Felicia kini sudah pulang ke rumah dan istirahat karena badannya terasa lelah walau sudah mandi tapi badan masih terasa lemas dan tidak membutuhkan waktu lama Felicia langsung tertidur karena besok pagi ada acara dikampusnya.
XXXXX
Malam menjelang pagi seperti biasa Alvaro bersama asisten setianya yang bernama Roberto berangkat ke Perusahaan PT ALVARO COMPANY.
Mereka sangat sibuk bekerja hingga tidak terasa sudah jam 1.30 siang. Alvaro dan asistennya yang bernama Roberto pergi meeting dengan PT. Pesona Hati di hotel Belzeld. Roberto mengendarai mobil dengan kecepatan sedang sedangkan Alvaro melihat ponselnya mengecek perkembangan saham dan pekerjaan.
Tidak berapa lama sampailah mereka di hotel Belzeld. Alvaro bersama Roberto berjalan memasuki lobby hotel. Roberto berjalan menuju ke bagian penerima tamu untuk menanyakan janji temu dengan kliennya. Setelah di tunjuk tempatnya. Roberto berjalan dan mendekati bosnya Alvaro.
Mereka berjalan menuju meja yang sudah dipesankan oleh kliennya. Tidak berapa lama kliennya datang, Satu orang pria paruh baya dan dua orang gadis dengan berpakaian seksi menuju ke arah mereka.
" Kenalkan saya CEO dari PT. Pesona Hati." Ucap pria paruh baya tersebut memperkenalkan diri.
"Oh ya dua gadis ini adalah sekretaris pribadiku dan orang kepercayaanku." Sambung pria paruh baya tersebut sambil mengulurkan tangan untuk bersalaman.
Alvaro hanya menganggukkan kepalanya sedangkan Roberto yang menyambut uluran tangan ke dua tangan gadis itu secara bergantian.
Sekretaris tersebut melambaikan tangannya sambil memanggil seorang pelayan.
" Maaf tuan mau pesan apa?" tanya sekretaris tersebut.
" Kami berdua minum juice jeruk." jawab Roberto
" Baik, kami pesan juice jeruk 2 dan lemon tea 2 dan kopi hitam satu." ucap Sekretaris kepada pelayan restoran sambil mengedipkan matanya.
Apa yang dilakukan Sekretaris tidak luput dari pengamatan Alvaro dan Roberto tapi mereka pura - pura tidak tahu. Roberto mengambil ponselnya di dalam jasnya dan mengetik pesan setelah selesai ponselnya di simpan kembali ke dalam saku jasnya.
Mereka memperbincangkan bisnisnya dan terkadang kedua gadis itu sengaja membuka ke dua kancing kemejanya.
Alvaro dan Roberto berusaha menahan amarahnya atas tindakan mereka berdua.
'Cihhhhh... memang aku bakalan tertarik.' Ucap Alvaro dan Roberto bersamaan dalam hati.
Tidak berapa lama minuman pun datang mereka pun minum berdasarkan pesanan masing - masing.
Kedua gadis itu melihat mereka berdua minum sambil tersenyum licik dan mereka saling memandang dan menahan tawa kemenangan karena misinya sebentar lagi berhasil.
'Yes, minum sampai habis sayang dan kamu pria paling tampan Alvaro laki - laki yang tidak tersentuh dan pria terkaya bersiaplah kamu harus bertanggung jawab untuk menikahiku.' Ucap Sekretaris tersebut dalam hati.
'Sebenarnya aku lebih mencintai tuan Alvaro tapi Sekretaris kesayangan bos malah menyukainya tapi sudahlah tidak ada rotan akarpun jadi dan Roberto sebenarnya laki - laki lumayan tampan bersiaplah kamu harus bertanggung jawab untuk menikahiku.' ucap orang kepercayaannya dalam hati.
Mereka membicarakan bisnis sehingga ke dua belah pihak setuju dan menandatangani berkas dokumen.
"Silahkan dihabiskan minumannya tuan Alvaro dan tuan Roberto." pinta Sekretaris tersebut sambil tersenyum dan menatap dengan tatapan menggoda.
Alvaro dan Roberto pun menghabiskan minuman tersebut dan tidak berapa lama ke dua pria tampan tersebut pura-pura kepala mereka pusing dengan cara memijat kepalanya.
Bruk
Alvaro dan Roberto pura-pura tidak sadarkan diri dan bersandar di meja makan membuat ke tiga pasang mata tersebut tersenyum puas.
"Bagus, kalian berdua puaskan dua pria itu setelah itu minta mereka bertanggung jawab setelah itu kuras harta mereka berdua." Ucap pria paruh baya tersebut sambil menjentikkan jarinya.
Tidak berapa lama datang dua bodyguard dan berdiri di belakang Alvaro dan Roberto.
"Baik Tuan." Jawab ke dua gadis tersebut bersamaan.
"Kamu berdua bantu ke dua gadis itu!" Perintah pria paruh baya tersebut.
"Baik Tuan." Jawab ke dua pria tersebut.
Ke dua gadis dan ke dua bodyguard yang ingin membantu ke dua pria tersebut yang bernama Alvaro dan Roberto untuk di bawa masuk ke dalam kamar hotel yang sudah dipesankan, namun tiba-tiba...
"Jangan pernah sentuh tubuhku!" Ucap Alvaro tiba-tiba berdiri begitu pula dengan Roberto.
Ke lima orang tersebut sangat terkejut dengan apa yang dilihatnya karena rencana jahatnya diketahui oleh mereka.
"Kenapa? Terkejut?" Tanya Alvaro sambil menjentikan jarinya.
Tiba - tiba datang tujuh bodyguard yang bertampang sangar membuat mereka sangat terkejut.
"Puaskan ke dua gadis ini dan lakukan secara kasar kalau perlu kamu siksa sampai kamu puas dan setelah puas berikan ke kandang singa, kasihan singaku belum makan." ucap Roberto dengan nada santai.
"Baik Tuan." Jawab ke dua pria berwajah sangar yang mempunyai ha x srat yang sangat tinggi terhadap wanita.
"Tu... tuan apa maksudmu ini?" tanya sekretaris dan orang kepercayaan pria paruh baya dengan suara terputus - putus dan wajah ketakutan sambil kakinya gemetaran tapi berusaha untuk berdiri tegak.
"Kenapa kaget ya? kamu berdua adalah gadis yang sangat bodoh tidak bisa untuk menipuku dengan memberi minuman yang mengandung obat tidur." ucap Alvaro dengan nada sarkas.
Bruk
Bruk
"Maaf tuan, ampuni saya, saya janji tidak akan melakukan ini lagi." pinta ke dua gadis tersebut bersamaan sambil berlutut untuk meminta maaf.
"Tidak ada pengampunan buat kalian berdua, cepat puaskan ke dua gadis ini." perintah Roberto.
"Baik Tuan." ucap ke dua bodyguard bertampang sangar sambil menundukkan setengah tubuhnya memberi tanda hormat.
Ke dua Gadis itu berteriak tapi Alvaro dan Roberto tidak memperdulikan teriakan dan tangisan gadis tersebut.
"Untuk ke tiga pria ini bawa ke markas!" Perintah Roberto.
"Baik Tuan.'' Jawab ke lima pria berwajah sangar tersebut bersamaan.
Selesai mengatakan hal itu Alvaro dan Roberto berjalan keluar menuju lobby. Mereka berdua menaiki mobil dan melanjutkan perjalanannya.
Flashback On
Ketika Sekretaris mengedipkan matanya ke arah pelayan Alvaro dan Roberto dengan tatapan elangnya memperhatikan tingkah Sekretaris yang mencurigakan.
Roberto langsung tahu apa yang dilakukan membuat Roberto langsung mengirim pesan ke anak buahnya.
Anak buahnya mengikuti pelayan tersebut hingga pelayan itu memberikan obat ke minuman milik Alvaro dan Roberto.
Anak buahnya memberikan ancaman ke pelayan tersebut dengan mengatakan keluarganya akan dibunuh hal itu membuat pelayan tersebut terpaksa menuruti permintaan anak buah Roberto dan merekapun menceritakan semua rencana ke dua gadis tersebut.
Kedua minuman itupun diganti dan diberikan oleh pelayan tersebut kemudian diberikan ke mereka.
Flashback Off
Alvaro dan Roberto langsung menuju restoran Karina dengan PT BAC Company untuk mengadakan meeting dengan kliennya.
Roberto mengendarai mobil dengan kecepatan sedang karena masih ada waktu satu jam lagi.
Di dalam mobil Alvaro sibuk membuka ponselnya untuk mengerjakan berkas - berkas yang belum selesai. Ponsel milik Alvaro berdering tertera nama :
Mama Memanggil
📞 "Hallo Mam." panggil Alvaro.
📞"Al, kapan pulang ke rumah?" tanya Mama Alvaro.
📞"Diusahakan bulan depan Alvaro pulang Mam." jawab Alvaro.
📞"Bisa tidak hari ini pulang?" pinta mama Alvaro.
📞"Maaf Mam, Alvaro banyak pekerjaan bulan depan Alvaro bisa pulang." jawab Alvaro.
📞 "Minggu depan tidak boleh lagi tawar menawar?" ucap mama Alvaro dengan nada memaksa.
📞 "Ada apa sich Mam?" tanya Alvaro mulai malas karena Alvaro benar - benar bulan ini sangat sibuk sekali.
📞"Mama, ingin menjodohkanmu dengan teman masa kecilmu bernama Ririn." ucap Mama Alvaro.
📞 "Mam, aku itu tidak suka sama Ririn." ucap Alvaro dengan nada malas.
📞" Kalian kan teman masa kecil dan kalian berdua sudah kenal lama terlebih orangtua Ririn dan mamah papahmu setuju tentang acara pernikahan ini." ucap Mama Alvaro dengan nada memaksa.
📞 " Tapi Mam?..." ucap Alvaro terpotong.
📞 " Tidak ada tapi - tapian minggu depan harus datang untuk membicarakan tentang acara pertunangan." perintah Mamanya.
📞" Baik Mam, tapi bilang sama keluarga Ririn bulan depan membicarakan tentang acara pertunangan jika tidak bersedia perjodohan batal." tegas Alvaro.
📞 " Baiklah mama setuju nanti mama akan membicaraka dengan orangtua Ririn." ucap mama Alvaro mengalah karena mama Alvaro sudah tahu sifat kepala anaknya.
📞" Ok. Bye." ucap Alvaro.
📞 " bye." balas mama Alvaro.
tut tut tut tut tut
Sambungan komunikasi terputus, Alvaro memijat kepalanya karena pusing memikirkan perjodohan dengan Ririn karena Alvaro tidak mencintainya.
Alvaro menganggap Ririn hanya teman masa kecilnya dan sudah dianggap sebagai adiknya karena Alvaro tidak mempunyai adik.
Berulang - ulang Alvaro menghembuskan nafasnya dengan kasar. Roberto yang mendengarkan telephone dan kepusingan tuannya hanya bisa diam karena dirinya tidak bisa memberikan solusi.
Tidak terasa mereka sudah sampai di restoran Karina karena mereka ada janji dengan kliennya PT BAC Company jam 4 sore.
Roberto sang asisten berjalan ke manajer restoran dan manager menunjukkan ruangan VVIP. Alvaro dan Roberto duduk sambil menunggu kedatangan PT BAC Company.
Kebiasaan buat Alvaro dan Roberto datang terlebih dahulu sambil mengamati ruangan dan waspada dengan tatapan elangnya.
Jam 4 sore pas dua orang baru datang dan duduk berhadapan dengan Alvaro dan Roberto. Seorang laki - laki dan seorang perempuan.
" Kenalkan saya Mr. Arlan CEO PT BAC Company dan ini sekretaris saya Ms. Rossi." ucap Mr. Arlan sambil memajukan tangannya untuk mengajak salam kenal.
Alvaro hanya mengangguk sedangkan Roberto membalas uluran tangan pemilik CEO PT BAC Company.
Sekretaris tersebut memandangi Alvaro tanpa berkedip sambil berpura - pura membuka dua kancing kemeja agar terlihat dua gunung kembarnya, tapi Alvaro tidak memperhatikan sama sekali matanya hanya menatap Mr. Arlan.
'Si*l, selama ini tidak ada yang menolak pesonaku.' Ucap Bela dalam hati sambil menahan kesal.
Mereka memesan makanan dan minuman sambil menunggu pesanan datang mereka mengobrol basa basi terlebih dahulu.
Tiga orang pelayan datang membawa pesanan mereka dan di tata di meja makan. Setelah selesai di tata merekapun makan dalam diam. Selesai makan merekapun mulai membicarakan kerjasama bisnisnya.
Setelah beres Alvaro dan Roberto berjalan dengan santai begitu pula dengan kliennya, mereka keluar dari ruangan VVIP. Sampai di mobil merekapun melanjutkan perjalanan menuju mansion untuk beristirahat.
Sampai di mansion Alvaro dan Roberto masuk ke dalam rumah yang sudah dibukakan oleh pelayan.
Mereka naik ke lantai 3 dan masuk ke kamar masing - masing dan mandi karena badannya sangat lelah dan lengket.
Selesai mandi mereka turun ke lantai satu menuju ke meja makan. Mereka makan saling diam tanpa bicara. Selesai makan mereka naik ke lantai tiga dan masuk ke dalam kamar masing - masing untuk istirahat.
'Rasanya jenuh juga tapi sampai saat ini belum ada gadis yang membuat jantungku berdetak kencang.' Ucap Alvaro dalam hati.
'Aku ingin mempunyai kekasih tapi aku tidak enak sama Tuan Muda Alvaro masa aku sudah punya sedangkan Tuan belum. Apalagi aku juga tidak ada waktu untuk mencari pasanganku.' Ucap Ronald dalam hati.
xxxxxxx
Sore ini Alvaro, Roberto dan dokter Jimmy Aleandro beserta anak buah mafia akan melakukan transaksi narkoba dari negara T di kapal pribadi milik Mr. Z.
Alvaro dan Roberto dengan tatapan elangnya melihat Mr. Z dan para anak buah Mr. Z berlalu lalang menjaga sambil mengawasi jika ada sesuatu yang mencurigakan.
Alvaro dan Mr. Z berbincang kemudian Mr. Z meminta barang narkoba dari Alvaro setelah dicek dan mendapatkan ke sepakatan Mr. Z memberikan 4 koper miliknya untuk diberikan ke anak buah Alvaro yang sudah dipercaya untuk di cek ke asliannya.
dor
dor
dor
dor
dor
dor
Tiba - tiba terdengar suara tembakan saling bersahutan sedangkan Alvaro dan Roberto yang sudah tahu situasi langsung mengeluarkan senjata dan menembak anak buah Mr. Z.
Para anak buah Mr. Z banyak yang meninggal di tempat sedangkan para anak buah Alvaro hanya beberapa yang meninggal.
Alvaro mencari Mr. Z karena Mr. Z telah mengkhianatinya. Setelah agak lama mencari akhirnya Mr. Z ditemukan sedang bersembunyi di ruangan rahasia. Alvaro dan Mr. Z saling tembak dan akhirnya Mr. Z tewas tertembak kemudian di buang di laut. Semua para anak buah yang tewas di buang di laut untuk dijadikan santapan para hiu.
Alvaro terkena luka tembak di lengan tangan kanannya dan juga kaki kanannya sehingga Roberto memapah Alvaro ke kamar pribadi milik Mr. Z.
Alvaro dibaringkan di ranjang kemudian dokter Jimmy Aleandro mengeluarkan peluru yang berada di kaki kanan dan lengan tangan kanan Alvaro.
Tidak berapa lama semua peluru berhasil dikeluarkan oleh dokter Jimmy Aleandro. Mereka beristirahat sambil menunggu helikopter yang akan menjemput mereka.
Satu jam kemudian 6 helikopter pun datang dan membawa Alvaro, Roberto dan dokter Jimmy Aleandro serta para anak buahnya meninggalkan kapal pribadi milik Mr. Z.
Satu orang anak buah mafia Alvaro menekan tombol remote ke arah kapal pribadi milik Mr. Z.
Duar
Duar
Duar
Duar
Bunyi suara ledakkan bom membuat kapal pribadi milik Mr. Z terbakar dan hancur dalam sekejap kemudian tenggelam di dasar laut.
Helikopter yang ditumpangi Alvaro, Roberto dan dokter Jimmy Aleandro langsung menuju ke rumah sakit sedangkan helikopter yang lainnya menuju ke markas milik Alvaro.
Alvaro di rawat di rumah sakit dan harus beristirahat selama tiga hari. Semua pekerjaan Alvaro diserahkan oleh asisten Roberto dan di bantu oleh dokter Jimmy Aleandro.
XXXX
Di tempat lain tiga sahabat Felicia, Fransiska dan Feodora menghentikan mobilnya dan parkir di halaman kampus.
Mereka bertiga berjalan dengan santai, banyak pria yang memuji kecantikan mereka hanya para wanita saja yang sangat iri kecantikan tiga sahabat itu.
Seorang pria mendatangi ke tiga gadis itu dan menyapa mereka bertiga.
" Hallo tiga gadis cantik?" ucap pria tersebut sambil tersenyum menggoda.
" Hallo Moko." ucap Felicia lembut
" Hallo juga Moko." balas Feodora
" Hallo juga tampan." balas Fransiska sambil tersenyum malu.
Moko
Moko seorang CEO dan juga mahasiswa tingkat akhir satu kelas dengan Felicia. Moko sangat tergila - gila dengan Felicia tapi Felicia hanya menganggap teman tidak lebih, Felicia selalu mengatakan dengan alasan kalau Felicia hanya ingin fokus kuliah dulu.
Fransiska
Fransiska sudah mulai suka dengan Moko tapi Fransiska tahu kalau Moko tidak menyukainya. Fransiska tahu kalau Moko menyukai Felicia. Membuat Fransiska menyukai secara diam - diam.
" Pulang kuliah kita jalan - jalan yuk?" ajak Moko
Mereka bertiga saling memandang dan menganggukkan kepalanya.
" Ok." jawab mereka serempak
" Pakai mobilku saja nanti mobil kalian di antar oleh anak buahku." ucap Moko
"Ok." Jawab mereka serempak lagi.
Merekapun masuk ke kelas yang berbeda - beda berdasarkan jurusan masing - masing.
Felicia dan Moko masuk ke dalam kelas dan duduk di kursi bersebelahan. Moko selalu memandangi Felicia sedangkan Felicia konsentransi dengan mata kuliah yang diberikan oleh dosen.
Tidak terasa mata kuliah jam pertama telah berakhir. Para mahasiswa dan para mahasiswi keluar untuk istirahat.
Felicia dan Moko berjalan ke kantin, sampai di kantin mereka berdua duduk sambil menunggu Feodora dan Fransiska.
"Fel, aku sangat suka padamu? apakah kamu masih belum bisa membuka hatimu untukku?" tanya Moko sambil mengharapkan cintanya di balas oleh Felicia.
"Maaf Moko, bukannya aku tidak suka padamu tapi aku ingin menyelesaikan kuliahku, sebentar lagi selesai kuliahnya, aku rencana mau kerja dulu baru memikirkan tentang pacaran, kalau kamu mau menunggu tidak apa - apa tapi jika ada yang lebih baik dariku aku tidak akan marah." jawab Felicia lembut dan hati - hati karena takut menyinggung perasaan Moko.
"Hahhh... (Menghela nafas berat) .. Baiklah aku akan menunggumu sampai kamu benar - benar siap." ucap Moko tersenyum kecut dan menahan amarah secara bersamaan.
"Terima kasih Moko." ucap Felicia tulus.
"Sama - sama " balas Moko.
Tidak berapa lama ke dua sahabatnya datang Feodora dan Fransiska. Mereka berempat memesan makanan sambil menunggu pesanan makanan mereka mengobrol kadang mereka tertawa dan terkadang serius.
Makananpun sudah datang, mereka makan dengan perlahan menikmati makanannya tanpa bersuara.
Tidak berasa jam ke dua kuliah di mulai mereka masuk ke dalam kelas masing - masing. Felicia seperti biasa konsentrasi mendengarkan dosen memberikan mata kuliahnya sedangkan Moko hanya menatap Felicia dan terkadang menatap dosennya.
Dalam hati Moko sangat ingin untuk memiliki Felicia tapi dirinya tidak tahu cara untuk bisa mendapatkan hati Felicia. Mungkin besok atau lusa atau entahlah Moko akan mencoba bersabar untuk mendapatkan hati Felicia.
Jam ke dua pun berakhir seperti janji Moko merekapun pergi naik mobil Moko menuju ke mall yang terbesar di kota itu.
Moko membayar semua belanjaan Felicia, Feodora dan Fransiska sebenarnya mereka bertiga tidak setuju tapi Moko memaksanya untuk membayar semua belanjaan mereka dengan alasan Moko mendapatkan keuntungan yang sangat besar dan ingin mentraktir mereka bertiga.
Felicia, Feodora dan Fransiska akhirnya menerimanya. Setelah puas belanja kini mereka nonton bersama. Moko sengaja duduk di tengah - tengah. Felicia yang tahu maksud tersembunyi Moko memberi kode tanpa sepengetahuan Moko agar Feodora dan Fransiska berada di samping kanan dan samping kiri Moko, sedangkan Felicia duduk di sebelah Feodora dan sebelahnya orang lain.
Moko menghembuskan nafas dengan kasar usahanya sia - sia lagi padahal ada rencana ingin memegang tangan Felicia tapi rencananya gagal. Tiga gadis tersebut pura - pura tidak tahu walau sebenarnya tidak tega tapi mau bagaimana lagi terlebih Felicia pernah cerita ke Fransiska dan Feodora kalau dirinya ingin kosentrasi kuliah dulu.
Selesai menonton mereka pergi ke restoran untuk mengisi perut mereka yang kelaparan. Sambil menunggu pesanannya Felicia dan Feodora ingin pergi ke toilet karena ingin memberi kesempatan ke Fransiska untuk mengobrol berdua dengan Moko.
Felicia dan Feodora tahu kalau Fransiska menyukai Moko karena itu mereka sengaja meninggalkan mereka berdua untuk mengobrol siapa tahu dengan begitu Moko bisa melupakan Felicia.
Selesai dari toilet Felicia dan Feodora berjalan menuju ke meja makan. Kebetulan sekali Felicia dan Feodora datang makananpun juga datang. Mereka makan dalam diam.
'Aku akan mengantar mereka dan aku tahu kalau rumah Felicia paling jauh dengan begitu aku bisa menjalankan rencanaku.' Ucap Moko dalam hati sambil tersenyum jahat.
Selesai makan, Moko langsung membayar semua makanan yang tadi di makan juga makanan ke tiga temannya kemudian mereka bertiga pulang dengan di antar oleh Moko ke rumah masing - masing. Felicia sengaja menginap di rumah Feodora karena Felicia tahu pasti Felicia di antar paling terakhir.
"Kok Felicia turun?" Tanya Moko yang melihat Felicia turun bersama Feodora.
"Aku ingin menginap di rumah Feodora." Jawab Felicia sambil tersenyum.
'Kenapa aku merasa kalau Moko ingin berbuat jahat padaku?' Tanya Felicia dalam hati.
Perasaan Felicia yang tidak enak membuat Felicia mengambil keputusan untuk menginap di rumah sahabatnya.
"Terima kasih." Ucap Felicia dan Feodora bersamaan sambil berdiri di depan gerbang.
"Sama-sama." Jawab Moko sambil tersenyum namun dalam hatinya menahan kesal terhadap Felicia.
'Si*l, gagal lagi." Umpat Moko dalam hati sambil menahan amarahnya.
Moko menyalakan mobilnya kemudian mengendarai mobil dengan kecepatan sedang menuju ke mansionnya.
"Kok kamu tidak mau di antar sama Moko?" Tanya Feodora penasaran.
"Aku ingin mengobrol denganmu sambil membicarakan wisuda." Jawab Felicia berbohong.
'Maaf Feodora kalau aku berbohong kalau Aku bicara jujur pasti kamu tidak percaya kalau Moko mempunyai jahat padaku.' Sambung Felicia dalam hati.
'Aku tahu Felicia berbohong tapi biarlah aku tidak boleh ikut campur urusan sahabatku selama urusanku tidak di campuri.' Ucap Feodora dalam hati.
"Ok, kalau begitu kita masuk ke dalam dan mandi karena tubuhku lengket." Ucap Feodora.
"Ok." Jawab Felicia singkat.
Mereka masuk ke dalam mansion dan masuk ke dalam kamar Feodora untuk mandi bergantian karena mereka berencana tidur bersama sambil mengobrol hingga akhirnya tidur.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 68 Episodes
Comments
dani
kok kyak gak asing novelnya
2024-02-28
0