Amor menatap ke arah ayahnya yang terbaring lemah di ranjang. Ia tak bisa melakukan apapun untuk memberikan balas Budi kepada ayahnya selain selalu menjaga ayahnya dengan baik. Selain itu juga Amor sangat berusaha untuk berbuat baik serta menjadi orang yang hebat agar bisa membanggakan ayahnya.
"Papa, bangunlah. Apakah kau tidak lelah sama sekali terus menutup mata mu?" tanya Amor dengan napas lelah.
Wanita itu melewati begitu banyak rintangan selama ini. Memang benar Liam lah yang selalu melindunginya, akan tetapi Amor merasa jika ia tak butuh perlindungan Liam sebab dirinya merasa sangat terkekang jika bersama dengan pria itu.
"Ada apa? Tampaknya kau sangat kelelahan sekali." Liam mencoba untuk menjauhkan anak rambut yang menutupi mata Amor.
Amor refleks seketika langsung menepis tangan pria itu dan membuat laki-laki tersebut sangat terkejut. Ia memandang ke arah Amor dengan tatapan kesalnya.
"Apa yang sedang kau lakukan?"
Amor memandang berani ke arah Liam. "Aku tidak bisa terus bersama mu. Banyak pekerjaan yang di luar sana yang bisa kau lakukan dan lebih menguntungkan. Menjaga ku bukanlah perkara yang mudah apalagi itu sangat membahayakan nyawa mu. Aku pasti baik-baik saja, kau tak usah peduli dengan ku dan harus mengorbankan nyawa mu," ucap Amor dengan tatapan kosongnya yang mengarah ke sang ayah.
Akan tetapi Liam sama sekali tak bersuara dengan lontaran kata yang secara tidak langsung ingin memecat dirinya tersebut. Terdengar helaan napas kasar yang berasal dari pria tersebut. Kemudian ia pun menghampiri Amor dan kemudian meletakkan tangannya di pundak wanita itu dan secara otomatis membuat Amor terkejut dan sekaligus ketakutan.
Liam pun mendekatkan bibirnya ke telinga wanita itu. Sejenak ia menunjukkan seringan yang sangat mengerikan. Amor yang merasakan hal tersebut bergidik ngeri dan tubuhnya meremang.
"Kau tidak bisa melakukannya. Memecat ku tidak ada gunanya, yang hanya bisa memecat ku adalah ayah mu bukan kau. Kau hanyalah anak kecil yang tidak tahu apapun."
Amor memandang ke arah laki-laki tersebut tersebut dengan tatapan bertanya-tanya. Baru kali ini ada orang yang ingin menentang maut. Bersama dengan pria itu adalah kesalahan terbesar yang pernah dibuat olehnya.
"Kau siapa? Aku di sini adalah tuan mu."
"Tuan ku, hanya tuan mudah Karel. Kau hanyalah anak angkatnya. Aku tidak akan melepaskan mu sebelum apa yang aku inginkan tercapai. Kau masih sangat berguna untuk ku," ucap laki-laki tersebut lalu berdiri tegak dengan benar.
Kemudian ia memandang ke arah tuan Muda Karel dengan tatapan tajam namun tersirat kesedihan di dalam sana.
"Kau hanyalah orang jelek yang tidak pantas untuk menjadi penjaga ku." Entah kenapa Amor tiba-tiba mengatakan hal tersebut, mungkin karena ia sudah terlalu kesal dan tidak bisa mengerem kata-katanya lagi.
Liam memandang ke arah Amor seolah tak peduli dan kemudian menatap ke arah Karel dengan tatapan yang tidak bisa dijelaskan.
"Baiklah, aku rasa kau sudah puas untuk melihat ayah mu."
Kemudian Liam menarik tangan Amor keluar. Amor bisa apa, perempuan tersebut hanya membiarkan tubuhnya dibawah oleh pria tersebut.
__________
Amor menatap ke arah teman sekelasnya yang sibuk dengan kegiatan mereka masing-masing. Hanya dirinya yang diam dan tak melakukan apapun, seakan-akan ia memiliki masalah yang sangat berat.
Margaretha melihat Amor dari tadi terus diam pun lantas menghampirinya. Ia bahkan tahu jika Amor mungkin tak menyadari kedatangannya.
"Amor apa yang sedang kau pikirkan? Sepertinya masalah mu kali ini sangat besar sekali. Aku tahu kau biasanya memang tidak bisa bergaul dan selalu menyimpan masalah sendiri, tapi kita semua ini berteman tidakkah kau bisa menceritakan masalahmu?"
Amor memandang ke arah Margaretha dengan tatapan sendu. Seketika itu juga ia terisak membuat orang-orang yang ada di kelas itu kompak menatap ke arah Amor.
"Aku tidak bisa mengatakannya, tapi kalian semua tahu jika aku trauma masa lalu, lebih baik aku hidup di jalanan. Mungkin waktu ku hanya tinggal beberapa waktu saja dan selebihnya mungkin kita tak bisa bertemu lagi," ucapnya dengan sangat putus asa.
Margaretha yang mendengar hal tersebut pun langsung teridam. Ia memandang ke arah Amor dengan tatapan kasihan. Amor sudah menebak jika mereka semua akan memandangnya seperti itu.
"Amor, kau tenanglah kami pasti akan melindungimu," ucap teman-teman sekelasnya yang sangat peduli dengannya.
Akan tetapi Amor menggelengkan kepalanya, "jangan gegabah. Maslaah ini sangat besar dan biasa membahayakan kalian dan orang terdekat. Aku tidak ingin teman-teman ku yang lain juga ikut terseret dalam kasus ini. Lebih baik aku akan mengatasinya sendiri."
___________
TBC
JANGAN LUPA LIKE DAN KOMEN SETELAH MEMBACA. TERIMA KASIH SEMUANYA YANG SUDAH MEMBACA.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 58 Episodes
Comments
Defi
Amor kamu gadis yg kuat 💪
2023-04-24
0