Bab 3 ~ Kesal ~

Tidak terasa Naila sudah sebulan tinggal di rumah kakaknya,semakin hari penampilannya semakin cantik,kulitnya juga semakin putih di tambah bodinya yang langsing membuat dia tumbuh menjadi wanita yang sangat menarik.

Tidak pernah sedikit Raisa curiga terhadap adiknya,apalagi Naila yang begitu perhatian kepadanya bahkan mengurusnya begitu baik.

"Naila semakin hari kamu semakin cantik saja apa kamu sering melakukan perawatan?" Tanya Raisa ingin tau.

"Tidak Kakak mungkin aku saja memang yang cantik dari lahir tapi kemarin-kemarin pada saat aku masih sekolah aku tidak pandai merawat diri." Jawab Naila santai.

Mereka berdua tertawa bersama,sejak hubungan mereka semakin membaik Raisa memang semakin perhatian kepada Naila,apalagi Naila yang begitu baik dan peduli dengannya.

Kalau siang hari Naila tidak punya pekerjaan apa pun, karena semua pekerjaan rumah di lakukan oleh ART.Sore harinya setelah mandi sore Naila keluar dari rumah rencananya untuk menghirup udara segar.Di perjalanan seorang pria menyapanya dengan sopan,pria itu adalah Yanto supir tetangga mereka.

Yanto sudah lama naksir Naila,bahkan diam-diam dia sering memperhatikan Naila bukannya Naila tidak tau perhatian Yanto tapi bagi dia Yanto bukan lah levelnya karena dia juga ingin seperti kakaknya memiliki suami kaya dan juga memilki pekerjaan mapan.

"Naila kamu mau kemana?" Tanya Yanto dia keluar dari halaman majikannya sambil mendekati Naila yang acuh terhadapnya.

"Mau jalan sore mas buang suntuk." Jawab Naila dengan cuek.

"Hmm...Boleh tidak mas temani?" Tanya Yanto tulus.Semenjak Naila tinggal di tempat itu ini pertama kalinya dia bisa berbicara leluasa dengan Naila karena selama ini Naila selalu cuek dan mengabaikan dia.Yanto mengira kalau Naila itu pembantu di rumah itu.

"Hmm terserah mas saja,memangnya majikan kamu tidak marah kalau kamu meninggalkan rumah?" Tanya Naila,sebenarnya dia malas untuk mengobrol dengan Yanto tapi karena tidak ingin di katakan sombong Naila akhirnya melayani dia berbicara.

"Tidak juga kalau hannya sesekali.Terus kalau kamu? majikan mu tidak marah kalau kamu keluar dari rumah?"

Naila tersenyum kesal saat mendengar pertanyaan Yanto,dia tidak menyangka kalau tetangga-tetangga disana mengira dia sebagai pembantu.

"Memangnya mas lihat aku ini mirip pembantu ya?

"Tidak juga,makanya aku heran kok wanita secantik kamu mau jadi pembantu padahal mungkin banyak pekerjaan yang menanti mu di luar sana selain pembantu." Jawab yanto dengan senyum penuh cinta.

"Aku bukan pembantu mereka,istri pemilik rumah itu kakak ku,aku disini hannya sementara menunggu aku kuliah." Jawab Naila.Dan saat itu mobil Irawan terlihat dari kejauhan hingga akhirnya sampai di hadapan mereka.

"Naila apa yang kamu lakukan di luar sini dengan pria...Masuk..." Yanto terlihat takut pada saat itu,wajahnya pucat pasi apalagi waktu itu Irawan masih memaki dinasnya.

Naila cukup senang karena Irawan datang tepat pada waktunya,dia sudah malas melayani Yanto untuk bicara bagi dia tidak ada untungnya kalau berbicara dengan orang miskin yang pekerjaannya hannya seorang supir.

"Kamu mau kemana? terus ngapain kamu berbicara dengan sembarang pria diluar sana..Kamu tidak takut kalau ada yang melihat mu dan akhirnya akan menimbulkan fitnah?"Naila merasa aneh dengan sikap Irawan yang begitu marah kepadanya saat dia melihat dirinya berbicara dengan pria lain di jalan.

"Aku bosan di rumah bang jadi aku keluar sebentar untuk cari angin." Jawab Naila.Irawan yang pokus mengendarai mobilnya tiba-tiba menoleh kearahnya.

"Kamu bosan di rumah? baiklah aku akan membawa mu jalan-jalan tapi kamu harus merahasiakan ini dari kakak mu." Ucap Irawan lalu membelokkan mobilnya dan membawa Naila keluar dari gang perumahan mereka.

"Baik bang makasih banyak.Kakau aku tau Abang mau membawa ku keluar setidaknya aku pakai baju yang lebih layak." Naila terlihat menyesal karena penampilannya yang buruk hari ini.

"Sudahlah bagaimana pun penampilan mu di mataku, kamu tetap cantik." Puji Irawan tampa sadar.Naila sangat kaget mendengar kata-kata Abang iparnya,dia menoleh ke arah Abangnya memastikan kalau abangnya tidak menyadari ucapannya itu.

"Bang kamu bilang apa barusan?" Tanya Naila menatap Irawan.

"Memangnya aku ngomong apa barusan,aku ngelantur ya,mungkin karena aku kelelahan dan pikiran ku sedang tidak konsentrasi sama sekali." Jawab Irawan.Naila juga yakin kalau irawan tidak sadar akan kata-kata Abang iparnya akhirnya dia hannya diam tidak mungkin dia memaksa Irawan untuk mengingat semua ucapannya itu.

Mobil mereka sampai di supermarket,Irawan mengajak Naila masuk ke dalam untuk jalan-jalan dan hal seperti ini kesenangan bagi Naila.

"Naila kamu beli saja apa yang kamu inginkan." Ucap Irawan.Mereka mengelilingi supermarket itu,waluapun itu hannya sekedar supermarket disana cukup lengkap segalanya dari pakaian sampai peralatan rumah tangga.

Saat melewati toko pakaian,Irawan berhenti disana dan Naila juga mengikuti langkah kaki abangnya.

"Kamu mau beli baju? beli saja kamu sudah lama tinggal di rumah aku tidak mau kamu terlihat seperti orang kampung.Pilih mana yang kamu mau." Ucap Irawan sambil mengelilingi seluruh toko pakaian hingga Irwan berhenti di toko pakaian dalam wanita.

"Kamu belikan satu ini untukmu aku rasa kamu sangat cocok memakai ini." Ucap Irwan sambil menunjukkan satu lingerie ungu yang sangat seksi.Sebenarnya Naila cukup kaget saat Irwan memberikan itu untuknya tapi karena itu pemberian abangnya dia tidak menolak sedikit pun membuat Irwan semakin berani.

Setelah memilih satu lingerie,Irwan semakin berani memberikan kepadanya beberapa biji dari warna ungu,merah dan pink.Sementara itu Naila tidak menolak sama sekali bahkan wajahnya terlihat sangat bahagia.

Setelah membeli empat biji lingerie,mereka lalu meninggalkan toko itu,setelah itu mereka kembali mengelilingi tempat itu hingga puas.

"Kamu sudah puas jalan-jalan hari ini Naila,apa masih ada yang ingin kamu kunjungi?" Tanya Irwan.Naila menggeleng tanda tidak ada dan akhirnya mereka meninggalkan supermarket dan kemabli ke rumah.

"Naila Aku tidak ingin kakak mu melihat kita bagaimana kalau kamu turun disini saja,kamu ke rumah jalan kaki!!" Ucap Irwan.Naila setuju walaupun dia merasa tidak senang sama sekali.

Sementara itu Raisa sudah menunggu Irwan dari beberapa jam yang lalu,karena tidak biasanya dia pulang terlalu sore.

"Kamu tidak tau kemana Naila pergi bibi?"

"Tidak nyonya tadi katanya dia hannya jalan-jalan sore tapi ini sudah lebih dari dua jam."Jawab Art nya.

Pada saat itu dia mendengar mobil suaminya yang memasuki halaman rumah,Raisa langsung menghampiri suaminya ke halaman rumah karena sudah tidak sabar menunggunya di rumah.

"Mas kamu dari mana lama sekali?" Tanya Raisa Irwan cukup kaget dia menyimpan barang Naila ke dalam mobil kembali takut kalau Raisa sampai melihatnya.

"Biasa banyak pekerjaan di kantor." Jawab Irwan singkat.Belum sempat menanyakan tentang Naila yang belum pulang tiba-tiba Naila masuk ke halaman rumah juga membuat Raisa sedikit kaget.

"Kalian kok bisa pulang sama?"

💗💗💗bersambung 💗💗💗

Terpopuler

Comments

Santi Rizal

Santi Rizal

mulai curiga Raisa

2024-09-09

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 ~ Pendahuluan ~
2 Bab 2 ~ Tidak ada yang aneh ~
3 Bab 3 ~ Kesal ~
4 Bab 4 ~ Merasa aneh ~
5 Bab 5 ~ Terulang kembali ~
6 Bab 6 ~ Kamu sudah gila ~
7 Bab 7 ~ Ketahuan ~
8 Bab 8 ~ Lebih baik kamu pergi ~
9 Bab 9 ~ Aku sudah kecewa ~
10 Bab 10 ~ Hubungan yang gelap ~
11 Bab 11 ~ Ada yang aneh ~
12 Bab 12 ~ Kebahagian yang penuh dusta ~
13 Bab 13 ~ Kamu berbohong mas ~
14 Bab 14 ~ Kamu tega mas ~
15 Bab 15 ~ Kamu hebat ~
16 Bab 16 ~ Sabar sayang ~
17 Bab 16 ~ Terpukul ~
18 Bab 18 ~ Bertahan ~
19 Bab 19 ~ Belajar banyak hal
20 Bab 20 ~ Menutup mata ~
21 Bab 21 ~ Cinta karena nafsu ~
22 Bab 22 ~ Wanita murahan ~
23 Bab 23 ~ Belajar melupakan ~
24 Bab 24 ~ Aku bukan orang bodoh ~
25 Bab 25 ~ Mengabaiakan ~
26 Bab 26 ~ Cemburu ~
27 Bab 27 ~ Menunggu ~
28 Bab 28 ~ Mertua yang baik ~
29 bab 29 ~ Mencari tau ~
30 Bab 30 ~ Aku mencintai mas Irwan ma...~
31 Bab 31 ~ Anak kurang ajar ~
32 Bab 32 ~ Wanita gila ~
33 Bab 33 ~ Melahirkan tanpa suami ~
34 Bab 34 ~ Ceraikan aku mas ~
35 Bab 35 ~ kalian egois ~
36 Bab 35 ~Di usir ~
37 Bab 36 ~ Maafkan dia sayang ~
38 Bab 37 ~ Biarkan karma yang bekerja ~
39 Bab 39 ~ Jalani saja mas ~
40 40 ~ Kebohongan ~
41 Bab 41 ~ Sesak di hati ~
42 Bab 42 ~ Suami yang hebat ~
43 Bab 43 ~ Harus kuat ~
44 Bab 44 ~ Biarkan saja ~
45 Bab 45 ~ Melupakan mu ~
46 Bab 46 ~ Pelajaran ~
47 Bab 47 ~ Kejutan ~
48 Bab 48 ~ Ada apa sih bu ~
49 Bab 49 ~ Kemarahan Raisa ~
50 Bab 50 ~ Kalian orang tua yang jahat ~
51 Bab 51 ~ Anak durhaka ~
52 bab 52 ~ Aku sangat menyesal ~
53 Bab 53 ~ Pelakor jahanam ~
54 Bab 54 ~ Nasib baik ~
55 Bab 55 ~ Kita sudah cerai ~
56 Bab 56 ~ Penderitaan ~
57 Bab 57 ~ Maafkan ibumu ini Raisa
58 Bab 58 ~ Jatuh ~
59 Bab 59 ~ Wanita penyakitan ~
60 Bab 60 ~ permintaan maaf ~
61 Bab 61 ~ Meninggalkan kota ini ~
Episodes

Updated 61 Episodes

1
Bab 1 ~ Pendahuluan ~
2
Bab 2 ~ Tidak ada yang aneh ~
3
Bab 3 ~ Kesal ~
4
Bab 4 ~ Merasa aneh ~
5
Bab 5 ~ Terulang kembali ~
6
Bab 6 ~ Kamu sudah gila ~
7
Bab 7 ~ Ketahuan ~
8
Bab 8 ~ Lebih baik kamu pergi ~
9
Bab 9 ~ Aku sudah kecewa ~
10
Bab 10 ~ Hubungan yang gelap ~
11
Bab 11 ~ Ada yang aneh ~
12
Bab 12 ~ Kebahagian yang penuh dusta ~
13
Bab 13 ~ Kamu berbohong mas ~
14
Bab 14 ~ Kamu tega mas ~
15
Bab 15 ~ Kamu hebat ~
16
Bab 16 ~ Sabar sayang ~
17
Bab 16 ~ Terpukul ~
18
Bab 18 ~ Bertahan ~
19
Bab 19 ~ Belajar banyak hal
20
Bab 20 ~ Menutup mata ~
21
Bab 21 ~ Cinta karena nafsu ~
22
Bab 22 ~ Wanita murahan ~
23
Bab 23 ~ Belajar melupakan ~
24
Bab 24 ~ Aku bukan orang bodoh ~
25
Bab 25 ~ Mengabaiakan ~
26
Bab 26 ~ Cemburu ~
27
Bab 27 ~ Menunggu ~
28
Bab 28 ~ Mertua yang baik ~
29
bab 29 ~ Mencari tau ~
30
Bab 30 ~ Aku mencintai mas Irwan ma...~
31
Bab 31 ~ Anak kurang ajar ~
32
Bab 32 ~ Wanita gila ~
33
Bab 33 ~ Melahirkan tanpa suami ~
34
Bab 34 ~ Ceraikan aku mas ~
35
Bab 35 ~ kalian egois ~
36
Bab 35 ~Di usir ~
37
Bab 36 ~ Maafkan dia sayang ~
38
Bab 37 ~ Biarkan karma yang bekerja ~
39
Bab 39 ~ Jalani saja mas ~
40
40 ~ Kebohongan ~
41
Bab 41 ~ Sesak di hati ~
42
Bab 42 ~ Suami yang hebat ~
43
Bab 43 ~ Harus kuat ~
44
Bab 44 ~ Biarkan saja ~
45
Bab 45 ~ Melupakan mu ~
46
Bab 46 ~ Pelajaran ~
47
Bab 47 ~ Kejutan ~
48
Bab 48 ~ Ada apa sih bu ~
49
Bab 49 ~ Kemarahan Raisa ~
50
Bab 50 ~ Kalian orang tua yang jahat ~
51
Bab 51 ~ Anak durhaka ~
52
bab 52 ~ Aku sangat menyesal ~
53
Bab 53 ~ Pelakor jahanam ~
54
Bab 54 ~ Nasib baik ~
55
Bab 55 ~ Kita sudah cerai ~
56
Bab 56 ~ Penderitaan ~
57
Bab 57 ~ Maafkan ibumu ini Raisa
58
Bab 58 ~ Jatuh ~
59
Bab 59 ~ Wanita penyakitan ~
60
Bab 60 ~ permintaan maaf ~
61
Bab 61 ~ Meninggalkan kota ini ~

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!