Naila keluar dari dalam kamarnya dengan suasana hati yang sudah membaik,walaupun di hatinya dia masih menyimpan dendam kepada kakaknya dia tidak ingin menunjukkan kemarahan itu di pagi ini.
Raisa dan Irawan sudah menunggunya di meja sarapan,Naila masih melihat kekesalan di wajah kakaknya tapi dia tidak peduli sama sekali.
Naila menatap wajah Abang iparnya semua terlihat biasa saja bahkan abangnya tidak menunjukkan ekspresi apa pun.
Mereka menikmati sarapannya masing-masing tanpa ada yang bersuara kecuali suara denting piring dan sendok.
Setelah irwan selesai sarapan dia beranjak dari tempat duduknya lalu mencium kening istrinya,hal seperti itu adalah kebiasaan yang mereka lakukan semenjak mereka menikah.
"Sayang aku akan pergi kerja,jaga diri mu di rumah dan bayi kita aku pamit." Ucapnya,saat dia beranjak dari tempat duduknya tiba-tiba Naila dan dirinya saling menatap,Naila tersipu malu dan Irwan tersenyum penuh arti yang tidak di mengerti Naila.
Raisa mengantar suaminya sampai ke teras rumah,seperti biasa yang dia lakukan,setelah mobil suaminya menghilang dari pandangannya dia langsung kembali masuk ke dalam rumah dan menonton di ruang tamu.
Naila datang menghampirinya,Raisa yang masih kesal dengan Naila hannya bisa mengabaikannya dari tadi pagi saat Naila menghampiri mereka ke meja makan.
"Naila,kamu tidak perlu,mengurus ku lagi mulai sekarang." Ucap Raisa wajahnya terlihat datar.Naila menatap kakaknya,bukannya bertanya atau membujuk kakaknya Naila malah pergi begitu saja dan mengabaikan kata-kata Kakaknya.
Raisa semakin kesal melihat sikap adiknya yang kurang ajar,entah sejak kapan sikap Naila berubah seperti itu dan bahkan Raisa tidak mengerti kenapa adiknya bisa berubah seperti itu.
Rasanya Raisa tidak sabar sampai nanti sore hari menunggu suaminya pulang,dia ingin meminta suaminya agar mereka memulangkan Naila kembali ke rumah orang tuanya.
Sementara itu Naila di dalam kamar,sedang maskeran dan luluran,sudah dua Minggu ini dia rutin melakukan itu makanya kulitnya semakin mulus dan dia semakin cantik.
Naila merasa hidupnya semakin nyaman tinggal di rumah itu,setelah selesai melakukan semua kegiatannya tiba-tiba dia mendengar suara-suara orang diluar karena sedikit penasaran akhirnya Naila membuka pintu kamarnya dan mengintip dari balik pintu.
"Ternyata ibu yang datang." Ucapnya lalu dia segera keluar dari kamarnya menghampiri ibu dan bapaknya yang datang mengunjungi mereka.
"Ibu...Aku kangen sekali." Naila datang dari kamar lalu memeluk ibunya dengan manja,mungkin karena anak yang paling kecil dia sedikit manja kepada kedua orang tuanya.
"Kamu makin cantik sekali sayang,bagaimana apa kamu senang tinggal di rumah Kakak mu,pasti senang ya..Kamu saja semakin cantik dan pakaian mu juga bagus ibu mau dong sayang." Canda Deden ibunya.Sementara Sardi hannya tersenyum kecil melihat tingkah Naila yang manja.
Sementara itu hati Raisa semakin memanas melihat Naila,dia juga menyadari kalau Naila semakin hari semakin cantik,dia tidak tau kenapa Naila bisa berbuat seperti itu bahkan dia tidak tau apa tujuannya merubah dirinya yang dulu polos sekarang berubah semakin cantik.
"Raisa kamu nyaman tinggal bersama adikmu,kamu harus banyak menasehati adikmu kalau dia ada salah atau dia bandel,jangan sampai dia nakal,masa depannya masih panjang."Nasihat ibunya sambil mengelus rambut Naila.
"Bu...kalau menurut aku lebih baik ibu bawa dia pulang saja,takutnya disini dia jadi bergaul bebas,kami bisa mencari orang lain untuk merawat ku." Ucap Raisa.Kedua orang tuanya saling menatap mereka heran dengan sikap Raisa yang tiba-tiba berubah padahal dulu dia yang paling memaksa untuk membawa adiknya ke rumah mereka.
"Raisa kamu tidak papa sayang?" Tanya Deden, dia takut kalau sampai Raisa dan Naila berantem seperti dulu yang sering terjadi saat mereka masih kecil.
"Tidak papa kok Bu."
Sementara itu Naila hannya bisa diam,dia juga bingung dengan sikap kakaknya yang tiba-tiba begitu benci kepadanya, belum hilang rasa sakit hatinya yang kemarin saat dia dipermalukan di hadapan Abang iparnya sekarang kakaknya malah menyuruh orang taunya untuk membawa dirinya dari sana.
"Raisa ibu tidak mungkin membawa Naila pulang dari rumah mu ini,ibu takut nak Irwan marah,bukan kah Irwan meminta Naila tinggal bersama kalian agar kamu nyaman dan bisa bebas menyuruh Naila tampa harus ada rasa segan." Jawab ibunya.Raisa hannya diam dan tidak memberi komentar apa pun kepada ibunya.
Deden sangat yakin kalau kedua putrinya itu sedang ada masalah karena mereka tidak bicara sama sekali sejak mereka sampai di sana.Hari sudah mulai sore saat Deden dan suaminya hendak pamit tiba-tiba mobil irwan sudah masuk ke halaman hingga akhirnya mereka mengurungkan niat pulang dan menunggu Irwan.
"Ternyata ada bapak ibu,kok kamu tidak kasih tau sama mas kalau mereka disini sayang,kalau aku tau kan aku bisa bawa makanan dari luar." Ucap Irwan lalu menyalami tangan kedua mertuanya penuh sopan.
Raisa memang wanita yang sangat beruntung,dia bisa mendapat suami yang kaya dan anak satu-satunya pula dari Irwan Saputra,dia juga sudah perwira di kepolisian jadi masa depan Raisa sudah cukup terjamin.
Irwan sudah tidak memiliki orang tua laki-laki hannya tinggal ibunya yang sibuk mengurus toko pakainya yang cukup ramai dan sudah memiliki beberapa kariawan.
Belum sempat Raisa memberi kode kepada ibunya, agar tidak menyinggung masalah ucapannya tadi di hadapan suaminya tiba-tiba ibunya langsung berbicara.
"Tidak papa nak Irwan,kami juga sudah mau pulang,kami hannya singgah saja kebetulan disekitar ini ada pesta saudara jauh dan kami di undang." Jawab Deden.
"Nak Irwan,Raisa bilang Naila akan pulang bersama kami,kenapa? Apa Naila malas atau dia susah di atur maafkan ibu nak,Naila mungkin anak paling kecil jadi sedikit manja." Ucap Deden.Irwan tampak bingung dia menatap Raisa seakan meminta penjelasan.
"Tidak kok Bu,selama disini Naila tidak pernah sekalipun membuat masalah,cuma Naila katanya punya pacar tetangga sebelah,kami akan menasehatinya Bu,jadi tidak ada masalah." Ucap Irwan.
Raisa merasa tidak nyaman untuk saat ini,tiba-tiba dia takut kalau suaminya tersinggung atas sikapnya yang memang sedikit berubah kepada Naila.
"Hmm Ibu dan bapak mengira kalau kalian ada masalah kalau begitu bapak sama ibu pamit,ini sudah mulai sore takutnya kami kehabisan angkot."Ucap ibunya lalu mereka beranjak dari sana.
Irwan dan Naila mengantar ibunya ke teras rumah,seperti biasa Irwan selalu memberikan uang kepada kedua mertuanya,dan itu pula yang membuat Deden dan Sardi begitu menghargai Irwan.
Setelan ibunya pergi Naila langsung masuk ke dalam rumah seakan menunjukkan dirinya sedang marah kepada Irwan dan Raisa atas sikap Raisa yang aneh.
💗💗💗 Bersambung 💗💗💗
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 61 Episodes
Comments
Santi Rizal
si Naila di grepein KK ipar ko ga kerasa sih
2024-09-09
0
Agustina pandiangan
makasih banyak ya Kaka udah mampir 🙏🙏 kadang kisah di novel ada juga dari pengalaman orang kk
2023-04-27
0
STARLA my journey
ini bkn kisah fiksi belaka tp real story plot twist ny
waktu aku kecil ad adik.mamaky yg numpang ma kita
ternyata dia mlh goda ayahku
tp syukur mama ku sigap blm smp parah
tanteku di usir dan smp akhr hidup mama ku
mom ku g mau ketemu dan bilang ke kita jgn berurusan ma mereka bnyk mudhorotny
2023-04-27
0