanan para pelanggannya. Tidak berapa lama para pelanggannya sudah mulai berkurang. Feodora naik ke lantai dua tempat ruangan khusus Feodora, Felicia dan Fransiska untuk istirahat.

Feodora duduk di sofa dengan kaki di selonjorkan karena kakinya sangat pegal.

ceklek

Pintu terbuka Felicia dan Fransiska masuk ke dalam dan melihat Feodora duduk selonjoran di sofa.

" Wah, nyonya Feodora sudah datang?" usil Felicia.

" Iya nich, padahal kita cape masak eh salah satu orang pemilik cafe malah enak - enak tidur - tiduran." usil Fransiska

Felicia dan Fransiska tahu tidak mungkin kalau Feodora santai seperti ini karena itu mereka berdua usil.

" Enak saja, aku dari tadi cape tahu bantuin pegawai kita ngantar makanan bolak balik mirip setrikaan, kalian baru datang ya?" tanya Feodora sambil melempar tissue ke arah mereka.

"Yeee... Tidak kena." Ledek ke duanya.

Feodora hanya tersenyum kemudian ke dua sahabatnya duduk saling berhadapan.

"Kayaknya kita perlu tambah pegawai baru deh, kasihan juga koki dan pelayan yang mengantar makanan dan minuman." usul Fransiska tiba - tiba.

"Iya aku setuju usulmu Mar?" ucap Feodora

"Berarti kita setuju ya nambah pegawai lagi." ucap Felicia

"Iya setuju, apa kita tambah 2 orang saja satu untuk koki dan satu lagi pelayan." ucap Fransiska

"Ok. sip." jawab mereka berdua dengan kompak.

"Kita nyanyi yuk?" tawar Feodora.

"Ayuk." Jawab ke duanya bersamaan.

Merekapun nyanyi bersama terkadang berdua dan terkadang sendiri.

Episodes
1 1. Alvaro Ketua Mafia
2 2. Tiga Sahabat
3 3. Gagal Lagi
4 4. Hotel Four Seasons Madrid,
5 Bertemu Kembali
6 Yunani
7 Di Suruh Pulang
8 Pangling
9 Virus
10 Kembar 5
11 Felicia dan Alvaro
12 Makan Bersama
13 Memecat Mereka
14 Felicia Melahirkan Lima Bayi Kembar
15 Nama Lima Bayi Kembar Felicia dan Alvaro
16 Enam Tahun Kemudian
17 Awal Pertemuan
18 Bertemu Dengan Ke tiga anak kembarnya
19 Ulang Tahun Perusahaan
20 Tuan Lihat Itu
21 Pelukan Hangat
22 Penculikan Bruno, Brian, Benediktus, Brigitha dan Briana
23 Bruno
24 Mommy Felicia dan Daddy Alvaro
25 I Love You
26 Ikutan Dong
27 Nyonya Kelly dan Ririn
28 Racun
29 Kenapa?
30 Lima Anak Kembar Genius
31 Bantuan Datang
32 Memang Kenapa?
33 Mimpi Daddy Alvaro
34 Akhir Mimpi
35 Acara Pernikahan Daddy Alvaro dengan Mommy Felicia
36 Dokter Fransiska dan Roberto
37 Pertunangan dokter Fransiska dan Roberto
38 Lima Aksi Anak Kembar
39 Kimia dan Ririn
40 Menghukum Mereka
41 Kematian Kimia dan Ririn
42 Kematian Kimia dan Ririn 2
43 Pertengkaran Pertama Kalinya
44 Kecelakaan
45 Kemarahan Daddy Alvaro
46 Pergi Kemana Dad?
47 Kembar Tiga
48 Kematian Bela
49 Delapan anak sudah cukup
50 Jimmy Fernandez
51 Jimmy Fernandez 2
52 Malu
53 Tuan Jeriko Fernandez dan Jimmy Fernandez
54 Patuh terhadap Orang Tua
55 Kemarahan dan Kerinduan Tuan Jeriko Fernandez
56 Masa Lalu Tuan Jeriko Fernandez
57 Merasa Bersalah
58 Masa Lalu Tuan Jeriko Fernandez
59 Kematian Bela dan Joni
60 Rencananya Gagal
61 Pilihan Sulit
62 Lima Anak Kembar
63 Alex
64 Draft
65 Pernikahan dokter Jimmy dan Feodora
66 Reuni
67 Nama Ke tiga Anak Kembar
68 Tamat
Episodes

Updated 68 Episodes

1
1. Alvaro Ketua Mafia
2
2. Tiga Sahabat
3
3. Gagal Lagi
4
4. Hotel Four Seasons Madrid,
5
Bertemu Kembali
6
Yunani
7
Di Suruh Pulang
8
Pangling
9
Virus
10
Kembar 5
11
Felicia dan Alvaro
12
Makan Bersama
13
Memecat Mereka
14
Felicia Melahirkan Lima Bayi Kembar
15
Nama Lima Bayi Kembar Felicia dan Alvaro
16
Enam Tahun Kemudian
17
Awal Pertemuan
18
Bertemu Dengan Ke tiga anak kembarnya
19
Ulang Tahun Perusahaan
20
Tuan Lihat Itu
21
Pelukan Hangat
22
Penculikan Bruno, Brian, Benediktus, Brigitha dan Briana
23
Bruno
24
Mommy Felicia dan Daddy Alvaro
25
I Love You
26
Ikutan Dong
27
Nyonya Kelly dan Ririn
28
Racun
29
Kenapa?
30
Lima Anak Kembar Genius
31
Bantuan Datang
32
Memang Kenapa?
33
Mimpi Daddy Alvaro
34
Akhir Mimpi
35
Acara Pernikahan Daddy Alvaro dengan Mommy Felicia
36
Dokter Fransiska dan Roberto
37
Pertunangan dokter Fransiska dan Roberto
38
Lima Aksi Anak Kembar
39
Kimia dan Ririn
40
Menghukum Mereka
41
Kematian Kimia dan Ririn
42
Kematian Kimia dan Ririn 2
43
Pertengkaran Pertama Kalinya
44
Kecelakaan
45
Kemarahan Daddy Alvaro
46
Pergi Kemana Dad?
47
Kembar Tiga
48
Kematian Bela
49
Delapan anak sudah cukup
50
Jimmy Fernandez
51
Jimmy Fernandez 2
52
Malu
53
Tuan Jeriko Fernandez dan Jimmy Fernandez
54
Patuh terhadap Orang Tua
55
Kemarahan dan Kerinduan Tuan Jeriko Fernandez
56
Masa Lalu Tuan Jeriko Fernandez
57
Merasa Bersalah
58
Masa Lalu Tuan Jeriko Fernandez
59
Kematian Bela dan Joni
60
Rencananya Gagal
61
Pilihan Sulit
62
Lima Anak Kembar
63
Alex
64
Draft
65
Pernikahan dokter Jimmy dan Feodora
66
Reuni
67
Nama Ke tiga Anak Kembar
68
Tamat

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!